Professional Documents
Culture Documents
Journal Reading - Haemostatic Resuscitation
Journal Reading - Haemostatic Resuscitation
HEMOSTATIK
Haemostatic Resusitation
R. P. Dutton*
Department of Anesthesia and Critical Care, University of Chicago, Anesthesia
Quality Institute 520 N. Northwest Highway,
Park Ridge, IL 60068, USA
Ringkasan
2
“
Kata Kunci :
Resusitasi, Transfusi, Trauma
3
Patofisiologi
Syok
Hemoragik
Proses menuju syok
Proses Trauma
Trauma
kerusakan
langsung ke
jaringan oleh
energi eksternal
Cedera jaringan
Gangguan • menyebabkan
perdarahan dan
pembuluh darah penurunan
dan parenkim curah jantung
organ padat
Kompensasi
• peningkatan
sistemik
denyut jantung
peningkatan dan
aliran simpatik vasokonstriksi
outflow
Metabolisme
tertekan, dan anaerobik
Sel rusak dan di bereaksi melalui menghasilkan
bawah perfusi pelepasan toxin dan produk samping
mediator metabolik (asam
laktat)
9
Proses Trauma
10
Patofisiologi Syok Hemoragik
Koagulopati
Mediator inflamasi
Fibrinolitik
Perlukaan
secara Distress sel
langsung
Toksin
(contoh laktat)
Apoptosis Nekrosis
Kegagalan organ
Subakut:
Otak, jantung
Kematian
11
Patofisiologi Syok Hemoragik
■ Koagulopati perdarahan
iskemia cedera seluler lebih
lanjut kematian
■ Faktor pembekuan yang tersedia
dan cadangan trombosit ↓ +
asidosis serum + hipotermia
sistemik lingkaran setan
perdarahan
Patofisiologi Syok Hemoragik
17
Tujuan Resusitasi
mengembalikan
pengiriman
oksigen sistemik Mengembalikan
agar kembali CO sambil tetap
Setelah
pada kondisi memantau Resusitas
fisiologis seperti
semula.
tanda-tanda i
vital, nilai lab, Monitoring
dan komposisi pasien
darah. berkala,
pengukuran
CO, perfusi
jaringan,
Banyak pasien dengan trauma kepala masih dalam BGA dan
keadaan hipoperfusi walaupun tanda-tanda vital sudah serum laktat
membaik (Occult hyperfusion)
18
Rekomendasi tiap
elemen resusitasi yang
terbukti :
25
Hipotensi terkendali
29
Hipotensi terkendali
30
Support Koagulasi
31
■ terapi transfusi harus sering
dimulai sebelum muncul
gambaran yang jelas cedera
terjadi pada pasien
■ strategi resusitasi menekankan
support awal proses koagulasi.
Dalam praktiknya, ini berarti
transfusi plasma, trombosit,
dan factor concentrates yang
lebih awal dan lebih agresif
■ Perawatan dimulai dengan
mengendalikan perdarahan
eksternal yang signifikan.
■ Penekanan langsung pada luka
adalah pendekatan pertama
yang didukung oleh perban
hemostatik yang diikuti dengan
aplikasi tourniquet bila perlu dan
layak.
■ Tekanan arteri dibiarkan tetap
rendah selama ada bukti perfusi
organ yang kritikal
■ Pemberian cairan kristaloid atau
colloid diminimalisasi
■ diutamakan untuk pemberian
sel darah merah dan plasma
■ Agen antifibrinolytic, biasanya
asam traneksamat, diberikan
secepat mungkin adanya
kecurigaanTerhadap pendarahan
yang berpotensi mematikan.
Support Koagulasi
Chowdary dkk,
39
■ Pemberian agen anestesi secara dini dan
agresif untuk mengurangi aliran keluar
simpatis dan melebarkan pembuluh darah
vaskular yang menyempit telah dianggap
memiliki manfaat yang penting.
■ Pendekatan ini memiliki manfaat emosional
dan psikologis, dan yang paling disukai oleh
kebanyakan pasien prospektif.
