You are on page 1of 19

PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN ALIRAN
DALAM ISLAM

Disusun oleh :
 LISNAWATI
 DILA DARMAYASANTI
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan serta pokok-pokok pikiran aliran
Ahlus Sunnah wal-jama’ah, Jabariyah, Qadariyah, Syi’ah, Ahmadiyah .

1. Ahlus sunnah wal-jama’ah


Aliran ini, muncul sebagai reaksi setelah munculnya
aliran Asy’ariyah dan maturidiyah, dua aliran yang
menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.Tokoh utama yang
juga merupakan pendiri mazhab ini adalah Abu al Hasan al
Asy’ar dan Abu Mansur al Maturidi.

you’re done editing the presentatio


A. Abu al Hasan al Asy’ari, Pokok-pokok pemikirannya :
• Sifat-sifat Tuhan. Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaiman di sebut di dalam Alqur’an, yang di sebut
sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim, dan berdiri diatas zat Tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan
pula lain dari zatnya.
• Al-Qur’an, Menurutnya, al-Quran adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan.Melihat Tuhan, menurutnya,
Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti.
• Perbuatan Manusia. Menurutnya, perbuatan manusia diciptakan tuhan, bukan diciptakan oleh manusia itu
sendiri.
• Keadilan Tuhan, Menurutnya, tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan tempat manusia
di akhirat. Sebab semua itu merupakan kehendak mutlak tuhan sebab tuhan maha kuasa atas segalanya.
• Muslim yang berbuat dosa. Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat diakhir hidupnya
tidaklah kafir dan tetap mukmin.
B. Abu manshur Al-Maturidi, Pokok-pokok pemikirannya :
• Sifat Tuhan. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari·Perbuatan Manusia. Menurtnya, Perbuatan manusia
sebenarnya di wujudkan oleh manusia itu sendiri, dan bukan merupakan perbuatan tuhan.
• Al Quran. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari
• Kewajiban tuhan. Menurutnya, tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.
• Muslim yang berbuat dosa. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ar
• ianji tuhan. Menurutnya, janji pahala dan siksa mesti terjadi,dan itu merupakan janji tuhan yang tidak
mungkin dipungkirinya
2. Mu’tazilah
Aliran mu’tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad permulaan kedua hijrah di kota basyrah d
mampu bertahan sampai sekarang,namun sebenarnya, aliran ini telah muncul pada pertengahan abad
pertama hijrah yakni diisitilahkan pada para sahabat yang memisahkan diri atau besikap netral dalam
peristiwa-peristiwa politik. Dalam perkembangannya, Mu’tazilah pimpinan Washil bin Atha’ lah yan
menjadi salah satu aliran teologi dalam Islam. Ajaran-ajaran pokok murji’ah dapat disimpulan sebaga
berikut:
a. Iman Hanya membenarkan (pengakuan) di dalam Hati
b. Orang Islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir. Muslim tersebut tetap mukmin
selama ia mengakui dua kalimat syahadat.
C. Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat
3. Jabariyah
Munculnya mazhab ini berkaitan dengan munculnya Qadariyah. Daerah
kelahirannya pun berdekatan. Qadariyah muncul di Irak, Jabariyah di
Khurasan. Aliran ini pada mulanya di pelopori oleh al-Ja’ad bin Dirham.
Namun, dalam perkembangannya. Aliran ini di sebarluaskan oleh Jahm bin
Shafwan. Karena itu aliran ini terkadang disebut juga dengan Jahmiah. Pokok-
pokok paham jabariyah:
Menolak adanya kekuasaan pada diri manusia. Manusia Itu dipaksa tidak
memiliki kemampuan dan kekuasaan, tidak memiliki kemauan sendiri, tidak
mempunyai pilihan atas sesuatu aktifitas. Menurutnya bahwa Allahlah yang
menjadikan aktivitas manusia sebagaimana benda – benda mati seperti air
mengalir, hawa gerak, begitu juga tindakan manusia itu sendiri. Allah saja yang
memiliki kekuasaan dan kemampuan sedang manusia seperti barang mati.
4. Qadariyah
Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari
pada prinsip ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka
tafsirkan berdasarkan logika semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika itu
tidak bias menjamin seluruh kebenaran, sebab logika itu hanya jalan pikiran
yang menyerap hasil tangkapan panca indera yang serba terbatas
kemampuannya. Jadi seharusnya logika dan akal pikiranlah yang harus tunduk
kepada Al-Qura’n dan Hadits, bukan sebaliknya.
X
Pokok-pokok ajaran Qadariyah, adalah :


masuk neraka secara kekal.
Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusialah yang

