You are on page 1of 54

Minggu 1

Bahasan materi bab 1 pertemuan 1

Tugas minggu ke 2 :
Bahan bacaan utk di resume tulisan tangan
dan diunggah di vlm utk bahasan
pertemuan ke 2
KONTRAK PARA PIHAK
Strategi belajar
daring : PBL
– D day : pembahasan materi tugas
– Minggu depannya : tiap mhsw susun tulisan tangan
dan bahas materi selanjutnya
• Buat kelompok terdiri dari 6 orang
• Tiap kelompok susun materi presentasi dlm ppt
• semua kelompok paparan diwakili 1 anggota, bergilir tiap
minggu
– Minggu ke 4 quist, minggu 8 UTS : dosen
prof.Dr.Ir.Chandrawati Cahyani, MS
– 2 x paparan , 1 UTS, 1 UAS
– Nilai 20 % quist, 40 % UTS, 40 % UAS
Materi minggu 1 MI 2021
• Introduction –
– RPKPS
– Textbook
– Distribusi materi dan kegiatan
• Bab I. Intro
PUSTAKA
• Stanbury, P.F., Whitaker, A., Principles of
Fermentation Technology, 2003, Elsevier Science
Ltd.
• James_M, Lee, Biochemical Engineering, 2002,
Prentice Hall Inc.
• Henry C. Vogel, Celeste L. Todaro, Fermentation
and Biochemical Engineering Handbook, 1997,
Noyes Publication
• dll
Learning Objectives
• Examine the application of biological and
engineering principles to problems involving microbial,
mammalian, and biological/biochemical systems.
• Recognize the fundamentals of fermentation
technology.
• Describe current knowledge in biological and
biochemical technology, with a focus on industrial
practices.
• Comprehend growth and metabolism, genetics and
metabolic engineering in the age of genomics, the
biological basis for monitoring bioprocesses including
process analytical technology, and applications of the
modern biological concepts in bioprocess
developments.
Materi 1 semester

Industrial microbiology : 121 hal


1. Introduction
2. Microbial growth kinetics
3. Isolation, preservation and improvement of
commercially important microorganism
4. Media for industrial fermentations
Mata kuliah pilihan terkait MI pada
semester berikutnya
Teknik Bioproses : 140 hal
1. Sterilisasi (part of)
2. The Development of inocula in industrial fermentations
3. Design of a fermenter
4. Instrumentation and control
5. Aeration and agitation

Teknologi Hilir Bioproses : 70++ hal


6. Konsep bioseparation
7. The recovery and purification of fermentation products
8. Effluent treatment
9. Fermentation economics
Metode penelitian Hayati
• Pengenalan konsep2 dasar penelitian,
handling peralatan dan bahan
• Instrumentasi kimia
• Bacaan artikel2 riset
Industrial microbiology
Minggu I

Mg II

Mg III

Mg IV -
quist
Mg V

Mg VI
Minggu VI

Minggu VII

Minggu VIII -
UTS

Mg IX Dst
Lutfhi
Kurniadewi
Bab I
Minggu 1 : Introduction
Susun tulisan tangan dan unggah di vlm2 sebelum
pertemuan minggu 2

Sebelum minggu 2
Susun tulisan tangan hal berikutnya dan unggah di vlm2
untuk dibahas dengan paparan dari perwakilan kelompok
pd minggu ke 2

Demikian seterusnya pd minggu minggu berikutnya


Pendahuluan
• Fermentation  fervere  boil
• Extract fruit / malted grain yeast
 product + CO2
sugar bubbles
Anaerobic
catabolism

Biochemical
organic compound  products + energi
catabolism

Industrial microbiology
arti lebih luas
catabolism
Sugars reduced pyridine nucleotides
Oxidative
reoxidized
process Process continue
aerobic Oxygen as
Reduced pyridine nucleotides terminal electron
Reoxidation acceptor
Electron transfer

