Professional Documents
Culture Documents
Tugas minggu ke 2 :
Bahan bacaan utk di resume tulisan tangan
dan diunggah di vlm utk bahasan
pertemuan ke 2
KONTRAK PARA PIHAK
Strategi belajar
daring : PBL
– D day : pembahasan materi tugas
– Minggu depannya : tiap mhsw susun tulisan tangan
dan bahas materi selanjutnya
• Buat kelompok terdiri dari 6 orang
• Tiap kelompok susun materi presentasi dlm ppt
• semua kelompok paparan diwakili 1 anggota, bergilir tiap
minggu
– Minggu ke 4 quist, minggu 8 UTS : dosen
prof.Dr.Ir.Chandrawati Cahyani, MS
– 2 x paparan , 1 UTS, 1 UAS
– Nilai 20 % quist, 40 % UTS, 40 % UAS
Materi minggu 1 MI 2021
• Introduction –
– RPKPS
– Textbook
– Distribusi materi dan kegiatan
• Bab I. Intro
PUSTAKA
• Stanbury, P.F., Whitaker, A., Principles of
Fermentation Technology, 2003, Elsevier Science
Ltd.
• James_M, Lee, Biochemical Engineering, 2002,
Prentice Hall Inc.
• Henry C. Vogel, Celeste L. Todaro, Fermentation
and Biochemical Engineering Handbook, 1997,
Noyes Publication
• dll
Learning Objectives
• Examine the application of biological and
engineering principles to problems involving microbial,
mammalian, and biological/biochemical systems.
• Recognize the fundamentals of fermentation
technology.
• Describe current knowledge in biological and
biochemical technology, with a focus on industrial
practices.
• Comprehend growth and metabolism, genetics and
metabolic engineering in the age of genomics, the
biological basis for monitoring bioprocesses including
process analytical technology, and applications of the
modern biological concepts in bioprocess
developments.
Materi 1 semester
Mg II
Mg III
Mg IV -
quist
Mg V
Mg VI
Minggu VI
Minggu VII
Minggu VIII -
UTS
Mg IX Dst
Lutfhi
Kurniadewi
Bab I
Minggu 1 : Introduction
Susun tulisan tangan dan unggah di vlm2 sebelum
pertemuan minggu 2
Sebelum minggu 2
Susun tulisan tangan hal berikutnya dan unggah di vlm2
untuk dibahas dengan paparan dari perwakilan kelompok
pd minggu ke 2
Biochemical
organic compound products + energi
catabolism
Industrial microbiology
arti lebih luas
catabolism
Sugars reduced pyridine nucleotides
Oxidative
reoxidized
process Process continue
aerobic Oxygen as
Reduced pyridine nucleotides terminal electron
Reoxidation acceptor
Electron transfer
MICROBIAL METABOLITE
Pertumbuhan kultur microbial dapat dibagi dalam
sejumlah tahapan. Dibahas chap 2.
• Setelah inokulasi kultur ke medium nutrien ada saat
dimana pertumbuhan tidak terjadi lag phase :
time of adaptation
• Diikuti tahap dimana kecepatan pertumbuhan cell
meningkat, cell tumbuh dengan kecepatan konstan,
maksimum, disebut phase log atau exponential.
Kemudian pertumbuhan terhenti, cell memasuki phasa
stationer.
Setelah sesaat, jumlah viable cell turun begitu kultur
memasuki death phase.
Sebagaimana kinetika pertumbuhan, kelakuan kultur
juga dapat diuraikan sesuai produk yg dihasilkan pada
beberapa phase tumbuhnya.
Selama phasa log pertumbuhan, produk yang dihasilkan
penting utk pertumbuhan cell, meliputi asam amino,
nucleotides, protein,s nucleic acids, lipids,
carbonydrates, etc. produk primer metabolism dan
phase dimana itu dihasilkan disebut trophophase.
Banyak produk dari metabolisme primer penting secara ekonomis dan
dihasilkan oleh fermentasi, lihat tabel 1.2.
Sintesis metabolit primer oleh microorganisme wild type hanya untuk
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri
Tugas industrial microbiologyst untuk memodifikasi organisme wild type
dan menyediakan kondisi kultur untuk meningkatkan productivity
senyawa ini. chap 3
Selama tahap deceleration and stationer, beberala kultur mikroba
mensintesa senyawa yang tidak diproduksi selama trophophase dan tidak
punya fungsi jelas pada metaboliems sel. Senyawa inidikenal sebagai
senyaaa metaboliems sekunder dan phase diproduksi dikenal iodophase.
Perlu disadari bahwa metabolisme sekunder dapat terjadi dalam kultur
continues pada kec. Tumbuh rendah dan merupakan sifat slow-growing
dan non growing cell.
