You are on page 1of 28

Medical

Confidentiality
dr. Nur Azid Mahardinata
Center for Bioethics and Medical Humanities
Faculty of Medicine, Gadjah Mada University
Seorang wanita datang berobat ke dokter ahli kandungan karena
keputihan. Dalam pemeriksaan dokter menemukan penyebabnya,
yaitu kondom yang tertinggal cukup lama di dalam vagina.

Pada suatu hari, dokter tersebut bertemu dengan suami pasien


tersebut dan mengatakan sambil bergurau “kalau masuk pake jas
hujan, keluarnya jangan ditinggal”…. Mendengar gurauan ini suami
pasien sadar apa yang sebenarnya terjadi dengan istrinya. Dia tidak
pernah menggunakan kondom saat berhubungan dengan istrinya.
Karena itulah kemudian dia menggugat cerai istrinya karena
kecurigaan perselingkuhan.
PELAJARAN APA YANG BISA
DIAMBIL?

Dokter adalah pemegang


kerahasiaan pasien
SENSITIVE HEALTH PROBLEMS

1. Medical problems related to


sexual activities
2. Emotional/Psychological
3. Alcohol and drug abuse
4. Contagious disease
5. Stigmatized disease
SURVEYS (1)
Expectations & Practices

Patients
 17 % were dissatisfied on how the physician handle confidential
information
 96 % recognized the common practiced for second opinion
 69 % expected to be discussed in professional setting
 50 % expected to be discussed with nursing staff
 Generally did not expect to be discussed in Medical Journals,
or to the spouses or friends
SURVEYS (2)
Expectations & Practices

Medical Students and House Staff


– 57 % discussed with physician spouse
– 70 % discussed with other parties
Definition of Medical Confidentiality

Discloses any information about


the patients to another through
words, or any others, without
permission of the patients
DECREPIT CONCEPT

Confidentiality in Medicine is a decrepit concept because what both


physicians and patients have traditionally understood as medical
confidentiality is no longer exists
(Mark Siegler comment)

Confidentiality has been compromised in


routine medical care
The importance of confidentiality in health
care service

1. To gain patients’ trust


2. To Respect the patients’ privacy
3. Encourages patients to seek medical care
4. To increase validity of the data
5. To maintain professionalism of physician
6. Prevents discrimination/stigmatization based on illness
The Ethical Basis (1)

• Hippocratic Oath
“What ever, in connection with my professional
practice, or not in connection with it, I see or hear,
in the life of men, which ought not to be spoken of
abroad, I will not divulge, as reckoning that
all such should be kept secret”
The Ethical Basis (2)

• World Medical Association (Declaration of


Geneva):
“I will respect the secrets which are confided
in me, even after patient has died…..”
The Ethical Basis (3)
• “A physician may not reveal the confidences entrusted to
him in the course of medical attendance” (AMA ‘57)

• “A physician shall safeguard patient confidences within the


constraints of law” (AMA ‘80)

• “A doctor shall preserve absolute secrecy on all he knows


about his patient because of the confidence entrusted to
him” (Int. Code Of Medical Ethics)
The Ethical Basis (4)

• Lafal Sumpah Dokter Indonesia


“Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya
ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan
saya sebagai dokter”
• KODEKI (Pasal 12)
“Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia”
The Legal Basis
• Peraturan Pemerintah No. 10/1966
Wajib Simpan Rahasia Kedokteran  Kewajiban Moral dan Hukum

• Undang-Undang No. 23/1992 tentang Kesehatan


(Pasal 53)
– Bahwa rahasia kedokteran adalah hak pasien yang wajib
dihormati
Subjek Kerahasiaan (1)

• Priestly Medicine
Penyakit adalah hukuman atas dosa dari Tuhan, sehingga
memberitahukan seseorang berpenyakit sama artinya dengan
memberitahukan dosa orang lain