Pada kondisi anaerobic, oksidasi reduced pyridine nucleotide


berpasangan dgn reduksi seny. Organik (seringkali merupakan
produk lanjut dari catabolic pathway.
Pada aksi yeast pd sugars, NADH di regenerasi oleh reduksi asam
piruvat  ethanol.
Mikroba berbeda dapat mereduksi piruvat menjadi berbagai
produk akhir spt pd gambar 1.1.
Pada biokimia fermentasi diartikan proses generasi energi
dimana seny. Organik bertindak sebagai electron donor dan
terminal electron acceptors.
Produksi alcohol oleh kerja yeast terhadap
sugars telah dilakukan skala besar dan
merupakan proses industri pertama untuk
produksi microbial metabolite.
Jadi industrial microbiology memperluas arti
fermentasi sebagai tiap proses utk produksi
produk oleh kultur masa micro-organism.
Brewing dan produksi solvent organik dpt
dikatakan fermentasi dlm artian keduanya.
Tapi diskripsi proses aerobic sbg fermentasi
memiliki arti lebih luas lagi.
MICROBIAL BIOMASS
Produksi komersial dari microbial biomass dibagi dalam
2 proses utama :
• Produksi yeast utk baking industry (baker’s yeast
diproduksi skala besar sejak awal 1900, PD1.
• Produksi microbial cell utk makanan manusia dan
hewan (single-cell protein) (1960 an)
• Large scale animal feed 1970 an memakai bahan
baku hidrocarbon , tutup 1980 an.
• Fungal biomass for human food  promising
MICROBIAL ENZYME
• Produced from plant, animal and microbial sources.
• fermentation technique :
– for large scale production
– Easier to improve the productivity of a microbial system
comparted with a plant or animal
– The advent of recombinant DNA technology has enabled
enzymes of animal origin to be synthesized by MO
– Aplication in food and related industries.
– Enzymes production is closely controlled in MO : to
improve productivity kontrol ini perlu di eksploitasi dan di
modifikasi
– Control system seperti induksi dapat di eksploitasi dengan
memasukkan inducer dalam medium fermentasi (chap 4)
repression control dapat dihilangkan dengan mutasi
dan teknik recombination
Juga jumlah gene copies coding for the enzyme may be
increase by recombinant DNA techniques.
Strain improvement dibahas pada chapter 3.

