You are on page 1of 43

KP1 Parasitologi blok 11 Hemato-Imunologi ta 2018/2019

Parasit Penyebab Masalah Kesehatan


di Sistem Sirkulasi (Darah):
dengan Penekanan pada Anemia

Forman Erwin Siagian


Dept. Parasitologi FKUKI
Email: siagianformanerwin@gmail.com
15/04/2019
In this lesson, you’ll learn about:
Parasitic
Infections
in the
Blood (with
emphasize on
anemia)
• Globally, the mean blood haemoglobin concentration was 111
g/L in children; 126 g/L in non-pregnant women, and 114 g/L in
pregnant women, indicating that, on average, all population
groups were above the threshold for mild anaemia (110 g/L
for children and pregnant women; and 120 g/L for non-pregnant
women).
• In 2011, the highest prevalence of anaemia was in children was
42.6%, and the lowest prevalence was in non-pregnant women
was 29.0%,
• In addition, the global prevalence of anaemia for pregnant
women was 38.2% and for all women of reproductive age was
29.4% (95% CI: 24.5—35.0).
Severe anaemia is associated with substantially worse mortality,
cognitive and functional impairment outcomes.

WHO, 2015
WHO’s Global anaemia prevalence and
number of individuals affected
• Globally, anaemia affects 1.62 billion people (95%
CI: 1.50–1.74 billion), which corresponds to 24.8% of
the population (95% CI: 22.9–26.7%).
• The highest prevalence is in preschool-age children
(47.4%, 95% CI: 45.7–49.1), and the lowest
prevalence is in men (12.7%, 95% CI: 8.6–16.9%).
• However, the population group with the greatest
number of individuals affected is non-pregnant
women (468.4 million, 95% CI: 446.2–490.6).
???
https://www.who.int/vmnis/anaemia/prevalence/summary/anaemia_data_status_t2/en/
Characteristics of
a typical Parasitic Infection
Epidemiologi: Anemia (umum)
❑ Global Prevalensi anaemia global, 1993-2005
[95% CI](WHO, 2008)

❑ Regional

Pre-school Pregnant woman Non pregnant childbearing age

❑ Indonesia World

Indonesia
47

48,1
42

40,1
30

27,9
Malaysia 32 38 30
Epidemiologi:Anemia akibat
infeksi parasit???
malaria falciparum 🡪74,68% (Murthy et al. 2000)
❑Imported malaria falciparum🡪 15% (Richards, 1998)
❑Dari 1866 pasien HIV+ dengan anemia🡪 19,1% terinfeksi
parasit usus (protozoa & cacing) (Akinbo 2011)
❑Ibu hamil yang terinfeksi Plasmodium dan atau cacing usus
atau S. mansoni 🡪 anemia ringan-sedang (Fuseini, 2010)
❑Carrier Diphyllobotriasis🡪 9% megaloblastic haemopoiesis, 2%
anemia (Pavla, 1976)
❑Leishmaniasis visceral 🡪 seluruh pasien anemis (sedang sd
berat), yang terberat pada populasi anak
Siklus Eritrosit Normal
Sumsum tulang Sirkulasi

Bilirubin
indirek,
albumin

Makrofag,
Sistem retikuloendotelial
Malaria
• protozoa darah kelas haemosporozoa
• Species yang menginfeksi manusia (sbg
hospes perantara): Plasmodium falciparum,
P. vivax, P. ovale, P. malariae
• Ditularkan oleh nyamuk Anopheles spp
betina (sbg. hospes definitif)
• Daur hidup: dlm tubuh nyamuk🡪 fase
seksual, dlm tubuh manusia🡪 aseksual
Patofisiologi & patogenesis
Trias klasik malaria

