Supply Chain Management (9 10)

Healthcare Operations
Management
An Integrated Approach to
Improving Quality and Efficiency
Chapter 13. Supply Chain

Management
Daniel B. McLaughlin
Julie M. Hays
Pengertian Supply Chain Management (Manajemen
Rantai Pasokan)
• adalah serangkaian kegiatan yang meliputi

Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian
terhadap pengadaan, produksi, persediaan
dan pengiriman produk ataupun layanan
jasa kepada pelanggan yang mencakup
administasi harian, operasi, logistik dan
pengolahan informasi mulai dari pelanggan
hingga ke pemasok.
Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-2

Supply Chain Management (SCM)
• The management of all activities and
processes related to both upstream vendors
and downstream customers in the value
chain
• Tracking and managing demand, inventory,
and delivery
• Procurement and vendor relationship
management
• Technology enabled
Inventory
• Inventory is the stock of items held to meet
future demand.
• Inventory management answers three
questions:
- How much to hold
- How much to order
- When to order

Functions of Inventory
• To meet anticipated demand
• To level process flow
• To protect against stockouts
• To take advantage of order cycles
• To help hedge against price increases or to
take advantage of quantity discounts
• To decouple process steps
Effective Inventory Management
• Classification system
• Inventory tracking system
• Reliable forecast of demand
• Knowledge of lead times
• Reasonable estimates of:
- Holding or carrying costs
- Ordering or setup costs
- Shortage or stockout costs

ABC Classification System
Classifying inventory according to some
measure of importance and allocating control
efforts accordingly
Pareto Principle High (80%)
-A very important Annual

-B moderately $ volume A
of items
important B
-C least important
Low (5%) C
Few Many
(20%) (50%)
Number of Items
SISTEM PENGENDALIAN SEDIAAN
Apa?
Berapa?
Manajemen Persediaan
Kapan?
Per item Apa?

Berapa? Per item
Kapan?
Dependent Independent Klasaifikasi

demand Demand ABC
EOQ
MRP Fixed interval

Material Requi- ROP
rement Planning Re-order point
ANALISIS ABC INDEKS KRITIS
• KARENA OBAT-OBATAN MEMPUNYAI

SIFAT DAN KARAKTERISTIK YANG
SPESIFIK
Langkah-langkah ABC Indeks Kritis
1. Menentukan Nilai Kritis Rata-rata (NK)

2. Menentukan Nilai Inventory (NI)
berdasarkan hasil ABC inventory barang
3. Menentukan Nilai Pemakaian (NP)
berdasarkan hasil ABC atas pemakaian
barang
4. Hitung Indeks Kiritis (IK) tiap-tiap barang
5. Kelompokan barang menjadi ABC
berdasarkan besaran nilai IK tiap-tiap
barang
Langkah 1. Menentukan NK
1. KELOMPOKAN OBAT DAN ALKES MENJADI 4 KELOMPOK :
X = OBAT YG TIDAK DAPAT DIGANTIKAN, KEKURANGAN/
KEKOSONGAN OBAT BERSIFAT FATAL
Y = OBAT MASIH DAPAT DIGANTIKAN OLEH OBAT LAIN
MASIH ADA TOLERANSI KEKOSONGAN < 48 JAM
Z = OBAT YANG BOLEH DIGANTIKAN DENGAN OBAT LAIN,
KEKOSONGAN LEBIH DARI 48 JAM MASIH DITOLERIR
2. BERIKAN BOBOT UNTUK KELOMPOK X = 3; KELOMPOK Y = 2,

DAN KELOMPOK Z = 1
3. DALAM MENGELOMPOKAN OBAT/ALKES DILAKUKAN SECARA

DISKUSI , DENGAN MELIBATKAN LEBIH DARI 1 ORANG.
NILAI KRITIS RATA-RATA = ∑ PEMBOBOTAN : ∑ INFORMASI YG
MASUK

4. MENGHITUNG NILAI KRITIS RATA (NK)
INFORMAN OBAT 1 OBAT 2 OBAT 3 OBAT 4
1. DOKTER A X=3 Z=1 Z=1 Y=2
2. DOKTER B X=3 Z=1 Y=2 X=3
3. DOKTER C Y=2 Z=1 Z=1 Y=2
4. DOKTER D X=3 Z=1 Z=1 Y=2
5. DOKTER E Y=2 Z=1 Y=2 Y=2
TOTAL 13 5 7 11
NILAI KRITIS 2,6 1 1,4 2,2