MICROBIAL METABOLITE
Pertumbuhan kultur microbial dapat dibagi dalam
sejumlah tahapan. Dibahas chap 2.
• Setelah inokulasi kultur ke medium nutrien ada saat
dimana pertumbuhan tidak terjadi  lag phase :
time of adaptation
• Diikuti tahap dimana kecepatan pertumbuhan cell
meningkat, cell tumbuh dengan kecepatan konstan,
maksimum, disebut phase log atau exponential.
Kemudian pertumbuhan terhenti, cell memasuki phasa
stationer.
Setelah sesaat, jumlah viable cell turun begitu kultur
memasuki death phase.
Sebagaimana kinetika pertumbuhan, kelakuan kultur
juga dapat diuraikan sesuai produk yg dihasilkan pada
beberapa phase tumbuhnya.
Selama phasa log pertumbuhan, produk yang dihasilkan
penting utk pertumbuhan cell, meliputi asam amino,
nucleotides, protein,s nucleic acids, lipids,
carbonydrates, etc. produk primer metabolism dan
phase dimana itu dihasilkan disebut trophophase.
Banyak produk dari metabolisme primer penting secara ekonomis dan
dihasilkan oleh fermentasi, lihat tabel 1.2.
Sintesis metabolit primer oleh microorganisme wild type hanya untuk
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri
Tugas industrial microbiologyst untuk memodifikasi organisme wild type
dan menyediakan kondisi kultur untuk meningkatkan productivity
senyawa ini.  chap 3
Selama tahap deceleration and stationer, beberala kultur mikroba
mensintesa senyawa yang tidak diproduksi selama trophophase dan tidak
punya fungsi jelas pada metaboliems sel. Senyawa inidikenal sebagai
senyaaa metaboliems sekunder dan phase diproduksi dikenal iodophase.
Perlu disadari bahwa metabolisme sekunder dapat terjadi dalam kultur
continues pada kec. Tumbuh rendah dan merupakan sifat slow-growing
dan non growing cell.
Jika dipahami bahwa MO tumbuh pada kec. Relatif rendah di lingkungan
alaminya, maka dapat di suggest bahwa phase iodophase lebih sesuai di
alam dibanding trophosphase, yang lebih merupakan sifat mikroba dalam
kultur
Hubungan antar metabolisme primer dan sekunder digambarkan
dalam gb 1.2. dimana terlihat bhw metabolit sekunder cenderung
dielaborasi dari intermediates dan product dari metabolisme primer.
Meski primary biosynthetic routes dl gb 1.2. umum pd kebanyakan mo,
tiap product secunder akan disintesa oleh hanya sedikit species
microbial berbeda.
gb 1.2. merepresentasikan metabolisme sekunder yang ditunjukkan
oleh banyak jenis mo berbeda. tak semua MO mengalami
metabolisme sekunder – umum pada filamentous bacteria dan fungi
dan sporing bacteria, namun tak dijumpai mis. Pada
enterobacteriaceae.
Jadi distribusi taxonomic dari metabolisme sekunder sangat berbeda
dari metabolisme primer. Penting dipahami bhw klasifikasi produk
mo menjadi metabolit primer dan sekunder utk memudahkan
namun pd bneberapa hal merupakan sistem artificial. Bushell
(1988) : klasifikasi harus tidak dipandang sbg conceptual straitjacket,
memaksa orang memandang semua produk sebagai metabolit
primer atau sekunder
