You are on page 1of 26

A.

Pemeriksaan keadaan umum dan Tanda Vital


B. Pemeriksaan fisik sistemik
C. Pemeriksaan Fisik anak/ Balita
A. Pemeriksaan keadaan umum dan Tanda Vital
Keadaan umum pasien :
a. Keadaan sakit pasien : pasien tampak sakit
berat, sedang atau ringan
b. Tingkat kesadaran : hub hemispherium Cerebri
dengan reticular activating System.
- kualitatif
- Kuantitatif
Penilaian kualitatif tingkat kesadaran :

Composmentis: baik /sempurna


Apatis : perhatian kurang
Somnolens: mudah tertidur walau sedang diajak
bicara.
Sopor : dengan rangsangan kuat masih memberi
respon gerakan.
Soporo coma: tinggal refleks cornea, tdk memberi
respon samasekali.
Penilaian kuantitatif tingkat kesadaran
Menggunakan Glasgow Coma Scale

Respon motorik( score total : 6 )

Respon bicara/verbal(score total : 5 )

Pembukaan mata( score total :4 )


1. Respon motorik :

Nilai 6 : mampu ikuti perintah sederhana, mengangkat


tangan, menunjuk.
Nilai 5 : mampu menunjuk tepat, tempat rangsang nyeri
yang diberikan .
Nilai 4 : fleksi menjauh dari rangsang nyeri yang diberikan,
tapi tidak mampu menunjuk lokasi/tempat
rangsangan.
Nilai 3 : fleksi abnormal:bahu adduksi , fleksi, dan pronasi
lengan bawah, fleksi pergelangan tangan dan tinju
mengepal
Nilai 2 : ekstensi abnormal
Nilai 1 : samasekali tidak berespon
2. Pemeriksaan verbal/bicara

Nilai 5 : pasien orientasi penuh, dan mapu bicara.


Nilai 4 : pasien confuse/tidak oriwntasi penuh.
Nilai 3 : bisa bicara, kata-kata diucapkan jelas dan baik,
tapi tidak nyambung dengan yang sedang
dibicarakan.
Nilai 2 : bisa bersuara tapi tidak dapat ditangkap jelas
/nggrenyem.
Nilai 1 : tidak bersuara walau diberi rangsang nyeri.
3. Pembukaan mata

Nilai 4 : mata membuka spontan , misal sesudah


disentuh .
Nilai 3 : mata baru membuka kalau diajak
bicara/dipanggil/disuruh.
Nilai 2 : mata membuka hanya kalau dirangsang
kuat/nyeri.
Nilai 1: tidak membuka mata walau diberi
rangsang nyeri.
Kriteria penilaian :
 Score ≤ 8 : Coma
 Score ≥ 9 : tidak coma
Tugas Kelompok :
Pemeriksaan tanda –tanda vital :
1. Nadi
2. Suhu
3. Tekanan darah
4. Pernafasan
B. Pemeriksaan fisik sistemik
Cara pemeriksaan

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi
1. Pemeriksaan rambut dan higiene kepala
Inspeksi : warna, kelebatan, distribusi.
Rambut yg kering, rapuh dan kekurangan pigmen
menunjukkan kekurangan gizi.
Rambut yg jarang, tumbuh kurang subur :
malnutrisi
2. Pemeriksaan kelenjar limfe

Palpasi pada daerah leher dan inguinal lainnya.


Pembesaran lebih 10 mm menunjukkan tdk normal/
indikasi penyakit ttn.
3. Pemeriksaan kepala dan leher
Pemeriksaan lingkar kepala: makrocephal/microcephal
Pemeriksaan ubun-ubun : dlm keadaan normal ubun-ubun datar. UUB
cekung : dehidrasi, UUB cembung TIK meningkat.

4. Wajah
wajah simetris/asimetris. Asimetris : paralisis facialis

5. Mata : palpebra simertis/tidak, kelainan : ptosisi( palpebra tdk dapat


membuka ), lagoftalmaus, hordeolum .
kelenjar lacrimalis?, kalainan : epifora.
Sklera: warna putih atau tidak, kornea jernih/tidak, jika radang : keruh
Pupil : bulat, simetris, rangsang cahaya : mengecil
lensa : keruh/tidak. Keruh : katarak
Strabismus ? Karena sumbu visual tidak sejajar pd lapang apandang
bola mata.
Nistagmus ? : gerakan bola mata ritmik cepat dan horisontal.
6. Telinga :

Inspeksi:
Daun telinga: bentuk, besar dan posisi.
Saluran telinga bersih/ada serumen.
Membran timpani mengkilat/tidak.
Auskultasi: test rinne, weber, schwabach

7. Hidung :
Inspeksi : septum simetris/tidak. Sekret hidung, epi
staksis.
8. Mulut:
Inspeksi : trismus/tidak, halitosis, labioskisiz
Gusi: adakah udema, tanda-tanda radang.
Lidah : kelainan : makroglosia/mikroglosia.
Faring : hiperemi, edema / tidak

9. Leher
Tekanan vena jugularis : gamb scr langsung fungsi pompa
ventrikel.
Cara periksa : posisi pasien terlentang dg dada dan kepala
diangkat 15-30 derajat, cek ada distensi atau tidak.
Kelenjar tiroid membesar/tidak . Cara periksa : diraba dengan
dua tangan dari belakang/ satu tangan dari samping, pasien
diminta menelan,Normal : tidak dapat dirasakan
perbedaannya dengan jaringan sekitar.
10. Pemeriksaan Dada