RATA-RATA

Langkah 2. Menetapkan NI dengan melakukan
ABC Inventory
• CARI PENGGUNAAN DALAM UNIT UNTUK SETIAP BARANG
(SELAMA 1 BULAN, 1 TRI WULAN ATAU 1 TAHUN)
• CARI BIAYA PER UNIT UNTUK SETIAP BARANG YG DIBELI UNTUK
KEPERLUAN INVENTORY
• KALIKAN BIAYA PER UNIT DENGAN PENGGUNAAN UNTUK
MENDAPATKAN NILAI INVESTASI
• URUTKAN BARANG TERSEBUT MULAI DARI NILAI INVESTASI
TERBESAR HINGGA YANG TERKECIL
• HITUNG PERSENTASI NILAI INVESTASI TIAP-TIAP BARANG
• KUMULATIFKAN NILAI PERSENTASI TERSE BUT
• TENTUKAN BARANG TERSEBUT KEDALAM 3 KELOMPOK
BARANG (A, B, DAN C) DENGAM MENGGUNAKAN INDEKS
KLASIFIKASI ABC
ABC Inventory Classification
ABC classification is a method for determining level of
control and frequency of review of inventory items
• A Pareto analysis can be done to segment items into
value categories depending on annual dollar volume
• A Items – typically 20% of the items accounting for 80%
of the inventory value-use Q system
• B Items – typically an additional 30% of the items
accounting for 15% of the inventory value-use Q or P
• C Items – Typically the remaining 50% of the items
accounting for only 5% of the inventory value-use P
14
© Wiley 2010
The AAU Corp. is considering doing an ABC analysis on its entire
inventory but has decided to test the technique on a small sample
of 15 of its SKU’s. The annual usage and unit cost of each item is
shown below
15
© Wiley 2010
(A) First calculate the annual dollar volume
for each item
16
© Wiley 2010
B) List the items in descending order based on annual dollar volume. (C)
Calculate the cumulative annual dollar volume as a percentage of total
dollars. (D) Classify the items into groups
17
© Wiley 2010
Tentukan NI tiap-tiap barang
Berikan bobot NI tiap-tiap barang:
• Barang kelompok A  NI nya = 3
• Barang kelompok B  NI nya = 2
• Barang kelompok C  NI nya = 1

Langkah 3. Menentukan NP dengan melakukan ABC
berdasar pemakaian
• CARI PENGGUNAAN DALAM UNIT UNTUK SETIAP

BARANG (SELAMA 1 BULAN, 1 TRI WULAN ATAU 1
TAHUN)
• URUTKAN BARANG TERSEBUT MULAI DARI NILAI
PEMAKAIAN TERBESAR HINGGA YANG TERKECIL
• HITUNG PERSENTASI NILAI PEMAKAIAN TIAP-TIAP
BARANG
• KUMULATIFKAN NILAI PERSENTASI TERSEBUT
• TENTUKAN BARANG TERSEBUT KEDALAM 3
KELOMPOK BARANG (A, B, DAN C) DENGAM
MENGGUNAKAN INDEKS KLASIFIKASI ABC

Tentukan NP tiap-tiap barang
Berikan bobot NP tiap-tiap barang:
• Barang kelompok A  NP nya = 3
• Barang kelompok B  NP nya = 2
• Barang kelompok C  NP nya = 1

Langkah 4. Menghitung IK tiap-
tiap barang
HITUNG INDEKS KRITIS MASING-MASING OBAT
IK = (2 x NK) + (1 x NI) + (1 x NP)
• IK = INDEKS KRITIS
• NK = NILAI KRITIS RATA-RATA
• NI = NILAI BOBOT HASIL ANALISIS ABC BERDASAR INVESTASI
• NP = NILAI BOBOT HASIL ANALISIS ABC BERDASAR PEMAKAIAN
5. Tentukan Kelompok barang
ke dalam ABC
KELOMPOKAN BARANG KEDALAM KELOMPOK A, B, DAN C
ATAS DASAR NILAI IK DENGAN MENGGUNAKAN DAFTAR
BERIKUT :
KATEGORI/ RANGE NILAI INDEKS % JUMLAH

KELOMPOK BARANG KRITIS BARANG PERSEDIAAN
A 12,0 – 9,5 18
B 9,4 – 6,5 54
C 6,4 – 4,0 28
SUMBER : CALHOUN DAN CAMPBELL (1985)

Graphical solution for AAU Corp
showing the ABC classification of
materials
• The A items (106 and 110) account for 60.5% of the value and 13.3% of the items
• The B items (115,105,111,and 104) account for 25% of the value and 26.7% of the
items
• The C items make up the last 14.5% of the value and 60% of the items
• How might you control each item classification? Different ordering rules for each?
© Wiley 2010 23
ANALISIS PERSEDIAAN
(INVENTORY CONTROL)
• YAITU PENGONTROLAN JUMLAH STOCK
(PERSEDIAAN) UNTUK DAPAT
MEMENUHI KEBUTUHAN DENGAN CARA
YANG PALING IDEAL.
Alasan perlunya persediaan
1. Adanya unsur ketidakpastian permintaan