Kadang sulit mengkelompokkan produk sebagai primer atau
sekunder dan kinetika sintesis seny tertentu dapat berubah
tgtg kondisi kultur.
Physiological role dari metabolisme sekunder dalam producer
cells merupakan subyek perdebatan, namun kepentingan
metabolits ini ke industri fermentasi adalah efeknya terhadap
organisme selain yang memproduksinya. Banyak metabolit
sekunder mempunyai aktivitas antimiroba, enzyme inhibitor
spesifik, growth promotor dan banyak dg sifat
pharmacological. Jadi produk metabolisme sekunder
membentuk dasar sejumlah proses fermentasi. Spt pada
metabolit primer, MO wild type cenderung menghasilkan
konsentrasi rendah dari metabolit sekunder, sintesanya
dikontrol oleh induksi, catabolite repression dan system feed-
back. Teknik yg telah dikembangkan utk memperbaiki
produksi metabolit sekunder dibahas di bab 3 dan 4.
Recombinant products
• Kemajuan teknologi recombinant DNA telah memperluas jenis
produk fermentasi potensial. Genes dari higher organisme dapat
dimasukkan ke sel mikroba, sehingga penerima mampu
mensintesa protein asing. Banyak cell mikroba telah dipakai
sebagai hosts utk sistem tersebut termasuk Escherichia colie,
Saccharomyces cerevisiae dan filamentous fungi. Produk yang
dihasilkan oleh “genetically engineered organisme” meliputi
interferon, insulin, human serum albumin, factors VIII dan IX,
epidermal growth factor, calf chymosin dan bovine somatostatin.
• Faktor penting dalam disain proses2 tersebut meliputi sekresi
produk, minimasi degradasi produk dan kontrol dari
berlangsungnya sintesis selama fermentasi, juga
memaksimumkan ekspresi foreign gene. Dibahas pada bab 3
dan 4.
Proses transformasi
Sel mikroba dpt dipakai mengubah senyawa menjadi senyawa dg struktur
mirip dgn nilai lbh tinggi. Karena MO dpt berkelakuan sebagai chiral
catalysts dgn high positional specificity dan stereospecificity, proses
mikrobial lebh spesifik dibanding proses kimiawi dan memungkinkan
addisi, removal atau modifikasi gugus fingsi pada specific sites pada
suatu molekul kompelaks tanpa memakai proteksi kimia. Reaksi yg
dapat dikatalisa meliputi dehydrogenasi, oxidasi, hydroxylation,
dehydrasi dan kondensasi., decarboxylasi, aminasi, deaminasi dan
isomerisasi. Proses microbial memiliki keuntungan dibanding reagen
kimia krn beroperasi pd temperatur dan tekanan relatif rendah tanpa
perlu katalis logam berat dengan potensi polusi.
Meski produksi vinegar adalah proses transformasi microbial yg paling
well established (ethanol  asam asetat) kebanyakan proses ini
meliputi produksi seny dg nilai mahal spt steroid, antibiotic dan
prostaglandins.
Anomali dari proses fermentasi transformasi adalah bahwa banyak
biomassa harus diproduksi utk mengkatalisa suatu reaksi. Jadi
dilakukan dg immobilisasi whole cell atau isolatyed enzymes yg
mengkatalisa reaksi pada suatu support inert. Immobilized cell /
enzymes dpt dianggap sbg katalis yg dpt dipakai ulang beberapa kali.

