You are on page 1of 64

Kurikulum vite

dr Finny Fitry Yani SpA(K)


• Staf Respirologi Anak FK Unand RS M Djamil Padang
• Sp1 Anak 2004
• Fellowship Respi Anak FKUI RSCM
• Konsultan Respirologi Anak : 2011
• Shortcourse Pediatric TB : Capetown, South Africa 2011
• Organisasi : Komite CPD IDAI Sumbar
• Anggota dan Pengurus UKK Respirologi Anak IDAI
2008 sd 2011 dan 2014 sd 2017
• Anggota Tim revisi PNAA 2015
Pemeriksaan Fisik Sistem
Respirasi
Orientasi Dokter Muda IKA

Finny Fitry Yani


Outline
• Anatomi & Fisiologi
• Patofisiologi Sesak nafas
• Patofisiologi Batuk
• Diagnosis Banding
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
Respiratory anatomy, function
Naso-
pharyngeal
AIRWAY airway
Air passage
Airflow Larynx

Conducting
Tracheo-
zone bronchial
tree

Respiratory Zone
Diffusion
PARTICLE SIZE
Nasal cavity
IMPACTION > 10µ

SEDIMENTATION 7-10µ Trachea

Primary bronchus

2-5µ Secondary bronchus

SEDIMENTATION Terminal bronchus


+
DIFFUSION < 2µ Respiratory
bronchiole
DIFFUSION < 2µ Alveolar
Alveoli Ducts & Sacs
Particles penetrate the respiratory tract to different degrees according to their size.
This diagram also depicts the mechanisms that operate to clear particles from
the Respiratory tract according to size
Paru Paru
Respiration
Ventilation External
(V) respiration

Diffusion

Perfusion
(Q)
Circulation Internal
respiration
Respiration
Respiratory
Respiratory
muscles
muscles

ventilation
Keluhan Utama Asal Sistem Respiratori

• 1. Batuk
• 2. Sesak Nafas
• 3. Lain2 : BB turun
Klasifikasi Kelainan
• Inflamasi
• Kelainan Kongenital
• Keganasan
• Trauma
Medical problem pathway

symptomatology

Diagnosis & Treatment


pathophysiology

pathology
pathogenesis adaptive
responses

insults
BATUK
Patofisiologi
Adanya :
- Rangsang mekanik
Disebabkan karena
- Rangsang kimiawi
Batuk - Mediator inflamasi

Reseptor batuk

Efektor Jalur eferen Medullla Jalur aferen


Respiratory related muscle
• diaphragm
• chest wall muscles: insp & expi
• abdominal muscles : insp & expi

• upper airway muscles, bulbar muscles: mouth muscles, uvula


& palate, tongue, larynx. Essential for keeping patency of
upper airway & in swallowing process

• The erector trunci / erector spinae muscle


Respiratory related muscle
• diaphragm
• chest wall muscles: insp & expi
• abdominal muscles : insp & expi

• upper airway muscles: mouth muscles, uvula & palate,


tongue, larynx. Essential for keeping patency of upper airway
& in swallowing process

• The erector trunci / erector spinae muscle


Respiratory related muscle
• diaphragm
• chest wall muscles: insp & expi
• abdominal muscles : insp & expi

• upper airway muscles: mouth muscles, uvula & palate,


tongue, larynx. Essential for keeping patency of upper airway
& in swallowing process

• The erector trunci / erector spinae muscle


Respiratory related muscle
• diaphragm
• chest wall muscles: insp & expi
• abdominal muscles : insp & expi

• upper airway muscles, bulbar muscles: mouth muscles, uvula


& palate, tongue, larynx. Essential for keeping patency of
upper airway & in swallowing process

• The erector trunci / erector spinae muscle


Respiratory related muscle
• diaphragm
• chest wall muscles: insp & expi
• abdominal muscles : insp & expi