Anamnesis:
1. riwayat bepergian
ke daerah endemis

2. Riwayat sakit
spt. ini sebelumnya
Mekanisme tjd anemia ( Malaria falciparum)

Endothelial cytoadherence splenomegali

Rossetting
Fase Paroxysmal
malaria
• Paroxysmal dikaitkan dengan
pelepasan merozoit ke dalam
darah
• Pada masa waktu diantara fase
paroxysmal, suhu/ temperatur
mencapai normal dan pasien
bisa merasa sehat
• Malaria falciparum bisa saja
tidak menunjukkan gejala/fase
paroxysmal klasik 🡪 terjadi
febris kontinua (continous
fever)

Malaria tertiana
Malaria kuartana
Cara menegakkan diagnosis
• Prinsip: menemukan parasit pd bahan klinis (darah tepi)
• Metode:
1. Pemeriksaan langsung mikroskopis thd darah🡪 sediaan
darah tebal (thick) dan tipis (thin), dengan pewarnaan
Giemsa,diambil sewaktu demam

2. Pemeriksaan non mikroskopis🡪 (1) rapid test (antigen


detection), (2) molecular (nucleic acid detection)
Sediaan darah tipis bisa Sediaan darah tebal
dipakai untuk mengetahui: bisa dipakai hanya untuk
1.Spesies mengetahui: Positivity
2.Stadium (+/-)
3.Densitas
4.Bisa untuk mempelajari
efektifitas pengobatan
(sensitif/resisten)
tatalaksana
• Obat anti malaria🡪 ACT (Artemisin-based
Combo-Therapy)
• Obat simptomatik lain
• Transfusi darah (jika anemia berat)
Cacing tambang
• Etiologi: nematoda usus Ancylostoma
duodenale dan Necator americanus
• Predileksi: usus halus
• Menyebabkan perdarahan dengan cara
menusukkan gigi/benda khitin ke mukosa
usus
Siklus hidup

Cacing tambang
Diagnosis dan tatalaksana
• Prinsip: menemukan telur (btk khas) dlm tinja
• Bahan klinis yang diperiksa: tinja
• Tatalaksana:
1. obat: anthelmintik🡪 Pyrantel pamoate (DOC)
2. suplementasi Fe
3. perbaiki gizi
4. perbaiki perilaku
5. perbaiki lingkungan
Trichuris trichiura
• Predileksi: kolon, terutama sekum
• Menyebabkan perdarahan dengan cara
membenamkan kepala ke dalam bagian
mukosa usus
Diagnosis dan tatalaksana
• Prinsip: menemukan telur (btk khas) dlm tinja
• Bahan klinis yang diperiksa: tinja
• Tatalaksana:
1. obat: anthelmintik🡪Albendazole(DOC), Mebendazole
2. suplementasi Fe
3. perbaiki gizi
4. perbaiki perilaku
5. perbaiki lingkungan
Tugas...dikerjakan di rumah

1. Cari makalah diatas di search engine Google


2. Unduh dalam bentuk PDF, lalu pelajari
3. Buat essay 200 kata (MS Word) mengenai isi makalah tersebut,
lalu kirimkan naskah essay dlm bentuk PDF ke alamat email:
forman.siagian@uki.ac.id
4. Di subject: tuliskan nama_NIM,_kelas_tugas blok 11
5. Deadline tanggal 18 April 2019
Schistosoma haematobium
• Menyebabkan skistosomiasis haematobium
• Stadium cacing dewasa Parasit ini menyebabkan
anemia dengan cara trauma langsung karena hidup di
pembuluh darah, terutama di kapiler darah dan vena
kecil dekat permukaan selaput lendir vesica urinaria/
kandung kemih, dengan kelainan berupa anemia
normositik normokrom
Diagnosis dan tatalaksana
• Prinsip: menemukan telur (btk khas) dlm urin
• Bahan klinis yang diperiksa: urin
• Tatalaksana:
1. obat: anthelmintik🡪 Niridazol(DOC), prazikuantel
2. suplementasi Fe
3. perbaiki gizi
4. perbaiki perilaku
5. perbaiki lingkungan
Gambar mekanisme terjadinya anemia akibat Skistosomiasis

anemia akibat
Skistosomiasis
terjadi karena...

