You are on page 1of 73

dr. Tirta Prawita Sari, MSc., Sp.

GK

DASAR DIAGNOSA DAN TERAPI GIZI GIZI


KLINIK
HOSPITAL MALNUTRITION

30 – 60% hospitalized pts :evident for malnutrition

75% declining 10%: Severe


50% malnourished on nutr.stat with extended
admisssion hospital stay malnutrition

Only 12,5% identified

The skeleton in the A problem of


hospital closet physician
awareness
ESPEN Guidelines 2006; Total Nutritional Therapy, version 2.0
18/12/2019 2
CLINICAL IMPLICATION

IMPAIRED IMUNE STATUS  ADVERSE OUTCOME: ON


HEALTH AND RECOVERY

Increased morbidity and


mortality
McWhirter J P and Pennington C R. Incidence and recognition of malnutrition in hospital BMJ
1994;308:945-948

18/12/2019 3
THE IMPACT OF MALNUTRITION

INCREASED COMPLICATION BY 27%

HIGHER MORTALITY (12,5% VS


4,7%)

LONGER LOS: 16,7 VS 10,1 DAYS

INCREASED HOSPITAL COST (>


300%)
Isabel M, Correia T. D., and Waitzberg L Clinical Nutrition 2003: Vol. 22, Issue
3, P 235-239

18/12/2019 4
Evidenced based solutions:

Early detection
Adequate Nutritional Management
Nutritional Support (NS)

ESPEN Guidelines 2006

18/12/2019 5
Prevalence Hospital
Malnutrition
Several epidemiology studies reported :
 US (1993): 30 % - 50 % hospitalized pts 
identified as malnourished

 Brazil (2001): data from 25 hospitals  12.6% -


35,5% pts with severe malnutrition

 Delgado et al (2008) 53% hospitalized pts 


identified moderate to severe malnutrition

McWhirter J P and Pennington C R. BMJ 1994;308:945-948; ESPEN Guidelines 2006; Nutrition Journal, 2009;8:20

18/12/2019 6
PREVALENCE HOSPITAL MALNUTRITION
(INDONESIA)
 Cipto Mangunkusumo Hospital :
- Simanjuntak (1985); Siagian (1995); Toar (2005) finding
the prevalansi malnutrisi of digestive surgical patients were 40% -
60%
- Reza, dkk.,(2007); prevalensi malnutrisi using parameter
SGA, BMI, Hb, Ht, Albumin = 52%, 15%, 55%, 26%, dan
93%.

 The report from Gatot Subroto Hospital (2007) : Prevalence of


Malnutrition 41,42%

 Recent study (2009) in Cipto Mangunkusumo Hospital find the


hospital malnutrition still higher (37,14%)

 Wahidin Hospital 2009, prevalence malnutrition 67%


The 11th PENSA

Problem Identification

PHYSICIAN NURSES DIETITIAN

•LACK OF INTEREST ON •UNAVAILABLE •LACK OF KNOWLEDGE


NUTRITIONAL THERAPY; ESTABLISHED ON PROPER DIET FOR
VERY SPECIALISTIC NUTRITION THERAPY NUTRITIONAL
•MINIMAL NUTRITION PROGRAM DEFICIENCIES THERAPY
TOPIC DURING MEDICAL • NURSE’S BELIEF OF •POOR KNOWLEDGE ON
SCHOOL NUTRITION IS NON PATHOPHYSIOLOGY OF
•INSUFFICIENT TIME FOR NURSE RESPONSIBILITY DISEASE
NUTRITIONAL THERAPY

The 11th PENSA , 2006; 8


Characteristic of nutrition therapy

PROPER BASED ON DISEASE


MULTIPLE ORGAN BASED NUTRITION PATHOPHYSIOLOGY AND
THERAPY: NEED MULTI SUPPORT NUTRIENT METABOLISM IN
DISCIPLINE APPROACH
REQUIREMENT ORGAN
EVIDENCED BASED SOLUTIONS
HEIMBURGER (2000-2006):

NUTRITION SUPPORT TEAM


In hospital
horizontal
organization Based on
under fascility multidiscipline personnel: individual pts
director physician, nurse, pharmacist, needs: to treat
dietitian, laboratory technician malnutrition or
etc at risk patient

