You are on page 1of 71

Bab 11 Sistem Pelumasan

SISTEM PELUMASAN
• Review
1. Kegagalan komponen mesin 11. Sistem pelumasan
2. Benefit of good lubrication 12. Kegagalan pelumasan
3. Lubrication theory [tribology] 13. Pelumas
4. Pelumasan
14. Jenis pelumas berdasar aplikasi
5. Aplikasi pelumasan
15. Additives
6. Fungsi pelumasan
16. Analisis pelumas
7. Pelumasan yang tepat
8. Mekanisme pelumasan 17. Contoh analisis pelumas
9. Pengaruh kondisi operasi 18. Pengujian pelumas
10. Basic calculation

Training on Advanced Maintenance Management 1


Bab 11 Sistem Pelumasan

Bab XI SISTEM PELUMASAN


(LUBRICANTION SYSTEM)
REVIEW :
 COST OF MAINTENANCE : $ 200 billion/year (NA)
 DUPONT : “maintenance is the single largest
controllable cost with in a plant
 PM : Preventive Maintenance
Predictive Maintenance
Proactive Maintenance
Planned Maintenance
Productive Maintenance
Profit Maintenance
 60% mechanical failures  lubrication
Training on Advanced Maintenance Management 2
Bab 11 Sistem Pelumasan

11.1 KEGAGALAN KOMPONEN MESIN


 Kegagalan karena pengaruh maintenance
 Poor lubrication practices
 Faulty repairs
 Slow response time
 Lack of training
 ineffective PM
 inadequate routine maintenance
 Kegagalan tanpa pengaruh maintenance
 Operator error
 Improper setup
 Mechanical design
 Sabotage
 Poor training
 Material defect
 Improper application
 Poor environment Training on Advanced Maintenance Management 3
Bab 11 Sistem Pelumasan

11.2 BENEFIT OF GOOD LUBRICATION (JOST, UK)

 Reduction of Energy Consumption 7.5%


through lower friction

 Saving in lubricant cost 20%

 Saving in maintenance repair & replacement cost 20%

 saving in consequential losses due to downtime varies

 Saving in Investment  efficiency & utilization 1%

 Saving in investment  increased life 5%

 Saving in man power 0.13 %


Training on Advanced Maintenance Management 4
Bab 11 Sistem Pelumasan

11.3 LUBRICATION THEORY


 TRIBOLOGY
 Def : Ilmu dan teknologi tentang interaksi
dua permukaan atau lebih yang bergerak
relatif
 FRICTION
 LUBRICATION
 WEAR
 CONTACT STRESS
 Peran tribology (in term of criticality)
1. Critical thd Reliabiliity
2. Critical thd effeciency
3. Berpengaruh langsung thd maintainability
4. Mempengaruhi financial statement
Training on Advanced Maintenance Management 5
Bab 11 Sistem Pelumasan

 GESEKAN/FRICTION
 Def : gaya perlawanan terhadap gerakan
pemukaan yang sliding atau rolling
terhadap permukaan lain

 Fundamental laws
1. Gesekan bervariasi langsung terhadap beban
2. Gesekan tidak tergantung pada permukaan

 persamaan : f = N

 Data:
1/3 energi yang di”generate” didunia hilang untuk
mengatasi gesekan
Training on Advanced Maintenance Management 6
Bab 11 Sistem Pelumasan

 Klasikfikasi :

1. Sliding Friction

Training on Advanced Maintenance Management 7


Bab 11 Sistem Pelumasan

2. Rolling Friction

Training on Advanced Maintenance Management 8


Bab 11 Sistem Pelumasan

FRICTION

HEAT

EXPANSION
(High point come in contact and break off)

WEAR

To Combat Friction

LUBRICATE
(Using the right principle)

Training on Advanced Maintenance Management 9


Bab 11 Sistem Pelumasan

11.4 PELUMASAN


DEF
DEF :: MENGURANGI
MENGURANGI GESEKAN
GESEKAN DENGAN
DENGAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN PELUMAS
PELUMAS


MERUPAKAN
MERUPAKAN SALAH
SALAH SATU
SATU KOMPONEN
KOMPONEN PENTING
PENTING
DALAM
DALAM KEGIATAN
KEGIATAN PERAWATAN
PERAWATAN


 UNSUR
UNSUR -- UNSUR
UNSUR DALAM
DALAM PELUMASAN
PELUMASAN ::
 PELUMAS
PELUMAS
 SISTEM
SISTEM PELUMASAN
PELUMASAN
 ALAT
ALAT PELUMAS
PELUMAS
 PROSEDUR
PROSEDUR PELUMASAN
PELUMASAN
Training on Advanced Maintenance Management 10
Bab 11 Sistem Pelumasan

11.5 APLIKASI PELUMASAN

Prinsip “tepat” (right principles) dari pelumasan (lubrication) :

 menempatkan pelumas yang tepat.

 di tempat yang tepat.


 pada waktu yang tepat.

