You are on page 1of 34

DENVER DEVELOPMENTAL

SCREENING TEST II (DDST


– II)

ZULIA PUTRI PERDANI


History
 The Denver Developmental Materials was developed in
1960’s as instruments to identify the early problems
manifested in the developmental of a child.
 It was use by the health professionals, educators, and
social service providers. But after how many years
DDST was revised and improved in language and
articulation. It was standardized by over 2,000 children.
They interpreted in order to expand the ideas including
the separation of norms for subgroups that are showing
clinically significant differences in development, and
allow for adaptation to a certain population.
 The DDST- II was developed at the university of
Colorado center in Denver. (Franckenburge and Meriitt,
2000- 2007).
 The goals of DDST- II were to create standardized
test in an easy, quick and simple to administer and
interpret the test result according to the strength
and weaknesses of the child. It is use to provide an
early intervention to a child.
The purpose of DDST – II depend on the age of the
child.
 Newborn child – to detect if there is a neurological
problem like cerebral palsy.
 Infants – to identify nature of the possible problems
for the early intervention.
 Children – to delineate academic and social
problems in order to give an early intervention
( Medterm.com, 2007)
How to administer the DDST-II

 For non-English speaking children translation


are required.
 It can be administer during home visit
(Community Base Rehabilitation).
 It can be administer in a busy setting, day care
center with or without parents with the present
of the teachers, caregivers or who are very
familiar to a child. Parents will be asked later if
there is some information need for the
assessment.

 It is designed to the children between birth and


6 years old.
 It can be administer by anyone who is close to
the child and can follow the direction of the
Personal Critiques

In general, most of the items in DDST - II are


useful in my country. However, in some
cases DDST-II user must to know first our
culture. Like the urban life and the village life
are very different that can affects to the
results of the assessment. Like for example,
in some places many children learn to eat
used their right hand without fork and spoon.
But because of the influence of the media,
now DDST – II can be use in our country.
“Denver scale” adalah test screening untuk
masalah kognitif dan perilaku pada anak pra
sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K.
Frankenburg (yang mengenalkan pertama
kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST
dipublikasikan oleh Denver Developmental
Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST
merefleksikan persentase kelompok anak
usia tertentu yang dapat menampilkan
tugas perkembangan tertentu.
DEFINISI
 Denver II adalah revisi utama dari
standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan
Revisied Denver Developmental
Screening Test (DDST-R). Adalah salah
satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak. Tes ini
bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu
yang dibutuhkan 15-20 menit
MANFAAT
1. Menilai tingkat perkembangan anak
sesuai dengan usianya
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang
tampak sehat
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang
tidak menunjukan gejala kemungkinan
adanya kelainan perkembangan
4. Memastikan anak yang diduga
mengalami kelainan perkembangan
5. Memantau anak yang beresiko
mengalami kelainan perkembangan
Prosedur DDST terdiri dari 2
tahap
a) Tahap pertama: secara periodik dilakukan
pada semua anak yang berusia :
• 3-6 bulan
• 9-12 bulan
• 18-24 bulan
• 3 tahun
• 4 tahun
• 5 tahun
b) Tahap kedua: dilakukan pada mereka
yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama.
Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
Pelaksanaan test
Penting untuk anak :
• Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak
sehingga anak harus merasa aman dan
senang
• Anak tidak sedang sakit
• Anak tidak ngantuk, lapar,haus, sedang
marah, rewel
• Ruangan cukup luas, cukup ventilasi dan
kesan menyenangkan bagi anak
• Ajak anak bermain
Penting untuk orang tua

• Diberitahu bahwa ini bukan test IQ


• Beritahu tujuan test
• Beritahu ortu bahwa pemeriksaan
tidak mengharapkan anak dapat
melakukan semua tugas yang diberikan
kepada anak
Penting untuk pelaksana
test
a. Item-item test sebaiknya disajikan secara fleksibel.

