You are on page 1of 35

Code Blue System

and
Multi Rescuer Team
INSTALASI ILMU ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ENDE
dr. Gede Semarawima, M.Biomed, Sp.An
INTRO TO CODE BLUE

2
Out of hospital cardiac arrest: overview
• Initial rhythm in primary cardiac arrest
• 50% VF
• 30% Asystole
• 18% PEA
• 2% VT
• Overall 20% reach hospital and 8% survive
• Outcomes are very rhythm dependent
Rhythm % Reach Hospital % Survival
VT 80% 70%
VF 40% 20%
PEA 10% 1%
Asystole 5% 1%
INTRO TO CODE BLUE
PURPOSE

Experience management of code blues Suggest plans for acute care cases

Practice leadership and teamwork skills Practice early CPR and defibrillation

4
INTRO TO CODE BLUE
CASES

Tension PTX | Pulseless VT

ACS | VF

Anaphylaxis | Asystole Upper GI Bleed | PEA

5
INTRO TO CODE BLUE
LOGISTICS

SIM Debrief TEAM LEADER (MD)

AIRWA CPR MEDS/DE


Y (RN) FIB
(RT) (RN)

RECORDER (RN)

6
Pengertian
Suatu sistem emergensi yang terdiri atas Tim Medis
Reaksi Cepat Code Blue ( TMRCCB) yang bertugas
memberikan pertolongan segera pada pasien dengan
henti jantung (cardiac arrest) dan atau henti nafas
(respiratory arrest)
CODE BLUE TEAM
• Mengatasi pasien dengan permasalahan:
• Henti Jantung
• Henti Napas
• Masalah Jalan Napas

• Terdiri dari:
• Dokter
• Perawat
• Support Personnel
AKTIVASI SISTEM CODE BLUE
• Semua pegawai RS harus memahami Code Blue
terutama saat dijumpai kasus :
Henti napas dan henti jantung
• Respons Code Blue diaktifkan supaya :
• Memanggil Hospital Emergency Operator (125 : SATPAM)
• Memberikan Informasi: lokasi pasien, Dewasa/Pediatric
• Hospital Emergency Operator akan mengaktifkan
respons Code Blue pada
• Code blue pager system
• Mengumumkan kejadian Code Blue keseluruh RS
(Code Blue....Code Blue....Code Blue....di Ruang Pavillium
kamar nomer 1, mohon segera direspon....)
ANGGOTA TIM CODE BLUE

• Physician: Emergency Department


• Pediatric attending or senior resident
• Physician: Internal Medicine
• Physician: general Surgery
• Intensive Care Unit/Emergency Nurse
• Respiratory Therapist
• EKG (Electrocardiogram) Technician
• Nursing Supervisor