(permintaan yang mendadak)
2. Adanya unsur ketidakpastian pasokan
dari para suplier
3. Adanya unsur ketidakpastian tenggang
waktu pemesanan
Apa tujuan diadakan persediaan
1. Layanan pelanggan
2. Memperlancar proses produksi
3. Mengantisipasi stockout
4. Fluktuasi harga
Tujuan pengelolaan persediaan
• Menyediaan persediaan yang dibutuhkan

untuk menyokong operasi dengan biaya
minimum
Menetapkan Persediaan
• Kesalahan dalam menetapkan persediaan dapat

berakibat fatal, suatu contoh :
Persediaan terlalu kecil
Hilangnya kesempatan ; untuk menjual –
memperoleh laba
Persediaan terlalu besar
Adanya biaya besar ; memperkecil laba –
memperbesar resiko
Analisis kuantitas pesanan yang ekonomis
(Economic Order Quantity, EOQ)
• Menentukan berapa jumlah yang dipesan

sedangkan titik pemesanan ulang (reorder point,
ROP) menentukan kapan dipesan yang
bertujuan untuk:
1. Minimize inventory cost
2. Carrying & ordering costs
3. Setup/ordering costs
Model persediaan EOQ mempunyai
beberapa asumsi
1. Permintaan konstan (constant demand)
dan tenggang waktu (lead time)
diketahui,
2. Persediaan diterima dengan segera
(instantaneous),
3. Tidak ada diskon,
4. Tidak ada kehabisan stok (stockout) atau
kekurangan (shortage), dan
5. Biaya variabel yang muncul hanya biaya
pemesanan dan penyimpanan.
Model Lain Jika……
• Model production order quantity (POQ) yang
disebut juga model production run. Model
ini cocok untuk lingkungan produksi yang
mengeleminasi asumsi bahwa persediaan
diterima segera dan sering disebut model
jumlah produksi;
• Model diskon karena kuantitas (eoq with

quantity discount) yang bertujuan untuk
meminimalkan biaya persediaan total,
dengan mempertimbangkan biaya meterial
aktual.
Dua Dasar Keputusan Dalam Model EOQ
• Berapa jumlah bahan mentah yang harus

dipesan pada saat bahan tersebut perlu
dibeli kembali – Replenishment cycle
• Kapan perlu dilakukan pembelian kembali –
reorder point
JUMLAH
PESANAN
Q/2
PERIODE WAKTU
Persediaan
Persediaan maksimum
2.000 Q
1.000 Q/2
240 ROP
Lt Lt Lt waktu
Persediaan obat
Inventory Order Cycle
Demand
Order rate
quantity, Q
Inventory Average
Level amount of
inventory
Reorder held = Q/2
point, R
0 Lead Lead
Time time time
Order Order Order Order
Placed Received Placed Received
KONSEP BIAYA PERSEDIAAN
• ORDERING COST DAN PROCUREMENT COST (BIAYA

PEMESANAN DAN BIAYA PEMBELIAN)
• HOLDING COST ATAU CARRYING COST (BIAYA

PENYIMPANAN) --------- OPPORTUNITY COST (BIAYA
YANG TERSIMPAN DALAM BENTUK PERSEDIAAN)
• SHORTAGE COST (BIAYA KARENA TERJADINYA

KETERLAMBATAN PERMINTAAN ATAU KARENA
KEHABISAN STOCK)
Termasuk Biaya Penyimpanan –
Carrying Costs
• Sewa gudang
• Biaya pemeliharaan barang di dalam
gudang
• Biaya modal yang tertanam dalam inventori
• Pajak
• Asuransi
Biaya penyimpanan persediaan
(Carrying cost)
• Bersifat variabel terhadap jumlah inventori
yang dibeli
• Total biaya penyimpanan :
- TCC = C. P. A
• Persediaan rata-rata
Keterangan :
- A =Q/2 Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
=(S/N)/2 N = Frekwensi pemesanan
C = Biaya penyimpanan
P = Harga beli per unit
Besarnya Carrying Cost Dapat
diperhitungkan dengan dua cara
• Berdasarkan persentase tertentu dari nilai
inventori rata – rata
• Berdasarkan biayan per unit barang yang
disimpan (dari jumlah rata – rata)
Biaya Pemesanan
( Ordering Cost )
• Bersifat varisbel terhadap frekuensi
pesanan
• Total biaya pemesanan
- TOC = F. ( S / Q )
Keterangan :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
F = Biaya tetap
Termasuk Biaya Pemesanan – Ordering
Costs
• Biaya selama proses pesanan
• Biaya pengiriman permintaan
• Biaya penerimaan barang
• Biaya penempatan barang ke dalam gudang
• Baiaya prosesing pembayaran kepada
supplier
Total Biaya Persediaan
• TIC = TCC + TOC
atau
• TIC = C. P. ( Q / 2 ) + F. ( S / Q)
The model
Q