Amerivan Board of Physician Nutrition Specialist Progress Report, 2008 10


The first critical step

18/12/2019 18/12/2019 11
The cycle of
Nutrition
therapy

18/12/2019 12
DI INDONESIA

BUKU PGRS, 2003

PELAYANAN GIZI DALAM MENDUKUNG TERAPI


BELUM SEPERTI YANG DIHARAPKAN

PDGKI

Pedoman pelayanan gizi klinik melalui


tim terapi gizi, sebagai penyempurnaan
TUJUAN PEMBELAJARAN

 Mempelajari tahapan perumusan diagnosis gizi


 Skrining gizi (SGA)
 Anthropometric assessment

 Biochemical assessment

 Clinical assessment

 Mempelajari tahapan pemberian terapi gizi


sesuai dengan diagnosis yang telah dibuat.
PENGARUH PENYAKIT TERHADAP STATUS GIZI

Gejala dari suatu penyakit dan terapi yang diberikan dapat


menyebabkan malnutrisi melalui menurunnya asupan
makanan, gangguan pada proses digesti dan
absorpsi atau berubahnya metabolisme zat gizi
dan proses ekskresinya.
Alur pengaruh penyakit terhadap status gizi
Gejala & efek dari penyakit Terapi

Restrictive diets;bowel rest;


Anorexia;nausea and vomiting;
surgical resection of neck,
pain with eating;
Reduced mouth, esophagus;preparation
mouth ulcers/wounds;
food intake for surgery or diagnostic test;
difficulty in chewing/swallowing
surgical wounds;
Depression/psychological stress;
side effect of drugs
inability to feed oneself
Inflammation associated with
bowel conditions;Insufficient
Impaired Radiation therapy;GI surgeries;
secretion of digestive
digestion side effect of medications on
enzymes/bile salt;Altered
& absorption GIT Structure or function
structure/function of
intestinal mucosa

Elevated metabolic rate;


muscle wasting;
Altered Chemotherapy; use of
Changes in hydration;
nutrient diuretics;
prolonged immobilzation;
metabolism side effect of
Nutrient losses due to excessive
&excretion other medications
bleeding,diarrhea,
or frequent urination
TIM PERAWATAN GIZI DI RUMAH SAKIT

 Dokter
 Registered dietitians/dokter ahli gizi
 Registered dietetic technicians/D3 gizi
 Perawat
 Tenaga kesehatan lainnya
SKRINING STATUS GIZI

 Suatu cara yang digunakan untuk menentukan apakah


seorang pasien memiliki resiko mengalami malnutrisi selama
perawatan

 Informasi yang digunakan mencakup:

 Diagnosis
 Medical record
 Pemeriksaan fisik dan lab
 Jawaban pasien atau pengasuh/penjaga pada kuesioner
SUBJECTIVE GLOBAL ASSESSMENT

 Berguna untuk memprediksi status gizi dari pasien akut yang


sedang dirawat

Element SGA:
 Riwayat medis dan diet
 Perubahan BB dalam 6 bln terakhir
 Perubahan asupan makanan dan lamanya perubahan
 Komposisi diet saat ini: suboptimal, rendah kalori, cair
 Gejala GI: mual, muntah, diare atau anoreksia
 Kemampuan fungsional
 Diagnosis medis sekarang
 Derajat stress metabolik: rendah, sedang, berat
ELEMENT SGA LANJ...

 Pemeriksaan fisik
 Hilangnya lemak subkutan: di trisep atau dada

 Muscle wasting: di quadriceps atau deltoid

 Edema pergelangan kaki

 Edema sacral

 Ascites

Tingkatan SGA
 Gizi baik bila ada penambahan BB, kehilangan lemak atau otot ringan,
perbaikan gejala
 Malnutrisi sedang bila > 5% kehilangan BB (bukan dari perubahan
hidrasi), menurunnya asupan makanan, wasting ringan
 Malnutrisi berat bila kehilangan BB > 10% (bukan dari perubahan
hidrasi), wasting berat, edema
SKRINING:
SIMPLE, MUDAH, DAN AKURAT!
MST

High
applicability
and clinically
relevant
sensitivity and
specificity

SNAQ
PRIORITAS
TERAPI GIZI

MUST

PEMANTAUAN
Form SGA
KRITERIA UNTUK MENGIDENTIFIKASI RESIKO
MALNUTRISI

 Usia,diagnosis medis, beratnya penyakit


 TB,BB,IMT,perubahan BB saat ini
 Hasil lab yang menunjukkan buruknya status kesehatan
 Masalah atau gejala yang menyebabkan kesulitan makan
 Alergi makanan/intoleransi/batasan thd makanan tertentu
yang ketat
 Anemia, tissue wasting, luka akibat tekanan
 Riwayat diabetes, penyakit ginjal, atau penyakit kronis
lainnya
 Penggunaan obat-obatan yang dapat memperburuk status
gizi
 Depresi atau isolasi sosial
PROSES PERAWATAN GIZI

