You are on page 1of 70

#F0

GANGGUAN
MENTAL
ORGANIK DAN
SIMTOMATIK
Beberapa kondisi medis yang muncul
dengan gejala neuropsikiatri
Neurological
• Cerebrovascular disorders (hemorrhage, infarction)
• Head trauma (concussion, posttraumatic hematoma)
• Epilepsy (especially complex partial seizures)
• Narcolepsy
• Brain neoplasms (primary or metastatic)
• Normal pressure hydrocephalus
• Parkinson's disease
• Multiple sclerosis
• Huntington's disease
• Dementia of the Alzheimer's type
• Metachromatic leukodystrophy
• Migraine
Autoimmune
• Systemic lupus erythematosus
Neoplastic
• Central nervous system primary and metastatic tumors
• Endocrine tumors
• Pancreatic carcinoma
• Paraneoplastic syndromes
Endocrine
• Hypothyroidism
• Hyperthyroidism
• Hypoadrenalism
• Hyperadrenalism
• Hypoparathyroidism
• Hyperparathyroidism
• Hypoglycemia
• Hyperglycemia
• Diabetes mellitus
• Panhypopituitarism
• Pheochromocytoma
• Gonadotrophic hormonal disturbances
• Pregnancy
Metabolic and systemic
 Fluid and electrolyte disturbances (e.g., syndrome of
inappropriate antidiuretic hormone secretion [SIADH])
 Hepatic encephalopathy
 Uremia
 Porphyria
 Hepatolenticular degeneration (Wilson's disease)
 Hypoxemia (chronic pulmonary disease)
 Hypotension
 Hypertensive encephalopathy
Toxic
• Intoxication or withdrawal associated with drug or alcohol abuse
• Adverse effects of prescribed and over-the-counter medications
• Environmental toxins (volatile hydrocarbons, heavy metals,
• carbon monoxide, organophosphates)
Nutritional
• Vitamin B12 deficiency (pernicious anemia)
• Nicotinic acid deficiency (pellagra)
• Folate deficiency (megaloblastic anemia)
• Thiamine deficiency (Wernicke-Korsakoff syndrome)
• Trace metal deficiency (zinc, magnesium)
• Nonspecific malnutrition and dehydration
Infectious
• Acquired immune deficiency syndrome (AIDS)
• Neurosyphilis
• Viral meningitides and encephalitides (e.g., herpes simplex)
• Brain abscess
• Viral hepatitis
• Infectious mononucleosis
• Tuberculosis
• Systemic bacterial infections (especially pneumonia) and viremia
• Streptococcal infections
• Pediatric infection-triggered, autoimmune neuropsychiatric disorders
Gangguan Mental Organik

F00 Demensia pada penyakit Alzheimer

F01 Demensia Vaskular


F02 Demensia pada penyakit lain YDK

F03 Demensia YTT

F04 Sindrom Amnesik Organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya

F05 Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya

F06 Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
Gangguan kepriadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan,kerusakan dan
F07 disfungsi otak
F09 Gangguan mental organik atau simtomatik YTT
DEMENSIA
Etimologi:
Bahasa latin: De  dari atau keluar dari
Mens  ingatan atau akal
Definisi :
(WHO)
“sindrom neurodegeneratif yang timbul karena adanya kelainan
yang bersifat kronis dan progesifitas disertai dengan
gangguan fungsi luhur multiple seperti kalkulasi, kapasitas
belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada
demensia tidak terganggu. Gangguan fungsi kognitif
biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku,
dan motivasi”
Demensia
“Sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat
kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal
yang multiple (multiple higher cortical function) termasuk
didalamnya daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap,
berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai”
Pedoman Diagnosis
#F00 Dimensia Pada Penyakit
Alzheimer
Onset Dini F00.0
- Onset sebelum usia 65
tahun
- Perkembangan gejala
cepat dan progresif
Onset Lambat F00.1
- Riwayat keluarga
- Onset sesudah usia
alzheimer
65 tahun
- Perkembangan
penyakit lambat
- Gangguan daya ingat
sebagai gambaran
utama
Tipe tak khas/ campuran - Riwayat keluarga
F00.2 alzheimer
- Yang tidak sesuai
dengan F00.1 dan
F00.2
- Merupakan dementia
alzheimer+vaskular
DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER

• Penyakit degeneratif otak primer


• Etiologinya tidak diketahui
• Gambaran neuropatologis dan neurokimia yang khas
• Biasanya onset dan berkembang secara lambat laun tetapi pasti dalam
beberapa tahun ( 2 atau 3 tahun, dapat lebih lama )
• Pedoman diagnosis
• Terdapat gejala demensia seperti di atas
• Onset yang tersembunyi dengan deteriorasi lambat
• Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari penyelidikan khusus bahwa kondisi
mental dapat disebabkan penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan
demensia ( mis : hipotiroidi, hematoma subdural, hiperkalsemia )
• Tidak adanya serangan apopleptik mendadak, hemiparesis, hilangnya daya sensorik,
defek lapangan pandang mata dan inkoordinasi dalam masa dini dari gangguan itu
(walau fenomena ini dikemudian hari dapat bertumpang tindih )
#F01 Dimensia Vaskular
Demensia vaskular = demensia
Arteriosklerotik, termasuk demensia
multi – infark
Dibedakan dari demensia pada penyakit Alzheimer dalam hal ;
-riwayat onset-nya
-gambaran klinis
-dan perjalanan penyakitnya
 Yang khas adanya riwayat iskemia sepintas (T.I.A) dengan gangguan
kesadaran sepintas
 Paresis yang sejenak atau hilangnya penglihatan
 Hendaya daya ingat dan daya pikir menjadi nyata
 Dapat mendadak, biasa pada usia lanjut sesudah satu episode
iskemik yang jelas
 Etiologi : infark otak karena penyakit vaskular termasuk penyakit
hipertensif serebrovaskular
 Infark kecil - efek kumulatif
Pedoman diagnostik
• Gejala demensia
• Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata
• Insight dan Judgement ---- relatif baik
• Onset mendadak atau deteriorasi bertahap, terdapat tanda dan gejala neurologis
fokal
• Pada beberapa kasus - penetapan hanya dengan C.T Scan atau pemeriksaan
neuropatologis
DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN
YDK
1. Demensia pada penyakit PICK
• Progresif, muncul usia pertengahan ( 50 – 60 tahun )
• Kemerosotan watak secara lambat laun dan kemerosotan hubungan sosial
seseorang
• Hendaya fungsi intelek, daya ingat dan bahasa, apati, euforia, kadang-kadang
fenomena extra-piramidal
• Pedoman diagnostik

• Demensia yang progresif


• Gambaran lobus frontalis yang menonjol dengan euforia, emosi dangkal
dan perilaku sosial yang kasar, disinhibisi dan apati / gelisah
• Gangguan perilaku umumnya mendahului gangguan daya ingat
2. Demensia pada penyakit CREUTZFELDT-
JAKOB
• Suatu demensia yang progresif dengan tanda neurologis yang luas akibat
perubahan neuropatologis yang khas ( ensefalopati spongioform sub-akut ),
diduga disebabkan penyakit yang dapat ditularkan

• Onset usia menengah atau lanjut ( 50 – an ) perjalanan penyakit sub-akut,


kematian dalam waktu 1 – 2 tahun
Pedoman diagnosis:

• Progresif dan cepat ( bulan sampai 1-2 tahun ), disertai gejala neurologis multipel
• Paralisis spastik progresif dari ekstremitas, disertai tremor, kekakuan dan gerakan
koreoatetoid

Trias yang mengarah ke penyakit ini:


• Demensia yang progresif merusak
• Penyakit piramidal dan ekstra piramidal dengan mioklonus
• EEG yang khas ( trifasik )
3. Demensia pada penyakit Huntington

› Sebagai bagian dari proses degenerasi otak


› Gen dominan tunggal autosomal
› Timbul usia 30 – 40 tahun
› Pada beberapa kasus  gejala dini berupa ansietas,
depresi, paranoid serta perubahan kepribadian
› Perjalanan lambat, kematian 10 – 15 tahun
Pedoman diagnostik

• Kaitan antara gangguan gerakan koreiform demensia dan


riwayat keluarga dengan penyakit ini sangat mengarah
pada diagnosis gangguan ini
• Gerakan koreiform yang involunter, terutama pada wajah,
tangan dan bahu, cara berjalan
• Gejala ini biasanya mendahului gejala demensia
• Demensia ditandai dengan gangguan fungsi lobus frontalis
pada tahap dini, dengan masih terpeliharanya daya ingat
secara relatif hingga saat selanjutnya
4. Demensia pada penyakit PARKINSON
› Menyerang pada ganglia basalis
› 20-30% mengalami demensia, 30-40% mengalami hendaya kemampuan
kognitif yang terukur
› Pergerakan pasien yang lambat sering sejajar dengan kelambatan
berpikir pada beberapa pasien  bradifrenia