Hal ini sangat penting dalam menunjang


penerapan program maintenance yang efektif.

Training on Advanced Maintenance Management 11


Bab 11 Sistem Pelumasan

11.6 FUNGSI PELUMASAN


 Mengurangi gesekan.
Mengurangi keausan.
 Meredam kejut.

 Mengurangi temperatur.

 Meminimumkan korosi.

 Seal out contaminants.


Training on Advanced Maintenance Management 12
Bab 11 Sistem Pelumasan

11.7 PELUMASAN YANG TEPAT


 Tipe pelumas.
 Rekomendasi dari pembuat mesin.
 Viskositas dan aditif yang diperlukan
sesuai kebutuhan.
 Temperatur (operasi dan lingkungan).
 Pembebanan atau tekanan abnormal dan
putaran mesin, khususnya jika ada
perubahan dari disain awal.
Training on Advanced Maintenance Management 13
Bab 11 Sistem Pelumasan

11.8 MEKANISME PELUMASAN

 Betapapun telitinya proses permesinan yang digunakan


untuk menghasilkan suatu produk, permukaan produk
yang dihasilkan selalu muncul sebagai deretan puncak-
puncak dan lembah jika dilihat secara mikroskopik.

 Tujuan dari pelumasan, adalah memisahkan puncak-


puncak tersebut untuk menghindarkan terjadinya
kontak antara logam dengan logam, sehingga
keausan dapat direduksi atau bahkan dihilangkan.

Training on Advanced Maintenance Management 14


Bab 11 Sistem Pelumasan

MEKANISME PELUMASAN
Full Fluid Film (FFF) Lubrication

 Menghidarkan terjadinya kontak dengan memberikan full film


lubricant antara permukaan-permukaan yang berkontak.
 Fluid film meminimumkan terjadinya kontak gesekan yang terjadi
antara permukaan-permukaan yang berkontak.
 Jika pelumas yang digunakan terlalu kental, maka gesekan internal
fluida dapat menghasilkan panas yang cukup untuk memperpendek
umur bantalan. Training on Advanced Maintenance Management 15
Bab 11 Sistem Pelumasan

MEKANISME PELUMASAN
Boundary Lubrication

 Permukaan bantalan terpisahkan, tetapi beberapa puncak masih berkontak.

 Kondisi ini umum dijumpai saat start up dan shut down dari mesin.
Untuk mengurangi gesekan dapat dilakukan dengan menggunakan
“antiwear” yang tepat atau “extreme-pressure additives”.
 Pelumas yang tepat memisahkan bagian-bagian yang berkontak dan me-ngurangi
gesekan antara bagian-bagian tersebut dan gesekan interval fluida.
Training on Advanced Maintenance Management 16
Bab 11 Sistem Pelumasan

11.9 PENGARUH KONDISI OPERASI


1. T E M P E R A T U R
 Viskositas pelumas ditentukan oleh pabrik pembuat
mesin telah memperhitungkan keadaan temperatur
operasi dan kemungkinan kenaikan temperatur.

 Jika temperatur sekeliling dingin, minyak pelumas yang


dibutuhkan adalah encer. Hal ini memungkinkan mesin
untuk di start dan tetap memberikan viskositas yang
tepat jika temperatur mesin berada di bawah
temperatur operasi normal..

The Lower The Temperature, The Lighter The Oil

Training on Advanced Maintenance Management 17


Bab 11 Sistem Pelumasan

 Jika temperatur sekeliling panas, diperlukan pelumas


yang lebih kental sehingga mesin pada temperatur
operasinya, memiliki viskositas yang tepat.

The Higher Temperature, The Heavier The Oil

 Pada sistem pelumasan yang tidak dipanaskan atau


didinginkan, maka temperatur sekeliling dan temperatur
lokasi menentukan operasi normal mesin tersebut..

Training on Advanced Maintenance Management 18


Bab 11 Sistem Pelumasan

2. BEBAN & TEKANAN


 Dalam operasinya beban & tekanan bearing dapat saja
berubah pada suatu range tertentu.
 Viskositas pelumas harus dipilih sedemikian rupa
sehingga dapat mengatasi keadaan tersebut sehingga
gesekan dapat dibuat seminimum mungkin.
 Penambahan “extreme-pressure additive” dapat
mencegah adanya keausan bantalan yang berlebih.

