You are on page 1of 26

Glomerulo Nefritis Akut (GNA)

Kelompok 4
Nuraina (011911001)
Shafa Millatina A (011911002)
Ikhfadilla Eryanti (011911044)
Eva Sabilla (011911046)
Pengertian
Glomerulo nefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan

peradangan pada kapiler glomerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan

tubuh dan sisa. Glumeronefritis akut merupakan glumerulonefritis yang

sering ditemukan pada anak pada umur 2-10 tahun dan umumnya terjadi

pasca infeksi streptokokus


Data kejadian
Sekitar 97% kasus GNAPS terjadi di negara berkembang dan berkurang di negara industri
atau negara maju. Terbukti, selama 2-3 dekade terakhir, kejadian GNAPS telah menurun di
Amerika Serikat dan juga di negara lain, seperti Jepang, Eropa Tengah, Inggris Raya dan
korea selatan. Hal ini berkaitan dengan kondisi higiene yang baik, lingkungan yang sehat,
serta penggunaan antibiotik.

WHO memperkirakan kasus GNAPS terjadi kira- kira 472 000 kasus setiap tahunnya secara
global dengan 5000 kematian setiap tahunnya. Kira-kira 404 000 kasus di laporakan terjadi
pada anak-anak dan 456 terjadi pada negara berkembang.
Etiology

Penyebab GNA adalah bakeri, virus dan proses imunologis lainnya, tetapi pada
anak penyebab paling sering adalah pasca infeksi streptococus.

Timbulnya GNA didahului oleh infeksi bakteri streptococus ekstra renal.


M A N I F E S TA S I K L I N I S

Hematuria
Kasus klasik atau tipikal
Hipertensi
diawali dengan infeksi
saluran pernapasan atas
Proteinuria
dengan nyeri tenggorok
Edema, cenderung lebih nyata pada pagi hari,
kemudian menyebar ke abdomen dan ekstremitas
di siang hari

Gejala gastrointestinal (mutah, tidak


nafsu makan, diare

Fatigue (kelelahan/keletihan)
P AT H WA Y G N A
Potensial Infeksi Reaksi Antigen Antibodi
(Streptokukus A)

Proliferasi sel dan Kerusakan Glomerulus


Vasospasme Pembuluh darah

GFR menurun Kerusakan


Membran kapiler
Hipertensi

Retensi Na dan Air


Ptoteinuria, Hematuria

Nyeri Akut
Cemas
(sakit kepala, pusing) Edema
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

Kerusakan
Kelebihan integritas kulit Intoleransi aktivitas
volume cairan

Engram, 1999
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Urin Biopsi Ginjal

Tes Darah Pencitraan

Tes Imunologi
KO MPLIK ASI GNA

Oliguria Tejadi akibat kurangnya filtrasi glomerulus

Hipertensi Disebabkan spasme pembuluh darah lokal dengan anoreksia dan


ensefalopati
edema otak

Gangguan Berupa dispnea, ortopnea, pembesaran jantung yang disebabkan


sirkulasi bertambahnya volume plasma

Anemia Timbul karena adanya gangguan pembentukan eritropoietin


P E N ATA L A K S A N A A N G N A

Rawat Inap (bila terdapat edem,


a hipertensi, atau peningkatan kadar
Penatalaksanaan bersifat
kreatinin darah
simtomatik dan lebih diarahkan
terhadap eradikasi organisme dan b Istirahat
pencegahan terjadinya gagal
ginjal akut Pemberian penisilin pada fase akut
c

d Pengobatan terhadap hipertensi

e Diet Makanan
U P A YA O R A N G T U A D A L A M
P E R A WAT A N G N A P A D A A N A K

a) Bila anak sedang sakit demam tinggi disertai rasa sakit menelan atau batuk dan demam tinggi hendaknya berobat
kedokter/pelayanan kesehatan supaya anak mendapatkan pengobatan yang tepat dan cepat.

b) Jika anak sudah terlanjur menderita GNA selama dirawat dirumah sakit, orang tua diharapkan dapat membantu
usaha pengobatannya misalnya untuk pemeriksaan atau tindakan, sering memerlukan biaya yang cukup banyak
sedangkan rumah sakit tidak tersedia keperluan tersebut. (sebelumnya orang tua diberi penjelasan mengenai
perlunya pengumpulan urine dan mencatat minum anak selama 24 jam, untuk keperluan pengamatan perkembangan
penyakit anaknya)

