You are on page 1of 25

SINDROM KORONER AKUT UAP/NSTEMI

dan
CONGESTIVE HEART FAILURE

Oleh :
 Hennie Alvionita Jannet
NIM. 26100802033

Pembimbing :dr. Yosua Hendriko Manurung

BAGIAN/SMF REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS
2021
1
Pendahuluan
 Sindrom Koroner Akut  Gagal jantung
(SKA) adalah gabungan kongestif, kondisi
gejala klinik yang dimana jantung tidak
menandakan terjadinya
mampu memompa darah
iskemia miokard akut.
 The
secara maksimal
American Heart
Association : ≥ 6 juta keseluruh tubuh.
penduduk Amerika,  WHO : 1,5% - 2% orang
menderita penyakit jantung dewasa di Amerika
koroner (PJK) dan ≥ 1 juta Serikat menderita gagal
orang yang diperkirakan jantung dan 700.000
mengalami serangan infark
diantaranya memerlukan
miokardium setiap tahunnya.
perawatan di rumah
sakit.
2
KASUS
Nama : Tn. H
Usia : 63 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Sampit
Tanggal MRS : 13 April 2021

3
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri dada dan sesak napas

Riwayat Penyakit Sekarang


 Nyeri dada sejak ± 10 hari SMRS, memberat ± 2 hari SMRS.
 Nyeri dada disebelah kiri, seperti ditindih beban berat dan menjalar ke punggung.
 Nyeri biasanya berlangsung ± 10 menit, namun SMRS terjadi terus menerus.
 Nyeri semakin memberat jika melakukan aktivitas, dan sedikit berkurang jika
beristirahat.
 Pasien juga merasakan sesak napas ± 2 hari SMRS.
 sesak napas memberat saat sedang melakukan aktivitas dan posisi berbaring.
 Sesak berkurang jika duduk.

4
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien kadang terbangun saat malam karena sesak napas, tidak dipengaruhi
oleh cuaca dan suhu.
 Jika tidur menggunakan 2-3 bantal.
 Batuk (+) muncul saat malam hari, dahak berwarna putih.
 Nyeri ulu hati (+)
 Pusing berdenyut
 Mual (-), muntah (-)
 Demam (-)
 Berdebar (-)
 Kesemutan anggota gerak (-)

5
Riwayat Penyakit Terdahulu Riwayat Keluarga
± 5 tahun yang lalu  Penyakit jantung (+)
didiagnosis memiliki  Hipertensi (-)
penyakit jantung, tidak  DM (-)
pernah kontrol.  Asma (-)
 Hipertensi (-)
 DM (-)
 Asma (-)

Riwayat Sosial :
Pernah memiliki kebiasaan merokok 14-16 batang perhari
6
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Berat Badan : 58 kg
 Tinggi Badan : 158 cm
 IMT : 23.23 kg/m2 (ideal)

Vital Sign
 Tekanan Darah : 130/100 mmHg
 Nadi : 112 x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat
 Pernapasan : 24 x/menit, torako-abdominal
 Suhu : 36,8C

7
 Kepala : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks
cahaya langsung -/-, tidak langsung -/-, pupil
isokor +/+, napas cuping hidung (-), labium oris
pucat (+), sianosis (-)

 Leher : KGB tidak teraba, > tiroid (-), JVP tidak meningkat
(5+2 cm H2O)

Thorax (paru)
Inspeksi : Dinding dada tampak simetris kiri dan kanan, otot
bantu napas (-), gerakan dada kiri = kanan, retraksi
dinding dada (-).
Palpasi : Fremitus vokal kiri = kanan
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi +/+, wheezing -/-
8
 Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat


Palpasi : Ictus cordis teraba pada aksilaris anterior sinistra
ICS VI, thrill (-)
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur(-), gallop (-)