• Item yang kurang memerlukan keaktifan anak


sebaiknya didahulukan

• Item yang lebih mudah didahulukan Beri Pujian


• Item dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan
secara berurutan agar penggunaan watu agar lebih
efesien
• Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang
diletakan diatas meja
• Pelaksanaan test untuk semua sector dimulai dari item
yang terletak di sebelah kiri garis umur, lalu dilanjutkan
ke item di sebelah kanan garis umur
b. Jumlah item yang dinilai tergantung
pada lama waktu tersedia, yang
terpenting pelaksanaanya mengacu
pada tujuan test, yaitu mengidentifikasi
perkembangan anak dan menentukan
kemampuan anak yang relatif lebih
tinggi
 Aspek Perkembangan yang dinilai Terdiri
dari 125 tugas perkembangan. Tugas
yang diperiksa setiap kali skrining hanya
berkisar 25-30 tugas Ada 4 sektor
perkembangan yang dinilai
SEKTOR PERKEMBANGAN YANG
DINILAI
 Personal Social (perilaku sosial) Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
 Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat
 Language (bahasa) Kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara
spontan
 Gross motor (gerakan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh
ALAT YANG DIGUNAKAN
 Alat peraga: Benang wol merah, kismis/
manik-manik, peralatan makan,
peralatan gosok gigi, kartu/ permainan
ular tangga, pakaian, buku gambar/
kertas, pensil, kubus warna merah-
kuning-hijau-biru, kertas warna
(tergantung usia kronologis anak saat
diperiksa). Lembar formulir DDST II Buku
petunjuk sebagai referensi yang
menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya
CARA PEMERIKSAAN DDST II
a. Tentukan umur anak pada saat
pemeriksaan
b. Tarik garik pada lembar DDST II sesuai
denganumur yang telah ditentukan
Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan
tanggal lahir anak yang akan diperiksa.
Gunakan patokan 30 hari untuk satu
bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
Jika dalam perhitungan umur kurang dari
15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan
c. Lakukan pengukuran pada anak tiap
komponen dengan batasan garis yang
ada milai dari motorik kasar, bahasa,
motorik halus, dan personal social
d. Tentukan hasil penilaian apakah normal,
meragukan dan abnormal
 Pada anak-anak yang lahir prematur, usia
disesuaikan hanya sampai anak usia 2
tahun: Contoh perhitungan anak dengan
prematur: An. Lula lahir prematur pada
kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal
5 Agustus 2011. Diperiksa
perkembangannya dengan DDST II.Hitung
usia kronologis An. Lula! DIKETAHUI :
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2011 Tanggal
periksa : 1-4-2013 Prematur : 32 minggu
 Ditanyakan : Berapa usia kronologis An.
Lula? Jawab :
 2013 – 4 – 1 An. Lula prematur 32
minggu 2011 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ -
Maka 37 – 32 = 5 minggu 1 – 7 -26 Jadi
usia An. Lula jika aterm (tidak prematur)
adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1
tahun 8 bulan atau 20 bulan
 Usia tersebut dikurangi usia
keprematurannya yaitu 5 minggu X 7
hari = 35 hari, sehingga usia kronologis
An. Lula untuk pemeriksaan DDST II
adalah: 1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari
= 1 tahun 6 bulan 21 hari Atau 1 tahun 7
bulan atau 19 bulan
SKOR PENILAIAN PER ITEM

 P : Pass (lulus) /L
 F : Fail (Gagal)G
 R : Refusal/M
 NO : No Oportunity : anak tdk
mempunyai kesempatan/menolak
melakukan tugas
Pemberian nilai untuk setiap itemnya

a. L =lulus /lewat (P= pass). Anak dapat melalkukan item


dengan baik atau baik atau orang tua / pengasuh
melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat
menyelesaikan item tersebut (item tertanda L)

b. G= gagal (F=fail). Anak tidak dapat melakukan item


dengan baik atau orang tua / pengasuh melaporkan
secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan
item tersebut (khusus yang bertanda L)

c. M = menolah (R=refusal). Anak menolak atau melakukan


test untuk item tersebut. Penolakan dapat dikurangi
dengan mengatakan kepada anak apa yang harus
dilakukanya (khususnya item tanpa tanda L )
Penilaian ada 2 Tahap
a. Penilaian item “Lebih” (advance)
b. Penilaian itm “OK“ atau normal. Nilai OK
dapat diberikan pada anak dalam kondisi
berikut
• Anak “gagal” (G) atua “menolak” (M)
melakukan tugas untuk item disebelah
kanan garis usia, kondisis ini wajar karena
item disebelah kanan garis usia pada
dasarnya merupakan tugas untuk anak
yang lebih tua.
• Anak “Lulus” / Lewat (L), “Gagal” (G)
atau “Menolak” (M) melakukantugas
c. Penilaian item P = peringkatan
(C=caution)
Nilai “Peringatan” diberikan jika anak
“Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukan
tugas untuk item yang dilalui oleh garis
usia pada daerah gelap kotak (daerah 75%
- 90%).

d. Penilaian item T= “Terlambar” (D =


Delayed).
Nilai “Terlambat” diberikan jika anak
“Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukan
tugas untuk item di sebelah kiri garis usia
sebab tugas tersebut memang ditujukan
Huruf T ditulis di sebelah kanan item dengan
hasil penilaian “Terlambat”. Perlu
diperhatikan bahwa ada dua macam T.
Pertama, terlambat karena anak mengalami
kegagalan (G). T jenis ini memungkinkan
anak mendapat interpretasi penilaian akhir
“Suspek”. Kedua, terlambat karena anak
menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi
penilaian akhir “Tak dapat diuji”
e. Penilaian item “Tak ada kesempatan”
(No Opportunity). Nilai “Tak” ini tidak
perlu diperhatikan dalam penilaian tes
secara keseluruhan. Nilai “Tak ada
kesempatan” diberikan jika anak
mendapat skor “Tak” atau tidak ada
kesempatan untuk mencoba atau
melakukan tes
 Setelah itu dihitung pada masing-masing
sektor, berapa yang Peringatan dan
berapa yang Terlambat. Berdasarkan
pedoman, hasil tes diklasifikasikan
dalam: Normal, Abnormal, Meragukan
dan Tidak dapat dites
INTERPRETASI HASIL TES

 Normal
tidak ada keterlambatan; max 1 “C”
 Suspect
bila didapat ≥ 2 “C” atau ≥ 1 Delayed (lakukan
uji ulang 1-2 minggu) adanya kegagalan
 Tidak Dapat Diuji
bila didapat ≥ 2 “C” atau ≥ 1 Delayed (lakukan
uji ulang 1-2 minggu)  tidak dapat diuji
(uji ulang 1-2 minggu)

bila setelah uji ulang, hasilnya tetap ada


“suspect” atau tdk dpt diuji
(dipikirkan utk rujuk pd ahlinya)
Konsul Ahli Guna
 Profil hasil Tes (P, T)
 Jumlah P dan T
 Tingkat Perkembangan
 Perlhatian klinis

You might also like