The Higher the load, the heavier the oil


The Lighter the load, the lighter the oil
Training on Advanced Maintenance Management 19
Bab 11 Sistem Pelumasan

Training on Advanced Maintenance Management 20


Bab 11 Sistem Pelumasan

3. PUTARAN OPERASI
 Pada putaran operasi normal, viskositas pelumas yang tepat
berada di sekitar poros untuk membentuk “oil wedge” antara
poros dan bantalan (load zone of bearing). Oil wedge inilah
yang akan mengangkat poros sehingga menghindarkan adanya
metal to metal contact.
 Jika digunakan pelumas yang terlalu kental atau terlalu encer,
jumlah pelumas yang ada di load zone menjadi tidak tepat.

 Kenaikan putaran poros mengakibatkan semakin banyak


pelumas yang masuk bantalan sehingga pelumas dengan
viskositas rendah hendaknya digunakan untuk membentuk “oil
wedge” yang tepat. Dengan oil wedge yang tepat yang berada
dalam load zone menyebabkan bantalan jadi terlindung dari
keausan yang berlebih.
Training on Advanced Maintenance Management 21
Bab 11 Sistem Pelumasan

 Penurunan putaran menyebabkan lapisan pelumas dalam


load zone menjadi terlalu tipis sehingga tidak mampu
melindungi bantalan dari keausan yang berlebih sehingga
diperlukan pelumas yang lebih kental untuk mengatasinya.

The faster the speed, the lighter the oil


The slower the speed, the heavier the oil

 Pelumas modern adalah pelumas dengan memiliki keseimbangan


antara viscositas yang tepat dan zat additive untuk menaikkan
kinerja pelumas pada range operasi darai mesin tersebut.

Training on Advanced Maintenance Management 22


Bab 11 Sistem Pelumasan

11.10 BASIC CALCULATIONN


Factors affecting lubricant volume requirement
 Machine condition
 Shock Loading
 Heat
SERVICE
 Speed FACTORS
 Water
 Environment Contamination
 Lubricant Type (Oil or Grease)
Training on Advanced Maintenance Management 23
Bab 11 Sistem Pelumasan

Rumus yang digunakan oleh mayoritas pembuat peralatan adalah

V  A  Rr
di mana :

V= Volume requirement
A = Area of bearing surface
Rr = Replenishment rate of lubricant film

Training on Advanced Maintenance Management 24


Bab 11 Sistem Pelumasan

11.11 SISTEM PELUMASAN


 HAND
HAND––PRESSURE
PRESSUREGREASE
GREASEGUNS
GUNS

 POWER
POWERGUNS
GUNS

 CENTRALIZED
CENTRALIZEDPRESSURE
PRESSURE

 OIL
OILMIST
MIST

Training on Advanced Maintenance Management 25


Bab 11 Sistem Pelumasan

11.12 KEGAGALAN PELUMASAN

1)
1) PELUMASAN
PELUMASAN TIDAK
TIDAK COCOK COCOK DENGAN DENGAN KONDISI KONDISI
OPERASI
OPERASI
2)
2) SISTEM
SISTEM PELUMASAN
PELUMASAN TIDAK TIDAK COCOK COCOK DENGAN DENGAN
DESAIN
DESAIN MESIN/ALAT
MESIN/ALAT
3)
3) PELUMASAN
PELUMASAN TIDAK
TIDAK SESUAISESUAI UNTUK UNTUK SISTEM SISTEM
PELUMASAN
PELUMASAN YANG
YANG DIPAKAI
DIPAKAI
4)
4) KONTAMINASI
KONTAMINASI
5)
5) STARVED
STARVED LUBRICATION
LUBRICATION OR OR OVERLUBRICATION
OVERLUBRICATION
6)
6) OXIDATION
OXIDATION
7)
7) BEBAN
BEBAN && KECEPATAN
KECEPATAN TIDAK
TIDAK SESUAI SESUAI
Training on Advanced Maintenance Management 26
Bab 11 Sistem Pelumasan

11.13 PELUMAS

KLASIFIKASI :

 Bentuk
1. Gas
2. Liquid
3. Padat
 Bahan
1. Organik (animal/vegetable)
2. Mineral
3. Synthetic

Training on Advanced Maintenance Management 27


Bab 11 Sistem Pelumasan


 KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK PELUMAS
PELUMAS (OLI)
(OLI) ::

 VISKOSITAS
VISKOSITAS

 FLASH
FLASH AND
AND FIRE
FIRE POINTS
POINTS

 POUR
POUR –– POINT
POINT

 CARBON
CARBON RESIDU
RESIDU CONTENT
CONTENT

 EMULSIFICATION
EMULSIFICATION ANDAND DEMULSIBILITY
DEMULSIBILITY

 NEUTRALIZATION
NEUTRALIZATION NUMBER
NUMBER

 COLOR
COLOR

 SULFUR
SULFUR CONTENT
CONTENT

 SAPONIFICATION
SAPONIFICATION NUMBER
NUMBER


 KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK PELUMAS
PELUMAS (GREASE)
(GREASE) ::