Nutrition screening/
referals

Nutrition
assessment

Nutrition monitoring Nutrition


And evaluation diagnosis

Nutrition
intervention
NUTRITION ASSESSMENT

Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk


mengidentifikasi masalah dan merencanakan rencana
perawatan gizi; follow up assessment untuk menentukan
apakah rencana perawatan telah efektif.
JENIS INFORMASI YANG DIKUMPULKAN DALAM
NUTRITION ASSESSMENT

 Historical information
 Riwayat medis
 Riwayat sosial
 Riwayat diet
 Data asupan makanan
 Data antropometri
 Analisis biokimia
 Pemeriksaan fisik
HISTORICAL INFORMATION

Riwayat medis Riwayat sosial Riwayat diet


Keluhan saat ini
Status sosioekonomi Kebiasaan makan
Riwayat penyakit
Identitas budaya/etnis Pantangan
terdahulu
Tingkat pendidikan BB biasanya
Riwayat penyakit
keluarga Keadaan lingkungan alergi./intoleransi
tempat tinggal makanan
Riwayat operasi
Rokok/narkoba Konsumsi alkohol
Riwayat pengobatan
Peralatan masak Kemampuan
Alergi
Lokasi tempat tinggal mengunyah/menelan
Penggunaan
dan pasar Bantuan untuk makan
suplement diet/herbal
MASALAH MEDIS YANG SERINGKALI BERHUBUNGAN DENGAN
MALNUTRITION

 AIDS  Trauma kepala


 Penyakit hati akibat konsumsi  Hipoglikemia
alkohol  Penyakit radang usus
 Anorexia nervosa  Fraktur rahang
 Pneumonia aspirasi  Trauma multipel
 Bulimia  Penyakit hati, ensefalopati
 Luka bakar hepatik
 Kanker dan terapinya  Hipertensi kehamilan
 Penyakit celiac  Penyakit ginjal stadium akhir
 Dehidrasi  Ulkus kulit
 Diabetes yang baru  Kesulitan menelan
didiagnosis/tidak terkontrol  Muntah yang berlebihan
 Gestasional diabetes
DATA ASUPAN MAKANAN

Metode pengumpulan data


 24-hour recall

 Food frequency questionnaire

 Food record

 Observasi langsung
DATA ANTROPOMETRI

 Data yang dikumpulkan:


 TB
 BB
 TLK (tebal lipatan kulit)
 LLA (lingkar lengan atas)
 Penilaian status gizi:
 IMT (indeks massa tubuh)
 BBI  indeks brocca { (TB – 100) – 10%(TB – 100)}
Indeks massa tubuh (IMT)
Lingkar
lengan atas
Pengukuran
komposisi tubuh

Body impedance analysis


Skinfold caliper (BIA)
Pengukuran komposisi tubuh dengan
tebal lipatan kulit
4 lokasi pengukuran tebal lipatan kulit

biceps

triceps

suprailiaca
subscapula
Klasifikasi massa lemak tubuh
ANALISIS BIOKIMIA (LAB)

 Disesuaikan dengan diagnosis penyakit yang diderita 


utamanya utuk melihat status protein dan energi, vitamin dan
mineral, keseimbangan cairan dan elektrolit, serta fungsi
organ.

 Kebanyakan test berdasarkan analisa darah dan urin yang


mengandung protein, nutrient dan metabolit yang
menggambarkan status gizi dan kesehatan
BEBERAPA INDIKATOR PENTING DALAM PENILAIAN STATUS
GIZI

 Plasma protein
untuk menilai status protein  PEM / penyakit hepar
 Albumin
plasma protein terbanyak dalam tubuh dan paling sering dinilai selama
sakit
 Transferin
bermanfaat untuk transport besi  PEM dan status zat besi dalam darah
 Prealbumin dan Retinol-Binding Protein
menurun selama PEM dan berespons cepat bila ada perbaikan intake
protein.
PEMERIKSAAN FISIK: BEBERAPA GEJALA KLINIS YANG
BERHUBUNGAN DENGAN DEFISIENSI NUTRIENT

