You are on page 1of 45

SISTEM PELAYAN KESEHATAN DI

INDONESIA
Oleh:
Siti Masfiah, SKM, M.Kes, M.A
Kesehatan Masyarakat – UNSOED
OUTLINE
• Definisi Pelayanan Kesehatan
• Jenis Pelayanan Kesehatan
• Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia
• Stratifikasi Pelayanan Kesehatan
• Masalah Pelayanan Kesehatan di Indonesia
DEFINISI PELAYAN KESEHATAN
• Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo:
Sub sistem Yankes tujuan utamanya adalah pelayanan preventif dan
promotif dengan sasaran masyarakat.
• Levey & Loomba (1973):
Upaya yang diselenggarakan sendiri/bersama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat.
Acuan Depkes RI (2009)
JENIS PELAYANAN KESEHATAN

• Pelayanan Kedokteran:
• Medical Services
• Solo prectice/bersama-sama
• Tujuan: menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan
• Sasaran: perorangan dan keluarga
• Pelayanan kesehatan Masyarakat
• Public health services
• Pengorganisasian secara bersama-sama
• Tujuan: memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit
• Sasaran: kelompok, masyarakat
MEDICAL VS PUBLIC HEALTH SERIVCES
MEDICINE AND PUBLIC HEALTH

DEATH ONSET HEALTHY


SICK/ILL Do not SICK

APPROACH : CURATIVE – APPROACH : PREVENTION – PROMOTION


MEDICINE/DOCTOR
TARGET : UN-SICK PEOPLE/COMMUNITY
TARGET : SICK PERSON
INDIVIDUAL
GOAL : HEALTHY PEOPLE IN A HEALTHY
GOAL : CURED PERSON ENVIRONMENT

THROUGH : -TREATMENT/DRUG THROUGH : -HEALTHY PUBLIC POLICY


-TECHNOLOGY BASED -BEHAVIOR CHANGE
MEDICAL SERVICES -Preventive & Promotive based
HEALTH SERVICES
MEASUREMENT : INDICATORS
-MORTALITY
-MORBIDITY
MEASUREMENT : HEALTH INDICATORS
-HDI ?????
-QLI ??????
MEDICAL VS PUBLIC HEALTH SERIVCES
MEDICINE AND PUBLIC HEALTH

DEATH ONSET HEALTHY


SICK/ILL Do not SICK

DEATH HEALTHY

DEATH HEALTHY

DEATH HEALTHY

By DECREASING MORTALITY AND MORBIDITY MEANS INCREASING HEALTH ???


MEDICAL VS PUBLIC HEALTH SERIVCES
MEDICINE AND PUBLIC HEALTH

DEATH ONSET HEALTHY


SICK/ILL Do not SICK

• Patient • A defined population


• Practitioner • A health system
• Chief complaint • Community perceptions
• History & Physical • Professional opinions
• Laboratory tests • Epidemiologic analysis
• Clinical Diagnosis • Community Diagnosis
• Treatment plan • Interventions
• Home monitoring and • Monitoring efforts
follow-up testing • Modification of all the
• Follow-up visit above steps.
LEVELS OF PREVENTION

Onset of Signs/
Onset of
Symptoms
Disease
D1. Cure
Early
Exposure Detection
D2. Control

A B C D3. Disability

D4. Death

Primary Secondary Tertiary


Prevention Prevention Prevention

Preclinical Clinical
Copyright 2008, The Johns Hopkins University and Henry Taylor
PUBLIC GOODS VS PRIVATE GOODS
PUBLIC GOODS PRIVATE GOODS
• non-rivalry • Rivalry
pemakaian jasa kepada seseorang tidak mengurangi jatah bagi orang • non-excludable
lain yang ingin menggunakannya • eksternalitas
• non-excludable positif rendah
tidak mungkin atau sulit untuk mencegah orang menggunakannya,
walaupun yang bersangkutan tidak mau membayar jasa pelayananan
ini
• Adanya eksternalitas positif
yaitu pelayanan jasa publik kepada seseorang akan menimbulkan
pengaruh kepada orang lain yang tidak menggunakan

Pemilahan public goods dan private goods bukanlah hitam-putih (dikotomi),


tetapi memiliki gradasi pada titik terdapat public goods tidak murni.
Sistem Pelayanan Kesehatan