 BASE
BASE

 PENETRATION
PENETRATION

 DROP
DROP OR
OR MELTING
MELTING POINT
POINT
Training on Advanced Maintenance Management 28
Bab 11 Sistem Pelumasan

Pengaruh temperatur terhadap viskositas

Training on Advanced Maintenance Management 29


Bab 11 Sistem Pelumasan

11.14 JENIS PELUMAS BERDASARKAN


APLIKASI

 CIRCULATING
CIRCULATING OILS
OILS

 GEAR
GEAR OILS
OILS

 MACHINE
MACHINE OROR ENGINE
ENGINE OILS
OILS

 SPINDLE
SPINDLE –– CYLINDER
CYLINDER OILS
OILS

 WIRE
WIRE –– ROPE
ROPE LUBRICATION
LUBRICATION

 GREASES
GREASES OF OF CALCIUM,
CALCIUM, SODIUM,
SODIUM, ALUMUNIUM,
ALUMUNIUM,
LITHIUM,
LITHIUM, BARIUM
BARIUM BASE
BASE

 SYNTHETIC
SYNTHETIC AND
AND SOLID
SOLID LUBRICANTS
LUBRICANTS

 ELECTRICAL
ELECTRICAL GRADE
GRADE LUBRICANTS
LUBRICANTS (GRAPHITE)
(GRAPHITE)
Training on Advanced Maintenance Management 30
Bab 11 Sistem Pelumasan


 CIRCULATING
CIRCULATING OILS
OILS

 PELUMAS
PELUMAS DENGAN
DENGAN KUALITAS
KUALITAS TERTINGGI
TERTINGGI

 VISCOSITAS
VISCOSITAS :: 21
21 –– 550
550 CENTISTOKES
CENTISTOKES

 ANTARA
ANTARA LAIN
LAIN ::

 STEAM
STEAM TURBINE
TURBINE GRADE
GRADE OILS
OILS

 HYDRAULIC
HYDRAULIC OILS
OILS

 STEEL
STEEL MILL
MILL CIRCULATING
CIRCULATING OILS
OILS

 PAPER
PAPER MACHINE
MACHINE CIRCULATING
CIRCULATING OILS
OILS

 HEAVY
HEAVY DUTY
DUTY INTERNAL
INTERNAL COMBUSTION
COMBUSTION
ENGINE
ENGINE OILS
OILS

Training on Advanced Maintenance Management 31


Bab 11 Sistem Pelumasan


 GEAR
GEAR OILS
OILS

 STRAIGHT
STRAIGHT MINERAL
MINERAL OILS
OILS

 COMPOUNDED
COMPOUNDED OILS
OILS DENGAN
DENGAN EXTREME
EXTREME ––
PRESSURE
PRESSURE ADDITIVES
ADDITIVES

 KHUSUS
KHUSUS UNTUK
UNTUK RODA
RODA GIGI
GIGI


 MACHINE
MACHINE OR
OR ENGINE
ENGINE OILS
OILS

 STRAIGHT
STRAIGHT MINERAL
MINERAL RED
RED OILS
OILS


 GENERAL
GENERAL LUBRICATION
LUBRICATION
 UNTUK
UNTUK MESIN,
MESIN, POMPA,
POMPA, KOMPRESOR
KOMPRESOR
Training on Advanced Maintenance Management 32
Bab 11 Sistem Pelumasan


 REFRIGERATION
REFRIGERATION GRADEGRADE OILS
OILS
 LOW
LOW TEMPERATURE
TEMPERATURE
 LOW
LOW TO TO MEDIUM
MEDIUM VISCOSITY
VISCOSITY
(15
(15 –– 121
121 CENTITROKES)
CENTITROKES)
 FREE
FREE FROM
FROM MOISTURE
MOISTURE


 SPINDLE
SPINDLE OILS
OILS

 STRAIGHT
STRAIGHT MINERAL
MINERAL OILS
OILS

 LIGHT
LIGHT TO
TO MEDIUM
MEDIUM VISCOSITY
VISCOSITY

 FOR
FOR TEXTILE
TEXTILE SPINDLE
SPINDLE (~10.000
(~10.000 RPM)
RPM)

 PREMIUM
PREMIUM GRADE
GRADE LUBRICANT
LUBRICANT
Training on Advanced Maintenance Management 33
Bab 11 Sistem Pelumasan


