Professional Documents
Culture Documents
PERKEMBANGAN ALIRAN
DALAM ISLAM
Disusun oleh :
LISNAWATI
DILA DARMAYASANTI
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan serta pokok-pokok pikiran aliran
Ahlus Sunnah wal-jama’ah, Jabariyah, Qadariyah, Syi’ah, Ahmadiyah .
•
masuk neraka secara kekal.
Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusialah yang
Y
Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan orang fasikk itu
menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas
segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya
yang salah dan dosa karena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.
• Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam hati bahwa Allah tidak
memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zat
Z
nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat
X
dengan zatnya sendiri.
• Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana
yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang
memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.
5.Syi’ah
Mengenai latar belakng munculnya aliran ini, terdapat dua pendapat, pertama
menurut Abu Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan
Usman bin Affan, kemudian tumbuh dan berkembang pada masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib, Adapun menurut Watt, Syi’ah muncul ketika
berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal dengan Perang
siffin.
Kaum Syi’ah memiliki lima prinsip utama yang
wajib di percayai oleh penganutnya. Kelima prinsip itu adalah:
• al Tauhid
Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa Allah itu ada, Maha esa, tunggal, tempat bergantung, segala
makhluk, tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang menyamainya. Dan juga mereka
mempercayai adanya sifat-sifat Allah.
• al ‘adl
Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil. Allah tidak melakukan perbuatan yang zhalim dan
perbuatan buruk, ia tidak melakukan perbuatan buruk karena ia melarang keburukan, mencela kezaliman dan
orang yang berbuat zalim
• al Nubuwwah
Kepercayaan Syi’ah terhadap para Nabi-nabi juga tidak berbeda dengan keyakinan umat muslim yang lain.
Menurut mereka, Allah mengutus sejumlah nabi dan rasul ke muka bumi untnk membimbing umat manusia.
• al imamah
Menurut Syi’ah, Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama dan dunia sekaligus, ia pengganti rasul
dalam memelihara Syari’at, melaksanakan Hudud, dan mewujudkan kebaikan dan ketentraman umat.
• al ma’ad
Ma’ad berarti tempat kembali (hari akhirat), kaum Syi’ah sangat percaya sepenuhnya akan adanya hari akhirat,
bahwa hari akhirat itu pasti terjadi.
• Ahmadiyah
Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di india. Mirza lahir 15 februari 1835 M. dan
meninggal 26 Mei 1906 M di India.Missi Jemaat Ahmadiyah pertama kali masuk ke Indonesi. pada tahun
1925.
Pendapat para teolog tentang persoalan-persoalan teologi : pelaku
dosa besar,fungsi akal dan wahyu kekuasaan Tuhan dan perbuatan
manusia, kekusaan mutlak dan keadilan Tuhan
1. Pelaku dosa besar
a). Menurut aliran Khawarij Semua pelaku dosa besar (murtabb al-kabiiah), menurut semua
sub. sekte khwarij, kecuali najdah adalah kafir dan akan disiksa dineraka selamanya. Sub sekte
yang sangat ekstrim, azariqah, menggunakan istilah yang lebih mengerikan dari kafir, yaitu
musyrik. Mereka memandang musyrik bagi siapa saja yang tidak mau bergabung dengan barisan
mereka. Adapun pelaku dosa besar dalam pandangan mereka telah beralih status keimanannya
menjadi kafir millah (agama), dan berarti ia telah keluar dari Islam, mereka kekal dineraka
bersama orang-orang kafir lainnya.
.
b). Menurut aliran Mu’tazilah
Perbedaannya, bila khwarij mengkafirkan pelaku dosa besar dan murji’ah
memelihara keimanan pelaku dosa besar, Mu’tazilah tidak menentukan status dan predikat
yang pasti bagi pelaku dosa besar, apakah ia tetap mukmin atau kafir, kecuali dengan
sebutan yang sangat terkenal, yaitu al-manzilah baial manzilataini.Setiap pelaku dosa
besar, menurut Mu’tazilah, berada diposisi tengah diantara posisi mukmin dan kafir. Jika
pelakunya meninggal dunia dan belum sempat bertaubat, ia akan dimasukkan ke dalam
nerak selama-lamanya. Walaupun demikian, siksaan yang diterimanya lebih ringan dari
pada siksaan orang-orang kafir. Dalam perkembangannya.
2. Fungsi akal dan wahyu
Kaum Mu’tazilah berpendapat semua persoalan di atas dapat diketahui oleh akal
manusia dengan perantara akal yang sehat dan cerdas seseorang dapat mencapai
makrifat dan dapat pula mengetahui yang baik dan buruk.
Bahkan sebelum wahyu turun, orang sudah wajib bersyukur kepada Tuhan.
Menjauhi yang buruk dan mengerjakan yang baik. berbeda dengan Mu’tazilah
berpendapat akal memang dapat mengetahui adanya Tuhan. Tetapi akal tidak
dapat mengetahui cara berterima kasih kepada Tuhan. Untuk mengetahui hal- hal
tersebut diperlukan wahyu. Melalui wahyu manusia bisa mengetahuinya. Tanpa
wahyu, manusia tidak akan tahu.
3. Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan manusia
a.AliranJabariyah
b.AliranQadariyah
c. Aliran Mu’tazilah
ekuasaan mutlak dan keadilan tuhan
Beberapa pendapat aliran-aliran kalam dalam persoalan
endak mutlak dan keadilan Tuhan didasari pula oleh
edaan pemahaman terhadap akal dan fungsi wahyu:
Mu’tazilah
s-ariyah
Maturidiyah Samarkhan dan Bukhara Maturidiyah
3. Persamaan dan perbedaan pendapat para teolog terhadap
persoalan persoalan diatas
a. Pelaku dosa besar
Aliran Khawarij dan Mu’tazilah mengenai status pelaku
dosa besar, perbedaannya, bila Khawarij mengkafirkan pelaku
dosa besar dan Murji’ah memelihara keimanan pelaku dosa
besar, Mu'tazilah tidak menentukan status dan predikat yang
pasti bagi pelaku dosa besar, apakah ia tetap mukmin atau kafir,
kecuali dengan sebutan yang sangat terkenal, yaitu al-manzilah
bain al-manzilatain. Setiap pelaku dosa besar, menurut
Mu'tazilah, berada diposisi tengah diantara posisi mukmin dan
kafir. Jika pelakunya meninggal dunia dan belum sempat
bertaubat, ia akan dimasukkan ke dalam neraka selama-
lamanya. Walaupun demikian, siksaan yang diterimanya lebih
ringan dari pada siksaan orang-orang kafir
b. Fungsi akal dan wahyu
Y
Perbedaan pendapat tentang kekuasaan mutlak dan keadilan tuhan berasal
dari aliran Mu’tazilah dan As-ariyah yakni aliran Mu’tazilah berpendapat bahwa
Manusia bebas merdeka melakukan perbuatannya sendiri dan kekuasaan Tuhan
terbatas dan memandang kekuasaan Tuhan dari sudut kepentingan manusia.
Sedangkan As-ariyah berpendapat bahwa keadilan Tuhan dari sudut kehendak dan
kekuasaan Tuhan yang bersifat absolute. Tuhan adalah pencipta dan pemilik
Z
segala-galanya, karena itu apapun yang dilakukan Tuhan adalah adil. Sebab Ia
memperlakukan ciptaan dan miliknya sendiri. Persamaannya adalah pendapat
X
Maturidiyah Samarkhan dan Bukhara Maturidiyah Samarkhan ini memandang
keadilan Tuhan sama dengan Mu’tazilah.
THANK
YOU