Professional Documents
Culture Documents
Disampaikan dalam……………………..
Cardiovascular disease mortality
rate are still the first leading causes
of deaths
Ranjan Das, CEO and MD of SAP Indian died after a massive cardiac arrestin
Mumbai in 2009. One of the youngest CEOs, he was 42 years old.
He was active in sports, was a fitness freak and a marathon runner. It was common
to see him run on Bandra’s, Carter Road. Just after Deepavali on 21stOct, he
returned home from his gym after workout, collapsed withmassive heart attack
and died. He is survived with his wife and 2 very young kids.
Indonesian Actor and Young
Senator dies after gym workout
Sudden Cardiac Death
Aged: 44
Sexual berbahaya
Kolestrol Tinggi
Kegemukkan/obesitas
Aktifitas Fisik
Tembaka
Tekanan Darah Tinggi
FENOMENA GUNUNG ES
Penyakit Jantung/serangan
jantung dan Strok hanya
seujung gunung es
Faktor risiko;
belum dikelola
Peran Perawat dalam Manajemen
Keperawatan Kardiovaskular
Terkini
?
VISI DAN MISI YANG JELAS
SURVEILLANCE PENCEGAHAN PENGLOLAAN
Pelayanan
Pemetaan Menurunkan
Dan Monitor
Kesehatan
Peningkatan
Epidemic CVD Yang
Faktor Risiko
Merata
Pada CVD
Kegawatan Jantung
Faktor risiko
Let’s Ask ourself
About our role
PERAN ANDA ??
Cardiovascular Acut-Chronic
Management
TECHNOLOGY
SCIENCE
KNOWLEDGE
20
How ACS affect the Body
Cardiovascular system:
Injuri pada jaringan otot jantung menyebabkan terjadinya
kontraktilitas jantung, gangguan compliance LV, stroke
volume , EF dan LVEDP
Mekanisme kompensasi untuk mempertahankan curah
jantung( vascular constriction, HR,renal retention of
sodium and water)
Komplikasi syok kardiogenik, aritmia malignan ( lethal
arrhytmias)
21
Cont’
Respiratory System
Terjadinga syok kardiogenik dgn LHF mengakibatkan
meningkatnya cairan di paru edema interstitial/alveolar
Renal System
Terjadinya penurunan perfusi ke ginjal mengakibatkan
terjadinya penurunan “glomerural filtration rate” sehingga
ADH meningkat, aldosteron dilepas untuk membantu
mempertashankan perfusi ke ginjal.
Ganngguan fungsi renal
Neurologic System
Penurunan perfusi ke otak mengakibatkan gangguan
kesadaran, pasien tampak gelisah, disorientasi
22
The goals of nursing care in ED and the
in hospital phase
• Tindakan keperawatan independent dan kolaborasi
untuk mengurangi perluasan infark.
• Atasi nyeri dada
• Deteksi dan cegah komplikasi ( monitor EKG,monitor
hemodinamik secara ketat )
• Tingkatkan “ recovery “ secara optimal ( kaji tingkat
ansietas dan depresi pada pasien dan keluarga )
• Lakukan pendidikan kesehatan
23
The goals of nursing care in ED and the
in hospital phase
• Perform independent and collaborative activities that limits infarct
size (optimize pt triage to minimize time to reperfusion theraphy
administer oxygen for 6 hour after onset angina,)
• Manage chest pain/chest discomfort (used standardized, teach pt the
important of reporting ischemia pain)
• Detect and prevent complication ( maintenance ecg monitoring,
hemodynamic monitoring closely)
• Promote optimal short and long term recovery (assess patients and
family anxiety,depression)
• Education and support patients and family
24
Penatalaksanaan Keperawatan di Unit Gawat
Darurat
Triase Keperawatan (pengkajian cepat dan menentukan
skala prioritas), memegang peranan penting dalam
penatalaksanaan berikutnya.
Lamanya waktu dari onset keluhan pasien sampai dengan
penanganan di UGD menentukan angka keberhasilan
“Delay Time” merupakan indikator penting meningkatnya
mortalitas dan mortalitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelambatan
penatalaksanaan : onset keluhan sampai mendapatkan
penatalaksanaan medik,waktu transportasi,in hospital
delay.