• average inventory level: 2
Q
h
2 hQ
• The holding cost per unit:  D  2 D
A
• The setup cost per unit: 
Q
• The production cost per unit:

c
• Ordering Cost = (Frekuensi pesanan) x (biaya per 1 x pesan) =
= D/Q x Co
• Holding Cost atau Carrying Cost = Q/2 x Ch
• D = Jumlah kebutuhan
• Q = Jumlah pesanan ekonomis
• Co = Biaya per 1 kali pesan
• Ch = Biaya penyimpanan per unit barang
Continuous (Q) Review System Example: A computer company has annual
demand of 10,000. They want to determine EOQ for circuit boards which have an
annual holding cost (H) of $6/unit, and an ordering cost (S) of $75. They want to
calculate TC and the reorder point (R) if the purchasing lead time is 5 days.
• EOQ (Q)
2DS 2 * 10,000 * $75
Q   500 units
H $6
• Reorder Point (R)
10,000
R  Daily Demand x Lead Time  * 5 days  200 units
250 days
• Total Inventory Cost (TC)

 10,000   500 
TC    $75   $6  $1500  $1500  $3000
 500   2 
45 2010
© Wiley
CONTOH SOAL :
• Untuk keperluan proses produksi selama 1
(satu) tahun diperlukan sebanyak 800 unit.
Biaya untuk 1 kali pesan (ordering cost)
adalah Rp.125,-. Biaya penyimpanan
(holding cost) merupakan 20% per tahun
dari rata-rata persediaan, dan biaya per
unitnya Rp.100,-.
• Hitung EOQ nya ?
PENDEKATAN TABEL
Pesanan per Jumlah Rata-rata Biaya Biaya Jumlah

tahun pesanan (Q) persediaan penyimpanan pemesanan biaya per
(Q/2) per tahun tahun
1 2 3 4 5 6
1 800 400 8.000 125 8.125
2 400 200 4.000 250 4.250
4 200 100 2.000 500 2.500
8 100 50 1.000 1.000 2.000
12 66,7 33,3 667 1.500 2.167
16 50 25 500 2.000 2.500
32 25 12,5 250 4.000 4.250
Pendekatan matematik
• EOQ = √ 2 (D.O)/(H.C)
• D = JUMLAH (DALAM UNIT) YANG DIBUTUHKAN
SELAMA SATU PERIODE TERTENTU
• O = BIAYA PESANAN SETIAP KALI PESAN
• H = HARGA PEMBELIAN PER UNIT YANG DIBAYAR
• C = BIAYA PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN DI
GUDANG DINYATAKAN DALAM PROSENTASE
Jawab :
D = 800 unit, O = Rp. 125,-, H = 20 % , C = Rp. 100,-
EOQ = Q = √ 2DO / HC = √ 2 (800 x 125) / (20% x 100)

= 100 unit
Jumlah biaya minimum = √ 2DO x HC = √ 2(800 x 125) x
(20% x 100) =
= Rp. 2.000,-
Berapa kali pesannya = D/Q = 800 : 100 = 8 kali
pemesanan
EOQ Model
Annual Cost
Holding Cost
Order Quantity
EOQ Model
Annual Cost
Holding Cost
Order (Setup) Cost
Order Quantity
EOQ Model
Annual Cost
Total Cost Curve
Holding Cost
Order (Setup) Cost
Order Quantity
EOQ Model
Annual Cost
Total Cost Curve
Holding Cost
Order (Setup) Cost
Optimal Order Quantity

Order Quantity (Q*)
EOQ Model Cost Curves
Minimum
Annual Total Cost
Total Cost
cost ($)
Holding Cost = h*Q/2
Ordering Cost = o*D/Q

Optimal Order
Quantity, Q
Order Quantity
2Do 2(Annual Demand)(Order or Setup Cost)
Q OPT = =
h Annual Holding Cost
EOQ
Example
You’re a buyer for SaveMart.
SaveMart needs 1000 coffee makers per year.

The cost of each coffee maker is $78.
Ordering cost is $100 per order. Carrying cost
is 40% of per unit cost. Lead time is 5 days.
SaveMart is open 365 days/yr.
What is the optimal order quantity & ROP?

SaveMart EOQ
2 D  S
EOQ 
H
D = 1000
2  1000  $100
S = $100 EOQ 
C = $ 78 $31.20
I = 40%
H= CxI
H = $31.20 EOQ = 80 coffeemakers
SaveMart ROP
ROP = demand over lead time
= daily demand x lead time (days)
=dxl
D = annual demand = 1000

Days / year = 365
Daily demand = 1000 / 365 = 2.74
Lead time = 5 days
ROP = 2.74 x 5 = 13.7 => 14

SaveMart
Average (Cycle Stock) Inventory
Avg. CS = OQ / 2
= 80 / 2 = 40 coffeemakers
= 40 x $78 = $3,120
Inv. CC = $3,120 x 40% = $1,248
Note: unrelated to reorder point