■ Setiap obat yang mengurangi kesadaran
atau rasa sakit juga akan mengurangi aliran
keluar simpatik, demikian juga dengan
cardiac output.
■ Banyak agen anestesi yang biasa digunakan (misal : propofol,
midazolam, gas volatil) adalah vasodilator langsung dan inotropik
negatif, akan tetapi walaupun relatif 'aman' pada pasien euvolaemik
(misalnya ketamin, opioid, etomidate) dapat menyebabkan
hipotensi yang tiba-tiba dan bahkan henti jantung pulseless saat
diberikan kepada pasien dalam syok hemoragik.
○ Konsekuensi hipotensif akibat vasodilatasi langsung dan pengurangan
tidak langsung pada pelepasan katekolamin semakin diperburuk oleh
intubasi dan ventilasi tekanan positif.
■ Tidak ada penelitian terkontrol yang menilai kedalaman anestesi
dengan monitor aktivitas otak selama perdarahan berat.
■ Hal yang tidak biasa melakukan observasi pada pasien syok
hemoragik di ruang operasi yang hanya menerima dosis kecil
amnestic (misalnya skopolamin), agen penghambat neuromuskular
dan tanpa analgesik atau obat penenang lainnya.
■ Meskipun hal ini memungkinkan terjaganya mekanisme
vasokonstriksi alami, dan dengan demikian akan lebih banyak
tekanan arteri dengan lebih sedikit cairan yang diberikan, yang juga
mempertahankan patofisiologi syok: iskemia jaringan dan sistem
organ dalam.
41
■ Ada kemungkinan bahwa outcome jangka panjang
akan meningkat dengan pemberian cairan dan
anestesi yang tertitrasi, yang menargetkan aliran
tinggi, tekanan rendah dalam keadaan vasodilatasi
yang memulihkan perfusi jaringan tanpa
meningkatkan tekanan arteri yang cukup tinggi untuk
meningkatkan perdarahan.
■ Dengan akses i.v. modern, perangkat infus cepat, dan
obat onset cepat, ahli anestesi memiliki kemampuan
untuk melakukan titrasi ini secara real time, misalnya
mengganti-ganti bolus kecil cairan (200 ml) dengan
dosis kecil fentanil (50-100 mg) hingga kedalaman
tingkat anestesi tercapai.
○ memungkinkan peningkatan perfusi jaringan, yang
menyebabkan pelepasan lebih sedikit dari senyawa fibrinolitik
dan inflamasi, tanpa meningkatkan laju perdarahan
42
Teori ini didasarkan pada patofisiologi
syok.
menjelaskan menjelaskan
perbedaan beberapa perubahan
pengamatan pada
tindakan yang dilihat
kelangsungan
perioperative untuk
dari percobaan
derajat yang sama hipotensi yang
pada transfusi berat disengaja pada hewan,
pada kasus trauma yang berhubungan
(11% berdasar dengan manusia, karena
penelitian percobaan pada hewan
sebelumnya) dan harus cukup pembiusan
pembedahan elektif (untuk alasan etika dan
pada pasien (2-5%).
Belum ada penelitian yang telah
logik)
ditelaah mengenai penggunaan dini
anestesi dalam pada pasien trauma.
43
Arah Penelitian Selanjutnya
“
Resusitasi yang tepat untuk mengatasi secara efektif
pasien dengan perdarahan telah berkembang saat ini,
dan akan berlanjut pada masa mendatang. Penggantian
volume, transfusi produk darah, media inflamator,dan
manajemen anestesi sangat penting untuk
mendapatkan hasil yang baik, dan semuanya masih
perlu diteliti lebih lanjut. Ahli perawatan trauma militer
dan warga sipil berpendapat nantinya semua akan lebih
baik, termasuk cara yang saat ini berkembang akan
makin banyak penelitian yang membahasnya dalam
bidang klinis.
45
Terimakasih
Semoga
bermanfaat
46
RESUSITASI
HEMOSTATIK
Haemostatic Resusitation
R. P. Dutton*
Department of Anesthesia and Critical Care, University of Chicago, Anesthesia
Quality Institute 520 N. Northwest Highway,
Park Ridge, IL 60068, USA