• upper airway muscles: oral muscles, uvula & palate, tongue,


larynx. Essential for keeping patency of upper airway & in
swallowing process

• The erector trunci / erector spinae muscle


Role of respiratory muscles
• Ventilation pumping movement of respiratory system

• Prevention of aspiration, by involving in very complex


swallowing orchestra

• Protection of intact airway by providing


adequate cough for airway clearance
Diagnosis Banding
Anamnesis
I. Anamnesis
• anamnesis: pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara
• autoanamnesis (langsung ke pasien), alloanamnesis (dengan
wali, orangtua atau yang mengantar pasien)
• >80% diagnosa ditegakkan melalui anamnesis
• anamnesis harus dalam suasana kondusif
• anamnesis secara tatap muka, bersikap empatik,
menyesuaikan keadaan sosial, budaya, ekonomi, pendidikan
dan kepribadian serta keadaan emosi orang di wawancara
• pertanyaan tidak sugestif, hindari pertanyaan tertutup
Identitas pasien
• nama
• usia
• jenis kelamin
• Nama orangtua
• Alamat (dapat digunakan untuk kunjungan
rumah)
• Usia, pendidikan dan pekerjaan orangtua
• Agama dan suku bangsa
Riwayat Penyakit
• Keluhan Utama (keluhan yang menyebabkan pasien dibawa
berobat)
• Riwayat perjalanan penyakit
– cerita kronologis, terinci dan jelass mengenai kesehatan pasien sejak
sebelum terdapat keluhan sampai dibawa berobat
– riwayat dan hasil pengobatan, riwayat pengobatan termasuk waktu,
dosis, hasil termasuk efek samping dan alergi
– perkembagan penyakit, kemungkinan komplikasi, gejala sisa, bahkan
juga kecacatan
– pertanyaan relevan speisifik dapat diberikan yang mengarah kepada
diagnosis dan diagnosis banding
– pada penyakit menular, tanyakan orang sekitar pasien untuk
kemungkinan menderita penyakit yang sama
Riwayat penyakit
– pada dugaan penyakit keturunan, tanyakan riwayat pada saudara
sekandung stigmata alergi
– tanyakan riwayat penyakit sebelumnya yang mungkin mengakibatkan
penyakit saat ini
– tanyakan keluhan atau gejala tambahan (waktu, jenis dan
perkembangannya)
– pada kelainan bawaan, tanyakan perkembangan dan perjalanan kelainan
– setiap gejala ditanyakan: lama keluhan, sifat gejala (mendadak,
perlahan, terus menerus, bangkitan atau serangan, hilang timbul,
berhubungan waktu), rincian keluhan lokal (menetap, menjalar,
menyebar, berpindah), berat-ringannya keluhan serta
perkembangannya), hal yang mendahului keluhan, keluhan yang sama
dalam keluarga, upaya penanganannya
• Demam: lama demam, onset demam (hari dan jam), suhu, obat
dan respon, karakteristik demam, gejala penyerta demam
• Batuk: lama batuk, sifat batuk (spasmodik, kering atau
produktif), kekentalan, warna, bau, penyerta batuk (sesak,
mengi, keringat malam, sianosis, BB turun, ortopnea, muntah),
gejala pada keluarga
• mencret: lama mencret, keluhan penyerta, frekuensi,
konsistensi, warna, bau, lendir/darah
• Kejang: frekuensi dan lama kejang, kejang pertama atau
ulangan, riw kwjang sebelumnya, bentukan kejang, suhu saat
kejang, kesadaran, gejala lain, riw kehamilan ibu
• muntah: sejak kapan, fekuensi, sifat muntah, jumlah,
warna, keluhan lain
• edema: lokasi mulainya edema, penjalaran, keluhan lain
• Sesak nafas: durasi sesak, ulangan atau baru, jumlah
bantal yang digunakan, kondisi saat sesak muncul,
keluhan lain
• sianosis: kondisi saat sianosis muncul, toleransi latihan,
gejala lain
• Ikterus: onset ikterik, warna urin dan feses, keluhan lain
• Perdarahan: lokasi perdarahan, onset perdarahan
• Riwayat penyakit yang pernah diderita
• Riwayat kehamilan ibu: corak kehamilan ibu, penyakit
ibu selam ahamil, riw ANC, obat yang digunakan
selama kehamilan
• Riwayat kelahiran: cara persalinan, kondisi saat baru
lahir, penolong persalinan, BBL, PBL
• Riwayat makanan: makanan yang diterima anak, tahap
perkembangan makan anak, cara makan, frekuensi
• Riwayat Imunisasi
General
survey