Pemesanan Ulang – Reorder Point
• Titik dimana pemesanan harus dilakukan

lagi untuk mengisi persediaan
• Titik pemesan ulang
= Waktu tunggu x tingkat penggunaan
Re Order Point
• ROP = (L x U) + Safety Stock
• ROP = Titik pesanan kembali
• Safety Stock = Persediaan pengaman
• L = Lead Time
• U = Kebutuhan
Reorder Point
The point in time by which stock must be ordered
to replenish inventory before a stockout occurs
R  dL
R = Reorder point
d = average demand per period
L = lead time (in the same units as above)

Persediaan Pengaman – Safety
Stocks
• Persediaan tambahan yang dimiliki untuk
berjaga-jaga terhadap perubahan tingkat
penjualan atau kelambatan produksi –
pengiriman
• Maka
- Persediaan awal = EOQ + Safety stock
- Persediaan rata – rata
= ( EOQ / 2 ) + safety stock
Menentukan Besarnya Safety Stock
• Faktor pengalaman
• Faktor dugaan
• Biaya
• Keterlambatan
Contoh :
Penggunaan per hari 15 Kg
Keterlambatan pengiriman 10 Hari
Maka besarnya safety stock
= 10 x 15 Kg
= 150 Kg
Normal(100, 20)
2.5
2.0
Safety StockNormal(100, 20)
2.5
1.5
Probability of 2.0
BestFit Student Version
For Academic Use Only Reorder
meeting demand during
1.0
point
lead time = service level = 84%
1.5
0.5 BestFit Student Version

For Academic Use Only
1.0
Probability of
100
12 0
140
160
0.0
40
60
80
0.5
a stockout = 16%
< 84.1% 15.9% >
-Infinity 120.0
100
120
140
160
0.0
40
60
80
Example < 84.1%

100 120 15.9% >
units -Infinity 120.0
Average demand during

Lead time = dL
Z 0 1

Contoh :
Kebutuhan barang per minggu = 100 kg

Lead time = 3 minggu
Safety stock ditetapkan adalah 40 % dari kebutuhan selama
Lead time.
Hitung Re-order pointnya?
Jawab :
ROP = (L x U) + Safety Stock

= (3 x 100) + 40% (3x100)
= 300 + 120
= 420
Artinya : Pemesanan kembali dilakukan pada saat tingkat
persediaan barang mencapai 420 kg
Contoh Kasus
• Perusahaan A penjualan 2,6 juta kg terigu,

biaya pemesanan $ 5000, biaya
penyimpanan 2 % dari harga beli dan harga
beli $ 5 /kg.
• Persediaan pengaman 50.000 kg dan waktu
pengiriman 2 minggu dan setiap pemesanan
terigu harus dengan kelipatan 2000 kg
Besarnya EOQ
• EOQ = 2. F.S
C.P
=  ( 2 x 5000 x 2600000) / (0.02 x 5 )
= 509902 Kg
= 510.000 Kg
Pemesanan Ulang
• Penggunaan per minggu
= ( 2.600.000 / 52 ) = 50.000 Kg
• Titik pemesan ulang
= Waktu pengiriman + safety stock
= (2 minggu x 50.000) + 50.000
= 100.000 + 50.000
= 150.000 Kg
Pemesanan Dalam Satu Tahun
• Pemesanan dalam satu tahun
= ( 2.600.000 / 510.000 )
= 5,098 kali atau 72 hari
= 10 minggu
• Tingkat Pemakaian per hari
= ( 2.600.000 / 365 )
= 7.123, 287 Kg atau 7.124 Kg
Biaya Penyimpanan
• TCC = C. P. A atau TCC = C.P. (Q/2)

• TCC
= (0,02) x ( $ 5) x (510.000 / 2)
= 0,1 x 255.000
= $ 25.500
Biaya Pemesanan
• TOC = F. ( S / Q )
• TOC
= $ 5000 x ( 2.600.000 / 510.000 )
= $ 5000 x (5,098)
= $ 25.490,20
Biaya Safety Stock
= C. P . (safety stock)
= (0,02) x ( $ 5 ) x ( 50.000 )
= 0,1 x ( 50.000 )
= $ 5.000
Total Biaya Persediaan - TIC
= Biaya Penyimpanan + Biaya Pemesanan +

Biaya safety stock
= $ 25.500 + $ 25.490,20 + $ 5.000
= $ 55.990, 20
Grafik EOQ
Kg
Dalam satu
560.000
tahun 13 kali
500.000
EOQ
250.000
Reorder point
100.000
Safety stock
50.000
5 8 10 Minggu
Lanjutan Contoh Kasus ……
• Jika perusahaan A membeli terigu sebanyak

650.000 Kg maka biaya pengiriman
ditangung oleh perusahaan pengolahan
gandum sebesar $ 3.500
• Apakah penawaran ini menguntungkan atau
tidak ?
Biaya Persediaan - TIC
Biaya pemesanan = $ 5.000 - $ 3.500 = $

