Professional Documents
Culture Documents
Keselamatan Konstruksi
Pendahuluan
Keselamatan Konstruksi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
Pendahuluan
Definisi
Construction safety involves any safety
procedure that is related to the construction
industry or construction sites.
Construction safety aims to ensure that a
construction site or the industry as a whole is not
the cause of immediate danger to the public
around a construction site, or the workers at a
construction site, as well as making sure that the
finished product of construction meets required
safety standards.
Sumber : Safepedia
Occupational Safety and Health
(OSH)
a cross-disciplinary area concerned with
protecting the safety, health and welfare of
people engaged in work or employment.
As a secondary effect, OSH may also protect
co-workers, family members, employers,
customers, suppliers, nearby communities,
and other members of the public who are
impacted by the workplace environment.
Definition adopted by the Joint ILO/WHO
Committee on Occupational Health in 1950
and revised in 1995.
• SIFAT PEKERJAAN
• PERILAKU PEKERJA
• KONDISI TEMPAT KERJA YANG SULIT
• MANAJEMEN K3 YANG LEMAH
Note: Data represent total number of cases per 100 full-time employees
Source: U.S. Bureau of Labor Statistics, Occupational injuries and Illnesses
in the United States by Industry, annual
Kecelakaan Kerja Fatal (USA)
TABLE 13-2 Fatal Occupational Injuries in Construction, 1997 and 1999
Cause Percentage
Indonesia 23 2005
Malaysia 8 2005
Swedia 1.2 2005
Kondisi K3 Konstruksi di
Indonesia
Tabel Jumlah Proyek dan Kecelakaan Konstruksi di Indonesia 2013-
2018 TAHUN
KRITERIA
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Proyek
20.506 14.981 5.426 7.504 4.531
Konstruksi
Jumlah Kecelakaan
9 8*
Konstruksi
Jumlah Kecelakaan 129.91 105.38 110.28 105.18 123.00
Kerja 1 3 5 2 0
Rasio jumlah
kecelakaan kerja
6.3 7 20.3 14 27
terhadap jumlah proyek
konstruksi
Distribusi kecelakaan kerja per sektor industri (Jamsostek, 2010, Latief et al, 2013)
Kecelakaan kerja pada
konstruksi
BPJS Ketenagakerjaan :
1877 kasus kecelakaan kerja
konstruksi, setara dengan nilai
Rp 41.2 M pada tahun 2017
Selama 2017, terjadi 9 kasus
kecelakaan konstruksi serius.
Antara 2016-2017 :
kasus kecelakaan kerja
konstruksi di DKI Jakarta
meningkat 10% dari 507 kasus
menjadi 555 kasus (senilai
Rp.3.4 M).
Project Description Time Contractors Company
1 Tiang pancang proyek tol Bekasi, Cawang, Kampung Selasa PT Waskita Karya Tbk
Melayu (Becakayu) (20/2/2018)
2 Jalur Kereta Bandara Soekarno Hatta Longsor Senin PT Waskita Karya Tbk
(5/2/2018)
3 Crane Pengangkut Beton Proyek DDT di Matraman, Minggu PT Hutama Karya,
Jakarta Timur Roboh (4/2/2018) PT Adhi Karya Tbk, dan
PT Wijaya Karya Tbk
4 Beton Girder Proyek LRT Pulo Gadung, Jakarta Timur Senin BUMD DKI,
Roboh (22/1/ 2018) PT Jakarta Propertindo Tbk
PT Wijaya Karya Tbk
5 Beton girder proyek Jalan Tol Depok-Antasari, Jakarta Selasa PT Citra Waspphutowa
Selatan roboh (2/1/2018) PT Girder Indonesia
6 Crane ambruk di KM 15 Jalan Tol Jakarta-Cikampek Kamis PT Waskita Karya Tbk
(16/11/2017) PT Acset Indonusat Tbk
7 Beton proyek Light Rail Transit (LRT) jatuh di Jalan MT Rabu PT Adhi Karya Tbk
Haryono, Jakarta Timur (15/11/2017)
8 Pembatas beton proyek Mass Rapid Transit (MRT) jatuh di Jumat Shimizu, Obayashi, Wijaya
Jalan Wijaya II, Jakarta Selatan (3/11/2017) Karya, dan Jasa Konstruksi
Joint Venture (SOWJ JV)
9 Konstruksi tol Pasuruan-Probolinggo di Desa Minggu PT Waskita Karya Tbk
Curukgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, (29/10/2017)
roboh
10 Tiang proyek konstruksi Light Rail Transit (LRT) menimpa Selasa PT Wijaya Karya Tbk
rumah warga (17/10/2017)
11 Jembatan overpass Tol Bocimi di Desa Cimande Hilir, Jumat PT Waskita Karya Tbk
Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, ambruk (22/9/2017) PT Wijaya Karya Tbk.