• Sistem : Tatanan, komponen, interaksi,


interdependensi, tujuan

Input Proses Output

Feed back

10
OUTPUT INDIKATOR

Indikator tahun 2003


Harapan Hidup/Life expectancy: 66.2 year
Healthy life expectancy: 58.1 year
Angka Kematian Bayi: 35 / 1000 life birth
Angka Kematian Balita: 45 / 1000 life birth
Penyebab kematian menunjukkan transisi epidemiologi
yang ditandai meningkatnya penyakit degenerative
tetapi penyakit infectious masih tetap ada
MDG’s MDG’s INDIKATOR
Indikator
RENSTRA KEMENKES 2010 - 2014
SYSTEM

 Systems have structure, defined by parts and their


CARDIOVASCULAR SYSTEM
composition;
 Systems have behavior, which involves inputs,
processing and outputs of material, energy or
information;
 Systems have interconnectivity: the various parts of
a system have functional as well as structural
relationships between each other.
 System(s) have by itself function(s) or group of
Functions
PUBLIC HEALTH SYSTEM
PUBLIC HEALTH SYSTEM

REGULATOR
(Government)

HEALTH OF
COMMUNITY

PROVIDER CLIENTS
PROVIDER Services CLIENTS
PROVIDER CLIENTS
PUBLIC HEALTH STRUCTURES
Public Health Structure

Four governmental levels :


 Local/District Health Office/Departments
 State / Province Health Office/Agency •

Bureau for Public Health,


 Health Care Authority

 Federal / National Government • Ministry of


Health, CDC, EPA, ?
 International Health Agencies • WHO,
UNICEF, etc
MINISTRY OF HEALTH FROM CENTRAL TO PERIPHERAL LEVEL

HEALTH DEPARTMENT (Kemenkes)


Ministry of Health
Central Level

Provinced Health Office (DinkesProf)


Provincial level

District Level Health Office (DKK)


District Level

Primary Health Centre


(Puskesmas)

Sub Health Centre (Pustu) Village Midwife Clinic (Polindes) Integrated Health Post(Posyandu)
Departemen Kesehatan

Dinkes Propinsi 33 Kantor


Rumah Sakit Rumah Sakit
Pemerintah Swasta
539 634
Dinkes Kab-Kota 440 Kantor

Tenaga Kesehatan
Puskesmas 7.843 Praktik Swasta:
• Dokter - Spesialis
• Bidan
• “Perawat”
Masyarakat:
220 Juta Jiwa
REFERRAL SYSTEM

Public Health Unit Health Centre Unit

Health Department/Provinced Health


Central or Province Hospital
Health Office (Depkes/DKP) Foundation
3rd level

Health Foundation District/city Hospital, Clinic,


District Level Health Office 2nd level Private Practitioner

Primary Health Care Health Foundation Primary Health Care, Midwife,


Ist level General practitioner

Community Village Midwife Clinic,


Village Midwife Clinic & Integrated Health Post &
Integrated Health Post Village Health Post
HOUSEHOLD
Maximal Type of Regional Health Office Structure
Minimal Type of Regional Health Office Structure
Relationship Between Regional Health Office and other Department

Regional
Walikota/major Legislative council
central statistics
agency
BAPPEDA
Private
doctor/midwife
Traditional
Public Works
Private Hospital
BKKBN medicine
Province Health
Office

Regional Health
Department of Hygiene
POM Institution office Primary
Regional Health And funeral
RSUD Health Care
Laboratory
Posyandu
(Integrated Service
Regional
Post)
Dispenda AIDS control Industry and Trade
Office

Non government
Tourism Agency Organization
Religion Office

PDAM
Social Office Education Office
TYPES OF HEALTH WORKER
(PP NO 32 TAHUN 1996 )
1) Health personnel consist of:
a. medical personnel;
b. nursing personnel;
c. pharmacy personnel;
d. community health workers;
e. energy malnutrition;
f. Therapy of physical strength;
g. Technicians medical personnel.
2) Labor includes medical doctors and dentists
3) Labor nursing include nurses and midwives.
4) Energy pharmacy involves pharmacists, pharmaceutical analyst and assistant
pharmacist.
5) Power epidemiology public health include health, medical entomologist,
microbiologist health, health extension workers, health administrators and sanitarian.
6) Energy includes nutritionists and nutrition dietitian.
7) Power of therapy include physical therapist, speech therapist and Occupational
Therapy .
8) Labor radiographer technician include medical, radioteraphist , dental technician,
technician elektromedist, health analyst, refractionis optisien, otorik prosthetic,
technicians transfusions and medical recorder.
PUBLIC HEALTH FINANCING
HEALTH FINANCING