1.500
TCC = (0,02) x ($ 5) x (650.000 / 2 )

= 0,1 x 325.000
= $ 32.500
TOC = $ 1.500 x ( 2.600.000 / 510.000)
= $ 1.500 x 5,098
= $ 7.647
TIC = $ 32.500 + $ 7.647 + $ 5.000
= $ 45.147
Analisis
• Jika pesanan sejumlah
- 510.000 Kg Biaya persediaan $ 55.990,20
- 650.000 Kg Biaya persediaan $ 45.147
• Penawaran dari perusahaan pengolahan gandum
perlu dipertimbangkan
• Pemesanan dalam satu tahun
= 2.600.000 / 650.000 = 4 kali atau 13 minggu
ANALISIS SENSITIVITAS
RASIO SENSITIVITAS = TC EOQ : TC RRT PEMAKAIAN
BIAYA MARJINAL = (RS – 1 ) x TOTAL BIAYA PERSEDIAAN

BAB 6
DERET BERKALA DAN PERAMALAN
79
Deret Berkala dan Peramalan Bab 6
OUTLINE
BAGIAN I Statistik Deskriptif
Pengertian Statistika Analisis Trend

(Linear, Kuadratis, Eksponensial)
Penyajian Data Analisis Variasi Musim
(Metode rata-rata bergerak)
Ukuran Pemusatan
Analisis Siklis
(Siklus, Spektral)
Ukuran Penyebaran
Menggunakan Analisis Trend Untuk
Mendapatkan Estimasi Nilai di Masa
Angka Indeks Mendatang
Deret Berkala dan Pengolahan Analisis Deret Berkala

dengan MS Excel
Peramalan
80
PENDAHULUAN
• Data deret berkala adalah sekumpulan data yang

dicatat dalam suatu periode tertentu.
• Manfaat analisis data berkala adalah mengetahui

kondisi masa mendatang.
• Peramalan kondisi mendatang bermanfaat untuk

perencanaan produksi, pemasaran, keuangan dan
bidang lainnya.
81
KOMPONEN DATA BERKALA
• Trend
• Variasi Musim
• Variasi Siklus
• Variasi yang Tidak Tetap (Irregular)
82
TREND
Suatu gerakan kecenderungan naik atau turun dalam jangka panjang

yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu ke waktu dan
nilainya cukup rata (smooth).
Y Y
Tahun (X) Tahun (X)
Trend Positif Trend Negatif

83
METODE ANALISIS TREND
1. Metode Semi Rata-rata
• Membagi data menjadi 2 bagian
• Menghitung rata-rata kelompok. Kelompok 1 (K1) dan

kelompok 2 (K2)
• Menghitung perubahan trend dengan rumus:
b= (K2 – K1)
(tahun dasar K2 – tahun dasar K1)
• Merumuskan persamaan trend Y = a + bX
84
CONTOH METODE SEMI RATA-RATA
Tahun Pelanggan Rata- Nilai X Nilai X

rata th dasar 1997 th dasar 2000
1996 4,2 -1 -4
K1 1997 5,0 4,93 0 -3

1998 5,6 1 -2

1999 6,1 2 -1
K2 2000 6,7 6,67 3 0

2001 7,2 4 1
Y th 1997 = 4,93 + 0,58 X b = (6,67 – 4,93)/2000-1997

Y th 2000 = 6,67 + 0,58 X b = 0,58
85
2. Metode Kuadrat Terkecil

Menentukan garis trend yang mempunyai jumlah terkecil dari
kuadrat selisih data asli dengan data pada garis trendnya.
Trend Pelanggan PT. Telkom
P e la n g g a n (Ju ta a n )
8
7
6
5
4
3
2
Y = a + bX 1
0
97 98 99 00 01
a = Y/N
Tahun
b = YX/X2 Data Y' Data Y
86
CONTOH METODE KUADRAT TERKECIL
Tahun Pelanggan Kode X Y.X X2

=Y (tahun)
1997 5,0 -2 -10,0 4
1998 5,6 -1 -5,6 1
1999 6,1 0 0 0
2000 6,7 1 6,7 1
2001 7,2 2 14,4 4
Y=30,6 Y.X=5,5 X2=10
Nilai a = 30,6/5=6,12
Nilai b =5,5/10=0,55
Jadi persamaan trend Y’=6,12+0,55x
87
Trend Kuadratis
3. Metode Kuadratis
Jumlah Pelanggan
8.00
Untuk jangka waktu pendek, 6.00
(jutaan)
kemungkinan trend tidak 4.00 Y=a+bX+cX2
bersifat linear. Metode 2.00

0.00
kuadratis adalah contoh
97 98 99 00 01
metode nonlinear
Tahun
Y = a + bX + cX2