5. Demensia pada penyakit HIV


› 14% pasien HIV mengalami demensia dengan 75% pasien AIDS
memiliki keterlibatan SSP saat otopsi
› Sejajar dengan gambaran abnormalitas parenkim pada MRI
PEMERIKSAAN DEMENSIA
MMSE (Mini Mental status Examination) adalah salah satu metode test
yang paling sering digunakan untuk mendiagnosa demensia

HVLT: Hopkins Verbal Learning Test


MMSE
• INTERPRETASI MMSE
HVLT: Hopkins Verbal Learning Test
SKOR ISKEMIK HACHINSKI, 1975
• Mulanya mendadak 2
• Progresinya bertahap 1
• Perjalanan berfluktuasi 2
• Malam hari bengong atau kacau 1
• Kepribadian terpelihara 1
• Depresi 1
• Keluhan somatik 1
• Inkontinensia emosional 1
• Riwayat hipertensi 1
• Riwayat stroke 2
• Ada bukti aterosklerosis 1
• Keluhan neurologi fokal 2
__________________________________________________
Demensia vaskular atau demensia multi-infark: skor > 7
Kemungkinan menderita penyakit Alzheimer : skor < 7
F04 Sindrom Amnesik Organik Bukan Akibat Alkohol
dan Zat Psikoaktif Lainnya
• Hendaya daya ingat, berupa berkurangnya daya ingat jangka
pendek (lemahnya kemampuan belajar materi baru) Amnesia
Anterograd dan Retrograd, menurunkan kemampuan mengingat
dan mengungkap pengalaman lalu
• Riwayat cedera / penyakit pada otak ( jaringan diensefalon dan
lobus temporalis medialis)
• Daya ingat segera tidak berkurang
• Daya perhatian dan kesadaran tidak terganggu, hendaya
intelektual menyeluruh kurang.
F05. Delirium
“suatu gangguan mental organik dengan ciri khas
penurunan kesadaran yang mengakibatkan
gangguan fungsi kognitif
Pedoman diagnosis
• Gangguan kesadaran dan perhatian
- Dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma
- Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan,
mempertahankan, dan mengalihkan perhatian
Gangguan kognitif secara umum
• Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi-seringkali visual
• Hendaya daya pikir dan perhatian abstrak, dengan atau tanpa
waham yang bersifat sementara, tetapi sangat khas terdapat
inkoheren yang ringan
• Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat
jangka panjang relatif masih utuh
• Disorientasi waktu, pada kasus yang berat, terdapat juga
disorientasi tempat dan orang
Gangguan psikomotor
• Hipo atau hiper aktivitas dan pengalihan aktivitas
yang tidak terduga dari satu ke yang lain
• Waktu bereaksi yang lebih panjang
• Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang
• Reaksi terpanjat meningkat

 Insomsia atau, pada kasus yang berat, tidak dapat tidur sama
sekali atau terbaliknya tidur siklus bangun; mengantuk pada
siang hari
 Gejala yang memburuk pada malam hari
 Mimpi yang menggangu atau mimpi buruk, yang dapat
berlanjut menjadi halusinasi setelah bangun tidur
Gangguan emosional
• Misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, euforia, apatis, atau rasa kehilangan akal

• Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang-timbul sepanjang hari, dan keadaan itu berlangsung kurang dari 6 bulan
Etiologi :
 Delirium yang berhubungan dengan kondisi medik umum
 Delirium yang diinduksi oleh zat
› Terdiri dari Delirium akibat intoksikasi dan akibat putus zat
› Kriteria umum ditambah:
 Kriteria A dan B berkembang selama intoksikasi/putus zat.
 Zat yang digunakan berhubungan dengan gangguan yang dialami
 Delirium yang berkaitan dengan berbagai penyebab
› Disebabkan oleh lebih dari satu penyebab kondisi medik umum, disertai
intoksikasi zat atau efek samping medikasi
Gambaran Klinis
 Prodromal
› Lelah, cemas, iritabel, tidur terganggu
 Gangguan Kesadaran
› Penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan
 Kewaspadaan
› Hiperaktivitas atau hipoaktivitas
 Gangguan Pemusatan Perhatian
› Kesulitan untuk mempertahankan, memusatkan dan
mengalihkan perhatian
 Orientasi
› Ringan : Gangguan orientasi waktu
› Berat : Gangguan orientasi tempat dan orang
Gejala Klinis
 Bahasa dan Kognitif
› Abnormalitas bahasa dan inkoherensi
› Daya ingat dan fungsi kognitif umum terganggu