KRONOLOGI PERKEMBANGAN INDUSTRI


FERMENTASI
Kronologi perkembangan industri fermentasi dapat dinyatakan sebagai
5 tahap yg overlapping spt pd tabel 1.3. Perkembangan < 1900
dinyatakan tahap 1, dimana produk terbatas pada potable alcohl dan
vinegar. Meski beer yg pertama di brewed oleh ancient Egyptians,
breweries skala besar pertama kali bermula dari awal 1700 ketika
bejana kayu dg kap 1500 barrel digunakan (Corran, 1975). Meski
kontrol proses diupayakan pada awal breweries (adanya termometer
pd 1757) dan perkembangan HE primitive 1801
Pada tengah 1800 an peran yeast pada fermentasi alcoholic
didemonstrasikan oleh Cagniard-Latour, Schwann dan Kutzing,
namun Pasteur yg meyakinkan dunia sains tentang peran
wajib dari mo ini dalam proses.
Pada akhir 1800 Hansen mengawali kerjanya di Carlsberg
brewery dan mengembangkan metoda mengisolasi dan
propagasi single yeast cells utk menghasilkan pure cultures
dan menghasilkan sophisticated technique utk produksi
starter cultures.
Namun pemakaian pure culture tak berkembang di British ale
breweries dan faktanya banyak small, traditional, ale-
producing breweries masih memakai mixed yeast cultures
saat ini, namun nyatanya, berhasil memproduksi produk
dengan kualitas tinggi.
Vinegar mulanya dihasilkan dg membiarkan wine dalam wadah
datar atau bejana terisi sebagian dimana ia teroksidasi
perlahan menjadi vinegar oleh perkembangan natural flora.
Pemahaman akan pentingnya udara dalam proses mengarah
pada perkembangan generator yg terdiri dari bejana yg
dikemas dgn material inert (coke, charcoal dan berbagai
gergajian kayu) pada mana wine or beer dibiarkan menetes.
Trickle.
Vinegar generator dpt dianggap sbg fermentor aerobic pertama .
Akhir 1800 hingga awal 1900 initial medium dipasteurisasi dan
diinokulasi dgn 10 % good vinegar utk membuatnya acidic, dan
karenanya resistant terhadap kontaminasi, juga menyediakan
good inoculum, Jadi pd awal abad 20 konsep process control
telah well exstablish pada industri brewing dan vinegar.
Antara 1900 – 1940 produk baru utama adalah yeast biomass,
glycerol, citric acid, lactic acid, acetone dan butanol. Mungkin
kemajuan paling penting selama priode itu adalah perkembangan
bakers’ yeast pada proses aerobic dan segera diketahui bahwa
pertumbuhan cepat dan cell yeast dalam rich wort
mengakibatkan deplesi oxygen dalam medium, yang pd gilirannya
mengakibatkan produksi ethanol “at the expense of biomass
formation”.
Problem diminimasi dengan membatasi konsentrasi wort awal shg
pertumbuhan cell dibatasi oleh ketersediaan sbr carbon dibanding
oxygen. Pertumbuhan lanjut dari kultur kemdn dikontrol dg
menambahkan lanjut word dalam jumlah kecil kecil. Teknik ini
sekarang dikenal sbg fed-batch culture dan dipakai luas dalam
industri fermentasi untuk menghindari kondisi limitasi oxygen.
Aerasi pada early yeast cultures juga diperbaiki dengan
introduksi udara melalui sparging tubes yang dapat dibersihkan
dengan uap (de becze 1944)
Perkembangan fermentasi acetone-butanol selama PD I oleh
Weizmann mengarah pada perkembangan fermentasi aseptic
sebenarnya yg pertamakali.
Semua proses dapat dilakukan dg kontaminasi relative kecil
asalkan dipakai good inoculum dan standar hygiene bagus.
Namun fermentasi anaerobic butanol rentan terhadap
contaminasi pada tahap awal oleh bacteria aerobic dan oleh
acid-producing anaerobic one begitu kondisi anaerobic telah
tercapai pada akhir tahap proses. Dapat disteril uapkan
dibawah tekanan dan dikonstruksi utk meminimalkan
kemungkinan kontaminasi.
Dua ribu hectaliter fermentor memp. Masalah pd penyediaan
inoculum dan mempertahankan kondisi aseptic selama
prosecur inoculasi. Teknik yg dikembangkan mengawali jalan
sukses pada proses dengan kondisi aseptic aerobic pada 1940
an.
Tahap Ketiga dari perkembangan industri fermentasi muncul sbg
akibat Perang yg perlu menghasilkan penicillin dalam
submerged culture pd kondisi aseptic. Produksi penicillin
adalah proses aerobic yg sangat rentan terhadap kontaminasi
meski pengetahuan telah berkembang, problem sparging
culture dengan volume besar udara steril dan mencampur
