You are on page 1of 53

METODOLOGI STUDI

ISLAM

Dr. Iskandar Siregar M.Si.


SESI 3-4
2021
BAB 1

PENDAHULUAN
Buku Metodologi Studi Islam
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M. A.
BAB 3
BERBAGAI PENDEKATAN DI DALAM
MEMAHAMI AGAMA

• PENDEKATAN TEOLOGIS NORMATIF


• PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
• PENDEKATAN SOSIOLOGIS
• PENDEKATAN FILOSOFIS
• PENDEKATAN HISTORIS
• PENDEKATAN KEBUDAYAAN
• PENDEKATAN PSIKOLOGI
PENDEKATAN STUDI
ISLAM
 Pendekatan “ approach , artinya cara pandang atau
paradigma terhadap sesuatu.
JENIS-JENIS PENDEKATAN STUDI ISLAM
Holistik
Teologi Normatif
Sosiologis
Sosial -Budaya
Antropologis
Sejarah
Filsafat
Psikologis
BEBERAPA PENDEKATAN
STUDI ISLAM.
 Pendekatan atau dalam bahasa Inggris disitilahkan dengan “ approach , artinya cara
pandang atau paradigma terhadap sesuatu (Nata, 1997 : 28). Yang dimaksud
dengan pendekatan dalam konteks studi Islam adalah cara pandang atau
paradigma dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami
agama.

Beberapa Pendekatan dalam Memahami Agama .

1. Pendekatan Teologi Normatif

Pendekatan teologi dalam memahami agama adalah diartikan sebagai


upaya memahami agama dengan menggunakan empiris dari suatu
keagamaan yang dianggap paling benar. Pendekatan yang menekankan
bentuk-bentuk formal simbol-simbol keagamaan, sehingga memandang
orang lain keliru, kafir, sesat dan murtad demikian juga sebaliknya.
Antara satu aliran dengan aliran lain tidak terbuka dilaog dan saling
menghargai. Pendekatan teologi dalam memahami agama cendrung
bersikap tertutup dan dengan pendekatan ini agama cenderung hanya
merupakan keyakinan dan pembentukan sikap keras dan tampak
asosial.
Pendekatan teologi dalam memahami
agama cenderung menggunakan cara
berfikir deduktif, cara berfikir yang
berawal dari keyakinan yang diyakini
benar dan mutlak adanya karena ajaran
berasal dari Tuhan sudah pasti benar,
sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi.

Pendekatan normatif yaitu suatu


pendekatan yang memandang agama
dari segi ajarannya yang pokok dan asli
dari Tuhan yang didalamnya belum
terdapat penalaran pemikiran manusia.
2. Pendekatan Sosiologis ,
Sosiologis adalah ilmu kemasyarakatan, ilmu
yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan
dengan masyarakat atau sifat masyarakat. Atau ilmu
yang menggambarkan tentang keadaan
masyarakatnya lengkap dengan struktur, lapisan, serta
berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan.
Pentingnya sosiologis digunakan sebagai salah satu
pendekatan dalam memahami Islam, karena banyak
bidang kajian agama yang baru dapat dipahami
dengan menggunakan bantuan ilmu sosial . Melalui
pendekatan sosiologi agama dapat dipahami dengan
mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk
kepentingan masyarakat.
Mengapa Pendekatan Sosiologis
Perlu?
Jalaluddin Rahmat : Islam Alternatif
 Proporsi terbesar dalam al-quran adalah bicara tentang
kemasyarakatan/sosial.
 Terkait dengan ibadah yang melibatkan orang banyak, penghargaan
lebih besar dari yg dikerjakan sendiri.
 Pelaggaran hak Allah, penyelesaiannya dengan manusia.
 Bila bersamaan antara hak Allah dengan keinginan
bermuamalah, maka hak Allah bisa ditunda dan dikurangi.
 Seseorang yang bekerja untuk menyantuni seorang janda dan
anak yatim, maka seolah-olah dia puasa dan sholat lail secara
terus menerus. (Hadis)
 Alasan lain karena Agama diturunkan sesuai dengan setting sosial
masyarakatnya.
3.
Pendekatan Sosial-Budaya
Budaya adalah pikir dan akal budi. Budaya adalah segala
sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran
dan akal budi. Atau hasil kegiatan dan penciptaan batin manusia
baik dalam bentuk keseniaan, adat istiadat. Kebudayaan yang
demikian selanjutnya dapat digunakan untuk memahami agama
yang terdapat pada data empirisnya atau agama yang tampil
dalam bentuk formal di masyarakat. Agama yang tampil tersebut
berkaitan dengan kebudayaan yang berkembang di masyarakat
tempat agama tersebut berkembang.
4.
Pendekatan Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia khususnya tentang asal
usul, aneka warna bentuk fisik, perkembangannya, jenis
(bangsanya) adat istiadat dan kepercayaan masa lampau.
Pendekatan antropologi dalam memahami agama adalah dapat
diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahami agama
dengan melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat . Melalui pendekatan ini juga
akan dapat dilihat hubungan agama dengan berbagai masalah
kehidupan manusia.
5. Pendekatan Sejarah

Historis merupakan suatu ilmu yang


didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, objek,
latar belakang peristiwa tersebut. Pendekatan
kesejarahan ini sangat penting dan dibutuhkan
dalam memahami agama, karena agama itu
sendiri turun dari situasi yang kongkrit dan
berhubungan dengan kondisi sosial
kemasyarakatan. Seorang yang ingin memahami
Alquran secara benar misalnya, ia harus
mempelajari turunnya Alquran atau kejadian yang
mengiring turunnya
Al quran.
6.
Pendekatan Filsafat
Filsafat dapat diartikan sebagai aktivitas berpikir murni
atau kegiatan akal dalam usaha memahami secara mendalam
segala sesuatu. Berfikir secara filosofis dapat digunakan dalam
memahami agama terkait dengan hikmah, hakikat, atau inti dari
ajaran agama, sehingga melalui pendekatan ini, seseorang tidak
akan terjebak pada pengamalan ajaran agama yang bersifat
formalistik, sementara nilai-nilai spiritual yang terkandung
didalamnya tidak mereka rasakan.

7. Pendekatan Psikologi
Dalam Islam banyak dijumpai istilah-istilah yang
menggambarkan sikap bathin, misalnya beriman dan bertakwa,
orang shaleh, baik dan jujur. Semua itu adalah gejala-gejala
kejiwaan yang terkait dengan agama. Dengan bantuan ilmu jiwa
seseorang dapat mengetahui tingkat keberagamaan yang
dihayati,d ipahami dan diamalkan seseorang.
Pendekatan yang dilakukan dalam membangun psikologi Islam
yang pernah dipraktikan oleh para psikolog Muslim terdahulu
meliputi 3 aspek :
1. Aspek skriptualistis , yaitu pendekatan
pengkajian Islam yang didasarkan atas teks-
teks Al-Qur’an dan Hadis secara literal
2. Aspek filosofis , pendekatan pengkajian
psikologi Islam yang didasarkan atas prosedur
berfikir spekulatif, yang mencakup berfikir
yang sistimatis, radikal, dan universal yang
ditopang oleh kekuatan akal.
3. Pendekatan sufistik tasawuf , pendekatan
pengkajian psikologi Islam yang didasarkan
pada prosedur intuitif, ilham, cita rasa.
METODE MEMAHAMI
AGAMA ISLAM
A. Metode Perbandingan ( Komparasi ) dari Ali Syari’ati
dengan langkah :
1.Mengenal Allah dan membandingkan dengan persembahan
agama lain
2.Mempelajari kitab Al-qur’an dan membandingkan dengan
kitab samawi lainnya/yang dikatakan kitab samawi
3.Mempelajari kepribadian rasulullah dan membandingkan
dengan tokoh-tokoh besar pada agama lain
4.Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan membandingkannya
dengan tokoh agama atau pemikiran agama lain.
B. MetodeTipologi dari Mukti Ali, yaitu usaha
untuk mengklasifikasi topik atau tema-
tema tertentu dari ajaran Islam
dibandingkan dengan tipe atau tema
tertentu yang sama pada agama lain,
yakni :
1. Aspek ketuhanan berikut ciri-cirinya
2. Aspek kenabian;
3. Aspek kitab suci,
4. Aspek situasi/setting sosial sewaktu
kemunculan pembawa agama/Nabi
C. Menurut Amin Abdullah, untuk melihat Islam
sebagai sebuah ilmu dapat digunakan
pendekatan ilmiah dengan cirinya: rasional,
empiris dan obyektif. Untuk melihat Islam
sebagai agama dapat digunakan
metode/pendekatan normatif teologis.

D. Mukti Ali, untuk melihat Islam sebagai agama


dapat digunakan metode doktriner,
sedangkan melihat Islam sebagai sebuah
disiplin ilmu dengan menggunakan metode
ilmiah . Metode ini selanjutnya disebutnya
sebagai metode sintesis .
E. Menurut Nasruddin Razaq cara untuk
memahami Islam dapat dilakukan dengan
cara :
1. Mempelajari sumber asli ajaran Islam
(Al qur’an dan Hadis) tidak dari berbagai buku-
buku klasik.
2. Islam harus dipelajari secara komprehensif dan
integral sebagai satu kesatuan.
3. Islam dipelajari melalui studi kepustakaan.
4. Islam dipelajari dari ketentuan normatif ajaran
Islam selanjutnya dikorelasikan dengan
kenyataan historis dan sosiologis yang ada
dimasyarakat (melihat idealitas ajaran Islam
dan realitas yang dipahami/dilakukan umatnya).
F. Metode Filologi yaitu metode penelitian yang
mempelajari dan meneliti naskah-naskah
lama untuk mengerti apa yang ada di
dalamnya, sehingga dimengerti latar
belakang kebudayan masyarakat melahirkan
naskah-naskah tersebut.
Nabilah Lubis:
menyebutnya dengan tahqiq yakni penelitian
yang cermat tentang suatu karya seseorang
tentang kebenaran pengarangnya, isi karangan
apa sesuai dengan mazhabnya, tingkat
kebenaran materinya, kebenaran dan
ketelitian dalil yang digunakan serta
memberikan penjelasan yang dianggap perlu.
G.Metode Hermeunetika, yaitu metode
menginterpretasi sebuah teks dalam
rangka untuk menemukan hubungan
pemikiran yang diteliti dengan gejala
sosial yang ada.

