You are on page 1of 48

ANTIARITMIA

dr. Dewi Pangestuti, M.Biomed


BAGIAN FARMAKOLOGI DAN
TERAPI
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
2012
Elektrofisiologis Jantung
REENTRY

SUATU SIRKUIT KONDUKSI YANG MENIMBULKAN


EKSITASI KEMBALI (REEXCITE) JARINGAN TANPA
INTERVAL DIASTOLIK
ARITMIA

KELAINAN DARI KECEPATAN, IRAMA, TEMPAT ASAL DARI


IMPULS ATAU GANGGUAN KONDUKSI
YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN
DALAM URUTAN AKTIVASI ATRIUM DAN VENTRIKEL

MENURUNKAN CURAH JANTUNG


Tujuan Terapi Aritmia

• Menurunkan aktivitas pacemaker ektopik


• Memodifikasi konduksi atau kerefrakteran
pada sirkuit reentry untuk menggagalkan
terjadinya gerakan sirkus

8
MBAGIAN ANTIARRITMIA MENURUT MEKANISME KE
MENURUT Vaughan-Williams
Cl
as Basic Mechanism Comments
s
sodium-channel
I Reduce phase 0 slope and peak of action potential.
blockade
Moderate reduction in phase 0 slope; increase APD;
IA    - moderate
increase ERP.
Small reduction in phase 0 slope; reduce APD; decrease
IB    - weak
ERP.
Pronounced reduction in phase 0 slope; no effect on
IC    - strong
APD or ERP.
II beta-blockade Block sympathetic activity; reduce rate and conduction.
potassium- Delay repolarization (phase 3) and thereby increase
III
channel blockade action potential duration and effective refractory period.
calcium-channel Block L-type calcium-channels; most effective at SA and
IV
blockade AV nodes; reduce rate and conduction.
Class IA:  atrial fibrillation, flutter; supraventricular & ventricular tachyarrhythmias

cinchonism (blurred vision, tinnitus,


Quinidine* anticholinergic (moderate) headache, psychosis); cramping and
nausea; enhances digitalis toxicity

anticholinergic (weak); lupus-like syndrome in 25-30% of


Procainamide
relatively short half-life patients

Disopryamide anticholinergic (strong) negative inotropic effect

Class IB:  ventricular tachyarrhythmias (VT)

Lidocaine* IV only; VT and PVCs good efficacy in ischemic myocardium

Tocainide orally active lidocaine analog can cause pulmonary fibrosis

Mexiletine orally active lidocaine analog good efficacy in ischemic myocardium

Phenytoin digitalis-induced arrhythmias  

Class IC:  life-threatening supraventricular tachyarrhythmias (SVT) and ventricular tachyarrhythmias (VT)

Flecainide* SVT can induce life-threatening VT

β-blocking and Ca++-channel blocking


Propafenone SVT & VT;
activity can worsen heart failure

Moricizine VT; IB activity  


PENYEKAT KANAL NATRIUM

QUINIDIN
CARA KERJA :
- Menekan kecepatan pacemaker (terutama
pacemaker ektopik)
- menekan konduksi dan eksitabilitas ( terutama
pada jaringan yang terdepolarisasi)
- memperlambat repolarisasi
- memperpanjang masa potensial aksi

12
• EFEK QUINIDIN DILUAR JANTUNG:
- Menyekat adrenoreseptor alfa 
vasodilatasi dan timbulnya reflek
peningkatan kecepatan suatu nodus
sinoatrial.

13
Farmakokinetika dan Dosis
• Pemberian peroral dalam bentuk garam sulfat, glukonat, atau
poligalakturonat  cepat diabsorpsi dari saluran cerna.
• Terikat pada protein plasma sebesar 80%.
• Mengalami metabolisme di hati
• Sebanyak 20% diekskresi tanpa perubahan ke urine.
• t1/2 6 jam (lebih lama pada gagal jantung,hati dan ginjal)
• Ekskresi meningkat pada urine asam
• Dosis quinidin sulfat 0,2-0,6gr 2-4x sehari.
• Konsentrasi teraupetik dalam plasma 3-5μg/ml
• Jarang diberikan secara parenteral  resiko hipotensi

14
TOKSISITAS QUINIDIN
• JANTUNG
Efek antimuskarinik  menghambat efek vagal 
peningkatan kecepatan sinus dan peningkatan konduksi
atrioventrikuler.
Quinidin syncope rasa nyeri kepala ringan yang berulang
dan episode pingsan.
• LUAR JANTUNG
gangguan saluran cerna : diare, mual, muntah; cinchonisme
(nyeri kepala, pusing dan tinitus).