broth sangat kental harus diatasi. tak spt pada fermentasi
solven, penicillin disintesa dalam jumlah sangat kecil oleh
initial isolates dan ini mengakibatkan perkembangan program
strain-improvement, yang menjadi featur dominant dalam
industri ditahun tahun kemudian. Perkembangan proses juga
terbantu oleh fasilitas pilot plant yg memungkinkan uji teknik
baru pada skala semi produksi. Perkembangan proses
ekstraksi skala besar utk recovery penicillin merupakan
kemajuan penting saat itu. Teknologi yg dikembangkan utk
penicillin memberi dasar bagi perkembangan sejumlah proses
baru
Dari 1960 dan selanjutnya produk microbial di
“screened” utk aktivitasnya, bukan sekedar
sifat antimicrobial dan screens menjadi makin
canggih. Seleksi ini berkembang hingga saat ini
memanfatkan miniaturized culture system,
robotic automation dan berbagai cara lain.
Perkembangan tahap 4
Awal 1960 beberapa perush multinasional menyelidiki produksi
biomassa mikrobial sbg sumber protein pakan. Bejana
fermentasi terbesar yg diaduk mekanik dikembangkan pd tahap
3 adalah 80.000 – 150.000 L. namun krn harga biomassa
mikrobial relatif murah maka diperlukan produksi dlm jumlah
jauh lebih besar. Juga hidrokarbon dianggap sumber karbon
potensial yg akan menghasilkan peningkatan kebutuhan oksigen
dan output panas tinggi pd fermentasi ini. Kebutuhan ini
mengembangkan fermentor pressure jet dan pressure cycle yg
mengeliminasi kebutuhan pengaduk mekanis, dan dioperasikan
kontiniu spy ekonomis. Pada waktu ini batch dan fed-batch
proses umum dipakai dalam industri tapi teknik menumbuhkan
organisme secara kontiniu dg menambahkan medium baru ke
bejana dan mengeluarkan fluida kultur hanya dilakukan terbatas
pada skala besar.
• Beberapa perush. Gigih di bidang biomass dan beberapa proses
memberikan hasil, diantaranya yg paling berumur panjang
proses ICI pruteen animal feed yang memakai fermenter
pressure cycle 3.000.000 L kontinius utk kultur methylophilus
methylotrophus dg methanol sbg sumber karbon. Operasi dari
suatu fermentor kontinius yg sangat besar utk waktu lebih
dalmm waktu lebih 100 hri menghasilkan problem operasi
aseptik, lebih besar drpd yg dihadapi industri antibiotik pd 1940
an. Oprasi aseptik fermenter tipe ini dic apai sbg hasil konstruksi
fermenter berstandar tinggi, sterilisasi kontiniu arus umpan dan
pemakaian sistem komputer utk mengontrol sterilisasi dan siklus
operasi, jd meminimalkan kesalahan manusia. Namun, meski
proses pruteen adalah suatu kemenangan teknologi, ia
mengalami kegagalan ekonomi karena kalah harga dengan
soybean dan fishmeal. Th 1989 plant ditutup, mengakhiri
periode yg menarik di bidang industri fermentasi. Biomass
dengan harga rendah perlu produksi jumlah sangat tinggi
tahap ke 5 dalam kemajuan industri dihasilkan pada produk nilai
tinggi, volume rendah. Perkembangan manipulasi genetik in
vivo, dikenal sbg rekayasa genetik, memungkinkan ekspresi gen
human dan mammalian dalam mikro organisme, shg
memungkinkan produksi skala besar dari human protein yg
kemudian dipakai dlm pengobatan. Menurut Dykes, suatu
perush bioteknologi kecil dengan venture-capital yg mempioneri
perkembangan protein heterologus utk terapi. Perush farmasi yg
mapan memakai teknik rekayasa genetik yg baru utk
menemukan produk natural dan dalaam mendesign obat,
misalkan receptor protein mammalian telah di cloned dan
dipakai dalam sistem deteksi in vitro.
insulin dan hormon pertumbuhan merupakan 2 produk yg
sangat sukses namun produk lain memiliki potensi yg jauh lbh
besar. Erythroppoietin dan mycloid colony stimulating factores
(CSFs) mengontrol produksi sel darah dg menstimulasi
proliferation, diferentiasi dan aktivasi jenis sel tertentu.
Erythropoietin dipakai utk mengobati anemi krn gagal ginjal dan
aplikasi pd pengobatan defisiensi platelet terkait kemoterapi
kanker, menjadi protein terapeutik dn penjualan tertinggi pd 1990.
Eksploitasi komersial dari protein rekombinan memerlukan disain
fasilitas produksi yg contained. Belajar dari pengalaman fermentasi
vaccine dimana organisme patogen tumbuh dlm skala besar. Juga
