You are on page 1of 44

Thalassemia Pada Anak

Pembimbing : Dr. Aulia Sp A, (K)


Meriani Silaban
Sel Darah Merah/Eritrosit
• Mengangkut O2 dari paru ke seluruh
tubuh
FUNGSI
• Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke
paru
Komponen Eritrosit

HEMOGLOBIN
HEME GLOBIN

Zat Besi Protein

GEN globin
(DNA)
THALASSEMIAS: Genetic diseases
Defects of Hb synthesis

Hemoglobin molecule Composition of


Adult Hb
heme

 


heme 
HbA (22) 98%
Thalassemia-: -globin chain synthesis  or ()
HbA2 (22) ~ 2.5%
Thalassemia-: -globin chain synthesis  or () HbF (22) <1%
Perkembangan Globin
Thalassemia

Kelainan genetik  sintesis hemoglobin


tidak ada atau kurang oleh karena
gangguan sintesis rantai globin

Rantai globin alfa berlebihan

Presipitasi

Gangguan distribusi oksigen tubuh


Epidemiologi
• Angka pembawa sifat thalassemia 3-5%, di
beberapa daerah hingga 10%
• Penyebaran: Mediterania, Timur Tengah, India
dan Burma, sepanjang garis Cina selatan,
Thailand, Malaysia, kepulauan Pasiefik dan
Indonesia  daerah Sabuk Thalassemia
(prevalensi 2,515%)
Sabuk Penyebaran Thalassemia
Mutasi Gen Thalassemia
• Thalassemia α  Mutasi gen pada kromosom 16
• Thalassemia β  Mutasi gen pada kromosom 11
Pewarisan Gen Thalassemia (1)
Salah satu orang tua karier Kedua orang tua karier

Pembawa Pembawa
Pembawa Tidak gen gen
gen membawa gen thalassemia thalassemia
thalassemia thalassemia
(normal)

r R R R r R r R

r R R R r R R R r r r R r R R R
Pewarisan Gen Thalassemia (2)
Satu orang tua penderita Kedua orang tua penderita
Menderita Menderita
Menderita Tidak membawa
thalassemia thalassemia
thalassemia gen thalassemia
homozigot homozigot
homozigot (Normal)

r r R R r r r

r R r R r R r R r r r r r r r r
Thalassemia β
• Hasil mutasi tidak kurang dari 200 rantai
globin β baik berupa hilangnya rantai β atau
berkurangnya rantai β.
• Keadaan tersebut mengakibatkan
ketidakseimbangan rantai globin  rantai
alpha berlebih  kerusakan sel darah merah
pada sumsum tulang dan perifer
Phenotypes of -thalassemia carriers
(trait/minor/heterozygote/pembawa sifat)

Normal -thalassemia carriers


Genotype: /
/ /T /E

E
   
 

  
  
PE : normal N/mild anemia normal
MCV : 80-102fL <80 <80 (could >80
HbA2 : 2.5-3.5% >3.5 (4-6) 25-35 (HbA2+HbE)
HbF : <1% N or slightly  N or slightly 
Phenotypes of -thalassemia (affected)

HOMOZYGOTE o HOMOZYGOTE +

 



 

- Severe anemia (~ 6 month old) Mild to severe anemia


- Liver & spleen enlargement Liver & spleen may/not >>
- only consists of HbA2 and HbF Still has HbA
- HbF > 90% or less HbF range from >1 to > 90%
Phenotypes of -thalassemia (affected)

HbE/HbE HbE/ o or +

E
  E

 
 

- mild anemia - moderate to severe anemia-


- only consists of HbE, - only consists of HbE,
HbA2 and HbF HbA2 and HbF
Skoring Klinis Thalassemia  mayor/HbE
Thailand

Sumber: Sripichai, O. (2008)


Formula untuk menilai derajat
manifestasi klinis pasien
Y = 9,441 – 0,138 x usia pertama diagnosis
(tahun) – 0,715 x rerata Hb pra transfusi
(g/dL) + 0,204 x frekuensi transfusi
(kali/tahun) + 0,108 x ukuran limpa (cm),
Kategori derajat berat
<4: ringan
4-7,5 intermedia, dan
>7.5 berat
Alur Diagnostik Thalassemia Klinis
Thalassemia α
• Rantai α juga terdapat pada Hb F (fetal hemoglobin)
dan Hb A (adult hemoglobin)  dpt terjadi pada
masa janin dan dewasa
• Komponen genetik lebih kompleks dari thalassemia
β
• Bentuk homozigot dari thalassemia α0
menyebabkan kematian intrauterine (janin anemia
hebat dan hidropik – sindroma hidrop fetal Hb Bart)
• Bentuk heterozigot menunjukkan gejala lebih
ringan – anemia & splenomegali
Phenotypes of -thalassemia carriers
(trait/minor/heterozygote/pembawa sifat)

Normal -thalassemia
Genotype: / --/
/ -/- -/

   


  
  
PE : normal N/mild anemia Normal
MCH : 26-32 pg < 25 pg 25-27pg
HbA2 : 2.5-3.5% normal or low normal or low
HbF : <1% low or absent low or absent
Phenotypes of -thalassaemia (affected)