 Persepsi
› Halusinasi visual dan auditorik sering ditemukan

 Mood
› Marah, mengamuk, ketakutan tak beralasan

 Gangguan Tidur- Bangun


› Agitasi pada malam hari (Sundowning)

 Gejala Neurologi
› Difasia, tremor, asteriksis, inkoordinasi, inkontinensia urin
F06. GANGGUAN MENTAL
LAINNYA AKIBAT KERUSAKAN
DAN DISFUNGSI OTAK DAN
PENYAKIT LAIN
• F06.0 Halusinosis organik
• F06.1 Gangguan katatonik organik
• F06.2 Ganggaun waham organik
• F06.3 Gangguan mood (afektif) organik
• F06.4 Gangguan anxietas organik
• F06.5 Gangguan disosiatif organik
• F06.6 Gangguan astenik organik
• F06.7 Gangguan kognitif ringan
• F06.8 Gangguan mental YDK akibat kerusakan dan
disfungsi otak dan peny.fisik
• F06.9 Gangguan mental YTT akibat kerusakan dan
disfungsi otak dan penyakit fisik
Kriteria Umum
 Penyakit, disfungsi otak, atau penyakit
sistemik yang berhubungan dengan salah satu
sindrom mental yang tercantum.
 Adanya hubungan waktu (minggu atau bulan)
antara perkembangan penyakit yang
mendasari dengan timbulnya sindrom mental.
 Tidak ada bukti yang mengarah pada
penyebab alternatif sindrom mental ini.
F06.0 Halusinosis Organik
 Kriteria umum
 Halusinasi dalam segala bentuk, yang menetap
atau berulang
 Kesadaran yang jernih
 Tidak ada penurunan fungsi intelek yang
bermakna
 Tidak ada gangguan afektif yang menonjol
 Tidak jelas adanya waham

Diagnosis banding: Halusinasi alkoholik, Skizofrenia


F06.1 Gangguan Katatonik
Organik
• Kriteria umum
• Disertai salah satu di bawah ini:
• Stupor
• Gaduh gelisah
• Keduanya silih berganti

Diagnosis banding:

Skizofrenia katatonik, stupor disosiatif, stupor YTT


F06.2 Gangguan Waham
Organik (Lir-Skizofrenia)
 Kriteria umum
 Waham menetap atau berulang
 Halusinasi, gangguan proses berpikir, fenomena katatonik
tersendiri
 Kesadaran dan daya ingat tidak terganggu

Diagnosis banding:Gangguan psikotik akut dan


sementara, gangguan psikotik akibat obat, gangguan
waham yang menetap, skizofrenia
F06.3 Gangguan Afektif Organik
• Kriteria umum
• Disertai kondisi yang sesuai dengan salah satu diagnosis dari
gangguan yang tercantum dalam F30-F33.
• F30 Episode manik
• F31 Gangguan afektif bipolar
• F32 Episode depresif
• F33 Gangguan depresif berulang
CEMAS (ANXIETAS)
ORGANIK

Ditandai oleh gambaran utama gangguan


cemas menyeluruh, gangguan panik, atau
campuran keduanya, tapi timbul akibat
gangguan organik yang menyebabkan
disfungsi otak.
F06.5 GANGGUAN
DISOSIATIF ORGANIK

Memenuhi persyaratan untuk salah satu gangguan dalam gangguan


disosiatif dan memenuhi kriteria umum untuk penyebab organik.
F06.6 GANGGUAN
ASTENIK ORGANIK

Labilitas atau tidak terkendalinya emosi yang nyata dan menetap,


kelelahan, atau berbagai sensasi fisik yang tidak nyaman dan nyeri
sebagai akibat gangguan organik.
F06.7 GANGGUAN
KOGNITIF RINGAN