There are generally five primary methods of funding


health care systems:
 direct or out- of- pocket payments,
 general taxation to the state, county or municipality,
 social health insurance,
 voluntary or private health insurance, and
 donations or community health insurance.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

• Sistem Pelayanan Kesehatan


• Pelayanan Kesehatan Dasar/Pertama
• Pelayanan Kesehatan Rujukan/lanjutan
• Stratifikasi Pelayanan Kesehatan di Indonesia
• Primary Health Service, Secondary Health Service, Tertiary
Health Service
• Puskesmas, Rumah Sakit
PELAYANAN KESEHATAN DASAR

• Kontak pertama individu, keluarga, atau masyarakat dengan sistem


pelayanan kesehatan. (Deklarasi Alma Atta, 1978)
• Upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau
masyarakat dengan pelayanan kesehatan sebagai proses awal pelayanan
kesehatan langsung maupun pelayanan kesehatan penunjang, dengan
mekanisme rujukan timbal balik. Termasuk penanggulangan bencana dan
pelayanan gawat darurat. (SKN, 2009)
• Pelaku : ??????
• Pemerintah : Puskesmas dan jejaringnya
• Swasta : Dokter praktik, bidan praktik, pengobat tradisional (Battra)
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Empat Pilar :
1. Reformasi Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan pemerintah lebih diarahkan upaya kesehatan masyarakat
(public goods) dan pelayanan kesehatan bagi orang miskin.
2. Reformasi kebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatan harus berbasis fakta (evidence based public health
policy)
3. Reformasi Kepemimpinan Kesehatan
Kepemimpinan kesehatan harus bersifat inklusif, partisipatif, mampu
menggerakkan lintas sektor melalui kompetensi advokasi
4. Reformasi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan dasar harus mengembangkan sistem yang kokoh
dalam konteks puskesmas dan jejaringnya.
PELAYANAN RUJUKAN
Penderita

Masalah Medis Rujukan Medis Pengetahuan

Bahan-bahan
Pemeriksaan
Masalah
Kesehatan
Teknologi

Masalah
Rujukan
Kesehatan Sarana
Kesehatan
Masyarakat

Operasional
STRATIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN

1. Pelayanan Kesehatan Primer (primary health service/


Primary Care)
2. Pelayanan Kesehatan tingkat dua (Secondary Health
Service / Secondary Care)
3. Pelayanan Kesehatan tingkat tiga (Tertiary health
service / Tertiary Care)
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
(PRIMARY HEALTH SERVICE)

• Pelayan kesehatan yang bersifat pokok (basic health service) yang


sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai
nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
• Pada umumnya bersifat pelayanan rawat jalan
• Menangani kasus-kasus / penyakit ringan
• Sarana kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, contoh:
puskesmas, poliklinik.
• Pelayanan Kesehatan primer pada umumnya melakukan pelayanan
kesehatan komprehenshif (Preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif).
SECONDARY HEALTH SERVICE

• Sarana / pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus /


penyakit dari sarana pelayanan kesehatan primer. (menangani
kasus-kasus yang tidak / belum bisa ditangani oleh sarana
kesehatan primer karena peralatan/ keahliannya belum ada)
• Pelayanan kesehatan lebih lanjut , telah bersifat rawat inap,
untuk menyelenggarakannya dibutuhkan tenaga-tenaga
spesialis.
• Misal : RS Kabupaten, Puskesmas rawat inap, Rumah Bersalin.
TERTIARY HEALTH CARE

• Sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus kasus yang


tidak dapat ditangani oleh sarana-sarana pelayanan kesehatan
primer dan sekunder.
• Pelayanan kesehatan yang bersifat lebih kompleks dan
umumnya diselenggarakan oleh spesialis.
• Misal RS Propinsi, RS Tipe A, RS Tipe B.
PUSKESMAS

• Suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan


kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan
berkisenambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu.
• Primary Health Centre
ASAS PENGELOLAAN