15
PROCAINAMIDE
 Efek elektrofisiologisnya serupa dengan quinidine
 Kurang efektif menekan aktifitas pacemaker ektopik
tidak normal
 Efek antimuskariniknya lebih kecil daripada quinidin.
 Efek diluar jantung: penyakat ganglion 
menurunkan resistensi vaskular perifer dan dapat
menyebabkan hipotensi terutama bila diberikan
secara parenteral.

16
Farmakokinetika dan Dosis
• Dapat diberikan secara IV dan IM secara aman.
• Absorpsi bagus dengan pemberian peroral
• Availabilitas sistemiknya 75%
• Metabolit utamanya N-acetylprocainamide (NAPA)
• Akumulasi NAPA yang berlebihan dapat menyebabkan torsade de pointes
selama terapi
• Metabolisme di hati
• Ekskresi melalui ginjal
• t1/2 hanya 3-4 jam  diperlukan pemberian frekuen
• Untuk efek cepat dosis IV 12mg/kgBB dengan kecepatan 0,3mg/kg/menit
• Dosis pemeliharaan 2-5mg/menit dengan pemantauan kadar plasma.

17
Toksisitas Procainamide
• JANTUNG
Efek kardiotoksiknya serupa dengan Quinidin.
Efek penekanan langsung dan antimuskarinik dapat terjadi.
Dapat terjadi aritmia baru.
• LUAR JANTUNG
Timbulnya sindroma yang menyerupai SLE berupa artralgia dan
artritis. Dapat terjadi pleuritis, perikarditis dan penyakit parenkim
paru. Ketidaknormalan serologis (peningkatan titer ANA), mual,
diare, ruam, demam, hepatitis, dan agranulositosis.

18
DISOPYRAMIDE
• Efek sangat menyerupai Quinidin
• Efek antimuskariniknya pada jantung lebih besar
dibanding Quinidin

19
Farmakokinetika dan Dosis
• Sediaan oral dengan bioavailabilitas 50%
• Terikat dengan protein plasma dalam jumlah besar.
• Ekskresi melalui ginjal
• t1/2 6-8 jam
• Dosis lazim 150mg 3x sehari
• Dengan peningkatan dosis ikatan dengan protein plasma akan
jenuh sehingga kadar obat bebas akan meningkat.
• Pada pasien dengan gangguan ginjal dosis harus diturunkan.

20
Toksisitas Disopyramide
• JANTUNG
Konsentrasi toksik memicu terjadinya semua gangguan
elektrofisiologis.
Meningkatnya resiko efek inotropik negatif pada pasien yang
memiliki gangguan fungsi ventrikel kiri.
Dapat terjadi gagal jantung pada pasien tanpa gangguan
miokardial sebelumnya.
• LUAR JANTUNG
Atropine like efek : retensi urine, mulut kering, penglihatan
kabur, konstipasi, memburuknya glaukoma  hentikan obat
21
KELAS IB
LIDOCAIN, FENITOIN,
TOKAINID DAN
MEKSILETIN
LIDOCAINE
• Hanya digunakan secara IV
• Suatu suppresor kuat terhadap aktivitas jantung abnormal
• Cara kerja menyakat kanal natrium baik yang teraktivasi maupun
yang terinaktivasi.
• Dapat memperpendek masa potensial aksi  terjadi
perpanjangan diastole
• Menekan aktivitas listrik dari jaringan aritmogenik yang
terdepolarisasi (iskemia,toksisitas digitalis)
• Efek elektrofisiologis sedikit saja pada jantung yang normal.