Turunnya penampilan kognitif, sindrom amnestik organik, atau


delirium; dapat mendahului, menyertai, atau mengikuti gangguan
infeksi dan gangguan fisik.
F 07 Gangguan kepribadian dan perilaku
akibat penyakit, kerusakan, dan disfungsi
otak
 Harus didapatkan bukti objektif (PF, pemeriksaan
neurologis, dan lab) dan/ atau riwayat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak.
 Tidak ada kesadaran berkabut atau penurunan
ingatan yang signifikan.
 Tidak ada cukup bukti untuk penyebab alternatif
dari gangguan kepribadian atau kebiasaan yang
membenarkan penempatan gangguan kepribadian
dewasa dengan kategori kebiasaan lain.
F 07.0 Gangguan Kepribadian Organic
A. Hrs ditemukan kriteria umum dr gang.
Kepribadian dan kebiasaan akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak

B. Sekurang-kurangnya 3 dari gejala dibawah ini


hrs ditemukan dlm waktu 6 bulan atau lebih:
 Penurunan yg konsisten dlm kemampuan
untuk mempertahankan aktivitas yg bertujuan
(goal-directed activities)
 Terjadi 1 atau lebih perubahan emosional:
› labilitas emosional (uncontrolled, unstable, and
fluctuating expression of emotion)
› kegembiraan yg dangkal dan tak beralasan (euphoria,
kejenakan yg tidak sepadan)
› iritabilitas atau cetusan amarah dan agresi yg sejenak
› apatis

 Pengungkapan kebutuhan dan keinginan tanpa


mempertimbangkan konsekwensi atau kelaziman social
(mencuri, bertindak mewlampaui batas kesopanan, atau
makan secara lahap dan tidak sopan, kurang
memperhatikan kebersihan diri)
• Gangguan kognitif, dalam bentuk:
• curiga yg berlebih atau pikiran paranoid
• preokupasi yg berlebih pada satu tema yg biasanya abstrak ( agama, ttg baik dan
salah)

• Kecepatan dan arus pembicaraan berubah dgn nyata dgn


gambaran cirkumstansial, bicara banyak (over-inclusiveness),
alot (viscosity) and hipergraphia
• Perlaku seksual yg berubah (hiposeksual atau perubahan
selera seksual
F 07.1 Sindrom Pasca-ensefalitis
• Sindrom ini mencakup perubahan perilaku sisa (residual) setelah
kesembuhan dari suatu ensefalitis virus atau bakterial
• Gejala tidak khas dan berbeda dari satu orang ke orang lain, dari stau
penyebab infeksi ke penyabab infeksi lainnya, dan yang pasti berkaitan
dengan usia pasien pada saat kena infeksi
• Sindrom ini terjadi biasanya sesudah trauma kepala (biasanya cukup
hebat)
Psikiatri Geriatri

Cabang ilmu kedokteran yang


bergerak dalam prevalensi,
diagnosis, terapi gangguan fisik dan
psikologik pada lanjut usia serta
melakukan promosi untuk umur
panjang
Pengkajian psikiatrik pada orang
lanjut usia
• Riwayat psikiatrik
• Pemeriksaan status mental
• Deskripsi umum
• Penilaian fungsi
• Mood dan afek
• Gangguan persepsi
• Bahasa
• Fungsi visuospasial
• Pikiran
• Sensorium dan kognisi
• Kesadaran
• Orientasi
• Daya ingat
• Riwayat medik
Penyakit parkinson
• Adanya tremor, rigiditas, dan akinesia
• Tidak ada penyebab yang menyadarinya
• Memberikan respon terhadap terapi dopaminomimetik
• Defisit cerebral –
• Gambaran piramidal -
• Gejala depresi biasa ditemukan pada 50% kasus
• Depresi biasa ditemukan pada pasien Parkinson bentuk
akinetik yang rigid dan pada pasien penurunan kognitif
Progresif Supranuclear Palsy
(PSP)
• Diagnosis tegak bila terdapat gaze palsy vertikal, ketidak
stabilan postural, riwayat terjatuh pada tahun pertama
timbulnya gejala, adanya gangguan neurogical yang progresif
dengan awitan setelah usia 40 tahun.
Gangguan depresi
• Rasa lelah yang berkepanjangan dan sulit untuk konsentrasi,
gangguan tidur, nafsu makan turun, kehilangan berat badan, dan
keluhan somatik.
• Pada geriatri lebih banyak menunjukkan keluhan smatik
Terima Kasih

You might also like