 STEAM
STEAMCYLINDER
CYLINDEROILS
OILS
 LIGHT,
LIGHT,MEDIUM,
MEDIUM,HEAVY
HEAVYVISCOSITY
VISCOSITY
 “LUBRICATING
“LUBRICATINGTHETHESTEAM
STEAM””


 WIRE-ROPE
WIRE-ROPE LUBRICANTS
LUBRICANTS
 EXPOSED
EXPOSED TO
TO THE
THE WEATHER
WEATHER AND
AND LOW
LOW
TEMPERATURES
TEMPERATURES
 PENETRASI
PENETRASI DAN
DAN MELEKAT”
MELEKAT”
 SYNTHETIC
SYNTHETIC &
& SOLID
SOLID LUBRICANTS
LUBRICANTS

Training on Advanced Maintenance Management 34


Bab 11 Sistem Pelumasan

11.15 ADDITIVES


BERFUNGSI
BERFUNGSI ANTARA
ANTARA LAIN
LAIN ::

 POUR
POUR –– POINT
POINT DEPRESSANTS
DEPRESSANTS

 VISCOSITY
VISCOSITY –– INDEX
INDEX IMPROVERS
IMPROVERS

 ANTI
ANTI OXIDANTS
OXIDANTS

 FOAM
FOAM DEPRESSANTS
DEPRESSANTS

 ANTI
ANTI CORROSION
CORROSION ADDITIVES
ADDITIVES

 EXTREME
EXTREME –– PRESSURE
PRESSURE ADDITIVES
ADDITIVES

 ENGINE
ENGINE –– CLEANLINESS
CLEANLINESS ADDITIVES
ADDITIVES

Training on Advanced Maintenance Management 35


Bab 11 Sistem Pelumasan

 Solid Lubricant :
 Material yang memiliki tahanan geser yang
rendah
 Diperlukan pada peralatan yang beroperasi
dengan temperatur sangat tinggi
 Mengurangi gesekan, aus, metal transfer
antara permukaan gesekan
 Perubahan sifat pelumas berubah jika
mendekati titik cair :
 Gesekan bisa meningkat 5 s/d 10 kali
 Rate of metal transfer meningkat sampai 1000 kali

Training on Advanced Maintenance Management 36


Bab 11 Sistem Pelumasan

11.16 ANALISIS PELUMAS



 METODE
METODE UNTUK
UNTUK MENENTUKAN
MENENTUKAN KONTAMINASI KONTAMINASI DAN DAN
KONDISI
KONDISI PELUMAS
PELUMAS

 MEMBANTU
MEMBANTU DALAM
DALAM HAL HAL PENENTUAN
PENENTUAN KELEMAHAN KELEMAHAN
KOMPONEN
KOMPONEN DAN DAN POTENSI
POTENSI KEGAGALAN KEGAGALAN

 ANALISIS
ANALISIS PELUMAS
PELUMAS TERJADWAL
TERJADWAL

 TERHADAP
TERHADAP PRIME
PRIME MOVERS MOVERS (ENGINE) (ENGINE)

 TERHADAP
TERHADAP RESERVOIR
RESERVOIR EQUIPMENT EQUIPMENT

 SAMPLING
SAMPLING PELUMAS
PELUMAS

 PADA
PADA SAAT
SAAT PENGGANTIAN
PENGGANTIAN PELUMAS PELUMAS
TERGANTUNG
TERGANTUNG KONDISIKONDISI LINGKUNGAN LINGKUNGAN
CATATAN
CATATAN ::
1.
1. METODE
METODE INI
INI BAIK
BAIK KALAU
KALAU PENGAMBILANPENGAMBILAN SAMPEL SAMPEL
CUKUP
CUKUP TELITI
TELITI
2.
2. PERLU
PERLU DICATAT
DICATAT SEBAGAI
SEBAGAI SEJARAH SEJARAH KONDISI KONDISI
KOMPONEN
KOMPONEN Training on Advanced Maintenance Management 37
Bab 11 Sistem Pelumasan

11.17 CONTOH ANALISIS PELUMAS


(ENGINE)
ELEMEN
ELEMEN INDIKASI
INDIKASI BANTALAN
BANTALAN

ALUMUNIUM
ALUMUNIUM PISTON,
PISTON, BANTALAN
BANTALAN
CHROME
CHROME RING
RING PISTON,
PISTON, BANTALAN
BANTALAN
MOLYBDENUM
MOLYBDENUM RING
RING PISTON
PISTON
COPPER
COPPER PENDINGIN
PENDINGIN PELUMAS
PELUMAS WASHERS
WASHERS
IRON
IRON CRANKSHAFT,
CRANKSHAFT, CAMSHAFT,
CAMSHAFT,
RODAGIGI,
RODAGIGI, LINER
LINER
LEAD
LEAD BANTALAN
BANTALAN
NICKEL
NICKEL BANTALAN
BANTALAN
SODIUM
SODIUM BAHAN
BAHAN PENDINGIN
PENDINGIN PELUMAS
PELUMAS
SILICON
SILICON KONTAMINASI
KONTAMINASI TOTAL
TOTAL
Training on Advanced Maintenance Management 38
Bab 11 Sistem Pelumasan