25
Components of the Initial Nursing Assessment
26
Pengkajian Nyeri Dada
Provoke ( kaji apa penyebab atau faktor pencetus
terjadinya nyeri dada)
Quality (kaji bagaimana kualitas nyeri dada apakah
seperti tertekan beban yang beras, merasa seperti diremas,
dada seperti terbakar)
Radiation ( kaji bagaimana penjalaran nyeri dada:
kelengan sebelah kiri, ke punggung atau ke rahang)
Severity ( kaji skala nyeri)
Timing ( kaji berapa lama nyeri dada/ onset nyeri, apakah
ada riwayat nyeri sebelumnya)
27
Less common sites of pain with
myocardial ischemia
29
30
31
Nursing Care Base on type of myocardial infarktion
Type Leads Artery Potensial Complication Nursing consideration
involved
Septal V1-V2 LCA, LAD Kerusakan di septum, his bundle Kaji adanya gambaran QRS
Kemungkinan terjadi bundle brach blocks yang lebar, ulang EKG
apabila terjadi gangguan
hemodinamik.
Anterior V1-V4 LAD, LCx Kerusakan di bagian dinding anterior Kaji fungsi paru
ventrikel kiri Hati2 pemberian cairan
Disfungsi ventrikel kiri Monitoring ketat irama
Edema Paru jantung
Ventrikular aritmia Monitoring adanya aritmia
Heart Block/BBB
Lateral V5-V6/I,aVL LCX Kerusakan di bagian dinding lateral LV Monitoring fungsi paru
Disfungsi ventrikel kiri
Inferior II, III, aVF RCA Kerusakan dinding inferior ventrikel Monitor gambaran EKG,
kiri,dinding posterior kaji adanya blok jantung
Heart Block atau irama bradikardi
RV II,III,aVF, RCA Dinding ventrikel kanan. Dinding inferior, Hati-hati pemberian NTG
infark V3R,V4R posterior LV atau morphin
Hipotensi,JVP distention with clear lung, Pemberian teraphi cairan
blok jantung
Poserior V8, V9 RCA, LCx Kerusakan dinding posterior Monitor EKG
Disritmia 32
3. Pemeriksaan Enzim Jantung
SKA ditegakkan tanpa harus menunggu hasil enzym
WHO: D/STEMI ( 2 hal ): Nyeri dada tipikal,
EKG ST Elevasi, Peningkatan Enzym
Marker enzim Keterangan
Hospital fibrinolysis :
Door-to-Needle within 30 min
Not PCI
capable
34
Chest pain suggestive of ischemia
35
TYPICAL HOSPITAL ADMISSION ORDER
FOR PATIENTS WITH ST SEGMENT ELEVATION MI
Maintain Iv line at a keep open rate using NaCl 0.9% or D5W %
Continous ECG monitoring for the presence ST segment elevation & dysrythmia
Performance of vital sigs every 30 mnt until stable and then every 4 hours
Bed rest until stable and then progress to bedside commode (usually within 12 to 24 hours) and activity
Oxygen at 2 ltr- 4 ltr by nasal cannula with continous oximetry for 6 hours if patient is stable and SaO2 exceedd
90%, discontinue oxygen
Nothing by mouth with until stable,Therapeutic Lifestyle Change diet: low cholesterol ( less than 200 mg/d),
low saturated fat ( less than 7 % of total daily callories from saturated fats), and increased omega-3 fatty acids
Reperfusion therapy ( fibrinolytic /primary PCI ( if facility capabiity), early referfusion reduced size and decreased
mortality and morbidity
Medications
Oral ACE inhibitor ( or angiotension II receptor blocke if patient is tolerant of ACE inhibitor for ptients with
anterior
infarction,Or left ventricular ejection fraction less than 40 %, as long as patient is not hypotensive
IV morphine sulfate 2 to 4 mg every 5 to 15 mnt as needed for chest pain/disconfort
Glycoprotein IIb/IIIa inhibitors blocks platelet aggregation
36
Peran perawat pada pasien dgn STEMI
• Triase segera adanya tanda dan gejala infark miokard
• Segera lakukan perekaman EKG ( dalam 10 mnt )
• Segera berkolaborasi hasil perekaman dengan tim medik
• Segera persiapkan tindakan reperfusi ( trombolitik atau
primary PCI) mobilisasi tim perawat untuk persiapan
tindakan
• Segera hubungi tim primary ( jika fasilitas ada)
• Segera pasang akses vena lebih dari satu jalur
37
Persiapan penatalaksanaan primary
Percutaneus Coronary Intervention
• Lakukan segera persiapan pasien ( pemberian anti platelet khusus ( GP
IIB /III A ),pemberian aspirin load 325 mg dan pemberian looding
clopidogrel 300-600 mg(plafix)
• Koordinasi dengan ruang kateterisasi.