23
Farmakokinetika dan Dosis Lidocaine

• Bioavailabilitas oral rendah ; 3%


• Metabolisme lintas pertama sangat besar
• Hanya diberikan parenteral
• T1/2 satu-dua jam
• Dosis beban 150-200mg selama sekitar
15 menit
• Diikuti dosis pemeliharaan 2-4mg/menit 24
Toksisitas Lidocaine :
• JANTUNG :
- eksaserbasi aritmia ventrikuler
- memicu penghentian nodal sinoatrial
- atau memperburuk hambatan konduksi
- hipotensi pada dosis besar ok penekanan kontraktilitas
miokardium
• LUAR JANTUNG :
- gangguan neurologis : parestesia,tremor, gangguan
pendengaran, gangguan bicara, kejang  tu pd lansia
atau pada bolus cepat
25
TOCAINIDE dan MEXILETINE
• Merupakan turunan lidocaine yang resisten thd efek
metabolisme lintas pertama hepatis.
• Bisa digunakan peroral
• Efek elektrofisiologis dan antiaritmianya sama
dengan lidocaine
• Digunakan pada antiaritmiaventrikuler
• Waktu paruh eleminasi 8-20 jam
• Diberikan 2-3x sehari

26
Farmakokinetika dan Dosis
• Dosis Mexiletine : 600-1200mg/hari
• Dosis Tocainide : 800-2400mg/hari
• Efek samping berhubungan dengan dosis
• ES : tremor, penglihatan kabur, letargi, mual,
ruam, demam, dan agranulositosis.
• Mexiletine : efektif menghilangkan nyeri
kronis tu nyeri neuropati diabetik dan jejas
pada saraf.
27
KELAS IC
FLEKAINID, ENKAINID,
PROPAFENON
• Obat kelas IC berafinitas tinggi terhadap kanal
Na+ di membran sel
• Poten dalam memperlambat konduksi dan
menekan arus masuk na+ ke dalam sel
• Menurunkan Vmax dan lonjakan (overshoot)
potensial aksi diatrium, ventrikel, dan serabut
purkinje
FLECAINIDE
• Penyakat kanal natrium dan kalium yang kuat
• Digunakan pada aritmia supraventrikuler
• Tidak mempunyai efek antimuskarinik
• Efektif menekan kontraksiventrikuler dini.
• Bisa menyebabkan eksaserbasi aritmia
• Absorpsi baik
• T1/2 : 20 jam
• Metabolisme di hati
• Eleminasi di ginjal
• Dosis : 100-200 mg 2x sehari.
30
ENKAINID
• Absorpsi hampir sempurna setelah diberikan
per oral
• Kadar puncak 30-90 mnt
• Metabolisme di hati
• T1/2 2-3 jam
KELAS II:
β BLOKER
PROPRANOLOL

• Efek antiaritmia : disebabkan efek menyakat


reseptor beta
• Efek langsung pada membran

33
SOTALOL
• Penyakat beta non selektif
• Melambatkan repolarisasi
• Memperpanjang masa potensial aksi
• Efektif pada aritmia ventrikuler dan supraventrikuler
• Dosis 80-320 mg dua kali sehari
• Efek samping torsade de pointes > maka digunakan
dosis lebih rendah (80-160 mg)
• Ekskresi secara utuh oleh ginjal.

34
POTASSIUM CHANNEL
BLOCKERS
Drug Therapeutic Uses Comments
very long half-life (25-60 days); Class I, II, III
& IV actions and therefore decreases phase 4
severe supraventricular and ventricular
Amiodarone arrhythmias
slope and conduction velocity; potentially
serious side effects (e.g., pulmonary fibrosis;
hypothyroidism)

structurally related to amiodarone, but has a


much smaller volume of distribution and
shorter elimination half-life (13-19 hr); Class
Dronedarone atrial fibrillation and flutter I, II, III & IV actions; it is a safer alternative
than amiodarone for atrial fibrillation/flutter;
containdicated in severe or recently
decompensated, symptomatic heart failure

IV only; initial sympathomimetic effect


life-threatening ventricular tachycardia and
Bretylium fibrillation
(norepinephrine release) followed by
inhibition, which can lead to hypotension

ventricular arrhythmias; atrial flutter and


Sotalol fibrillation
also has Class II activity

slow inward Na+ activator, which delays


supraventricular arrhythmias; atrial flutter and
Ibutilide fibrillation conversion
repolarization; –inhibits Na+-channel
inactivation, which increases ERP; IV only