auskultasi Vital sign

Pemeriksaan
fisik

Perkusi Inspeksi

Palpasi
• Urutan pemeriksaan dapat tergantung
kenyamanan anak

Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi

• Misalnya: palpasi kepala dan leher serta


auskultasi jantung paru dilakukan lebih dulu, baru
kemudian palpasi abdomen. Jika anak
melaporkan nyeri di suatu area, area tersebut
diperiksa paling akhir.
Frekuensi Pernapasan

• melihat dan menghitung gerakan dinding


Inspeksi dada dalam 1 menit

• Tangan diletakkan pada dinding abdomen/


Palpasi dinding dada, dihitung gerakan pernapasan
yang terasa pada tangan dalam 1 menit

• mendengarkan dan menghitung bunyi


Auskultasi pernapasan dalam 1 menit
Kepala dan Leher
• Telinga
– Daun telinga
– Mastoid: pembengkakan, nyeri tekan
– Pendengaran
• Hidung
– Pernapasan cuping hidung, epistaksis
• Mulut
– Warna mukosa, basah/kering, bercak putih
– Bibir dan sirkum oral : sianosis
Kepala dan Leher
 Faring
Hiperemis, edema, eksudat, ukuran tonsil,
membaran putih abu2?
 Leher
JVP, kaku kuduk, massa di leher, pembesaran KGB
Leher
• Tortikolis = posisi kepala miring ke satu sisi dan terputar
ke sisi lain akibat pemendekan m.
sternokleidomastoideus (tortikolis kongenital dan
tortikolis didapat)

• Kaku Kuduk

• Massa di leher
Tiroid
Bullneck (Difteria)
Dada
Bentuk Dada
• Pektus ekskavatum (funnel chest) -> Sindrom Marfan
atau Noonan
• Pektus Karniatum (pigeon chest)
• Barrel Chest, toraks emfisematikus -> paru obstruktif =
asma, fibrosis kistik, emfisema.

• Asimetris -> scoliosis, precordial bulging pada defek


septum atau kelainan jantung dengan hipertrofi
ventrikel kanan, pneumothoraks atau
pneumomediastinum.
Dada
• Bentuk dada
– Bayi <2 tahun: Lingkar dada ≤ lingkar kepala
• Simetri dada saat dinamis dan statis
• Retraksi Epigastrium, intercostal, suprasternal
• Deformitas
• Payudara
– Telars: 8-14 tahun
– Ginekomastia
Dada
• Paru
– Inspeksi: bentuk dada, simetris saat dinamis
dan statis
– Auskultasi:
• Suara napas dasar
• Suara napas tambahan: ronki, wheezing,
krepitasi, pleural friction rub
– Palpasi: benjolan abnormal, nyeri, krepitasi
subkutis, menilai fremitus
– Perkusi: sonor, redup, pekak
Paru
• Inspeksi

• Palpasi
- Simetris atau asimetris toraks -> kelainan tasbih (rosary) pada rakitis,
pembesaran kelenja limfe pada aksila
- Fremitus suara (saat menangis atau bicara mengatakan “tujuh puluh
tujuh”). Normal simetris
Fremitus meninggi -> konsolidasi (co: Pneumonia)
Fremitus mengurang -> obstruksi jalan nafas, atelektasis,
pleuritis, efusi pleura, pleuritis
- Krepitasi subkutis = udara di bawah jaringan kulit. Dapat spontan,
pascatrauma atau pasca tindakan.
Paru
• Perkusi
- Perkusi langsung = mengetuk ujung jari tengah atau telunjuk langsung ke dada
- Perkusi tidak langsung = meletakkan 1 jari pada dinding dada dan mengetuknya
dengan jari tangan lain.