12 Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jumat PT Waskita Karya Tbk
Palembang, Sumatera Selatan (4/8/2017)
Proyek kontruksi pembangunan
tol Bekasi-Cawang-Kampung
Melayu (Becakayu) di Jalan D I
Panjaitan, Jakarta, Selasa
(20/2/2018). ANTARA
FOTO/Aprillio Akbar
Kondisi konstruksi
kecelakaan Double-Double
Track (DDT) rel kereta
Manggarai-Jatinegara,
Jakarta, Minggu (4/2/2018).
tirto.id/ Andrian Pratama
Taher
Undang2 dan
Peraturan terkait K3
UU/Peraturan K3 Konstruksi
01. UU No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
02. Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstru
ksi Bidang Pekerjaan Umum
03. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
04. Permen PU No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3
05. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerja
an Umum KEP.174_MEN_1986 No.104_KPTS_1986 Tentang K3 di
Tempat Kegiatan Konstruksi
06. Permenakertrans No. 1 Tahun 1980 tentang K3 pada Konstruksi
Bangunan
07. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
08. Permen PUPR02-2018. (Perubahan atas Permen PU 05/2014)
Undang2 dan peraturan
lainnya
Undang-undang No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan
(Paragraf 5 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pasal
86 dan Pasal 87)
Peraturan Pemerintah (PP) No 50/2014
Per.Menaker No. 01/1980 - K3 Pada Konstruksi Bangunan
Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes
Per.Menaker No. 04/1985 - Pesawat Tenaga & Prod.
Per.Menaker No. 05/1985 - Pesawat Angkat & Angkut
Per.Menaker No. 04/1998 – PUIL
Per.Menaker No. 02/1989 - Instalasi Petir
Per.Menaker No. 03/1999 - Lif Listrik
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG
KESELAMATAN KERJA
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.
S U R A T E D A R A N MENTERI PU
Nomor : 03/SE/M/2005
Perihal: Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk Instansi
Pemerintah TA 2005
Costs of OHS
management Costs of programme
programme or failure or accidents (A)
prevention costs (P)
Undesired Outcome:
Injury to the worker and damage to the scaffold
J
i
m
H
e
www.sptimes.com/.../ photos/tb-collapse.jpg f
f
e
r
n
a
n
www.bullen.co.uk/ services/graphix/sco3.jpg
Faktor-faktor penyebab
kecelakaan kerja
1000 ACCIDENTS ANALYSIS (Suraji, 2000)
Inappropriate Construction Planning (26%)
• Inadequate method statement
• Inadequate identification and assessment of risk
Inappropriate Construction Control (14%)
• Inadequate supervision of operative work
• Inadequate control of the stability of temporary work
Inappropriate Construction Operation (83%)
• Breach of regulation or code of practice
• Access/ egress defective or unsuitable
Inappropriate Operative Action (27%)
• Improper or inadequate use of PPE
• Failure to adopt standard procedures
Inappropriate Site Condition (6%)
• Unsuitable weather or climatic condition
• Inappropriate ground condition
PROJECT ENVIRONMENT
P P
R Project Conception Constraints R
O O
J J
E Client Responses E
C Project Management Project Design C
T Constraints Constraints T
E E
N N
V V
I
Project Management Responses Designer Responses I
R R
O O
N Project Construction Constraints N
M (Construction Management Constraint & Sub Contractor Constraint) M
E E
N N
T Main Contractor or Sub Contractor Responses T
Operative Constraints
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Tanda2
keselamatan
kerja pada
lokasi proyek
Mencegah orang yang tidak
berkepentingan masuk ke lokasi proyek
ILO Code of Practice