protein rekombinan digolongkan sebagai biological, bukan drug dan
masuk dalam regulasi spt vaccine. Beda utama antara approval
drug dan biological adalah bhw proses utk produksi biological
harus dispesifikasikan sangat persis dan dilakukan di fasilitas yg
telah di inspeksi dan dilisensi oleh badan pengatur, yg tidak terjadi
pada drug. Jadi tiap perubhan yg diinginkan perusahaan harus
mendapat approval dr penguasa. Utk drug, hanya perubahan besar
perlu approval sebelum dilaksanakan. Hasil containment dan
peraturan itu mengakibatkan biaya pengembangan proses protein
rekombinan sangat tinggi.
pengembangan protein rekombinan lebih lama
dibanding antibiotik . Suatu plant antibiotik dapat mulai
produksi 4 th setelah inisiasi plant design sedangkan utk
rekombinan progein perlu 7 tahun.
Eksploitasi rekayasa genetik bersamaan dgn
perkembangan besar dalam bioteknologi yang
mempengaruhi progress industri fermentasi – produksi
monoclonal antibodi. Ketersediaan monoclonal
antibodies membuka pintu ke teknik analytical yang
canggih dan menumbuhkan harapan utk
pemanfaatannya sebagai bahan terapi. Meski promise
utk agen terapi akan direalisasi (baru pemakaian dalam
treatment acute renal allograft rejection), pemakaiannya
sebagai alat dlm riset biological ,meningkat eksponensial.
Meski proses animal cell didasarkan pada
teknologi fermentasi mikrobial, sejumlah
masalah nsovel perlu dipecahkan – animal cells
sangat fragile dibanding cel mikroba , density cell
yg didapat sangat lebih rendah dibanding proses
mikrobial dan media sangat kompleks. Akan
dibahas dlm bab lain.
Perkembangan dlm fermentasi rekombinan
(tahap 5) cenderung menutupi perkembangan
terbaru dalam fermentasi berdasar produk
mikrobial konvensional (kelanjutan tahap 4).
Komponen2 dalam proses fermentasi
Jenis fermentasi apapun, suatu proses established dpt dibagi jadi
6 bagian dasar
1. Formulasi media yg dipakai mengkultur organisme proses
selama pengembangan inokulum dan dalam fermenter
produksi
2. Sterilisasi medium, fermentor dan peralatan pelengkap
3. Produksi kultur murni, aktif dalam jumlah cukup utk
inokulasi bejana produksi
4. Pertumbuhan organisme dalam fermentor produksi pada
kondisi optimum utk pembentukan produk
5. Ekstraksi produk dan pemurniannya
6. Pembuangan effluent yg dihasilkan proses
Saling keterkaitannya tampak pd gambar 1.3. berikut
masih banyak riset dan program pengembangan utk bertahap
meningkatkan efisiensi overall fermentasi. Sebelum suatu proses
fermentasi established, suatu organisme produser harus diisolasi,
dimodifiikasi sedermikian shg menghasilkan produk yg diinginkan
dalam jumlah komersial, kebutuhan kulturalnya ditentuakan dan
plant di disain sesuai. Juga proses ekstraksi harus dibangun.
Program pengembangna akan melibatkan improvement menerus
organisme proses, medium kultur dan proses ekstraksi.
Bab 2 tentang pertumbuhan organisme dalam fermentor produksi.
Isolasi dan improvement strain komersial dalam bab 3, disain
media bab 4. sterilisasi medium, fermentor dan udara di bab 5, dan
teknik utk mengembangkan inokula di bab 6. bab 7.8.9 membahas
fermentor sebagai tempat hidup kultur mikroorganisme. Bab 7
tentang disain dan konstruksi fermentor termasuk contained sistem
dan animal cell fermentor. Bab 8 bahas instrumentasi monitor dan
menjaga kondisi terkendali dlm fermentor, dan pengadaan oksigen
utk kultur dalam bab 9.
Recovery produk fermentasi dlm bab 10 dan
buangan efluent proses di bab 11. di bab 12
dibahas ekonomi dr proses fermentasi.
• Pelajari materi ini
• Minggu 2, lanjutkan materi sesuai petunjuk pd slide 12
• Bentuk kelompok terdiri dari 6 orang, masing-masing mhsw
buat tugas ringkasan materi minggu 2 (lihat slide 12) dst
tulisan tangan, diunggah oleh masing2 mhsw di vlm 2 sebelum
pertemuan minggu 2 dst
• tiap kelompok siapkan 1 materi paparan dlm btk ppt
• Tiap minggu Semua kelompok bahas materi dlm btk ppt oleh
perwakilan tiap kelompok, bergantian tiap minggu
• Materi diunggah di vlm sebelum pertemuan, ikuti instruksi di
vlm2.ub.ac.id

You might also like