c) Bila anak sudah boleh pulang, dirumah masih harus istirahat cukup. Walaupun anak sudah diperbolehkan sekolah
tetapi belum boleh mengikuti kegiatan olahraga. Makanan, garam masih perlu dikurangi sampai keadaan urine
benar-benar normal kembali (kelainan urine, adanya eritrosit dan sedikit protein akan masih diketemukan kira-kira
4 bulan lamanya). Jika makanan dan istirahatnya tidak diperhatikan ada kemungkinan penyakit kambuh kembali.
Hindarkan terjadinya infeksi saluran pernapasan terutama mengenai tenggorokan untuk mencegah penyakit
berulang. d) Kebersihan lingkungan perlu dianjurkan agar selalu diperhatikan khususnya streptococcus yang
menjadi penyebab timbulnya GNA. Pasien harus control secara teratur untuk mencegah timbulnya komplikasi yang
mungkin terjadi seperti glomerulus kronik atau bahkan sudah terjadi gagal ginjal akut. Juga petunjuk mengenai
kegiatan anak yang telah boleh dilakukan.
ASKEP GNA pada anak
PENGKAJIAN
1. Indetitas Klien :
Nama : An. A
Alamat : Sungai Buluah
Usia : 11 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki

2. Keluhan Utama
■ Riwayat Kesehatan Sekarang : Ibu klien mengatakan pada tanggal 14 juni 2016 badan
anak sembab karena obat anak habis dan ibu tidak ada biaya untuk membelikan obat
anak, dan tidak lansung dibawa ke RS terdekat, setelah 6 hari di rumah klien baru dibawa
ke poli dan lansung di rawat di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi pada tanggal 20 juni 2016 dengan diagnosa Glomerulonefritis akut (GNA),
dan pada tanggal 23 juni 2016.
■ Riwayat Kesehatan Dahulu :
Ibu klien mengatakan An.A pernah dirawat di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi pada tanggal
16 Mei 2016 dengan riwayat penyakit yang sama yaitu penyakit ginjal atau GNA
■ Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien mengatakan anggota keluarga ada yang menderita riwayat penyakit yang sama dengan
klien dan sudah meninggal. Namun keluarga tidak ada memiliki penyakit keturunan lainnya seperti :

■ Riwayata Sosial :
3. Pemeriksaan Fisik
■ TTV :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 94x/menit
Pernapasan : 39 x/menit
■ Postur Tubuh :
Berat Badan : 22 kg
■ Kepala – leher : Tidak ada kelainan pada kepala
■ Mata : Tidak ada edema, konjungtiva non anemis, skelera non ikterik, dan tidak ada gangguan
penglihatan
■ Hidung : Hidung tidak bersih, tidak ada gangguan penciuman dan tidak ada nyeri tekan
■ Mulut : Bibir tidak sianosis, mokusa kering, dan tidak ada kesulitan menelan
■ Abdomen
1. Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak, tidak ada lesi
2. Palpasi : Ictus kordis teraba pada interkosta kiri V, agak kemedial (2cm) dari linea
midklavikularis kiri
3. Perkusi : Redup
4. Auskultasi : Bunyi J.1. lup dan bunyi J.2. dup, tidak ada bunyi jantung tambahan
■ Kulit
Kulit memerah, kulit kering, turgot kulit jelek, CRT 6 detik, akral teraba hangat
■ Genetalia
Tidak ada kelainan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

■ Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme pengaturan cairan,


akumulasi cairan dalam jaringan
■ Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan edema dan menurunnya tingkat aktivitas
■ Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, keletihan, nyeri, pembatasan
aktivitas
DX 1 : Kelebihan volume cairan b.d kegagalan mekanisme pengaturan cairan, akumulasi cairan dalam
jaringan
KH : Dipertahankan pada no 4 dari no 2, dan ditingkatkan ke no 5
INTERVENSI :
■ Monitor vital sign
■ Pertahankan catatan intake dan output
■ Pasang urin kateter jika diperlukan
■ Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, Osmolalitas urin)
■ Kaji lokasi dan luas edema