• Kaji ketat A,B,C dan
• Kaji kemungkinan terjadinya komplikasi spt adanya aritmia, gagal
jantung atau tanda tanda syock . Segera lapor jika ada tanda- tanda
tsb diatas.
• Lengkapi data lab (coagulation study, electrolyte, BUN, creatinin)
• Jalur infus
• Pemeriksaan fisik ( monitoring EKG)
• Reaksi alergi
• Informed consent
38
Perawatan Paska Tindakan Primary PCI
• Pasien dirawat di CCU
• Kaji vital sign,O2 sat setiap 15 mnt pada jam pertama
• Pemberian cairan , anticoagulant ( kolaborasi)
• Kaji peripheral pulse distal sekitar luka penusukan ( color, sensation,
temperature, capillary refill)
• Monitor cardiac rhythm secara terus menerus dan perubahan
parameter hemodinamik ng ( Temperature !!!!!)
• Monitor 12 lead ECG ST segment adanya indikasi perubahan
ischemia/injury
• Jelaskan pasien imobilisasi sekitar 8 jam ( femoral sheath)
• Tingginan posisi kepala sekitar 30o
• Kaji sheath kateter ( bleeding, hematoma)
• Pencabutan kateter sheath dilakukan oleh dokter
39
Persiapan
Siapkan surat izin tindakan
Kaji adanya kontra indikasi
Monitor gambaran EKG 12 lead
Siapkan alat-alat resusitasi
Periksa thoraks photo
Lakukan pemasangan jalur vena (2 jalur)
Pemberian aspirin (dikunyah)
Pemeriksaan laboratorium
Pemberian Streptokinase:
1.5 juta unit in 100 ml D5W or 0.9% saline selama 30-60 menit
(100 tetes/menit-mikro drip)
Dilanjutkan dengan pemberian heparin
40
Monitoring Selama Pemberian Fibrinolitik
41
Pemantauan Adanya Komplikasi pada
SKA
• SOB
• Saturasi oksigen turun
• Nyeri dada berulang
• Gangguan hemodinamik ( takikardi,
hipotensi,sianosis,aritmia)
• Sinkope
• Gangguan kesadaran
• Meningkatnya kecemasan pasien/gelisah
42
Komplikasi
Komplikasi Tanda dan gejala Tindakan Kep
43
Komplikasi
Komplikasi Tanda dan gejala Tindakan Kep
44
ACUT-CHRONIC NURSES ROLE
INTERVENTION
56
Rehabilitasi
57
Tujuan
Memulihkan penderita penyakit kardiovaskuler
pada keadaan fisiologis, psikososial dan vokasional
secara optimal
59
Sasaran program rehab fase II(4-8 mg)
(intervensi)
Untuk mencegah progresifitas penyakit dengan
diberikan edukasi/reedukasi terhadap faktor risiko
koroner, evaluasi psikososial (tipe kepribadian),
vokasional (adaptasi terhadap pekerjaan yang sesuai)
maupun seksual (marital).
• Decrease symptoms
• Self care and lifestyle modification (smoking
cessation,dietary modification,weight loss)
• Maintenance of optimal health
• Decrease cardiac risk
• Manage the diseases ( DM,hypertension)
• Maintain psychosocial health
• Adapt to limitation the diseases process
61
“..children of today should not be
patients of tomorrow…”
In the absence of prevention strategies,
increasing numbers of people will succumb to
heart attacks and strokes due to continuing
exposure to risk factors.
Millions of premature deaths due to
cardiovascular disease can be prevented by
scaling up the implementation of affordable,
high impact interventions, which already exist.
TERIMA KASIH
You couldn’t have a strength without weakness
You couldn’t have a light without dark
You couldn’t have a love without loss
So, study from your past and devine your better
future