- Normal = Sonor
- Berkurang = redup atau pekak ( normal pada skapula, diafragma hati dan jantung)

- Abnormal: 1. Hipersonor atau timpani (emfisema paru atau pneumotoraks)


2. Redup atau pekak apabila terdapat konsolidasi jaringan paru
( pneumonia lovaris, atelektasis, tumor) dan cairan dalam rongga pleura
3. timpani juga dapat pada hernia diafragmatika.
Paru
• Auskultasi
- Suara Napas vesikuler (Normal)
Suara Napas vesikuler melemah akibat penyempitan bronkus dan menyebabkan
ventilasi berkurang, di temukan pada pasien pneumonia, atelektasis, edema paru, efusi
pleura, emfisema, pneumothoraks.
Suara Napas vesikuler mengeras akibat mengeras akibat bertambahnya ventilasi dan
bertambah baiknya konduksi suara, ditemukan pada pneumonia, konsolidasi paru, tumor

- Suara napas bronkial

- Suara napas amforik = menyerupai bunyi tiupan di atas mulut botol kosong.
- Cog-wheel breath sound = suara napas terputus-putus -> adhesi pleura atau kelainan
bronkus kecil misal pada tuberkulosis dini
- Metamorphosing breath sound = suara halus kemudian mengeras atau dimulai dengan
suara vesikuler kemudian berubah menjadi bronkial.
Paru
• Suara napas tambahan
1. Ronkhi:
a. Ronkhi basah (rales) suara napas tambahan
berupa vibrasi terputus-putus:
- Ronkhi basah halus (duktus alveolus, bronkiolus,
bronkus halus)
- Ronkhi basah sedang ( bronkus kecil dan sedang )
- Ronkhi basah kasar ( bronkus di luar jaringan paru )
Dada
• Jantung
– Inspeksi dan palpasi: denyut iktus kordis, thrill
– Auskultasi:
• bunyi jantung, regularitas
• bising jantung: fase bising, bentuk bising,
derajat, punctum maksimum bising,
penjalaran, kualitas, frekuensi bising
– Perkusi : mencari batas jantung
Abdomen
• Inspeksi:
– Ukuran dan bentuk perut
– Dinding perut: gambaran vena, omfalokel, paten urakus, hernia
umbilikalis
• Auskultasi:
– Suara peristaltik usus: tiap 10-30 detik, adanya bruit
• Palpasi:
– Ketegangan dinding perut dan nyeri tekan
– Palpasi organ intraabdominal: hepar, lien, ginjal, vesica urinaria,
massa intraabdominal
• Perkusi:
– Bunyi timpani
– Shifting dullness, pekak hati
Anus dan rektum
• Daerah anus: Anus imperforata, atresia
ani, fisura ani, polip rektum, hemoroid,
diaper rash
• Rectal toucher
• Genitalia
Ekstremitas
• Kelainan kongenital
• Nyeri tekan
• Warna kulit
• Suhu akral
• Pembengkakan lokal
• Sendi: kemerahan, bengkak, keterbatasan
gerakan
• Otot: tonus, nyeri, spasme, paralisis, atrofi,
hipertrofi otot
• Jari tabuh
Pemeriksaan Penunjang
• Fungsi pemeriksaan penunjang
1. Alat diagnostik
2. Petunjuk tatalaksana
3. Petunjuk prognosis

Pemeriksaan penunjang dibagi dua :


1. Pemeriksaan penunjang rutin, terdiri dari :
a. Darah tepi
b. urinalisis ( makro, kimiawi, sedimen)
c. feses ( makroskopik dan mikroskopik )
2. Pemeriksaan penunjang khusus sistem
respirasi
• Uji fisiologis : uji faal paru, uji latihan
• Radiologi : Foto Thorak, CT Scan, USG
• Alergi imunologik
• Patologi anatomi
• Mikrobiologi : kultur bakteri, virus
• Biomolekuler : TCM TB, COVID-19
• dLL
Pemeriksaan Penunjang (1)