11.18 PENGUJIAN PELUMAS


Pengujian Karakteristik Fisika & Kimia :
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada
minyak pelumas yang telah digunakan dan untuk
mengetahui penyebab perubahan tersebut.

Pengujian Performans (Unjuk Kerja) :


Untuk mengetahui kemampuan pelumas pada kondisi
pemakaian yang sebenarnya.

Metode Pengujian Karakteristik Fisika & Kimia


Mengacu Pada :
 ASTM Handbooks
 British Institute Of Petroleum Handbooks
 United States Federal Test Method Standard
 SAE Training on Advanced Maintenance Management 39
Bab 11 Sistem Pelumasan

A. JENIS PENGUJIAN KARAKTERISTIK


FISIKA & KIMIA

1. Pengujian Residu Karbon

Residu karbon dalam minyak pelumas adalah


Jumlah persentasi berat deposit karbon setelah
pelumas mengalami proses evaporasi dan pirolisis
dengan tekanan tertentu

Dalam pengujian, pelumas dengan jumlah residu


lebih tinggi akan menunjukkan viskositas yang lebih
tinggi

Training on Advanced Maintenance Management 40


Bab 11 Sistem Pelumasan

Pengujian Residu Karbon Ditujukan Pada :


 Bahan dasar pelumas untuk pelumas mesin
 Pelumas mesin mineral (pelumas mesin pesawat)
 Pelumas berat

Indikasi residu karbon menunjukkan tingkat kualitas produk


pelumas (refinement quality)

Training on Advanced Maintenance Management 41


Bab 11 Sistem Pelumasan

2. Pengujian Warna

Pengujian dilakukan dengan menggunakan cahaya


yang ditembuskan melalui pelumas tersebut.

Penentuan warna dilakukan secara visual.

Indikator warna menyatakan apakah proses pemurnian


minyak sudah baik atau belum (proper oil refinement).

Training on Advanced Maintenance Management 42


Bab 11 Sistem Pelumasan

3. Pengujian Berat Jenis Dan Gaya Berat


Pengujian berat jenis dan gaya berat dilakukan dengan
menggunakan hidrometer (lihat gambar).

Hidrometer dapat dikalibrasi untuk menentukan berat


jenis dan gaya berat.

Penentuan berat jenis dan gaya berat dilakukan pada


temperatur tertentu.

Untuk pelumas bekas (habis dipakai), adanya


peningkatan berat jenis menunjukkan adanya
kontaminasi (misalkan oksida), sedangkan penurunan
berat jenis menunjukkan adanya pencampuran
pelumas.
Training on Advanced Maintenance Management 43
Bab 11 Sistem Pelumasan

Penggunaan hydrometer untuk mengukur


berat jenis dan gaya berat

Training on Advanced Maintenance Management 44


Bab 11 Sistem Pelumasan

4. Pengujian Titik Nyala Dan Titik Api

Titik nyala adalah temperatur pelumas di mana uap


pelumas tersebut dapat menyala jika terkena api.
Seandainya pelumas tersebut terus dipanasi maka akan
tercapai suatu temperatur di mana pelumas tersebut
dapat terbakar dan ini disebut dengan titik api.

Pengujian titik nyala dilakukan dengan alat yang disebut


“cleveland open cup flash tester”.

Pengujian ini dilakukan untuk keperluan keamanan


terhadap bahaya terbakar. Untuk pelumas bekas,
adanya penurunan titik nyala menunjukkan adanya
kontaminasi oleh bahan dengan titik nyala rendah.
Training on Advanced Maintenance Management 45
Bab 11 Sistem Pelumasan

Cleveland open cup flash tester

Training on Advanced Maintenance Management 46


Bab 11 Sistem Pelumasan

5. Pengujian Bilangan Netralisasi

Pengujian dilakukan untuk menentukan jumlah asam


yang terdapat dalam pelumas, dengan melakukan
proses netralisasi dengan basa.

Beberapa hasil oksidasi dari minyak hidrokarbon


adalah asam organik.
Pelumas yang digunakan khususnya pada temperatur
tinggi cenderung menjadi asam.
Berarti pengujian keasaman pelumas adalah untuk
mengetahui tingkat oksidasi yang terjadi.