1. Asas Pertanggungjawaban wilayah


( Tg Jwb atas semua masalah kesehatan yg trjd dlm wilayah
kerja ).
2. Asas Peran serta Masyarakat
( Upaya melibakan msyrkt dlm menylnggarkan pgrm kerja
Puskesmas ).
3. Asas Keterpaduan
( Memadukan kegiatan lintas program dan lintassektoral ).
4. Asas Rujukan
( Jika tdk mampu Rujuk Ke sarana yg mampu ).
PELAYANAN KESEHATAN TK. I (PUSKESMAS)
1. Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi kesehatan
2. Pelayanan pengobatan umum
3. Pelayanan gigi termasuk cabut dan tambal
4. Penanganan gawat darurat
5. Pelayanan gizi kurang/buruk
6. Tindakan medis/operasi kecil
7. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
8. Pelayanan imunisasi wajib bagi bayi
9. Pelayanan kesehatan melalui Kunjungan rumah
10. Pelayanan Keluarga Berencana (alat kontrasepsi disediakan BKKBN), termasuk penanganan
efek samping dan komplikasi
11. Pelayanan laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya
12. Pemberian obat
13. Rujukan
RUMAH SAKIT

• suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yg terorganisir serta


sarana kedokteran yg permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
asuhan keperawatan yg berkesinambung, diagnosis serta pengobatan
penyakit yg di derita oleh pasien. (American Hospital Association; 1974)
• Merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), terutama upaya penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (Rehabilitatif).
• Penggolongan:
• Medik Depkes RI (Berdasarkan Jenis dan Pengelola)
• Peraturan MenKes RI, 2010 ( Berdasarkan Pelayanan dan
Kepemilikan/pengelolaannya)
• Secara Umum (Berdasarkan kemampuan pengelolaan)
PENGGOLONGAN RUMAH SAKIT
BERDASARKAN JENIS

1. Rumah sakit Umum


2. Rumah sakit Jiwa
3. Rumah sakit Khusus ; RS Kusta, RS Mata, RS Ortopedi, dll
PENGGOLONGAN RUMAH SAKIT
BERDASARKAN PENGELOLA
1. Rumah sakit Vertikal (Depkes RI)
2. Rumah sakit Propinsi
3. Rumah sakit Kabupaten/Kota
4. Rumah sakit tentara
5. Rumah sakit Tentara
6. Rumah sakit Departemen lain
7. Rumah sakit swasta
PENGGOLONGAN RUMAH SAKIT
BERDASARKAN PELAYANAN
1. Rumah sakit umum
2. Rumah sakit khusus
PENGGOLONGAN RUMAH SAKIT
BERDASARKAN KEPEMILIKAN
1. Rumah sakit Publik
RS yang dikelola oleh pemerintah, Pemerintah daerah, dan
berbadan hukum yang bersifat Nirlaba.
2. Rumah sakit Privat
RS yang dikelola oleh Badan Hukum dengan tujuan profit yang
berbentuk PT atau Persero
PENGGOLONGAN RUMAH SAKIT
BERDASARKAN KEMAMPUAN
1. Rumah sakit tipe A
Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh
pemerintah ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau disebut pula sebagai rumah
sakit pusat.
2. Rumah sakit tipe B
Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap Ibukota propinsi yabg menampung pelayanan rujukan di rumah
sakit kabupaten.
3. Rumah sakit tipe C
Adalah rumah sakit yang mapu memberikan pelayanan kedokeran spesialis terbatas.Rumah sakit ini
didirikan disetiap ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari
puskesmas.
4. Rumah sakit tipe D
Adalah rumah sakit yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan pelayanan kedokteran
umum dan gigi. Rumah sakit ini menampung rujukan yang berasal dari puskesmas.
5. Rumah sakit tipe E
Adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang menyalenggarakan hanya satu macam pelayan kesehatan
kedokteran saja. Saat ini banyak rumah sakit kelas ini misal, rumah sakit kusta, paru, jantung, kanker, ibu dan
anak.
PERMASALAHAN PELAYANAN KESEHATAN DI
INDONESIA
1. Peran Sektor Kesehatan
2. Perubahan Kebijakan dan implikasinya pada kemampuan daerah
3. Tuntutan Desentralisasi
4. Anggaran Sektor Kesehatan
5. Pemerataan Pelayanan Kesehatan
6. SDM sektor Kesehatan
44

OTDA
• Kesehatan  • >> Baik / Buruk ?
• Prioritas / Tidak ?
• Advokasi  Kesehatan Penting !!
• APBD Kes

• Program Kes • AIDS, TBC, DLL


▫ Issue Global

▫ Issue Nasional
• Imunisasi
▫ Lokal Spesifik • Rabies
• Kaki gajah
• dll
TERIMAKASIH

You might also like