Koefisien a, b, dan c dicari dengan rumus sebagai berikut:
a = (Y) (X4) – (X2Y) (X2)/ n (X4) - (X2)2
b = XY/X2
c = n(X2Y) – (X2 ) ( Y)/ n (X4) - (X2)2
88
CONTOH METODE KUADRATIS
Tahun Y X XY X2 X2Y X4
1997 5,0 -2 -10,00 4,00 20,00 16,00
1998 5,6 -1 -5,60 1,00 5,60 1,00
1999 6,1 0 0,00 0,00 0,00 0,00
2000 6,7 1 6,70 1,00 6,70 1,00
2001 7,2 2 14,40 4,00 2880 16,00
30.60 5,50 10,00 61,10 34,00
a = (Y) (X4) – (X2Y) (X2) = {(30,6)(34)-(61,1)(10)}/{(5)(34)-(10)2}=6,13
n (X4) - (X2)2
b = XY/X2 = 5,5/10=0,55
c = n(X Y) – (X ) ( Y)
2 2
= {(5)(61,1)-(10)(30,6)}/{(5)(34)-(10) 2}=-0,0071
n (X4) - (X2)2
Jadi persamaan kuadratisnya adalah Y =6,13+0,55x-0,0071x 2
89
4. Trend Eksponensial
Persamaan eksponensial dinyatakan dalam bentuk variabel waktu (X)
dinyatakan sebagai pangkat. Untuk mencari nilai a, dan b dari data Y
dan X, digunakan rumus sebagai berikut:

Y’ = a (1 + b)X
Trend Eskponensial

Ln Y’ = Ln a + X Ln (1+b) 15,00
Pelanggan
Sehingga a = anti ln (LnY)/n
(jutaan)
Jumlah
10,00
b = anti ln  (X. LnY) - 1 5,00
(X)2 0,00
97 98 99 00 01
Tahun
Y= a(1+b)X
90
CONTOH TREND EKSPONENSIAL
Tahun Y X Ln Y X2 X Ln Y
1997 5,0 -2 1,6 4,00 -3,2

1998 5,6 -1 1,7 1,00 -1,7
1999 6,1 0 1,8 0,00 0,0
2000 6,7 1 1,9 1,00 1,9
2001 7,2 2 2,0 4,00 3,9
9,0 10,00 0,9
Nilai a dan b didapat dengan:
a = anti ln (LnY)/n = anti ln 9/5=6,049
b = anti ln  (X. LnY) - 1 = {anti ln0,9/10}-1=0,094
(X)2
Sehingga persamaan eksponensial Y =6,049(1+0,094) x
91
VARIASI MUSIM
Variasi musim terkait dengan perubahan atau fluktuasi dalam musim-

musim atau bulan tertentu dalam 1 tahun.
Pergerakan Inflasi 2002 Indeks Saham PT. Astra Agro

Produksi Padi Permusim
Lestari, Maret 2003
2,5
30 150
2
Produksi (000 ton)
20 100
1,5
Inflasi (%)
Indeks
10 1 50
0 0,5 0
I- II- III- I- II- III- I- II- III- I- II- III-
98 98 98 99 99 99 00 00 00 01 01 03 0 03 05 13 14 22
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Triw ulan Tanggal
Bulan
Variasi Musim Produk Variasi Inflasi Bulanan Variasi Harga Saham

Pertanian Harian
92
VARIASI MUSIM DENGAN METODE RATA-RATA

SEDERHANA
Indeks Musim = (Rata-rata per kuartal/rata-rata total) x 100

Bulan Pendapatan Rumus= Nilai bulan ini x 100 Indeks
Nilai rata-rata Musim
Januari 88 (88/95) x100 93
Februari 82 (82/95) x100 86
Maret 106 (106/95) x100 112
April 98 (98/95) x100 103
Mei 112 (112/95) x100 118
Juni 92 (92/95) x100 97
Juli 102 (102/95) x100 107
Agustus 96 (96/95) x100 101
September 105 (105/95) x100 111
Oktober 85 (85/95) x100 89
November 102 (102/95) x100 107
Desember 76 (76/95) x100 80
Rata-rata 95
93
METODE RATA-RATA DENGAN TREND
• Metode rata-rata dengan trend dilakukan dengan cara yaitu indeks

musim diperoleh dari perbandingan antara nilai data asli dibagi
dengan nilai trend.
• Oleh sebab itu nilai trend Y’ harus diketahui dengan persamaan Y’ =

a + bX.

94
METODE RATA-RATA DENGAN TREND
Bulan Y Y’ Perhitungan Indeks Musim

Januari 88 97,41 (88/97,41) x 100 90,3
Februari 82 97,09 (82/97,09) x 100 84,5
Maret 106 96,77 (106/96,77) x100 109,5
April 98 96,13 (98/96,13) x 100 101,9
Mei 112 95,81 (112/95,81) x 100 116,9
Juni 92 95,49 (92/95,49) x 100 96,3
Juli 102 95,17 (102/95,17) x 100 107,2
Agustus 96 94,85 (96/94,85) x 100 101,2
September 105 94,53 (105/94,53) x 100 111,1
Oktober 85 93,89 (85/93,89) x 100 90,5