Training on Advanced Maintenance Management 47


Bab 11 Sistem Pelumasan

Pengujian keasaman ini kurang berfungsi bagi pelumas


yang menggunakan aditif karena adanya reaksi dari
aditif tersebut.

Bilangan basa total (total base number) menunjukkan


jumlah penggunaan bahan alkali (melalui aditif) untuk
menetralisir produk asam akibat pembakaran.

Training on Advanced Maintenance Management 48


Bab 11 Sistem Pelumasan

6. Pengujian Titik Curah


Titik curah adalah temperatur terendah di mana
pelumas masih dapat mengalir.

Umumnya pelumas mengandung lilin yang tidak larut


apabila didinginkan sehingga pelumas sukar untuk
mengalir

Ditinjau dari segi pemakaian, titik curah pelumas


mesin “winter grade” harus cukup rendah sehingga
dapat dialirkan dengan mudah pada temperatur rendah

Training on Advanced Maintenance Management 49


Bab 11 Sistem Pelumasan

7. Pengujian Abu Sulfat


Abu sulfat merupakan residu dalam minyak pelumas,
dihitung dengan persen berat setelah pelumas
mengalami pembakaran.

Pengujian ini untuk menentukan kandungan bahan


yang tidak terbakar dalam pelumas.

Pada proses pembuatan pelumas, pengujian ini


memberikan informasi mengenai jumlah aditif yang
digunakan, karena aditif cenderung membentuk abu sulfat.

Untuk pelumas bekas, peningkatan kandungan abu


sulfat menunjukkan adanya kontaminasi seperti debu,
kotoran, geram dan kristal timah hitam.
Training on Advanced Maintenance Management 50
Bab 11 Sistem Pelumasan

8. Pengujian Viskositas
Viskositas merupakan sifat yang paling penting untuk
pelumas
Viskositas adalah suatu faktor yang terjadi karena adanya
lapisan pelumas yang mempengaruhi timbulnya panas
pada bantalan, silinder, rodagigi; yang menentukan efek
penyekatan pelumas terhadap kebocoran; yang
menentukan kemudahan menghidupkan mesin pada
kondisi dingin
Viskositas absolute/dinamik = gaya yang diperlukan untuk
mengatasi gesekan fluida
Viskositas kinematik = viskositas dinamik dibagi dengan
berat jenis

Training on Advanced Maintenance Management 51


Bab 11 Sistem Pelumasan

Viskositas dipengaruhi oleh temperatur.


Jika temperatur meningkat maka viskositas akan menurun
(lihat diagram)
DIAGRAM VISKOSITAS – TEMPERATUR

Training on Advanced Maintenance Management 52


Bab 11 Sistem Pelumasan

KLASIFIKASI VISKOSITAS PELUMAS MESIN

Training on Advanced Maintenance Management 53


Bab 11 Sistem Pelumasan

KLASIFIKASI VISKOSITAS
PELUMAS TRANSMISI MANUAL DAN GANDAR

Training on Advanced Maintenance Management 54


Bab 11 Sistem Pelumasan

SISTEM VISKOSITAS UNTUK PELUMAS INDUSTRIAL

Training on Advanced Maintenance Management 55


Bab 11 Sistem Pelumasan

B. JENIS PENGUJIAN PERFORMANS

1. Pengujian Oksidasi

Oksidasi minyak pelumas tergantung pada temperatur,


jumlah oksigen yang kontak dengan pelumas dan
efek katalis logam.

Beberapa pengujian oksidasi yang dikenal :


IP 280 procedure, cibre (conference internationale
des grandes reseaux electriques).
Besaran yang diukur : bilangan asam dan persen
berat residu.

Training on Advanced Maintenance Management 56


Bab 11 Sistem Pelumasan

 ASTM D943, “oxidation characteristic of inhibited


steam-turbine oils” atau tost (turbin oil
stability test)
Pengujian ini digunakan juga untuk minyak hidrolik
dan minyak sirkulasi.
Besaran yang diukur : bilangan netralisasi.
Kelemahan alat ini : waktu pengujian terlalu lama.

Pneurop test
Besaran yang diukur : kehilangan akibat penguapan
dan residu karbon.

Training on Advanced Maintenance Management 57


Bab 11 Sistem Pelumasan

2. Pengujian Stabilitas Termal

Stabilitas termal adalah kemampuan pelumas atau


aditif untuk mencegah terjadinya dekomposisi
(penguraian) jika dioperasikan pada temperatur tinggi.

