You are on page 1of 30

IMPLEMENTASI PENCEGAHAN DALAM PRAKTEK DOKTER

KELUARGA

a. Wellness  promosi kesehatan melalui self-


improvement
b. Keadaan bebas penyakit (absence of disease) 
Identifikasi dari faktor-faktor resiko  pencegahan
tingkat primer.
c. Keadaan seseorang (+) penyakit namun belum
menunjukkan gejala klinis (asimptomatik) 
pencegahan tingkat sekunder
d. Keadaan seseorang sudah didiagnosa menderita suatu
penyakit dan simptomatik  clinically ill
e. Premature Death
KONSEP WELLNESS
Defenisi
Suatu proses aktif untuk mengetahui dan membuat
pilihan terhadap kehidupan untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik lagi.

“Wellness is an active process of becoming


aware and making choices toward a more
successful existence.”
Wellness

Pekerjaan Kerohanian
(occupational) (spirituality),

Intektual Emosi
Fisik (physical)
(intellectual) (emotional)
Implementing Prevention
 For the family physicians, effective
preventive practice involve being familiar
with current recommendation, knowing your
individual patient, and applying this
knowledge in a manner that is efficient and
individualized.
 Putting prevention into practice
requires use of the clinical history and
physical examination
 Appropriate priority setting
 Spending time educating and counseling
patient
 Using a prevention-oriented charting
system
 To implement prevention in practice, many
family physician use one simple systems the
mnemonic RISE
 R = Risk factor identification (the history and
physical examination)
 I = Immunization
 S = Screening (carried out during the
physical examination and using laboratory
test
 E = Education (education permeates all
patient-physician encounter)
Wellness Absence Diseased Disease and Premature
of but Symptomatic Death
(Clinically Ill)
Disease asymptomatic
Heath Risk factor Early detection Prevention of
promotion identificatio through complication
through self- n (often screening through
improvement reffered to (secondary anticipation of
as primary prevention) problems and
prevention) rehabilitation
(tertiary
prevention)
Perhitungan Kebutuhan Energi
1. Tentukan Berat Badan Ideal (BBI)

 Untuk Pria dengan Tinggi Badan (TB) < 160 cm dan


Wanita dengan Tinggi Badan (TB) < 150 cm :
BBI = ( Tinggi Badan dalam cm – 100) x 1 kg

 Untuk Pria dengan Tinggi Badan (TB) >= 160 cm dan


Wanita dengan Tinggi Badan (TB) >= 150 cm :
BBI =((Tinggi Badan dalam cm – 100) x 1 kg) x 90%
 BBI wanita = (TB(cm)-100)-(15%xTB-100)

 BMI = BB (Kg)/TB2(m)
The International Classification of adult underweight,
overweight and obesity according to BMI
Classification BMI(kg/m²)
Underweight <18.50 <18.50
Severe thinness <16.00 <16.00
Moderate thinness 16.00 - 16.99 16.00 - 16.99
Mild thinness 17.00 - 18.49 17.00 - 18.49
18.50 - 22.99
Normal range 18.50 - 24.99
23.00 - 24.99
Overweight ≥25.00 ≥25.00
25.00 - 27.49
Pre-obese 25.00 - 29.99
27.50 - 29.99
Obese ≥30.00 ≥30.00
30.00 - 32.49
Obese class I 30.00 - 34-99
32.50 - 34.99
35.00 - 37.49
Obese class II 35.00 - 39.99
37.50 - 39.99
Obese class III ≥40.00 ≥40.00
2. Menghitung kebutuhan kalori Basal (Basal Metabollic
Rate = BMR)

 Kebutuhan basal (KB) adalah kebutuhan minimal


yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan saat
tidur atau istirahat.
 Ini merupakan kebutuhan energi dan kalori yang
paling mendasar untuk menggerakan jantung, paru,
usus dan pencernaan saja.
 Kebutuhan basal laki-laki dan perempuan ini
berbeda satu sama lain.
KB perempuan = BB Ideal x 25 KKal
KB pria = BB Ideal x 30 KKal
3. Aktivitas fisik (AF)

Rata-rata semua orang pasti memiliki aktivitas masing-


masing.
 Asupan kalori tubuh ini juga dipengaruhi oleh aktivitas
yang dilakukan. Secara umum ada tiga kategori aktivitas
fisik yang dilakukan yaitu ringan, sedang, dan berat.
 Aktivitas fisik ini dihitung dari total kebutuhan basal.

 Tambahkan Faktor Aktifitas dan Stress pada kebutuhan


kalori basal :
 Tambahkan 10 – 20% pada aktifitas Ringan
 Tambahkan 20 – 20% pada aktifitas Sedang
 Tambahkan 40 – 50% pada aktifitas Berat
Tabel Klasifikasi Aktivitas Harian
Ringan Sedang Berat

(tambahkan 10 - 20%) (tambahkan 20 – 30%) (tambahkan 40-50%)

Menyetir Kerja rumah


(10%) (20%) Aerobik (40%)
mobil tangga
Bersepeda
Mengajar (20%) Bersepeda (30%) (40%)
mendaki

Berjalan (20%) Bowling (20%) Panjat tebing (50%)

Kerja kantoran (10%) Berjalan cepat (30%) Dansa (40%)

Memancing (20%) Berkebun (30%) Jogging (40%)

Membaca (20%) Atlit (50%)