 Abdomen :
Inspeksi : Dinding abdomen datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan regio epigastrium, tidak teraba
hepar dan lien
Perkusi : Timpani, pekak hepar (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal 8x/menit

 Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, clubbing finger (-),


pitting edema pada kedua ekstremitas inferior (+)
9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hemoglobin : 12.3 g/dL
Trombosit : 243.000/uL
Leukosit : 12.140/uL
Eritrosit : 3.98 juta/uL
Hematokrit : 35.3%
Ureum : 37 mg/dL
Kreatinin : 1.27 mg/dL
Natrium (Na) : 139 mmol/L
Kalium (K) : 3,9 mmol/L
Calcium (Ca) : 1,02 mmol/L

10
Elektrokardiogram

• HR 112x/menit • Gelombang QS pada lead I dan aVL


• Irama sinus reguler
• Q patologis pada V1-V2

11
Foto Thorax
• KV cukup
• Posisi AP
• Jantung :
Aorta : dilatasi (-), elongasi (-)
Penonjolan arcus aorta
Pinggang jantung (+)
Ventrikel kiri membesar
Tidak ada pelebaran atrium
A B kanan
Kardiomegali (CTR : 76%)
C
• Paru
Massa padat (-)
Corakan infiltrat (-)

12
Masalah
Anamnesis Px. Fisik Px.Penunjang
 Nyeri dada khas : - Rhonki pada basal  Kardiomegali
- Ditindih beban berat kedua lapang paru (+)  EKG : Q patologis
- Nyeri sebelah kiri - Ictus cordis teraba di pada V1-V2
- Nyeri menjalar ke punggung ICS VI linea axillaris
- Nyeri dirasakan terus menerus anterior sinistra
 Sesak nafas - Nyeri tekan di
- Paroksismal nokturnal dispnea epigastrium
- Dispnea d’effort
- Tidur dengan 2-3 bantal - Pitting edema
- Batuk malam hari ekstremitas inferior (+)

Menurut kriteria Framingham pasien


sudah memenuhi
3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor.

13
SKA NSTEMI/UAP
• Diagnosis kerja
Congestive heart failure

Farmakologi :
• Tatalaksana O2 nasal kanul 2-4 Lpm
Injeksi furosemide 1 amp/12 jam
Injeksi ranitidin 50mg/12 jam
ISDN 3 x 5 mg
Clopidogrel 75 mg 0-1-0
Aspilet 1x 1 tablet
Sucralfat syrup 3 x cth II

14
TINJAUAN PUSTAKA
Sindrom Koroner Akut
Terminologi SKA digunakan untuk menggambarkan
keadaan gangguan aliran darah koroner parsial hingga total
ke miokard secara akut.
 Angina pektoris tidak stabil
 Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI)
 Infark miokard dengan ST elevasi (STEMI).

15
Etiologi
 Ruptur Plak
 Trombosis dan Agregasi Trombosit
 Vasospasme
 Erosi plak tanpa ruptur

Patofisiologi
Etiologi Penurunan suplai 02 Jantung
Iskemia jantung
ke jantung, berusaha
peningkatan kebutuhan menggunakan
02 jantung jalur lain non
oksigen untuk
tetap
Peningkatan Menghasilkan mendapatkan
Angina pektoris
derajat keasaman produk sisa ( asam energi
(nyeri dada)
otot jantung laktat)

16
Anamnesis Terdapat specific chest pain

Diagnosis SKA

Elektrokardiografi

ST elevasi

Ya Tidak

STEMI

UAP NSTEMI

Cardiac Marker
17
Tindakan umum dan langkah awal
 Tirah baring
 Suplemen oksigen harus diberikan segera bagi
mereka dengan saturasi O2 arteri <95% atau yang
mengalami distres respirasi.
 Aspirin 160-320 mg diberikan pada semua pasien
toleran terhadap aspirin.
 Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan 75 mg/hari.
 Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual

18
Congestive Heart Failure
Gagal jantung merupakan suatu kondisi dimana jantung tidak mampu
memompa darah secara maksimal keseluruh tubuh untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi.