Dekomposisi akan mengakibatkan pengentalan,


peningkatan keasaman, pembentukan residu

Pengujian stabilitas termal meliputi pemanasan


statis atau sirkulasi melalui permukaan logam panas

Training on Advanced Maintenance Management 58


Bab 11 Sistem Pelumasan

3. Pengujian Perlindungan Karat


Kemampuan perlindungan karat oleh pelumas sukar
dievaluasi karena karat terjadi pada logam ferrous
pada saat kontak dengan udara dan uap air.
Pengujian pelumas di udara terbuka atau melalui
pengujian dinamik

Beberapa di antara pengujian dinamik :

 ASTM D665, “rust preventive characteristic of


steam turbine oil in the presence of
water”
 Test “corrosion preventive properties of gear
lubricants”
Training on Advanced Maintenance Management 59
Bab 11 Sistem Pelumasan

4. Pengujian Buih Pelumas

Pengujian yang paling umum dilakukan adalah


ASTM D892 “foaming characteristic of lubricating oils”

Dalam pengujian ini diukur volume buih yang terjadi


dan dinyatakan sebagai stabilitas buih

Training on Advanced Maintenance Management 60


Bab 11 Sistem Pelumasan

5. Pengujian Tekanan Tinggi dan Keausan

Fungsi pelumas adalah untuk mencegah terjadinya


kontak dan gesekan antara dua permukaan.
Dengan demikian pelumas perlu diuji kemampuannya
untuk mencegah kontak pada tekanan tinggi dan untuk
mencegah keausan permukaan.
Klasifikasi keausan :
 Abrasif
 Korosif
 Adesif
 Kelelahan
Jenis pengujian sangat bervariasi/beragam dan besaran
yang diukur adalah volume aus yang terjadi. Jenis pengujian
umumnya dalam bentuk pengujian kontak mekanik
Training on Advanced Maintenance Management 61
Bab 11 Sistem Pelumasan

6. Pengujian Pembentukan Emulsi

Dalam beberapa kasus, minyak pelumas perlu


dicampur dengan air, misalkan minyak mesin uap
kapal, minyak bor karang, pelumas rol logam, dll.

Karena dicampur dengan air dan dapat terbentuk


emulsi yang baik maka pelumas mempunyai
kemampuan untuk pendinginan yang baik.

Training on Advanced Maintenance Management 62


Bab 11 Sistem Pelumasan

Beberapa pengujian stabilitas emulsi :

 ASTM D1479, “emulsion stability of soluble cutting oils”

 ASTM D3342, ”measuring the emulsion stability of new


rolling oil dispersion in water”

 ASTM D1401, ”emulsion characteristics of petroleum oils


and synthetic fluids”

 ASTM D2711, ”demulsibility characteristic of lubricating


oils”

 IP 19, ”demulsification number”

Training on Advanced Maintenance Management 63


Bab 11 Sistem Pelumasan

7. Pengujian Mesin

Pengujian mesin dilakukan untuk mengevaluasi


kinerja pelumas pada mesin yang sebenarnya,
umumnya mesin mobil diesel maupun mesin bensin.

Jenis pengujian yang dilakukan dapat dikategorikan ke


dalam :

 Pengujian stabilitas oksidasi dan proteksi karat


 Pengujian temperatur tinggi silinder tunggal
 Pengujian temperatur tinggi silinder banyak
 Pengujian temperatur operasi rendah
 Pengujian proteksi karat

Training on Advanced Maintenance Management 64


Bab 11 Sistem Pelumasan

Pengujian Stabilitas Oksidasi dan Proteksi Karat

Training on Advanced Maintenance Management 65


Bab 11 Sistem Pelumasan

Pengujian Temperatur Tinggi Silinder Tunggal


Pengujian ini untuk menentukan kemampuan pelumas untuk
mencegah terjadinya deposit residu (sebagai deterjen)

Training on Advanced Maintenance Management 66


Bab 11 Sistem Pelumasan

Pengujian Temperatur Tinggi Silinder Banyak


Pengujian pada mesin sebenarnya untuk mengetahui
tingkat deterjensi pelumas

Training on Advanced Maintenance Management 67


Bab 11 Sistem Pelumasan

Pengujian Temperatur Operasi Rendah


Pengujian pada mesin sebenarnya untuk mengetahui
tingkat deterjensi pelumas

Training on Advanced Maintenance Management 68


Bab 11 Sistem Pelumasan

Pengujian Proteksi Karat

Training on Advanced Maintenance Management 69


Bab 11 Sistem Pelumasan

8. Pengujian Pelumas Rodagigi Kendaraan

Training on Advanced Maintenance Management 70


Bab 11 Sistem Pelumasan

SEKIAN & TERIMAKASIH

SAMPAI JUMPA DI LAIN KESEMPATAN

Training on Advanced Maintenance Management 71

You might also like