Jika dipahami bahwa MO tumbuh pada kec. Relatif rendah di lingkungan
alaminya, maka dapat di suggest bahwa phase iodophase lebih sesuai di
alam dibanding trophosphase, yang lebih merupakan sifat mikroba dalam
kultur
Hubungan antar metabolisme primer dan sekunder digambarkan
dalam gb 1.2. dimana terlihat bhw metabolit sekunder cenderung
dielaborasi dari intermediates dan product dari metabolisme primer.
Meski primary biosynthetic routes dl gb 1.2. umum pd kebanyakan mo,
tiap product secunder akan disintesa oleh hanya sedikit species
microbial berbeda.
gb 1.2. merepresentasikan metabolisme sekunder yang ditunjukkan
oleh banyak jenis mo berbeda. tak semua MO mengalami
metabolisme sekunder – umum pada filamentous bacteria dan fungi
dan sporing bacteria, namun tak dijumpai mis. Pada
enterobacteriaceae.
Jadi distribusi taxonomic dari metabolisme sekunder sangat berbeda
dari metabolisme primer. Penting dipahami bhw klasifikasi produk
mo menjadi metabolit primer dan sekunder utk memudahkan
namun pd bneberapa hal merupakan sistem artificial. Bushell
(1988) : klasifikasi harus tidak dipandang sbg conceptual straitjacket,
memaksa orang memandang semua produk sebagai metabolit
primer atau sekunder
Kadang sulit mengkelompokkan produk sebagai primer atau
sekunder dan kinetika sintesis seny tertentu dapat berubah
tgtg kondisi kultur.
Physiological role dari metabolisme sekunder dalam producer
cells merupakan subyek perdebatan, namun kepentingan
metabolits ini ke industri fermentasi adalah efeknya terhadap
organisme selain yang memproduksinya. Banyak metabolit
sekunder mempunyai aktivitas antimiroba, enzyme inhibitor
spesifik, growth promotor dan banyak dg sifat
pharmacological. Jadi produk metabolisme sekunder
membentuk dasar sejumlah proses fermentasi. Spt pada
metabolit primer, MO wild type cenderung menghasilkan
konsentrasi rendah dari metabolit sekunder, sintesanya
dikontrol oleh induksi, catabolite repression dan system feed-
back. Teknik yg telah dikembangkan utk memperbaiki
produksi metabolit sekunder dibahas di bab 3 dan 4.
Recombinant products
• Kemajuan teknologi recombinant DNA telah memperluas jenis
produk fermentasi potensial. Genes dari higher organisme dapat
dimasukkan ke sel mikroba, sehingga penerima mampu
mensintesa protein asing. Banyak cell mikroba telah dipakai
sebagai hosts utk sistem tersebut termasuk Escherichia colie,
Saccharomyces cerevisiae dan filamentous fungi. Produk yang
dihasilkan oleh “genetically engineered organisme” meliputi
interferon, insulin, human serum albumin, factors VIII dan IX,
epidermal growth factor, calf chymosin dan bovine somatostatin.
• Faktor penting dalam disain proses2 tersebut meliputi sekresi
produk, minimasi degradasi produk dan kontrol dari
berlangsungnya sintesis selama fermentasi, juga
memaksimumkan ekspresi foreign gene. Dibahas pada bab 3
dan 4.
Proses transformasi
Sel mikroba dpt dipakai mengubah senyawa menjadi senyawa dg struktur
mirip dgn nilai lbh tinggi. Karena MO dpt berkelakuan sebagai chiral
catalysts dgn high positional specificity dan stereospecificity, proses
mikrobial lebh spesifik dibanding proses kimiawi dan memungkinkan
addisi, removal atau modifikasi gugus fingsi pada specific sites pada
suatu molekul kompelaks tanpa memakai proteksi kimia. Reaksi yg
dapat dikatalisa meliputi dehydrogenasi, oxidasi, hydroxylation,
dehydrasi dan kondensasi., decarboxylasi, aminasi, deaminasi dan
isomerisasi. Proses microbial memiliki keuntungan dibanding reagen
kimia krn beroperasi pd temperatur dan tekanan relatif rendah tanpa
perlu katalis logam berat dengan potensi polusi.
Meski produksi vinegar adalah proses transformasi microbial yg paling
well established (ethanol asam asetat) kebanyakan proses ini
meliputi produksi seny dg nilai mahal spt steroid, antibiotic dan
prostaglandins.
Anomali dari proses fermentasi transformasi adalah bahwa banyak
biomassa harus diproduksi utk mengkatalisa suatu reaksi. Jadi
dilakukan dg immobilisasi whole cell atau isolatyed enzymes yg
mengkatalisa reaksi pada suatu support inert. Immobilized cell /
enzymes dpt dianggap sbg katalis yg dpt dipakai ulang beberapa kali.