Y
Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan orang fasikk itu

menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas
segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya
yang salah dan dosa karena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.
• Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam hati bahwa Allah tidak
memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zat

Z
nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat

X
dengan zatnya sendiri.
• Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana
yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang
memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.
5.Syi’ah
Mengenai latar belakng munculnya aliran ini, terdapat dua pendapat, pertama
menurut Abu Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan
Usman bin Affan, kemudian tumbuh dan berkembang pada masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib, Adapun menurut Watt, Syi’ah muncul ketika
berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal dengan Perang
siffin.
Kaum Syi’ah memiliki lima prinsip utama yang
wajib di percayai oleh penganutnya. Kelima prinsip itu adalah:
• al Tauhid
Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa Allah itu ada, Maha esa, tunggal, tempat bergantung, segala
makhluk, tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang menyamainya. Dan juga mereka
mempercayai adanya sifat-sifat Allah.
• al ‘adl
Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil. Allah tidak melakukan perbuatan yang zhalim dan
perbuatan buruk, ia tidak melakukan perbuatan buruk karena ia melarang keburukan, mencela kezaliman dan
orang yang berbuat zalim
• al Nubuwwah
Kepercayaan Syi’ah terhadap para Nabi-nabi juga tidak berbeda dengan keyakinan umat muslim yang lain.
Menurut mereka, Allah mengutus sejumlah nabi dan rasul ke muka bumi untnk membimbing umat manusia.
• al imamah
Menurut Syi’ah, Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama dan dunia sekaligus, ia pengganti rasul
dalam memelihara Syari’at, melaksanakan Hudud, dan mewujudkan kebaikan dan ketentraman umat.
• al ma’ad
Ma’ad berarti tempat kembali (hari akhirat), kaum Syi’ah sangat percaya sepenuhnya akan adanya hari akhirat,
bahwa hari akhirat itu pasti terjadi.
• Ahmadiyah
Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di india. Mirza lahir 15 februari 1835 M. dan
meninggal 26 Mei 1906 M di India.Missi Jemaat Ahmadiyah pertama kali masuk ke Indonesi. pada tahun
1925.
Pendapat para teolog tentang persoalan-persoalan teologi : pelaku
dosa besar,fungsi akal dan wahyu kekuasaan Tuhan dan perbuatan
manusia, kekusaan mutlak dan keadilan Tuhan
1. Pelaku dosa besar

a). Menurut aliran Khawarij Semua pelaku dosa besar (murtabb al-kabiiah), menurut semua
sub. sekte khwarij, kecuali najdah adalah kafir dan akan disiksa dineraka selamanya. Sub sekte
yang sangat ekstrim, azariqah, menggunakan istilah yang lebih mengerikan dari kafir, yaitu
musyrik. Mereka memandang musyrik bagi siapa saja yang tidak mau bergabung dengan barisan
mereka. Adapun pelaku dosa besar dalam pandangan mereka telah beralih status keimanannya
menjadi kafir millah (agama), dan berarti ia telah keluar dari Islam, mereka kekal dineraka
bersama orang-orang kafir lainnya.