19
Patofisiologi

Iskemia hipoksia integritas


jantung seluler membran
sel berubah

Penurunan
kontraktilitas
jantung

Kegagalan
pompa jantung

Gagal jantung

20
Diagnosis

Kriteria Framingham
Kriteria Major Kriteria Minor
Paroksismal Nokturnal Dispnea Edema ekstremitas
Distensi vena leher Batuk malam hari
Rhonki basah Dispnea d’effort
Kardiomegali Hepatomegali
Edema paru akut Efusi pleura
Gallop S3 Penurunan kapasitas vital 1/3
dari normal
Peningkatan tekanan vena jugularis Takikardi (>120x/menit)
Refluks hepatojugular

Berdasarkan kriteria Framingham pasien


memiliki 3 kriteria minor dan 3 kriteria minor

21
Klasifikasi Gagal Jantung menurut NYHA

22
Tatalaksana
Non Farmakologi Farmakologi
Tirah Baring Pre load Furosemide

Batasi asupan air Kontraktilitas Clopidogrel

Diet rendah garam 2g After load Isosorbide dinitrate,


aspilet
Berhenti merokok

Rajin kontrol

Berjalan kaki 3-5 kali/minggu selama


20-30 menit

23
PENUTUP
 pasien bernama Tn. H berusia 63 tahun dirawat di ruang ICVCU
dan ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang didapatkan di diagnosa akhir dengan SKA
UAP/NSTEMI + CHF
 Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien bertujuan untuk
mengurangi pembebanan preload jantung untuk mengantisipasi
retensi natrium dan air, menimbulkan vasodilatasi dan pada
akhirnya menurunkan kebutuhan dan peningkatan suplai oksigen,
kemudian untuk menurunkan agregasi platelet dan trombosis arteri.
 Selama perawatan terjadi perbaikan yang berarti terutama
berkurangnya sesak napas dan nyeri dada. Serta telah tidak
adanya gejala penyerta yang muncul pada awal perawatan
dirumah sakit dengan prognosis dubia at bonam.

24
Putra
DAFTAR PUSTAKA
ST, Asmoro SS, Sliman E, et al. Kapita Selekta Kedokteran. 4th ed. Jakarta: Media Aesculapius; 2014.
Xu T, Baber U. Acute coronary syndrome. Hosp Med Clin. 2014;3(4):471-478. doi:10.1016/j.ehmc.2014.06.001.
Baker K. Congestive Heart Failure & its Pharmacological Management. 2005;(Harvard MIT Division of Health
Sciences and Technology):1-7.
Siswanto, Bambang Budi D. Pedoman tatalaksana gagal jantung. 2015;1 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS
KARDIOVASKULAR INDONESIA.
Huon H. Gray, Dawkins M dan S. Lecture Notes : Kardiologi. 4th ed. Jakarta: Erlangga; 2005.
Oktavanu DA. Gagal Jantung Kongestif. J Mdula Unila. 2016:5 (1).
Roger VL. Epidemiology of heart failure. Circ Res. 2013;113(6):646-659.
doi:10.1161/CIRCRESAHA.113.300268.
Setiati S, Alwi I, Sudoyo A, K M, Setiyohadi B, Syam A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6. Jilid I. Jakarta:
Interna publishing; 2014.
Irmalita, Juzar, Dafsah A D. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpun Dr Spes Kardiovask Indones.
2015;3.
Davey P. Medicine at a Glance.; 2006.
Mcmurray JJ V, Adamopoulos S, Anker SD, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure 2012. Eur J Heart Fail. 2012;14(8):803-869. doi:10.1093/eurjhf/hfs105.
K. D, A. C-S, G. F, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2008.
Eur Heart J. 2008;29(19):2388-2442. doi:10.1093/eurheartj/ehn309.

25

You might also like