sistem normal Gejala malnutrisi


rambut Berkilau, kuat Kusam, kering, rontok, rambut
tembaga
mata Cerah, bening, berespon cepat Pucat, ada bercak putih, kering, rabun
dengan cahaya, konjungtiva senja, kemerahan pada susut mata
merah muda
bibir Licin, mulus, lembab Kering, pecah-pecah, luka pada sudut
bibir
Mulut dan gusi Lidah kemerahan tidak bengkak, Lidah magenta yang mulus,
dapat merasa dgn baik, tdk menurunnya kemampuan merasa,
karies gigi, gusi tdk berdarah bengkak
dan bengkak
kulit Mulus, kencang, berwarna baik Luka sulit sembuh, kering, kasar,
kurang lemak bawah kulit, perdarahan
bawah kulit
kuku Mulus, kencang, pink Bergerigi, kuku sendok, oucat
lainnya - Dementia, neuropati perifer, gondok
DIAGNOSIS GIZI

 Setiap masalah gizi ditulis dalam diagnosis terpisah mencakup


masalah gizi spesifik, etiologi, gejala dan tanda.

 Contoh diagnosis gizi:


kehilangan BB (problem) yang berhubungan dengan kurangnya
asupan kalori (etiologi) yang ditunjukkan dengan kehilangan
BB 5 kg dalam beberapa bulan (gejala dan tanda)

 Diagnosis gizi dapat berubah sesuai dengan perjalanan


penyakit
INTERVENSI GIZI

 Intervensi dapat berupa perubahan diet, pendidikan gizi atau


perubahan pengobatan.

 Bergantung pada kebiasaan makan pasien, gaya hidup dan


faktor personal lainnya.
PENENTUAN KEBUTUHAN ENERGI PADA ORANG SEHAT:
MENGHITUNG BMR (1)

 Tentukan BMR (basal metabolic rate): dipengaruhi usia, BB, TB, dan gender
1. Rumus Harris Benedict
 Laki-laki
66 + [13,7 x BB (kg)] + [5 x TB (cm)] – [6,8 x Umur]
 Perempuan
655 + [9,6 x BB (kg)] + [1,8 x TB (cm)] – [4,7 x Umur]
2. Cara cepat (2 cara)
a) Laki-laki : 1 kkal x kg BB x 24 jam
Perempuan : 0,95 kkal x kgBB x 24 jam
b) Laki-laki : 30 kkal x kgBB
Perempuan : 25 kkal x kgBB
PENENTUAN KEBUTUHAN ENERGI PADA ORANG SEHAT:
MENGHITUNG BMR (2)

 Tentukan BMR (basal metabolic rate): dipengaruhi usia, BB, TB,


dan gender
3. Cara FAO/WHO

Klp umur BMR (kkal/hari)


Laki-laki Perempuan
0-3 60,9 BB - 54 61BB – 51
3 - 10 22,7BB + 495 22,5BB + 499
10 - 18 17,5BB + 651 12,2 BB + 746
18 - 30 15,3BB + 679 14,7BB + 496
30 - 60 11,6BB + 879 8,7 BB + 829
≥ 60 13,5BB + 487 10,5BB + 596
PENENTUAN KEBUTUHAN ENERGI PADA ORANG
SEHAT: MENETUKAN PENGALI AKTIVITAS FISIK

aktivitas Gender
Laki-laki Perempuan
Sangat ringan 1,3 1,3
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,7
Berat 2,1 2
DERAJAT AKTIVITAS

Ringan Sedang Berat


PEGAWAI MAHASISWA PELAUT
KANTOR PEGAWAI BURUH
PEGAWAI TOKO INDUSTRI PENARI
GURU RINGAN ATLIT
SOPIR IBU RUMAH
SEKERTARIS TANGGA SANGAT BERAT
BURUH BURUH
TAMBANG PELABUHAN
TUKANG KAYU
KEBUTUHAN ENERGI PADA ORANG SEHAT