Los Angeles County + USC


Medical Center
Code Blue Protocol
RSUD ENDE
1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
2. Dokter Anastesi dan Terapi Intensif sebagai
coordinator TMRCCB
3. Dokter Jantung sebagai anggota TMRCCB
4. Perawat 1 dan Perawat 2 adalah perawat ruangan,
dan perawat 3 adalah perawat dengan sertifikat
sebagai anggota TMRCCB
5. Farmasi
REGULASI TIM CODE BLUE
• Team Leader: direct overall patient care
• Manage the Code
• Medication
• Defibrillation
• Other procedures: Intubation, compressions
• Evaluate Code Blue procedures
• Effectiveness of Chest Compression
• Effectiveness of assisted respirations
• Rhythm/pulse check
• Document in the medical record
ROLE OF THE TEAM MEMBERS
EMERGENCY  NURSE
• Maintains airway/oxygenation/ventilation
• Applies monitor leads/defibrillator pads
• Starts Intravenous access
• Administer medications
• Administers Electrical Shock (ACLS trained)
 Assist with intubation procedures
• Completes CPR record
ROLE OF THE TEAM MEMBERS
EMERGENCY  NURSE
• Activate code blue team
• Bring Emergency Resuscitation Cart
• Place backboard under patient
• Initiate 2 man Cardio Pulmonary Resuscitation
• Administer ventilations with 100% O2 with Bag/valve/mask
• Attach Electro cardiogram leads
• Attach “hands off” defibrillator pads
• Ensure patient Intra Venous access
• Prepare suction
• Obtain supplies from CPR Cart/Ward Stock
• Record events on CPR record
CODE BLUE : NURSING SKILLS
• Identify respiratory/cardiac arrest
• Activate Code Blue
• Oxygen administration: Nasal cannula, mask
• Bag-Valve-Mask resuscitation with 100% O2
• Cardiac Monitor/defibrillator pads Application
• Intra Venous access
• Medication Administration
• Defibrillation (ACLS trained)
• CPR documentation
ROLE OF THE TEAM MEMBERS
SUPPORT PERSONNEL
• Respiratory Therapist
• Maintains airway and oxygenation/ventilation
• Assist with intubation procedures
• EKG Technician: Performs 12-lead EKG
• Pharmacist: Prepares medications
TARGET......sesuai dengan JCI Measurable Elements of COP 3.2
1. Resuscitation service are available and provided to all
patients 24 hours a day, every day, throughout all areas of
the hospital.
2. Medical techonogy for resuscitation and medications for
basic and advanced life support are standardized and
available for use based on the needs of the population
served.
3. In all areas of the hospital, basic life support is
implemented immediately upon recognition of cardiac or
respiratory arrest, and advanced life support is
implemented in fewer than 5 minutes.
Peralatan
• Disiapkan troli emergency yang terdiri dari
• Alat-alat untuk melakukan tindakan emergency dan di
periksa setiap hari
• Kunci Troli
• Defibrilator
• Saturasi O2
• Laringoskop dewasa dan anak
• Ambubag + reservoir dewasa dan anak
• Tabung oksigen
• Stetoskop
• Senter
• Gunting
• Battery cadangan dan jelly
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Code Blue
dalam upaya
1. Mengurangi angka kejadian mortalitas di RS
2. Meningkatkan angka kejadian kembalinya
sirkulasi spontan/ Return of Spontaneous
Circulation (ROSC)
3. Mengidentifikasi pasien yang tidak perlu
resusitasi
TMRCCB
1. Setiap kegawatdaruratan henti nafas dan atau henti
jantung pada pasien yang memungkinkan untuk
dapat ditolong ditangani dengan mengaktifkan Code
Blue
2. TMRCCB terdiri dari :
a. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
b. Dokter Anestesi dan Terapi Intensif sebagai koordinator
TMRCCB
c. Dokter Jantung sebagai anggota TMRCCB
d. Perawat 1, Perawat 2, dan perawat 3 sebagai anggota
TMRCCB
e. Satuan pengamanan
f. Farmasi
Prosedur Kerja
1. Identifikasi pasien/korban dengan henti jantung (cardiac
arrest) dan atau henti nafas (respiratory arrest) di tempat
kejadian
2. Perhatikan label pasien yang mengalami henti jantung
(cardiac arrest) dan atau henti nafas (respiratory arrest). Bila
label ungu tidak perlu mengaktifkan Code Blue
3. Segera lakukan BHD, call for help, aktifkan code blue
4. TMRCCB datang ke lokasi kejadian dalam waktu kurang dari 5
menit dan melakukan advance life support
5. Pasien meninggal surat keterangannya ditandatangani oleh
DPJP
Prosedur Kerja
6. Bila tercapai ROSC, diputuskan untuk penanganan
selanjutnya di ICU/ICCU, PJT, Ruang Operasi, unit lainnya
atau Rumah Sakit lain
7. Sementara menunggu ruang perawatan definitif,
perawatan pasien tersebut dirawat sesuai dengan fasiltas
yang tersedia saat itu dengan tindakan ventilasi mekanik
yang dilakukan secara manual (bagging)
8. Tindakan bagging diserahkan ke DPJP setelah pasien ROSC
dan distabilkan dalam waktu 2 jam oleh TMRCCB
9. Pasien dipindahkan bila transportable dan ruangan yang
dibutuhkan pasien sudah tersedia
HENTI JANTUNG DAN ATAU HENTI NAFAS Kriteria:
Alur Code Blue 1. Henti Nafas
GELANG UNGU ( - ) GELANG UNGU ( + ) 2. Henti Jantung
3. Pasien mempunyai
DPJP, PERAWAT,
Aktifkan Code Blue
harapan hidup
SATUAN PENGAMANAN
4. Bukan pasien
1. AMANKAN AIRWAY,
125
Emergency call Telp. 333
keganasan stadium
BREATHING,
CIRCULATION akhir
2. ISOLASI
TMRCCB DNR
LINGKUNGAN PASIEN STANDAR POS STATION
TMRCCB
RESUSITASI