http://www.cell.com/cms/attachment/579161/4335623/gr1.jpg
Diphyllobothrium latum
• Cestoda usus, penyebab difilobotriasis
• Banyak ditemukan pada pemakan ikan laut mentah🡪
cacing pita ikan
• Predileksi: usus halus dan kolon
• Menyebabkan anemia pernisiosa/anemia def. B 12
karena kompetisi langsung dengan inangnya🡪 cacing ini
membutuhkan vit. B12 utk perkembangan
Diagnosis dan tatalaksana
• Prinsip: menemukan telur (btk khas) atau proglotid
dlm tinja
• Bahan klinis yang diperiksa: tinja
• Tatalaksana:
1. obat: anthelmintik🡪 Niclosamid (DOC),
Paromomisin, Prazikuantel
2. suplementasi B12
3. perbaiki gizi
4. perbaiki perilaku
5. perbaiki lingkungan
Tripanosomiasis Afrika/
african sleeping sickness
• etiologi: (1)Trypanosoma rhodiense (amat virulen, akut),

(2)T. gambiense (kronis)


• Predileksi: darah, ekstraselular (std. Tripomastigot)
• Anemia terjadi karena produk sensori/ekskresi
Trypanosoma yang masih hidup 🡪 haemolysin
• Tdp tiga (3) fase anemia pd tripanosomiasis:
fase 1. krisis akut,
fase 2. kronik,
fase 3. pemulihan/recovery
Pathophysiology of anaemia in
African trypanosomosis
Penegakan Diagnosis
Prinsip: menemukan parasit dalam bahan klinis
Bahan klinis yang diperiksa: darah atau cairan otak
atau aspirat biopsi kelenjar atau sumsum tulang
Cara pemeriksaan:
(1) langsung🡪 pewarnaan
(2) tidak langsung 🡪 biopsi
(3) imunologis
Leishmaniasis visceral~ Kala azar
• etiologi: tmsk haemoflagellata Leishmania donovani
• Ditularkan melalui perantaraan lalat phlebotomus
• Predileksi: sel retikulo-endotel, obligat intraselular
(std. Amastigot) dalam darah
• Daerah endemi sangat luas: bbrp negara di Asia
(India), Afrika, Eropa (sekitar laut tengah), amerika
tengah-selatan. Indonesia🡪 belum pernah ditemukan
Extracellular Vesicles (Ev) from Trypanosoma

anemia akibat
leishmaniasis
terjadi karena...

Varma, 2010
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
•Prinsip: menemukan parasit dalam bahan klinis
•Bahan klinis yang diperiksa: darah atau biopsi
hati/limpa/kel. Limfe atau sumsum tulang (hasil
aspirasi)
•Metode pemeriksaan: (1) langsung, (2) biakan, (3)
inokulasi pada hewan coba, (4) reaksi imunologis
RINGKASAN PARASIT PENYEBAB ANEMIA

parasit penyakit Jenis anemia mekanisme

P. falciparum malaria Normositik, Hemolisis, hipersplenism

normokromik

Cacing tambang Ankylostomiasis, Mikrositik, haemorhage

nekatoriasis hipokromik

T. trichiura trikuriasis Normositik, haemorhage

normokromik

S. haematobium skistosomiasis normokromik haemorhage

L. donovani leishmaniasis normokromik Gangguan limpa dan sumsum tulang

T. gambiese Trypanosomiasis normokromik Hemolisis, hilangnya eritrosit

tersensitisasi, menurunnya

aktifitas sumsum tulang


Sekian dan terimakasih...
http://www.frontiersin.org/files/Articles/81237/fphar-05-00084-HTML/image_m/fphar-05-00084-g002.jpg

You might also like