4. Koreksi usia (KU)

Usia juga akan mempengaruhi kebutuhan kalori


seseorang. Semakin bertambahnya usia, maka kebutuhan
kalori dan asupan makanannya pun semakin sedikit.
 Kurangi perhitungan Kalori Basal pada kondisi Kelebihan
Berat Badan (BB) dan disesuaikan dengan Usia
Untuk Anda yang berusia 40-59 tahun, maka koreksi
usianya mencapai 5 persen, usia 60-69 tahun maka
koreksinya 10 persen, dan usia lebih dari 70 tahun
koreksinya 20 persen.
Contoh: Jika Anda berusia 45 tahun, maka faktor
koreksinya adalah 5 persen. Sehingga koreksi usia Anda
adalah = 5 % x 1462,5 Kkal (kebutuhan basal) = 73,125
Kkal.
Kondisi & Umur Koreksi

40 – 59 tahun - 5% (minus)

60 -69 tahun - 10% (minus)

> 70 tahun - 20% (minus)

- 20 s/d 30% (minus; tergantung


BB lebih
derajat obesitas individu)
+ 20 s/d 30% (plus; tergantung
BB kurang
derajat kekurusan individu)
+ 10 – 30 – 40% (plus; terantung
Stress dan Infeksi
berat ringannya penyakit)
Total kalori yang dibutuhkan (TK)
Total Kebutuhan Kalori Harian dapat dihitung dengan
rumus :

 Total Kebutuhan Kalori Harian = Kebutuhan Kalori


Basal + Koreksi Faktor Aktivitas – Koreksi Faktor
Usia

 TK = KB + AF - KU
GAYA HIDUP SEHAT DAN
OLAHRAGA

Promotif
(Peningkatan)

Preventif
(Pencegahan)
TUJUAN
OLAHRAGA

Rehabilitatif
(Pemulihan)
Kuratif
(Pengobatan)
meningkatkan kekuatan otak

menambah ketajaman pikiran

menghilangkan stress

meningkat perasaan bahagia secara alami

meningkatkan kepercayaan diri


Jenis Olah Raga
1. Aerobik adalah : Olahraga yang dilakukan secara
terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih
dapat dipenuhi tubuh. Misalnya : Jogging, senam,
renang, bersepeda.

2. Anaerabik adalah : Olahraga dimana kebutuhan


oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh.
Misalnya : Angkat besi, lari sprint 100 M, tenis
lapangan, bulu tangkis.
Olah Raga Baik dan Benar
1. Olahraga daapt dimulai sejak usia muda hingga
usia lanjut.
2. Dapat dilakukan dimana saja, dengan
memperhatikan lingkungan yang mana dan
nyaman, bebas polusi, tidak menimbulkan cedera,
misalnya : dirumah, tempat kerja, dan dilapangan.
3. Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi,
berganti-ganit jenisnya supaya tidak monoton.
4. Dilakukan secara bertahap dimulai dari pemanasan
5 - 10 menit, diikuti dengan latihan inti minimal 20
menit dan diakhiri dengan pendinginan selama 5 -
10 menit.
5. Fekuensi latihan dilakukan secara teratur 3 - 5
kali per minggu.
6. Intensitas latihan :
a) Untuk meningkatkan daya tahan tubuh harus
mencapai 70% - 85% denyut nadi maksimal
(DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal
yang dihitung berdasarkan : DNM = 220 -
UMUR
b) Untuk membakar lemak dengan intensitas
yang lebih ringan yaitu 60 - 70 % DNM.
Contoh :
Orang dengan usia 40 tahun akan mempunyai
DNM = 220 - 40 = 180.
Untuk membakar lemak orang tersebut harus berolahraga
dengan denyut nadi mencapai :
60% x 180 = 108 s/d 70% x 180 = 126.

7. Waktu
 Mulai semampunya, ditambah secara perlahan-lahan.
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh (endurence)
perlu waktu antara 1/2- 1 jam, untuk membakar lemak
perlu waktu lebih lama (lebih dari satu jam).
Menurut American College of Sports
Medicine (ACSM), penuntun olahraga yang
dianjurkan untuk menjadi sehat adalah:

1. Frekuensi : 3-5/minggu
2. Intensitas : Maksimum HR : 220-umur)
3. Durasi : minimal 30 menit (30-60
menit)
KASUS
 Seorang wanita, Ibu Rumah Tangga, berinisial S,
berusia 60 tahun, Berat Badan 55 kg, Tinggi Badan 160
cm, jarang berolahraga, saat ini dalam kondisi baik

 Tentukan total kebutuhan kalori dan ketentuan


berolah raga dari pasien
Jawaban :

1. Karena S adalah wanita dan memiliki Tinggi Badan =


160 cm maka dihitung dengan rumus:
Berat Badan Ideal (BBI) = [(Tinggi badan dalam cm -
100) x 1 kg] x 90%
= [(160 - 100) x 1] x 90%
= 54 kg
2. Karena S adalah wanita maka Kebutuhan Kalori Basal
dihitung dengan rumus : BBI x 25 kkal
Kebutuhan Kalori Basal = BBI x 25 kkal
= 54 x 25 kkal
= 1.350 kkal
3. Karena S adalah seorang ibu rumah tangga, jarang
berolahraga maka Berdasarkan Tabel Klasifikasi Aktivitas
Harian = 20%

Koreksi Faktor Aktivitas = Kebutuhan Kalori Basal x Tingkat


Aktivitas
= 1.350 x 20%
= 270 kkal
4. Karena S sudah berusia 61 tahun = (-10%) minus
Koreksi Faktor Usia = Kebutuhan Kalori Basal x Tingkat Usia
= 1.350 x 10%
= 135 kkal
Maka Total Kebutuhan Kalori Harian S :
= Kebutuhan Kalori Basal + Koreksi Faktor Aktivitas –
Koreksi Faktor Usia
= 1.350 + 270 – 135 kkal
= 1.485 kkal
HR MAX = ( 220 – 60 ) x (70-85 %)
RANGE = 112-136 x/mnt
Waktu minimal untuk olahraga adalah 30 mnt/hari, 3-5
hari/minggu
 Terima Kasih ........

You might also like