IMPLEMENTASI :
■ Mengukur TTV
■ Mengukur dan catat intake dan output cairan klien
■ Mengobservasi perubahan edema
■ Monitor hasil lab klien
■ Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang asupan makanan diit rendah protein dan garam pada klien
EVALUASI :
S:
■ Keluarga mengatakan anak sembab di daerah kelopak mata, ekstermitas atas dan
ekstermitas bawah
■ Keluarga mengatakan perut anaknya membuncit
■ Keluarga mengatakan BAK anak ada tapi sedikit
O:
■ Klien tampak sembab di daerah kelopak mata, estermitas atas dan ekstermitas bawah
■ Perut klien tampak membucit
■ BAK klien tampak sedikit
■ BB : 22 kg, LP : 59 cm
■ Vital sign
TD : 100/70 mmHgN : 94 x/menit
P : 39 x/menit S : 36,5%
■ Intake : 1100cc
■ Out put : 550cc
■ IWL : 440cc
■ Balance cairan : 110cc
■ Protein urin +3
■ Kolesterol +3
■ Protein darah +3
■ Derajat edema III : kedalaman 5-7 mm dengan waktu 6 detik
A : Volume cairan berlebih intake : 1100cc, out put 550cc
P : intevensi 1,2,3,4,6,7 dilanjutkan
DX 2 : Kerusakan intergritas kulit b.d edema dan menurunnya tingkat aktivitas
KH : dipertahankan pada no 4 dari no 2, dan ditingkatkan ke no 5
INTERVENSI :
■ Berikan pakaian yang tidak ketat pada pasien
■ Hindari kerutan pada tempat tidur
■ Jaga kebersihan kulit agar tempat bersih dan kering
■ Balikkan posisi pasien minimal setiap 2 jam, sesuai jadwal khusus
■ Monitor kulit akan adanya kemerahan
■ Oleskan lotion atau minyak / baby oil
IMPLEMENTASI :
■ Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
■ Mengajarkan pada pasien untuk mobilisasi (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
■ Memantau kulit akan adanya kemerahan di dapatkan kedua lutut memerah
■ Mengajurkan kepada keluarga untuk selalu memberikan lotion atau minyak pada daerah
lipatan
EVALUASI :
■ S:
■ Keluarga mengatakan kaki anak memerah
■ Keluarga mengatakan kulit anak kering
■ Klien mengatakan badannya terasa gatal
■ Klien mengatakan kulit terasa panas
■ O:
■ Derajat edema III : kedalaman 5-7 mm dengan waktu 6 detik
■ Kulit klien tampak memerah
■ Kulit klien tampak kering
■ Tampak sembab pada kaki
■ Klien tampak merasa gatal pada kulitnya
■ Kulit terasa panas
A : intergritas kulit jelek atau rusak
P : intervensi dihentikan dilanjutkan
DX 3 : Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, keletihan, nyeri, pembatasan aktivitas
KH : Dipertahankan pada no 4 dari no 2, dan ditingkatkan ke no 5
INTERVENSI :
■ Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteks usia
dan perkembangan
■ Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
■ Monitor intake / asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat
■ Monitor pola tidur dan lamanya tidur / istirahat pasien
■ Bantu untuk memilih aktivitas dan pencapaian tujuan yang konsisten dengan
kemampuan fisik, fisiologis dan sosial
IMPLEMENTASI :
■ Mendorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasannya
■ Memonitor adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
■ Menganjurkan kepada klien untuk istirahat
■ Memantau adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

EVALUASI :
■ S:
■ Klien mengatakan kakinya sakit saat digerakan
■ Klien mengatakan susah untuk melakukan aktivitas sendiri
■ Klien mengatakan badan teras lemah
■ O:
■ Klien tampak susah melakukan aktivitas sendiri
■ Aktivitas klien dibantu oleh keluarga
■ Klien tampak lemah
■ A : Aktivitas terbatas
■ P : Intervensi dihentikan dilanjutkan dengan perawat ruangan
Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa perbedaan GNA dengan Sindrom netrifik akut dan penangan dietnya? (Ariani Dwi
Ananda)
Kalo sindrom netrifik akut itu adalah beberapa gejala kelainan ginjal yang terjadi akibat
peradangan, kalo GNA infeksi yang terjadi pada alat penyaring ginjal dan didahului infeksi
kuman strektococcus. Makanan yang sebaiknya dikurangi adalah sodium (garam), protein,
fosfor, dan potasium.
2. Apa benar GNA dapat terjadi karena radang tenggorokan? (Anissa Febryanti Dewi)
Iya benar, karena awalnya infeksi bakteri Streptococcus itu pada tenggorokan. Kondisi ini
juga bisa disebabkan oleh radang tenggorokan.
3. Jika GNA tidak ditangani dengan baik, komplikasi apa yang terjadi? (Ega Ardelia)
Jika glomerulonefritik nya rusak, ginjal akan berhenti berfungsi dengan baik dan
terjadi gagal ginjal.
4. Bisakah Deteksi Glomerulonefritis Lewat Warna Urine dan bagaimana cara
membedakan warna urine normal dengan urine yang mengandung glomerulonefritis?
(Alma Novita)
Jika glomerulus mengalami kerusakan, maka hal ini menyebabkan darah dan protein
terbuang lewat urine. Oleh karena itu, deteksi glomerulonefritis dilakukan
melalui warna urine. dalam kondisi normal, rentang warna urine yang sehat adalah
kuning muda hingga jernih, lalu urine yang mengandung glomerulonefritis berbuih
dan berwarna kemerahan.
5. Apa tanda dan gejala fisik GNA? (Jajilah Hoiriah)
Gejala fisik yang sering ditemukan yaitu wajah, tangan, kaki dan perut membengkak.
TERIMA KASIH

You might also like