Professional Documents
Culture Documents
PERADILAN KONSTITUSI
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
The application of the constitutional rules concerning legislation can be
effectively guaranted only if an organ other than the legislative body is
entrusted with the task of testing whether a law is constitutional, and of
annulling it if – according to the opinion of this organ – it is “unconstitutional”.
There may be a special organ established for this purpose, for instance, a
special court, a so-called “constitutional court”...
MK
mempunyai sembilan orang
kepribadian yang tidak anggota hakim konstitusi yang
tercela, adil, negarawan ditetapkan oleh Presiden,
yang menguasai konstitusi yang diajukan masing-masing
dan ketatanegaraan, serta Pasal 24C tiga orang oleh MA, tiga orang
tidak merangkap sebagai oleh DPR dan tiga orang oleh
pejabat negara Presiden
[Pasal 24C (5)] [Pasal 24C (3)]
Wewenang
Wewenang MK
Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 :
“Mahkamah Konstitusi berwenang
mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji UU terhadap UUD,
memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD, memutus
pembubaran parpol, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilu.”
Dalam PUU, yang diuji bukan orang per orang, namun norma yang sifatnya abstrak
dan mengikat masyarakat. Tidak ada istilah menang-kalah, namun yang terjadi
adalah mekanisme pengujian norma seandainya ada dugaan kerugian
konstitusional yang mungkin menimpa salah seorang warga negara.
Judicial Review
The Encyclopedia Americana: Judicial review is the
power of the courts of the country to determine if the
acts of the legislature and executive are
constitutional. Acts that the courts declare to be
contrary to the constitution are considered null and
void and therefore unenforceable.
Judicial Review
o Black’s Law: judicial review diartikan sebagai: power of courts
to review decisions of another department or level of
government.
o Erick Barendt: Judicial review is a feature of a most modern
liberal constitutions. It refers to the power of the courts to
control the compatibility of legislation and executive acts of
the term of the constitutions.
Uji materiil dilakukan terhadap substansi atau materi dari suatu UU,
sementara pengujian formiil dilakukan atas prosedur pembentukan UU dan
hal lain yang tidak termasuk materi UU. Misalnya pengujian terhadap
proses pembentukan UU yang secara prosedural telah diatur dalam UUD,
namun ternyata pelaksanaannya terjadi penyimpangan.
Pasal 51 UU MK
(1) Pemohon adalah pihak yang menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan
oleh berlakunya undang-undang, yaitu:
a. perorangan warga negara Indonesia;
b. kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang;
c. badan hukum publik atau privat; atau
d. lembaga negara.
(2) Pemohon wajib menguraikan dengan jelas dalam permohonannya tentang hak dan/atau kewenangan
konstitusionalnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemohon wajib menguraikan dengan
jelas bahwa:
a. pembentukan undang-undang tidak memenuhi ketentuan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; dan/atau
b. materi muatan dalam ayat, pasal, dan/atau bagian undang-undang dianggap bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
LEGAL STANDING
Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006/PUUIII/2005 dan Putusan Nomor 11/PUU-
V/2007, Mahkamah telah menentukan 5 (lima) syarat kerugian konstitusional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) UU 24/2003 tersebut, yakni:
a. adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional yang diberikan oleh UUD 1945;
b. hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut dianggap telah dirugikan oleh berlakunya
undang-undang yang dimohonkan pengujian;
c. kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut bersifat spesifik (khusus) dan aktual
atau setidak-tidaknya bersifat potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan
terjadi;
d. adanya hubungan sebab akibat (causal verband) antara kerugian hak dan/atau kewenangan
konstitusional dengan undang-undang yang dimohonkan pengujian;
e. adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan maka kerugian hak dan/atau
kewenangan konstitusional yang didalilkan tidak lagi terjadi;
Alien’s Rights?
Tax payers rights?
Proses Perumusan Kebijakan menjadi Produk
Hukum
Kebijakan Nasional memiliki hierarki tertentu dalam tatanan hukum, mulai dari konstitusi sebagai
staatsgrundgezet hingga peraturan daerah;
Ketika suatu kebijakan dirumuskan dalam suatu peraturan perundang-undangan, maka stratifikasi
kebijakan tersebut akan terbingkai dalam suatu hierarki peraturan perundang-undangan. Karenanya,
setiap kebijakan yang dibuat pemerintah tidak boleh bertentangan dengan kebijakan yang lebih tinggi;
Setiap kebijakan yang diambil oleh the rule-makers, berpotensi untuk di-review baik oleh institusi di
atasnya, maupun oleh dua institusi eksternal: legislatif maupun peradilan;
Pasal 50 UU MK
Undang-undang yang dapat dimohonkan untuk diuji adalah undang-undang yang diundangkan
setelah perubahan UUD NRI Tahun 1945.
Ketentuan Psal ini telah dihapus dan diganti dengan:
Pasal 50A
Mahkamah Konstitusi dalam menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 tidak menggunakan undang-undang lain sebagai dasar pertimbangan
hukum.
Pembatasan Kewenangan MK?
Kewenangan Organ UUD tidak dapat dibatasi oleh UU
Pengujian Peraturan PerUU di bawah UU?
Kaedah Dasar Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan