You are on page 1of 23

UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH
SIDOARJO

Pancasila sebagai ideologi Nasional

Pancasila dan Agama


Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lain

Matakuliah pedidikan pancasila


Oleh:
Istiqomah M. Med Kom
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SIDOARJO

Pancasila dan Agama


Pancasila dalamnya terkandung dasar filsafat hubungan negara dan agama merupakan karya
besar bangsa Indonesia melalui The Founding Fathers Negara Republik Indonesia.

Konsep pemikiran para pendiri negara yang tertuang dalam Pancasila merupakan karya khas
yang secara antropologis merupakan local genius bangsa Indonesia (Ayathrohaedi).

Begitu pentingnya memantapkan kedudukan Pancasila, maka Pancasila pun mengisyaratkan


bahwa kesadaran akan adanya Tuhan milik semua orang dan berbagai agama. Tuhan menurut
terminologi Pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tak terbagi, yang maknanya
sejalan dengan agama Islam, Kristen, Budha, Hindu dan bahkan juga Animisme (Chaidar,
1998: 36).

3
Pengaruh Agama Lokal
Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang kemerdekaan, Nusantara telah
melewati pengaruh agama-agama lokal, sekitar 14 abad pengaruh Hinduisme
dan Budhisme, sekitar 7 abad pengaruh Islam, dan sekitar 4 abad pengaruh
Kristen (Latif,2011: 57).
Dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular dijumpai kalimat yang dikenal
Bhinneka Tunggal Ika. Sebenarnya kalimat tersebut secara lengkap berbunyi
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda,
satu jua adanya, sebab tidak ada agama yang mempunyai tujuan yang berbeda
(Hartono, 1992: 5).

4
  Prinsip Ketuhanan (Soekarno)
• Pertama pengakuan akan eksistensi agama-agama di Indonesia yang,,
“mendapat tempat yang sebaik-baiknya”.
• Kedua, posisi negara terhadap agama, Ir. Soekarno menegaskan bahwa “negara
kita akan ber-Tuhan”.

Bahkan dalam bagian akhir pidatonya, mengatakan, “Hatiku akan berpesta raya,
jikalau saudara- saudara menyetujui bahwa Indonesia berasaskan Ketuhanan
Yang Maha Esa”. Hal ini relevan dengan ayat (1) dan (2) Pasal 29UUD (Ali,
2009: 118).

5
Hubungan Negara Dgn Agama (Kaelan,2012)
• Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
• Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Konsekuensinya setiap
warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama masing-masing.
• Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya manusia
berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.
• Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter
pemeluk agama serta antar pemeluk agama.

6
Lanjutan…..
• Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan hasil
peksaan bagi siapapun juga.
• Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam
negara.
• Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggatakan negara harus sesuai
dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-norma Hukum
positif maupun norma moral baik moral agama maupun moral para
penyelenggara negara.
• Negara pda hakikatnya adalah merupakan “...berkat rahmat Allah yang Maha
Esa”.

7
Agama dan falsafah Pancasila
Bangsa kita adalah bangsa yang relijius; juga, bangsa yang menjunjung tinggi,
menghormati dan mengamalkan ajaran agama masing-masing. Karena itu,
setiap umat beragama hendaknya memahami falsafah Pancasila itu sejalan
dengan nilai-nilai ajaran agamanya masing-masing.

1. Differentiation - (pembedaan, tetapi terhubung), bukan separatisme, sebab


separatisme mengarah pada isolasi,
2. Menyerupai ‘civic religion’; yakni pemisahan yang tanpa saling mengingkari

8
AGAMA: NEGARA:
Agama menjadi landasan moral untuk menopang Agama tak perlu diintegrasikan ke dalam negara
atau melawan kekuasaan; (institusi), sebab rawan dengan politisasi agama
Agama bisa mengembangkan nilai keagamaan di Institusi negara bebas menjalankan kebijakan dalam
ruang publik melalui civil society batas konstitusi, seta menjamin kebebasan penuh
Agama harus melakukan proses obyektivikasi dan beribadah privat dalam batas keyakinan masing-masing
rasionalisasi agar bersifat universal

9
Pancasila •Percaya pada tuhan
•Negara menciptakan kondisi pelaksanaan agama.
•Demokrasi pancasila
(indonesia) •Mengutamakan kepentingan rakyat

Liberalisme •Sekulerisme
(Amerika Serikat, Argentina, •Agama urusan individu dan negra tidak berhak ikut campur
YUnani, Rusia, Zimbawe, Australia, •Demokrasi liberal
Jerman, Spanyol, Swedia ) •Mengutamakan kepentingan mayoritas

Komunisme •Atheisme
•Tidak mengenal agama dan boleh tidak beragama
(Tiongkok, Vietnam, Korea •Demokrasi rakyat.
Utara, Kuba dan Laos) •Mengutamakan kepentingan negara

10
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SIDOARJO

Perbandingan pancasila dengan


ideologi lain
Refresh Ideologi…
Idea : gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita
Ideologi
Logos : ilmu

Secara harfiah, ideologi berarti ilmu mengenai pengertian dasar,


ide.

IDEOLOGI : suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran


yang dipegang oleh seorang atau sekelompok orang untuk menjadi
pegangan hidup.
12
Refresh Fungsi Ideologi
1.Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai bersama oleh suatu masyarakat.
Nilai yang terkandung dalam ideologi menjadi cita-cita atau tujuan yang hendak diwujudkan
dalam kehidupan bermasyarakat.