 Rumus: BMR x faktor aktivitas

 Contoh:
BMR dari perempuan 30 tahun dengan BB 52 kg dan TB 158
cm adalah 1298 kkal, yang memiliki aktivitas ringan. Maka
kebutuhan energi selama 24 jam adalah:
1298 kkal x 1,55 = 2015 kkal
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI ORG SAKIT
Indirect calorimetry, Ireton Jones, Mifflin- St Jeor
To be multiplied
Harris benedict equation: with:
•Physical activity
♀ = 655 + (9,6 x Wt) + (1,8 x Ht) – (4,7 x A) factor (outpatient)
♂ = 66 + (13,8 x Wt) + (5 x Ht) – (6,8 x A) •Activity Factor and
stress factor
(inpatient)
Based on BMI:
Energy requirements (kcal/kg/day)
BMI (kg/m2) Critically ill (RMR) Other (RMR+TEF+TEA)
< 15 35 – 40 35 – 40 + 20%
15 – 19 For
30 – practical
35 use: 30 – 35 + 20%
20 – 29 RULE OF THUMB:
20 – 25 25 – 30 kkal/kgBW
20 – 25 + 20%
≥ 30 15 – 20 15 – 20
•Use Harris Benedict if energy estimation < 1200 kcal/day
•For BMI ≥ 30 : do not exceed 2000 kcal/day
Physical Activity Sex
♂ ♀
Very light 1,3 1,3
Light 1,65 1,55
Moderate 1,76 1,70
Active 2,10 2,00

Activity Factor Stress Factor


Confined to 1,2 Burn Surgery
bed ≤ 20% BSA 1,5 Minor 1,1
20 – 40% BSA 1,8 Major 1,2
> 40% 1,8 –
2,0
Ambulatory 1,3 Infections Trauma
Mild 1,2 Skeletal 1,2
Moderate 1,4 Blunt 1,35
Severe 1,8 Close Head 1,4
Starvation 0,85 Injury
MALNUTRITION

Ideal Weight
Actual Weight

In malnutrition, energy expenditure must be calculated


based on actual body weight.
OBESITY

Ideal Weight
Actual Weight

In obesity, energy expenditure must be calculated on ideal


weight.
FOR OBESE PATIENT
USE
Adjusted body weight: [ (actual weight – ideal weight) x 0,25] + ideal
weight INSTEAD OF ACTUAL BODY WEIGHT

FOLLOWED

Gradual reduction 500 kcal/day to achieve ½ - 1 kg weight loss

DO NOT LESS THAN/EQUAL TO 800 Kcal/day


KEBUTUHAN PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT

 Protein: 10 – 15% dari total energi atau 0,8 – 1 g/kgBB. Kebutuhan


minimal untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen 0,4 – 0,5 g/kgBB.
Demam, sepsis, operasi, trauma dan luka  katabolisme protein  1,5 – 2
g/kgBB. Sebagian besar pasien yang dirawat membutuhkan 1 – 1,5 g/kgBB
 Lemak: 25 – 30% dari total energi
 Karbohidrat: 60 – 75% dari total energi, pada DM butuh serat tinggi 30 –
50 g/hr dan pada diare serat rendah < 10 g/hari
 Mineral dan vitamin: sesuai AKG
 Cairan: 1800 – 2500 ml atau 7 – 10 gelas sehari

KOMPOSISI DISESUAIKAN DENGAN KONDISI DAN PENYAKIT


PASIEN
TERAPI DIET

 Bergantung pada diagnosis gizi yang dibuat

 Contoh:
 Diet tinggi kalori tinggi protein  PEM

 Diet rendah garam  hipertensi, udem

 Diet rendah lemak  dislipidemia, penyakit hati

 Diet rendah purin  Gout, penyakit ginjal

 Diet rendah kalori  DM, obesitas


ALTERNATIVE FEEDING ROUTES

 Pemberian makanan selalu mengutamakan jalur fisiologis,


yaitu via oral. Bila tidak memungkinkan barulah memikirkan
jalur alternatif lain

 Tube feeding: formula lengkap gizi yang diberikan melalui pipa


yang dipasang langsung ke lambung/usus (nasogastric tube =
NGT). Dipilih bila GIT berfungsi.

 Intravenous feeding: beberapa kondisi yang melarang pasien


menerima NGT untuk mendapat zat gizi. Bila pasien malnutrisi
dan GIT tak dapat digunakan dalam waktu yang lama.
BERAPA PORSI MAKANAN DALAM SEHARI?
(Untuk kebutuhan 2000 – 2500 kkal/hari)

Seminimal
mungkin

2 – 3 porsi

2 – 3 porsi sayur
3 – 5 porsi buah

3 – 8 porsi

8 gelas
1 PORSI BAHAN MAKANAN SUMBER KARBOHIDRAT
SETARA DENGAN
175 KAL, 4 GR PROTEIN, 40 GR KARBOHIDRAT

¾ gelas 2 gelas 3 potong sedang

2 biji sedang 1 potong sedang


2 gelas
1 PORSI BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI
SETARA DENGAN 50 KKAL, 7 GR PROTEIN, 2 GR LEMAK; 75 KKAL, 7
GR PROT, 5 GR LEMAK