Normal -thalassemia

--/-- --/- or --/T


 
 

   4=HbBart  4=HbH
 

  
 
Adult Fetus • IUFD 28-32 weeks • HbH disease
• Hydrops fetalis • mild to severe anemia
Hydrops fetalis
DIAGNOSIS THALASSEMIA

anamnesis

• Proporsi kepala, tubuh dan anggota gerak


Px fisik • Hepatomegali, splenomegali
• antropometri

• CBC
Px • Darah tepi
• Analisis Hb: Hb elektroforesis, kadar HbA2, HbF
laboratorium • Status cadangan besi: SI, TIBC
Gambaran Darah Tepi
Elektroforesis Hemoglobin
• Kadar HbF thalassemia bervariasi dari yang
rendah 10% sd 90%
• Thalassemia minor  Kenaikan HbF ringan : 2-
6% ; HbA2 naik 3-7%
• Thalassemia mayor  kadar HbF meningkat
menjadi 30-50%
Hb Elektroforesis
Tipe Hb Nilai normal Thalassemia Thalassemia Thalassemia

β homozigot β heterozigot β minor

HbA (%) 96 - 98 0 10-30 92-95

HbF (%) <1 95-98 70-90 0,5-4

HbA2 (%) 2-3 2-5 2-5 >3,5


Gambaran Radiologis
• Thalassemia intermediate:
- USG abdomen  pembesaran limpa
- Foto tulang panjang  luasnya medula dan
menipisnya korteks
• Thalassemia mayor :
- USG abdomen tampak >> limpa
- Foto tulang tengkorak  hair end appearance
atau brush appearance
- Foto tulang panjang  >> ruangan medula
dan menipisnya korteks
Foto Cranium dan Manus
Analisis Molekuler

• Analisis mutasi 
Polymerase chain
reaction-restriction
fragment length
polymorphisme (PCR-
RFLP) dan Amplification
Mutation Refractory
System (AMRS)
Manajemen Thalassemia
Transfusi

Terapi Kelasi

Splenektomi

Treatmen infeksi & Komplikasi

Dukungan Psikososial
Transfusi
• Pengobatan suportif utama untuk menanggulangi
anemia pada thalassemia
• Pemberian sel darah merah : high transfusion
scheme dan low transfusion scheme
• Kadar hemoglobin pasien thalassemia umumnya
turun 1g/dl tiap minggu

• Komplikasi: penularan infeksi , isoimmunization dan


penimbunan besi
Medikamentosa
• Asam folat 2x1 atau 5 mg/hari
• Vitamin E 200 IU/hari
Terapi Kelasi Besi
Deferasirox
oral iron chelator
• Tridentate* iron chelator
– an oral, dispersible tablet
– administered once daily
– highly specific for iron
• Chelated iron excreted
mainly in feces (<10% in
urine)
Splenektomi
• Untuk mengurangi kebutuhan transfusi
• 2 minggu Sebelum / sesudah splenektomi 
vaksinasi terhadap S.pneumonia, H.influenza,
meningococcus.
Pilihan Terapi Definitif
 Bone Marrow Transplants
 Mengganti sumsum tulang dari donor
 BMT pertama tahun1981
 Masih sulit untuk dilakukan di Indonesia

 Cord Blood Transplants


 Menggunakan metode stem sel
Komplikasi
Monitoring
• Dimulai pada akhir dekade pertama atau di
awal dekade kedua
• Organ hati, jantung, kelenjar endokrin dan
tulang  deteksi fungsi organ
• Monitoring keberhasilan pengobatan
Pencegahan Thalassemia
• 1. skrining massal (prospective screening)
• 2. Retrospective screening

Skrining oleh WHO


1. Penduduk di negara tinggi frekuensi Thalassemia
2. Pasangan dengan risiko tinggi mempunyai anak
dengan thalassemia
3. Premarital screening
4. Keluarga risiko tinggi : sudah mempunyai anak
thalassemia, diketahui pembawa sifat thalassemia
Skrining Thalassemia
• Tujuan  menjaring individu karier thalassemia
• Jenis skrining: skrining antenatal, skrining
prakonsepsi, skrining massal, skrining
pramarital
• Pemeriksaan skrining: indeks eritrosit,
NESTROFT, estimasi hemoglobin, feritin, serum
Ion (SI) & analisaDNA
• Identifikasi karier  Skrining Thalassemia
• Konseling genetik
• Prenatal Diagnosis
Prenatal Diagnosis
Prenatal diagnosis 
Analisa DNA dari sel
fetus (amniosentesis
pada usia kehamilan
15-18 minggu) atau
sampel vili korionik
(usia kehamilan 11
minggu)  jika (+) 
akhiri kehamilan
Pengelolaan Komprehensif
Kuratif

Preventif

Promotif

Rehabilitatif Tumbuh kembang anak


optimal sesuai potensi
Psikososial genetik anak
thalassemia

Kualitas hidup
meningkat
Terima Kasih

You might also like