supraventricular arrhythmias; atrial flutter and


Dofetilide very selective K+-channel blocker
POTASSIUM CHANNEL BLOCKERS

 Obat yang dapat memperpanjang periode


refrakter efektif dengan cara memperpanjang
potensial aksi
 Cara kerja : menyakat kanal kalium pada otot
jantung atau meningkatkan arus masuk
 Perpanjangan potensial aksi  reverse use
dependent
 Faktor resiko torsade de pointes
37
AMIODARON
• Hanya untuk aritmia ventrikuler yang serius.
• Sangat efektif untuk berbagai jenis aritmia.
• Efek pada jantung: mempunyai afinitas yang rendah terhadap kanal yang
teraktivasi
• Efek penyakatan kanal natriumnya paling nyata pada jaringan yang mempunyai
potensial aksi yang panjang.
• Secara nyata memperpanjang potensial aksi dengan menyekat kanal kalium.
• Penyakat kanal kalsium yang rendah.
• Mempunyai efek anti angina.
• Efek diluar jantung : dilatasi pembuluh darah perifer  melalui penyakatan
adrenoreseptor-alfa dan penghambatan kanal kalsium.

38
Farmakokinetika dan Dosis
• T1/2 panjang ; 13-103 hari
• Konsentrasi plasma yang efektif 1-2 μg/ml
• Konsentrasi pada jaringan jantung 30x
• Dibutuhkan waktu 15-30 hari untuk memenuhi
penyimpanan di dalam tubuh.
• Dosis beban : 0,8-1,2 g/hari sekitar 2 mgg
• Dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan : 200-400
mg/hari.
• Pemberian 1x sehari.
39
Efek samping Amiodaron:
• Neurologis : parestesia, ataksia, tremor dan
nyeri kepala.
• Gangguan tiroid ; hipo dan hipertiroidisme
• Gangguan saluran cerna ; konstipasi
• Nekrosis hepatoseluler
• Inflamasi dan fibrosis paru

40
Toksisitas
 Pada pasien dengan penyakit nodal sinus atau
atriovetrikuler, amiodaron dapat menyebabkan gejala
bradikardi, atau penyakatan jantung dan memicu
terjadinya gagal jantung pada pasien yang peka.
 Luar jantung : fibrosis paru,amiodaron dikonsentrasikan
ke dalam jaringan ;kornea (terlihat sebagai kristal mikro
berwarna kuning-coklat  terlihat adanya halo pada
lapangan pandang perifer pada malam hari  penurunan
dosis sampai penghentian obat)
41
Penggunaan :
• Aritmia ventrikuler dan supraventrikuler
• Untuk fibrilasi atrial dosis pemeliharaan 100-
200mg/hari.
• Pada takikardi ventrikuler dan fibrilasi
berulang  amiodaron IV 150mg dalam 30
menit

42
BRETILIUM
• Dapat mempengaruhi rilis katekolamin efek
inotropik positif  dapat memicu aritmia ventrikuler
• Mempunyai efek antiaritmia langsung
• Memperpanjang periode refrakter efektif dan masa
potensial aksi ventrikuler
• Efek paling nyata pada sel iskemia yang mengalami
pemendekan masa potensial aksi

43
Farmakokinetika dan dosis
• Hanya tersedia untuk pengguanaan IV
• Dosis bretilium tosylate 5mg/kgBB dalam periode 10
menit
• Dosis dapat diulang setelah 30 menit
• Terapi pemeliharaan dengan bolus yang sama setiap
4-6 jam atau infus konstan 0,5-2mg/menit.
• Lazim untuk kadaruratan, resusitasi dari fibrilasi
ventrikuler.

44
Efek samping :

• Hipotensi postural dicegah dengan anti


depresan trisiklik
• Mual
• Muntah

45
KELAS IV : ANTAGONIS
KALISIUM
PENYAKAT KANAL KALSIUM :
VERAPAMIL
• Menyekat kanal kalsium baik pada keadaan
aktivasi dan inaktivasi
• Melambatkan nodus sinoatrial
• Dapat menekan early dan delayed
afterdepolarisation
• Dapat menyebabkan dilatasi perifer 
bermanfaat pada hipertensi dan kelainan
vasospastik perifer 47
TOKSISITAS VERAPAMIL
Jantung
• Tergantung pada dosis dan biasanya dapat
dihindarkan
• Efek inotropik negatifnya dapat membatasi
kegunaan klinisnya pada jantung
Luar Jantung
• Konstipasi,kelelahan, kegelisahan dan edema
perifer.

48

You might also like