1 potong sedang 1 potong sedang


1 potong sedang

1 butir 5 ekor sedang 10 biji sedang


1 PORSI BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI
SETARA DENGAN 75 KKAL, 5 GR PROTEIN, 3 GR LEMAK, 7 GR
KARBOHIDRAT

1 biji besar 2 potong sedang 2 sendok makan


1 PORSI BAHAN MAKANAN SUMBER VITAMIN/MINERAL
SETARA DENGAN

1 buah sedang 1 potong besar 1 potong besar

1 gelas 1 gelas 1 gelas


MODIFIKASI DIET (1)

Jenis diet Definisi Indikasi


Cair
Cair jernih Makanan cair jernih dengan Sebelum/sesudah operasi, mual
suhu ruang yang kandungan muntah, tahap awal pada
residunya minimal serta penderita perdarahan usus.
tembus pandang bila Contoh: air kaldu, air jeruk, teh
diletakkan dalam wadah manis
bening
Cair penuh Makanan bentuk cair atau Perpindahan dari cair jerih.
semicair dengan kandungan Contoh: makanan mengandung
serat minimal yang tidak susu, makanan blender, formula
tembus pandang komersial (entrasol)
Cair kental Konsistensi kental/semipadat Pasien yang tidak mampu
pada suhu kamar, tdk perlu mengunyah dan menelan,
dikunyah mencegah aspirasi.
Contoh: sup krim jagung,
kentang pure, milk shake
MODIFIKASI DIET (2)

Jenis diet Definisi Indikasi


Saring Makanan semipadat dengan Setelah operasi tertentu, infeksi
tekstur lebih halus dari akut, infeksi saluran cerna,
makanan lunak (biasanya kesulitan mengunyah,
diblender) sehingga mudah perpindahan dari makanan cair
ditelan dan dicerna kental  makanan lunak
Lunak Makanan yang bertektur lebih Pasien sesudah operasi tertentu,
mudah dikunyah, ditelan, dan pasien dengan kenaikan suhu
dicerna dibandingkan tidak terlalu tinggi, pasien
makanan biasa. Zat gizi cukup dengan kesulitan mengunyah
asalkan pasien dapat makan dan menelan, perpindahan dari
dalam jumlah cukup makanan saring ke makanan
biasa
Biasa Makanan dengan tekstur yang Pasien tanpa diet khusus
sama dengan makanan sehari-
hari sesuai pola menu
seimbang dan AKG
METODE SOAP DALAM ASUHAN GIZI

A. Subjective data
B. Objective data
C. Assessment
D. Plan
A. SUBJECTIVE DATA

 Riwayat penyakit
 Kontra indikasi
 Anthropometrik data
 Ketidakmampuan untuk makan sendiri
B. OBJECTIVE DATA

 Evaluasi hubungan kebiasaan makan dan cara hidup


 Evaluasi asupan makanan 3 hari berturut-turut
(recall diet)
 Evaluasi kebiasaan makan dan asupan makan
sebelumnya, antropometrik, laboratorium dan
pemeriksaan klinis.
 Interpretasi hasil laboratorium
 Evaluasi kemampuan penderita untuk dapat
menerima dan mengerti intruksi diit yang diberikan.
C. ASSESSMENT

 Evaluasi and interpretasi subjective dan objective data


 Menentukan masalah gizi utama
D. P L A N

 Tindakan diambil berdasarkan data Subjektif, Objektif,


Assessment
 Rekomendasi untuk melakukan komunikasi dan evaluasi
antara anggota team
 Implementasi, monitoring dan perbaikan rencana asuhan
nutrisi termasuk tujuan objektif untuk memecahkan masalah
gizi penderita, termasuk follow-upnya
HAL-HAL YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM TERAPI GIZI
ENTERAL

KEMAMPU- LOKASI TUBE SELEKSI


TERAPAN FORMULA

KEBUTUHAN KECEPATAN
ZAT PEMBERIAN TOLERANSI
GIZI/MEDIS
HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM SELEKSI FORMULA

STATUS GI KARAKTERISTIK RASIO


FORMULA MAKRONUTRIEN

KEMAMPUAN KEBUTUHAN ADANYA


DIGESTI+ METABOLIK KEBUTUHAN
KHUSUS ELEKTROLIT/RE
ABSORBSI STRIKSI CAIRAN

COST
EFFECTIVENES

You might also like