2.Sebagai pemersatu masyarakat dan juga menjadi prosedur penyelesaian konflik yang
terjadi di dalam masyarakat.
Nilai dalam ideologi merupakan nilai yang disepakati bersama sehingga dapat mempersatukan
masyarakat itu, serta nilai bersama tersebut dijadikan acuan bagi penyelesaian suatu masalah yang
mungkin timbul dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

13
Ideologi selain pancasila…
1. Liberalisme :

Inti pemikiran : Kebebasan Individual

Latar belakang : Sebagai respons terhadap kekuasaan negara yang absolut dan otoriter yang membatasi kebebasan
dan hak-hak warga negaranya.

Landasan : Manusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi, tanpa harus diterapkannya aturan-aturan ketat yang
bersifat mengekang.

Ciri-ciri :
- Kebebasan sebesar-besarnya bagi setiap individu
- Penolakan terhadap pembatasan, terutama dari pemerintah dan agama.
- Ekonomi pasar relatif bebas

14
2. Fasisme :
Inti pemikiran : Crediere, Obediere, Combattere (Yakinlah, tunduklah, berjuanglah.)

Latar belakang : Perkembangan dari paham yang dipraktikkan di Italia pada tahun 1922-1943, yaitu pada saat
Benito Mussolini menjabat sebagai Perdana Menteri Fasis di Italia. Dilakukan awalnya untuk melawan anarkisme
dan komunisme.

Landasan : Negara dan pemerintah harus bertindak keras agar “ditakuti” oleh rakyat, intinya negara diperlukan
untuk mengatur masyarakat.

Ciri-ciri :
- Kekuasaan dipegang oleh pemerintah yang dapat berupa koalisi sipil, militer, atau partai yang berkuasa saat itu.
- Rakyat diperintah dengan intimidasi agar patuh terhadap negara.
- Pemerintah mengatur segala yang boleh maupun tidak boleh dilakukan oleh rakyatnya.
15
3. Sosialisme :

Inti pemikiran : Kolektivitas (Kebersamaan, Gotong Royong)

Latar belakang : Menentang adanya kepemilikan pribadi yang timbul akibat kapitalisme yang eksploitatif dan menyokong
pemakaian milik pribadi tersebut untuk kesejahteraan umum.

Landasan : Masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan
manusia akan lebih baik serta layak kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh negara

Ciri-ciri :
- Kesamaan kesempatan bagi semua orang
- Penghapusan sebagian besar hak-hak milik pribadi dan negara.
- Negara tanpa strata

16
4. Komunisme:

Inti pemikiran : Perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara.

Latar belakang : Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manuskrip politik
yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848.

Landasan : Penolakan kondisi masa lampau, analisa yang cenderung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, resep
perbaikan untuk masa depan, dan rencana tindakan jangka pendek yang memungkinkan tercapainya tujuan yang berbeda-beda.

Ciri-ciri :
- Kesamaan kesempatan bagi semua orang
- Penghapusan seluruh besar hak-hak milik pribadi dan negara.
- Negara tanpa strata (tanpa kelas)
- Pemerintahan otoriter

17
Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi
Dunia Lainnya

Pancasila Liberalisme Fasisme Sosialisme Komunis


Ideologi Pancasila vs. Liberalisme

 Perbedaan

1. Kepemilikan individu dibatasi pada kepentingan 1. Kepemilikan individu tidak dibatasi sama sekali.
yang tidak menjadi hajat hidup orang banyak. 2. Aspek pemerintah dan keagamaan dilarang untuk
2. Bercampurnya kepemerintahan dengan aspek agama. dicampuradukkan.
3. Masih adanya pembatasan oleh pemerintah dan 3. Penolakan terhadap pembatasan oleh pemerintah dan
agama. agama.

 Persamaan

Sama-sama menganut sistem demokrasi, di mana semua orang berhak


menyuarakan pendapatnya.

19
Ideologi Pancasila vs. Fasisme

• Perbedaan

1. Kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. 1. Kekuasaan tertinggi di tangan pemerintahan


2. Pendekatan peraturan sesuai dengan jenis peraturan (negara) yang berkuasa saat itu.
dan sasarannya. 2. Peraturan diberikan secara intimidatif agar
3. Pemerintah mengatur rakyat pada hal-hal umum dipatuhi.
saja, sisanya diatur oleh nilai dan norma 3. Pemerintah mengatur segala yang boleh dan tidak
4. Pemerintahan yang demokratis boleh dilakukan oleh rakyat.
4. Pemerintahan yang otoriter.

20
Ideologi Pancasila vs. Sosialisme
• Perbedaan

1. Hak milik pribadi dan negara dipisahkan 1. Penghapusan sebagian besar hak milik
dengan jelas dan diperbolehkan sesuai pribadi dan negara menjadi hak milik
peraturan. bersama.
2. Menimbulkan adanya kelas dalam 2. Terciptanya negara tanpa kelas
masyarakat dengan penanganan masing-
masing.

• Persamaan
Beberapa negara penganut paham sosialisme masih menganut sistem demokrasi dalam pemerintahan
mereka.
Note:
Dapat dikatakan sosialisme adalah versi lunak dari komunisme.
21
Ideologi Pancasila vs. Komunisme
• Perbedaan

1. Hak milik pribadi dan negara dipisahkan 1. Penghapusan seluruh hak milik pribadi dan
dengan jelas dan diperbolehkan sesuai negara menjadi hak milik bersama.
peraturan. 2. Terciptanya negara tanpa kelas
2. Menimbulkan adanya kelas dalam masyarakat 3. Pemerintahan cenderung otoriter agar rakyat
dengan penanganan masing-masing. dapat diatur sepenuhnya
3. Pemerintah yang demokratis.

22

You might also like