Mendukung diagnosis asma:


• Uji fungsi paru
– Spirometri
– Peak flow meter
• Uji cukit kulit (skin prick test), Spirometri
eosinofil total darah, pemeriksaan
IgE spesifik
• Uji inflamasi respiratori: FeNO
(fractional exhaled nitric oxide),
eosinofil sputum
• Uji provokasi bronkus dengan
Peak flow meter
exercise, metakolin, hipertonik salin
Pemeriksaan Penunjang (2)

Mencari diagnosis banding:


• Uji tuberkulin • Uji defisiensi imun
• Foto sinus paranasalis • CT-scan toraks
• Foto toraks • Endoskopi
• Uji refluks gastroesofagus respiratori
(rinoskopi,
• Uji keringat
laringoskopi,
• Uji gerakan silia bronkoskopi)
Foto Toraks AP

56
Prosedur Uji Tuberkulin

Positif jika diameter


indurasi > 10 mm

06/17/2020 WS Tuberkulin, Padang 060912 57


Induksi
sputum
Alat dan bahan:
- nebulizer
- masker inhalasi
- NaCl3%
- Salbutamol dan
saline
- pulse oximetry
- ekstraktor mukus
- pot dahak
Xpert MTB/ Rif: workflow

Boehme CC et al 2010. N Engl J Med 363(11):1005-15


Pemeriksaan Penunjang Seri dan Paralel
• Pemeriksaan penunjang serial : Pemeriksaan penunjang yang
dilakukan berdasarkan atas hasil pemeriksaan penunjang
terdahulu
• Pemeriksaan penunjang paralel : Pemeriksaan penunjang yang
dilakukan secara bersama sama. Biasanya pada kasus yang
bersifat akut dan darurat

Interpretasi pemeriksaan penunjang


Dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjang dokter
dihadapkan pada fenomena biologis. Pada umumnya nilai normal
pemeriksaan laboratorium mempunyai rentang ( range ) tertentu.
Ketimpangan Klinis ( Clinical Disagreement )

• Suatu keadaan dimana hasil pemeriksaan


penunjang tidak sesuai dengan keadaan klinis
pasien
• Dalam memilih pemeriksaan penunjang selain
kondisi klinis pasien juga harus
mempertimbangkan status ekonomi pasien.
Diagnosis Banding, Diagnosis Kerja,
Diagnosis Akhir
Diagnosis banding ( differensial diagnosis ) adalah penyakit penyakit
yang mempunyai persamaan gejala dan atau tanda tertentu

Diagnosis kerja adalah kesimpulan yang dibuat setelah evaluasi


penemuan yang positif dan penemuan yang negatif yang bermakna
dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium rutin.

Diagnosis akhir adalah kesimpulan akhir tentang penyakit yang


dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh dari anamnesis,
pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang dan pengamatan
perjalanan penyakit selama pasien dirawat di rumah sakit
Apabila ditinjau proses diagnostik suatu penyakit , maka suatu diagnostik
akhiryang lengkap diharapkan terdiri dari 4 aspek, ialah :
1. Diagnosis klinis atau diagnosis simptomatik, yaitu diagnosis yang
berdasarkan pada gambaran klinis spesifik pasien, misal obesitas,
urtikaria
2. Diagnosis patologi - anatomi, yakni diagnosis yang berdasarkan pada
gambaran patologis anatomis penyakit tersebut, misalnya pneumonia
lobaris, perikarditis
3. Diagnosis fisiologis atau fungsional adalah diagnosis yang berdasarkan
pada gangguan fisiologik atau fungsional akibat penyakit, misal gagal
jantung
4. Diagnostik kausal atau etiologik adalah diagnosis yang berdasarkan
pada penyebab penyakit, misalkan tuberkulosis
Terima Kasih

You might also like