November 102 93,57 (102/93,57) x 100 109,0
Desember 76 93,25 (76/93,25) x 100 81,5
95
Deret Berkala Dan Peramalan Bab 6
VARIASI SIKLUS
Siklus Indeks Saham Gabungan

Siklus
2,5
Ingat 2
1,5
Y=TxSxCxI 1
0,5
IHSG
0
Maka
-0,5 94 95 96 97 98 99 00 01 02
TCI = Y/S -1
CI = TCI/T -1,5
-2
Di mana CI adalah Indeks -2,5
Siklus Tahun
96
CONTOH SIKLUS
Th Trwl Y T S TCI=Y/S CI=TCI/T C

I 22 17,5
1998 II 14 17,2 95 14,7 86
III 8 16,8 51 15,7 93 92
I 25 16,5 156 16,0 97 97
1999 II 15 16,1 94 16,0 99 100
III 8 15,8 49 16,3 103 102
I 26 15,4 163 16,0 104 104
2000 II 14 15,1 88 15,9 105 105
III 8 14,7 52 15,4 105 106
I 24 14,3 157 15,3 107 108
2001 II 14 14,0 89 15,7 112
III 9 13,6
97
GERAK TAK BERATURAN
Siklus
Ingat Y = T x S x C x I
TCI = Y/S
CI = TCI/T
I = CI/C
P e rke mb a n g a n In f l a s i d an S uku B ung a
80
70
60
50
40
30
20
10
0
94 95 96 97 98 99 00 01 02
-1 0
Ta hun
Inf la s i S uku B ung a
98
GERAK TAK BERATURAN
Th Trwl CI=TCI/T C I=(CI/C) x 100

I 86

1998 II 93 92
101

III 97 97 100
I 99 100 99
1999 II 103 102 101
III 104 104 100
I 105 105 100
2000 II 105 106 99
III 107 108 99
I 112
2001 II
III
99

Supply Chain Management (9 10)

Uploaded by

Document Information

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Supply Chain Management (9 10)

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

Healthcare Operations

Chapter 13. Supply Chain

• adalah serangkaian kegiatan yang meliputi

Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-2

Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-4

Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-6

-A very important Annual

Per item Apa?

Dependent Independent Klasaifikasi

MRP Fixed interval

• KARENA OBAT-OBATAN MEMPUNYAI

1. Menentukan Nilai Kritis Rata-rata (NK)

2. BERIKAN BOBOT UNTUK KELOMPOK X = 3; KELOMPOK Y = 2,

3. DALAM MENGELOMPOKAN OBAT/ALKES DILAKUKAN SECARA

Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-11

NILAI KRITIS 2,6 1 1,4 2,2

Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-12

Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-18

• CARI PENGGUNAAN DALAM UNIT UNTUK SETIAP

Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-19

Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-20

KATEGORI/ RANGE NILAI INDEKS % JUMLAH

SUMBER : CALHOUN DAN CAMPBELL (1985)

1. Adanya unsur ketidakpastian permintaan

• Menyediaan persediaan yang dibutuhkan

• Kesalahan dalam menetapkan persediaan dapat

• Menentukan berapa jumlah yang dipesan

• Model diskon karena kuantitas (eoq with

• Berapa jumlah bahan mentah yang harus

• ORDERING COST DAN PROCUREMENT COST (BIAYA

• HOLDING COST ATAU CARRYING COST (BIAYA

• SHORTAGE COST (BIAYA KARENA TERJADINYA

• The production cost per unit:

• Total Inventory Cost (TC)

Pesanan per Jumlah Rata-rata Biaya Biaya Jumlah

EOQ = Q = √ 2DO / HC = √ 2 (800 x 125) / (20% x 100)

Total Cost Curve

Total Cost Curve

Optimal Order Quantity

Ordering Cost = o*D/Q

SaveMart needs 1000 coffee makers per year.

What is the optimal order quantity & ROP?

D = annual demand = 1000

ROP = 2.74 x 5 = 13.7 => 14

Inv. CC = $3,120 x 40% = $1,248

Note: unrelated to reorder point

• Titik dimana pemesanan harus dilakukan

Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-61

0.5 BestFit Student Version

Example < 84.1%

units -Infinity 120.0

Average demand during

Copyright 2008 Health Administration Press. All rights reserved. 13-64

Kebutuhan barang per minggu = 100 kg

ROP = (L x U) + Safety Stock

• Perusahaan A penjualan 2,6 juta kg terigu,

• TCC = C. P. A atau TCC = C.P. (Q/2)

= Biaya Penyimpanan + Biaya Pemesanan +

• Jika perusahaan A membeli terigu sebanyak

Biaya pemesanan = $ 5.000 - $ 3.500 = $

TCC = (0,02) x ($ 5) x (650.000 / 2 )

RASIO SENSITIVITAS = TC EOQ : TC RRT PEMAKAIAN

BIAYA MARJINAL = (RS – 1 ) x TOTAL BIAYA PERSEDIAAN

BAGIAN I Statistik Deskriptif