Inspeksi : bentuk dan besar dada, kesimetrisan,


gerakan, penonjolan, pembengakakan.
Bentuk dada :
Funnel chest /cekung : sternum bgn bawah dan iga
masuk kedalam saat inspirasi.
Pigeon chest/dada burung: sternum menonjol
keluar.
Barrel chest /dada bulat seperti tong, sternum
terdorong kedepan dengan iga horisontal pada
peny.obstruksi paru seperti asma, emfisema.
Paru

Inspeksi: pernafasan :frekuensi 16-24 x/menit,


pola/irama pernafasan: teratur, cheyne stokes, biot,
kussmaul ( cepat-dalam )hiperventilasi( hanya
dalam/ irama satu-satu )
Palpasi :
Simetris/asimetris
Adanya fremitus suara: getaran pada daerah toraks
saat bicara atau menangis yang sama pada kedua
sisi.
Cara palpasi thoraks:

Palpasi pada dinding thoraks menggunakan seluruh


telapak tangan dan jari, kiri dan kanan rasakan
getaran dinding dada , pasien diminta mengucap :
tujuh puluh tujuh berulang-ulang.
Perkusi :
Dengan cara mengetuk dengan jari tengah-tangan
kanan pada jari tengah tangan kiri , dimulai dari
atas kebawah atau dari kanan ke kiri.
Hasil pemeriksaan perkusi :

Sonor : perkusi paru normal


Redup : perkusi jaringan paru yg lebih
padat/konsolidasi paru seperti pneumonia.
Pekak: perkusi jaringan yg padat( adanya cairan
dirongga pleura, perkusi daerah jantung, hepar)
Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah
yang lebih berongga kosong.
Auskultasi paru:

Suara nafas dasar :


 Vesikuler: suara normal. Terdengar disemua
lapang paru. Inspirasi lebih keras dan panjang
daripada ekspirasi.
 Bronkial : terdengar ditrachea(leher ) dan supra
sternal, sifat : kasar, nada tinggi, inspirasi lebih
pendek dibanding dengan ekspirasi.
 Broncho-vesikuler: dipercabangan bronkus dan
trakea. Inspirasi= ekspirasi.
Suara tambahan paru :

1. Ronki basah (rales) : suara nafas seperti vibrasi


terputus-putus akibat ada cairan dalam jalan
nafas dilalui udara. Nada rendah dan kasar
terdengar pada inspirasi dan ekspirasi.
2. Ronkhi kering : suara terusmenerus karena udara
melalui jalan nafas yg menyempit akibat proses
penyempitan jln nafas. Terdengar pd saat
ekspirasi daripada inspirasi.
3. Wheezing:

Suara nafas yg termasuk dalam ronki kering,


tetapi terdengar secara musical atau sonor bila
dibanding ronki kering.
4. Krepitasi:
Suara nafas akibat membukanya alveoli. Normal
pada daerah belakang bawah dan samping pd
inspirasi yang dalam. Patologis pada pneumoni
lobaris.
5. Pleura friction rub ; suara akibat gesekan pleura
terdengar kasar . Terdengar lebih jelas pada saat
akhir inspirasi.
JANTUNG
Inspeksi:
Ictus cordis (denyutan dinding thorak karena pukulan
ventrikel kiri pada dinding thoraks).
Normal terlihat pad ICS 5 pd linea medio clvicularis
Palpasi :
Meraba ictus cordis dg telapak jari ( sering juga ictus cordis
tdk terlihat tapi teraba.
Perkusi :
batas-batas jantung, dearah jantung terdengar pekak.
Auskultasi:
Bunyi jantung I: menutupmya katup mitral dan tricuspidalis.
BJ II : menutupnya katup aorta dan pulmonalis
11. Pemeriksan Abdomen

Inspeksi:
membuncit/datar, tampak benjolan/masa?
Auskultasi: peristaltik usus normal setiap 10-30
detik.
Perkusi : melalui epigastrium scr simetris menuju
bagian bawah abdomen. Normal : bunyi timpani
pada seluruh lapang abdomen.
Palpasi : monomanual /bimanual , adakah nyeri
tekan, ketegangan dinding perut.
Palpasi Hepar:
Dengan telapak tangan dan jari kanan , mulai dari
kuadaran kanan bawah berangsur-angsur naik
mengikuti irama nafas dan gembungan perut.
Normal berada dibelakang costae shg tdk teraba.
Palpasi Lien :
Cara : bimanual( 2 tangan ), jari-jari tangan kiri
mengangkat dengan mengait dinding perut, sdg
tangan kanan meraba lien dari arah depan
abdomen.pembesaran lien mengikuti arah garis
yang melewati umbilicalis menuju kuadran kanan
bawah abdomen.
12. Pemeriksaan Genetalia

Berbeda antara laki-laki dan perempuan.


Laki-laki : perhatikan ukuran, bentuk, kelainan :
epispadi, hipospadi.
Perempuan : tanda seks sekunder, cairan vagina ?
12. Pemeriksaan Tonus otot
Menilai bagian ekstremitas , memberi tahanan atau
mengangkat serta menggerakkan bagian ototyang akan
dinilai.
Tonus otot Keterangan
0(0%) Paralisis, kontraksi (-)
1 (10%) Terlihat/teraba getaran kontraksi otot tapi
tidak ada gerakan ekstremitas.
2 (25%) dapat menggerakkan anggota gerak, tdk kuat menahan
berat dan tdk dpt melawan tekanan.
3.(50% ) Dpt menggerakkan, menahan , tdk dpt gerak untuk
melawan tekanan.
4. (75 % ) Dpt menggerakkan sendi dg aktif untuk menahan berat
dan melawan tekanan scr simultan
5. (100%) Normal

You might also like