in this case aqua-danone in Klaten is a bottled drinking water (AMDK) company that was acquired by Danone. • in 2002, Aqua Group built a new factory in Polanharjo, Klaten, Central Java. and was inaugurated in 2003 which is the 13th Aqua group factory • Since Aqua has been operating in Polanharjo Klaten, there have been various pro and contra responses from the local people • in 2004, people from 15 sub- district refused and asked the company not to operate before their demands were granted. • Because the majority of local people work as farmers. and Aqua-Danone has been exploiting massively water from more than 150 springs since 2002. therefore water flow continues to decline, so the farmers had to rent water pumps to irrigate rice fields, and water for daily activity was not available because well water has already dried up. • Aqua-Danone also does various things that are not in accordance with the principles of good corporate governance, which is:
1. Aqua-Danone always claims
(which is printed on the label of its drinking water) as a product sourced from natural mountain springs. In fact, the source of the the water comes from groundwater exploitation in various regions using a variety of sophisticated equipment and machine. 2. Initially Aqua absorbed ground water without AMDAL, because Aqua claimed to take the amount of water under the AMDAL obligation. As time goes by, Aqua takes water that is not transparent. there is a difference between the amount of water taken and the number of wells used with the amount of water and the number of wells officially reported.
Aqua is only allowed to but in fact Aqua
take 20 liters / second of takes 64 liters / water second of water Business Etichs • Massive water exploitation by aqua, violates economic democratization and article 33 of the 1945 Constitution, namely that natural resources are not properly managed because they prioritize economic orientation so that people experience difficulties in life. Conclusion • Exploitation of natural resources that have been carried out by Aqua-Danone in Polanharjo, Klaten, Central Java. • Aqua has violated the code of ethics and principles of corporate social responsibility, especially in the management of natural resources used by Aqua-Danone. Thankyou • Aqua-Danone lebih memperhatikan kode etik dan bertanggung jawab sosial mengenai dampak yang terjadi akibat produksi yang dilakukannya. Seharusnya pihak Aqua-Danone mengadakan perjanjian bisnis dengan para masyarakat di Kabupaten Klaten terutama para petani disana. Pihak aqua sebaiknya memberi kompensasi kepada para petani disana semisalnya memberikan pinjaman pompa air secara gratis untuk mengambil sumber air dari sumur untuk keperluan irigasi. Pihak aqua wajib mengadakan rundingan dengan pihak masyarakat kususnya petani untuk membentuk aturan bersama dalam menggunakan sumber air. Yang utama dari itu semua ialah aqua berkewajiban memberikan kompensasi dan tunjangan bagi masyarakat khususnya para petani di klaten yang mengalami dampaknya secara langsung. Karena kekeringan masyarakat membeli air dari tangki air yang sangat mahal • Hal ini yang kemudian memicu reaksi dari masyarakat petani dan pemerintah daerah di Kabupaten Klaten pada tahun 2004. Karena Air yang dulu melimpah mengairi sawah, kini mulai mengering dan menyusahkan para petani di Desa Kwarasan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Akibatnya pemerintah Kabupaten Klaten juga mengancam akan mencabut ijin usaha perusahaan tersebut, tapi sampai saat ini eksploitasi air tanah di Klaten oleh Aqua-Danone masih terus berlangsung. • Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut : • 1. Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara. • 2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran) • 3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,serta pendaur ulangan (recycling). • 4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam. • Aqua-Danone juga melakukan berbagai hal yang tidak sesuai dengan prinsip- prinsip good corporate governance. Secara garis besar, berbagai dugaan penyelewengan yang terjadi pada Aqua-Danone antara lain adalah: • 1. Aqua-Danone selalu mencantumkan pada label kemasan air minumnya sebagai produk yang bersumber dari mata air alami pegunungan. Namun pada kenyataannya, sumber AMDK merk Aqua ini berasal dari eskplotasi air tanah di berbagai daerah dengan menggunakan berbagai peralatan canggih. • 2. Menyedot air tanah pada lokasi penambangan air di daerah-daerah , umumnya tanpa AMDAL, karena Aqua-Danone mengaku menyedot jumlah air di bawah kewajiban AMDAL. • 3. Sejalan dengan pelanggaran AMDAL, Aqua-Danone menyedot air dari lokasi penambangan dalam jumlah/volume (debit) yang umumnya tidak transparan. Umumnya terjadi perbedaan antara volume air yang disedot (dan jumlah sumur yang digunakan) dengan volume (dan jumlah sumur) yang dilaporkan secara resmi. Seperti terjadi di Klaten, yang diijinkan untuk disedot 20 liter/detik, namun kondisi riil di lapangan adalah 64 liter/detik. • 4. Menggelapkan pembayaran sebagian kewajiban retribusi penyedotan air kepada pihak pemda-pemda sebagai akibat diturunkannya (direndahkan/under- valued dengan sengaja) volume air yang dilaporkan secara resmi, dibanding volume yang sebenarnya disedot. • 5. Meggelapkan pajak karyawan ekspatriat dengan cara menurunkan (merendah-rendahkan) besarnya gaji dibanding yang sesungguhnya. • 6. Dalam rangka mengurangi beban biaya operasi, merubah status sebagian “karyawan tetap pribumi”, dengan cara mem-PHK dan dialihkan ke suatu yayasan. Karyawan tersebut kemudian dipekerjakan kembali sebagai tenaga outsourcing yang dikontrak melalui yayasan tersebut. • Berdasarkan inti uraian pembahasan, yaitu mengenai kasus pelanggaran etika dalam bisnis khususnya dalam hal eksploitasi sumber daya alam yang telah dilakukan oleh Aqua-Danone terkait eksploitasi sumber mata air yang ada di Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tersebut yang telah melanggar kode etik dan prinsip tanggung jawab sosial perusahaan khususnya pada pengelolaan SDA yang dipergunakan oleh Aqua-Danone. •
• Eksploitasi besar-besaran yang dilakukan telah mengingkari hakikat
demokratisasi ekonomi dan amanat pasal 33 UUD1945, Secara umum dapat dikatakan bahwa SDA kita tidak dikelola secara benar, karena lebih mengedepankan orientasi ekonomi bagi segelintir orang dan golongan dari berbagai tingkatannya, sehingga saat ini sebagian besar rakyat kita menghadapi kesulitan hidup dalam situasi krisis multidimensi. • Dari hasil penulisan diatas diharapkan pihak Aqua-Danone lebih memperhatikan kode etik dan bertanggung jawab sosial mengenai dampak yang terjadi akibat produksi yang dilakukannya. Seharusnya pihak Aqua-Danone mengadakan perjanjian bisnis dengan para masyarakat di Kabupaten Klaten terutama para petani disana. Pihak aqua sebaiknya memberi kompensasi kepada para petani disana semisalnya memberikan pinjaman pompa air secara gratis untuk mengambil sumber air dari sumur untuk keperluan irigasi. Pihak aqua wajib mengadakan rundingan dengan pihak masyarakat kususnya petani untuk membentuk aturan bersama dalam menggunakan sumber air. Yang utama dari itu semua ialah aqua berkewajiban memberikan kompensasi dan tunjangan bagi masyarakat khususnya para petani di klaten yang mengalami dampaknya secara langsung.