.
b). Menurut aliran Mu’tazilah
Perbedaannya, bila khwarij mengkafirkan pelaku dosa besar dan murji’ah
memelihara keimanan pelaku dosa besar, Mu’tazilah tidak menentukan status dan predikat
yang pasti bagi pelaku dosa besar, apakah ia tetap mukmin atau kafir, kecuali dengan
sebutan yang sangat terkenal, yaitu al-manzilah baial manzilataini.Setiap pelaku dosa
besar, menurut Mu’tazilah, berada diposisi tengah diantara posisi mukmin dan kafir. Jika
pelakunya meninggal dunia dan belum sempat bertaubat, ia akan dimasukkan ke dalam
nerak selama-lamanya. Walaupun demikian, siksaan yang diterimanya lebih ringan dari
pada siksaan orang-orang kafir. Dalam perkembangannya.
2. Fungsi akal dan wahyu
Kaum Mu’tazilah berpendapat semua persoalan di atas dapat diketahui oleh akal
manusia dengan perantara akal yang sehat dan cerdas seseorang dapat mencapai
makrifat dan dapat pula mengetahui yang baik dan buruk.
Bahkan sebelum wahyu turun, orang sudah wajib bersyukur kepada Tuhan.
Menjauhi yang buruk dan mengerjakan yang baik. berbeda dengan Mu’tazilah
berpendapat akal memang dapat mengetahui adanya Tuhan. Tetapi akal tidak
dapat mengetahui cara berterima kasih kepada Tuhan. Untuk mengetahui hal- hal
tersebut diperlukan wahyu. Melalui wahyu manusia bisa mengetahuinya. Tanpa
wahyu, manusia tidak akan tahu.
3. Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan manusia
a.AliranJabariyah
b.AliranQadariyah
c. Aliran Mu’tazilah
ekuasaan mutlak dan keadilan tuhan
Beberapa pendapat aliran-aliran kalam dalam persoalan
endak mutlak dan keadilan Tuhan didasari pula oleh
edaan pemahaman terhadap akal dan fungsi wahyu:
Mu’tazilah
s-ariyah
Maturidiyah Samarkhan dan Bukhara Maturidiyah
3. Persamaan dan perbedaan pendapat para teolog terhadap
persoalan persoalan diatas
a. Pelaku dosa besar
Aliran Khawarij dan Mu’tazilah mengenai status pelaku
dosa besar, perbedaannya, bila Khawarij mengkafirkan pelaku
dosa besar dan Murji’ah memelihara keimanan pelaku dosa
besar, Mu'tazilah tidak menentukan status dan predikat yang
pasti bagi pelaku dosa besar, apakah ia tetap mukmin atau kafir,
kecuali dengan sebutan yang sangat terkenal, yaitu al-manzilah
bain al-manzilatain. Setiap pelaku dosa besar, menurut
Mu'tazilah, berada diposisi tengah diantara posisi mukmin dan
kafir. Jika pelakunya meninggal dunia dan belum sempat
bertaubat, ia akan dimasukkan ke dalam neraka selama-
lamanya. Walaupun demikian, siksaan yang diterimanya lebih
ringan dari pada siksaan orang-orang kafir
b. Fungsi akal dan wahyu

Beberapa perbedaan pendapat dari beberapa teologi


tentang fungsi akal dan wahyu. Mu’tazilah berpendapat
bahwa mereka lebih menguatkan pendapat akal
dibandingkan wahyu. Asy’ariyah berpendapat bahwa
wahyu mempunyai kedudukan penting dalamalirannya di
banding akal. Maturidiyah Bukhara berpendapat bahwa
wahyu dan akal saling berdampingan dan saling
menguatkan dengan kata lain kedudukan wahyu dan akal
adalah seimbang.

Persamaan pendapat tentang fungsi akal dan wahyu


yakni antara pendapat Maturidiyah Samarkand dan
Mu’tazilah yang berpendapat bahwa akal lebih tinggi di
banding kedudukan wahyu.
c. Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan manusia
Berbeda dengan aliran Qadariyah dan
Mu’talizah, Menurut aliran Jabariyah, manusia tidak
berkuasa atas perbuatannya yang menentukan
perbuatan manusia itu adalah Tuhan, karena itu
manusia tidak berdaya sama sekali untuk mewujudkan
perbuatannya baik atau buruk.Sedangkan pendapat
aliran Qadariyah sama dengan pendapat aliran
Mu’tazilah yakni Manusia mempunyai iradat
(kemampuan berkehendak atau memilih) dan qudrah
(kemampuan untuk berbuat). Dapat disimpulkan
dalam satu kewajiban yaitu kewajiban berbuat baik
dan terbaik bagi manusia seperti kewajiban Tuhan
menepati janji janji-Nya.
X
4. Kekuasaan mutlak dan keadilan tuhan

Y
Perbedaan pendapat tentang kekuasaan mutlak dan keadilan tuhan berasal
dari aliran Mu’tazilah dan As-ariyah yakni aliran Mu’tazilah berpendapat bahwa
Manusia bebas merdeka melakukan perbuatannya sendiri dan kekuasaan Tuhan
terbatas dan memandang kekuasaan Tuhan dari sudut kepentingan manusia.
Sedangkan As-ariyah berpendapat bahwa keadilan Tuhan dari sudut kehendak dan
kekuasaan Tuhan yang bersifat absolute. Tuhan adalah pencipta dan pemilik

Z
segala-galanya, karena itu apapun yang dilakukan Tuhan adalah adil. Sebab Ia
memperlakukan ciptaan dan miliknya sendiri. Persamaannya adalah pendapat

X
Maturidiyah Samarkhan dan Bukhara Maturidiyah Samarkhan ini memandang
keadilan Tuhan sama dengan Mu’tazilah.
THANK
YOU

You might also like