Subjek Kerahasiaan Medis adalah seluruh


informasi yang terkait dengan pasien
Subjek Kerahasiaan (2)
• Modern Medicine
 Subjek kerahaasiaan tidak berubah
 PP No. 10/1966 Pasal 1
Segala sesuatu yang diketahui selama melakukan
pekerjaan di lapangan kedokteran, yaitu:
– Hasil pemeriksaan
– Interpretasi untuk menegakkan diagnosa dan melakukan
pengobatan (termasuk anamnesis, pemeriksaan jasmani,
pemeriksaan penunjang)
– Dan fakta-fakta lain yang dikumpulkan oleh tenaga kesehatan
lainnya
Siapa saja yang harus menjaga
kerahasiaan medis?

1. Semua tenaga kesehatan


2. Semua mahasiswa kedokteran
3. Semua murid yang bertugas dalam lapangan
pemeriksaan, pengobatan, atau perawatan
4. Orang-orang yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan
DIFFICULTIES in Maintaining the
CONFIDENTIALITY

• Referring patient to other physicians or consultant


• Nurses
• House staff
• Social workers
• Pharmacists
• Secretary
• Insurance employee
• Quality care reviewers
• Common peoples (related to legal cases and political reason)
• etc
THREATS TO CONFIDENTIALITY

• Medical records
• Medical history
• Drugs prescription
• Medical tests administered
• Reimbursement records
• Computerized record
Pembukaan Rahasia Medis (1)

• Izin dari yang berhak


– Dengan persetujuan atau otorisasi pasien (implied
consent) misalnya kecelakaan kerja, kehamilan, dll
– Prinsip-prinsip:
• Minimal
• Relevan
• Cukup
Pembukaan Rahasia Medis (2)

• Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang (KUHP Pasal


50)
– UU Wabah dan Karantina
– Kesaksian Medik (KUHAP)  Hak Undur Diri

Harus diperhatikan tingkat hirarki perundang-


undangan (Lex Specialist derogate lex generali)
Pembukaan Rahasia Medis (3)

• Keadaan Darurat
– Pasien tidak mampu memberikan consent, boleh dilakukan
komunikasi atar sejawat

Individual
Interest/rights

Social interest/rights
Sanksi Pelanggaran Kerahasiaan Medis (1)

• Sanksi Pidana, Pasal 322 KUHP


– Barangsiapa dengan sengaja membukan rahasia yang ia wajib
menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik
sekarang maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya
enam ratus rupiah
– Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang yang tertentu, maka
ini hanya dituntut atas pengaduan orang itu
Sanksi Pelanggaran Kerahasiaan
Medis (2)

• Jika rahasia yang dibocorkan menyangkut kepentingan yang


luas (mis, kesehatan presiden), maka sanksi pidana akan
lebih berat
Sanksi Pelanggaran Kerahasiaan
Medis (3)

• Peraturan Pemerintah No. 10/1966, Pasal 4:


– Menteri Kesehatan tetap dapat melakukan tindakan administratif
meskipun pasien tidak mengadukan tindakan pembocoran rahasia
tersebut berdasarkan pasal 111 UU Kesehatan jika tidak bisa
dipidanakan menurut KUHP
Sanksi Pelanggaran Kerahasiaan
Medis (4)

• Gugatan dapat diajukan secara perdata


berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata
– “Barangsiap yang berbuat salah sehingga orang lain menderita
kerugian, berwajib mengganti kerugian tersebut
– Kerugian dapat berupa materiil atau immateriil
Surat Keterangan Sakit

Dengan ini, Saya


Nama : dr. …….
No. SIP : …………..
menerangkan bahwa Saudara dengan identitas:
Nama:……
No. ID:…………
Tengah berada dalam keadaan sakit hipertensi/darah tinggi
dan berada dalam perawatan saya dan membutuhkan istirahat
selama 3 hari.
Harap informasi ini dapat dipergunakan seperlunya.
Thank You
Terima Kasih Atas Perhatiannya

You might also like