You are on page 1of 17

Pajak Penghasilan Orang

Pribadi
By
Tri Puji Astuti
Ismi Kurnia Hayati
Penghasilan

Definisi penghasilan berasal dari dua ahli, yaitu Schanz dan


Davidson dari Swedia mempunyai pandangan sebagai berikut:
”the concept of income is related to the economic ability of
persons. When we wish to determine an individual’s income, we
must ask what economic power has accrued to a given person
over a given period of time. In other words, we wish to know
what means came within the disposing power of given person,
who, during the period in question, neither impaired his capital
nor incurred personal debts.
PPh OP

Non-Objek Pajak

Dikenakan pajak
Penghasilan
final

Objek Pajak

Tidak dikenakan
pajak final
Objek PPh OP

Pengahasilan neto dalam negeri dari usaha


• Perdagangan, jasa, industri, pekerjaan bebas, peternakan, perkebunan, pertanian

Penghasilan neto dala negerii dari pekerjaan


• Pegawai tetap, pegawai tidak tetap bukan pegawai

Penghasilan neto dalam negeri lainnya


• Bunga, royalti, sewa, penghargaan dan hadiah, keuntungan dari penjualan harta/pengalihan harta,
penghasilan lainnya

Penghasilan neto luar negeri


Disain Umum
Konsep mengenai pajak penghasilan diantaranya adalah Global dan Schedular
taxation. Holmes menjabarkan dalam bukunya sebagai berikut
Under a global system of income taxation, all income, regardless of its
source, is aggregated and subjected to a single tax schedule. The purpose of
the global approach is “to distribute interpersonal tax burdens, vertically and
horizontally, according to the ability to pay principle”. Aggregating income
under a global tax renders a progressive tax scale more efficient (vertical
equity) and does not discriminate between incomes from different sources
(horizontal equity). Taxation under a schedular system identifies income by
source and imposes tax, sometimes at different rates, separately on the total
income derived in each source classification. Often under the source method,
some distinctions are made between earned and unearned income. Typically,
capital gains receive a more favorable tax treatment than other passive or
non-passive income. Schedular income tax systems that operate in this way
undermine the principle of horizontal equity (and tax efficacy) and,
therefore, augment the inequities in the income tax system.
Unit Pemajakan
Unit of Taxation
If the PIT has a single rate, it would be immaterial whether the unit of taxation is
the individual or the family.
Orang Pribadi

Warisan yang
Pajak
belum terbagi
Penghasilan

Badan

BUT
Penghasilan Kena Pajak
The concept of taxable income effectively defines the income tax
base. It was stated above that the taxable income of a person for a
tax period is commonly defined as the gross income of the person
for the period less the total deductions allowed to the person for
the period.
Penghasilan Usaha dan Investasi
PTKP dan Keringanan
PPh OP merupakan jenis pajak Peraturan Menteri Keuangan Republik
subjektif atau personal yang
pengenaannya harus memperhatikan Indonesia Nomor 101/PMK.010/2016 tentang
keadaan pribadi subjek pajak. refleks penyesuain besarnya PTKP disebutkan bahwa
tersebut diwujudkan dengan tarif PTKP adalah:
pemberian kelonggaran (batas
pemajakan) dalam bentuk PTKP yang  Wajib Pajak sebesar Rp 54.000.000,-
jumlahnya dikaitkan dengan keadaan
Wajib Pajak pada awal tahun pajak.  Tambahan untuk WP Kawin 4.500.000,-
PTKP ini di beberapa negara lain ada
yang diberikan dalam jumlah tetap  Tambahan untuk tanggungan 4.500.000,-
(standard deduction) tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib
dengan maksimal tanggungan 3 orang.
Pajak atau memperhatikan keadan  Tambahan apabila penghasilan istri
Wajib Pajak pada pertengahan atau
awal tahun (Gunadi, 2002). digabung
Pengurangan Penghasilan
 Pengurang Penghasilan Bruto

Deductible expense seperti biaya yang langsung


Penghasilan dari atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha atau usaha, iuran dana pensiun, biaya beasiswa.
pekerjaan bebas Non deductible expense seperti harta yang
dihibahkan

Biaya jabatan
Penghasilan dari Biaya pensiun
pekerjaan Iuran pensiun
Iuran jamsostek (PPh pasal 21)

Penghasilan dari
Pengeluaran yang terkait dengan penghasilan
usaha atau
tersebut.
pekerjaan bebas
Pengurangan Penghasilan
 Zakat atau sumbangan wajib keagamaan
Sesuai dengan Peraturan Dirjen Pajak No. Per-6/PJ/2011 dan PMK No.
254/PMK.03/2010
 Kompensasi Rugi (pasal 6 ayat (2) UU PPh)
Penghasilan bruto setelah pengurangan (deductible expense) didapat kerugian,
kerugian dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya
berturut-turut sampai dengan lima tahun.
Potongan dan Pungutan Pajak

 Pasal 21
 Pasal 22
 Pasal 23
 Pasal 24
Tarif dan Beban Pajak
 Tarif PPh (pasal 17 UU PPh)
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
≤ Rp 50 juta 5%
Rp 50 juta- Rp 250 juta 15%
Rp 250 juta – Rp 500 juta 25%
> 500 juta 30%

 Contoh Penghitungan

PhKP Tarif Lapisan PhKP PPh OP

320.000.000 5% 50.000.000 2.500.000

15% 200.000.000 30.000.000

25% 20.000.000 5.000.000

270.000.000 37.500.000
Beban Pajak
Norma Pencatatan vs Pembukuan

Pembeda Pembukuan Pencatatan


Sumber Penghasilan Kegiatan usaha atau Kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas. pekerjaan bebas dengan
peredaran bruto < 4,8M
Jenis dokumen Catatan mengenai harta, Data tentang peredaran
kewajiban, modal, bruto sebagai dasar untuk
penghasilan, biaya, menghitung jumlah pajak
penjualan dan yang terutang.
pembelian.
Menghitung penghasilan Peredaran bruto dikurangi Peredaran bruto dikali
neto deductible expense norma penghitungan
penghasilan neto
Perbandingan dengan negara lain
Perbedaan dengan indonesia

You might also like