Tenaga: PPDS-1 dan Perawat


BERHASIL GAGAL
Alat: Ambubag dan
Laringoskop (dewasa dan
DISERAHKAN KE DISERAHKAN KE KAMAR
anak), DC Shock (9) buah
DPJP DPJP JENASAH ada Pos Station
Obat: Sesuai dengan daftar
RUANG RAWAT BIASA RUANG RAWAT INTENSIF Obat dalam koper.
Khusus VIP: Chief Residen
PULANG dan Dokter Jaga
INSTRUKSI KERJA
CODE BLUE
Prosedur
1. Periksa dan buka jalan nafas, raba denyut arteri karotis dalam
waktu kurang dari 10 detik.
2. Jangan tinggalkan pasien, Segera minta bantuan ke penolong 2
untuk mengaktifkan Code Blue dengan menghubungi pesawat
125 dengan menyebutkan : “Code Blue di Ruang…………,
Kamar………...”, Serta minta bantuan juga ke penolong 2 untuk
mengambil troly emergency, memasang monitor dan
menyiapkan DC Shock. Apabila di ruangan tersebut hanya ada 2
perawat yang bertugas, maka penolong 2 ( Ka Tim jaga ) wajib
meminta bantuan tenaga kepada perawat di ruangan terdekat,
minimal 1 perawat.
3. Setelah mengumumkan code blue, satuan pengamanan segera
menuju ke lokasi kejadian untuk mengisolasi lingkungan dan
membantu BHD.
Prosedur
4. Lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) segera oleh penolong 1, setelah
penolong 2 mengambil troly emergency dan memasang monitor,
penolong 2 mengganti posisi penolong 1 untuk melakukan BHD.
Sedangkan penolong 1, melakukan pemasangan akses intravena, jika
belum terpasang, jika sudah terpasang penolong 1 dan penolong 2
melakukan BHD secara bergantian sampai Tim Medis Reaksi Cepat
Code Blue (TMRCCB) datang.
5. Penolong 2 melakukan pencatatan waktu dan tindakan –tindakan yang
telah dilakukan dari awal sampai resusitasi berakhir.
6. Lakukan Kompresi dada dengan rasio 30 : 2, Kompresi berkelanjutan
dengan kecepatan 100-120x/min, kedalaman kompresi minimum 2 inci
(5cm), penempatan kedua tangan berada di separuh bagian bawah
tulang dada (sternum), lakukan recoil penuh dada setelah setiap kali
kompresi; jangan bertumpu di atas dada setiap kali kompresi, dan
lakukan kompresi dada dengan interupsi minimal.
Prosedur
7. Respon Code Blue oleh TMRCCB ke lokasi kejadian seharusnya
tidak boleh lebih dari 5 Menit
8. Setelah TMRCCB datang, penanganan resusitasi pasien
diambil alih oleh TMRCCB dengan melakukan advance life
support, anggota TMRCCB terdiri dari minimal 2 dokter
anestesi, dan 1 dokter kardiologi (tidak ada)
9. Pada saat dilakukan resusitasi oleh TMRCCB, penolong 2
menghubungi DPJP/residen terkait atau jika korban tidak
memiliki DPJP, Manajer On Duty berperan sebagai DPJP. DPJP/
dokter umum terkait dan atau MOD wajib hadir dalam waktu
kurang dari 15 menit sejak dihubungi penolong 2, bertugas
segera memberi informed consent kepada keluarga pasien
dan selanjutnya membantu resusitasi TMRCCB.
Prosedur
10. Koordinator TMRCCB membagi posisi pada saat CPR, 1
dokter anestesi bertanggung jawab di airway, penolong 1
dan 3 melakukan kompresi dada secara bergantian,
penolong 2 menyiapkan obat dan bertugas
mencatat/dokumentasi, koodinator bertanggung jawab
memasukkan obat dan mengatur semua proses resusitasi.
11. Kompresi dada dapat dibantu oleh karyawan dan satuan
pengaman yang bersertifikat yang ada di lokasi kejadian
12. Koordinator TMRCCB bersama – sama DPJP menilai irama
EKG, apakah shockable (Ventrikel Takikardia dan Ventrikel
Fibrilasi), atau unshockable (Asistol dan Pulseless
Electrical Activity), selanjutnya mengikuti alur bagan di
bawah ini.
Prosedur
13. Saat melakukan DC Shock, ingatkan tim untuk
“clear area” dan harus menggunakan jelly pada
pad defibrillator
14. DC Shock dilakukan oleh dokter kardiologi /
koordinator TMRCCB
15. Lakukan Resusitasi selama minimal 30 menit
sampai tercapai ROSC atau sampai pasien di
nyatakan meninggal, kemudian TMRCCB
menyerahkan ke DPJP.
Prosedur
16. Bila pasien ROSC, diputuskan segera oleh DPJP di bantu
TMRCCB untuk penanganan perawatan intensif, PJT,
tindakan Operasi, Referal/Alih rawat ke rumah sakit lain
Beri KIE Pasien atau keluarga pasien untuk alih rawat ke
Rumah Sakit Jejaring oleh DPJP apabila fasilitas di RSUD
Ende yang dibutuhkan pasien tidak tersedia seperti
ketersediaan Ventilator, Ruang ICU, Ruang PJT dll.
17. Rawat pasien di RSUD Ende apabila pasien tidak
memungkinkan untuk dikirim ke Rumah Sakit jejaring
karena berbagai kendala seperti tidak ada fasilitas yang
dibutuhkan pasien dan atau masalah pembiayaan
18. Lakukan perawatan pasien sesuai dengan fasilitas yang
tersedia di RSUD Ende dengan ventilasi mekanik manual
(bagging) bila ventilator tidak tersedia di RSUD Ende
Prosedur
19. Tindakan bagging diserahkan ke DPJP setelah
pasien ROSC dan distabilkan dalam waktu 2 jam
oleh TMRCCB
20. Fasilitas / alat-obat yang digunakan untuk
stabilisasi pasien oleh TMRCCB harus segera
disiapkan oleh perawat berkoordinasi dengan
dokter MOD dan farmasi
21. Pindahkan ke ruangan yang dibutuhkan pasien
apabila ruangan tersebut sudah tersedia dan
pasien transportable.
Terima Kasih

You might also like