H.Metode Filsafat (berpikir mendalam).

J. Metode Holistik (menyeluruh-


menggunakan multi pendekatan)
K. Metode Memahami Islam menurut versi Kemenag :
1. Metode diakronis atau sosio historis, metode belajar Islam
yang menonjolkan aspek sejarah, dengan melihat suatu
kenyataan yang mempunyai hubungan dengan waktu,
tempat, budaya, lingkungan dimana kepercayaan dan
budaya itu muncul.
2. Metode singkronis analitik, metode memahami Islam yang
memberikan kemampuan analisis teoritik, yang
menekankan telaah kritik dan aplikatif praktis.
3. Metode problem solving, mengajak pemeluknya untuk
melatih menghadapi berbagai masalah dari cabang
suatu ilmu pengetahuan dengan sulosinya.
4. Metode empiris, mempelajari Islam melalui proses realisasi,
aktualisasi dan internalisasi norma dan kaidah Islam
dalam suatu interaksi sosial.
5. Metode deduktif, yaitu menyusun kaidah-kaidah secara
logis dan filosofis dan kaidah tersebut diaplikasikan dalam
menentukan masalah yang dihadapi. Metode ini
berguna bagi istimbath hukum.
ISLAM DAN STUDI
AGAMA
1. PERLUKAH ISLAM DITELITI DENGAN MENGGUNAKAN
INTERDISIPLINER ? : Ada DUA KELOMPOK YAKNI YANG PRO
DAN KONTRA. KENAPA ?
2. Alasan yang kontra karena akan merusak akidah para
mahasiswa, dan meninggalkan pendekatan konvensional , agama
sudah mapan dan wahyu dari Allah adalah mutlak benar. Di Eropa
juga menolak dengan alasan ilmu dan nilai, ilmu dengan agama
(kepercayaan) tidak bisa disinkronkan.
3. Yang pro beralasan, karena dengan menggunakan berbagai
pendekatan, akan sangat membantu dalam memahami ajaran
islam, dan dengan melakukan kajian terhadap Islam, bukan
mempertanyakan/meragukan kebenaran Islam.
4. Atho Mudzhar dan Mukti Ali tahun 1970-an mengatakan boleh
diteliti.
5. Jika boleh, wilayah-wilayah apa yang memungkinkan untuk
diteliti ?
BENTUK GEJALA AGAMA YANG
DAPAT DITELITI
 NASKAH/SKRIPTURE KEAGAMAAN DAN SIMBOL KEAGAMAAN

 TOKOH DAN PEMELUK AGAMA (SIKAP, PRILAKU, PENGHAYATAN


DAN PEMIKIRAN KEAGAMAAN) CONT.OH: PERANAN ELIT AGAMA DALAM
MEMBANGUN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KOTA PALANGKA RAYA.

 RITUS, LEMBAGA DAN IBADAT KEAGAMAAN (SHOLAT, ZAKAT DAN


HAJI) CONTOH : PENGARUH PEMBERIAN ZAKAT DALAM MENGATASI
KEMISKINAN UMAT DI ……………………

 ALAT-ALAT KEAGAMAAN (MASJID, KA’BAH, LONCENG, GEREJA, KUIL,


BEDUK, DLL) CONTOH : MASJID DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
ISLAM (STUDI TENTANG IMPLEMENTASI FUNGSI SOSIAL MASJID DI
KOTA PALANGKA RAYA)

 ORGANISASI KEAGAMAAN TEMPAT PARA PENGANUT AGAMA


BERKUMPUL SEPERTI MUI, BKPRMI, DMI, NU, MUHAMMADIYAH,
HIZBUT TAHRIR, LDII DLL. CONTOH : PERANAN BKPRMI DALAM
MENGATASI BUTA HURUF AL-QUR’AN DI KOTA PALANGKA RAYA.
Islam sebagai gejala budaya
(Fisik dan Non Fisik)

Islam sebagai gejala sosial


(Interaksi sosial/Pengaruh agama
Wilayah
Penelitian Agama
Islam sebagai wahyu
(Ulumul Qur’an dan Hadis)

Islam produk sejarah


Teologi/Khulafah Ar-Rasyidin/
Sejarah Perkembangan Islam
 Konsep metode pendidikan menurut Al-Qur’an (Telaah atas surat alnahl ayat 125)
 Konsep materi pendidikan menurut alqur’an
 (telaah atas surat Luqman ayat 10 -15 dst)
 Gender dalam perspektif Al-Qur’an
 Tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an
 Syair Fatawa Kiyamat (Karya…….)
 Teori kepemimpinan dalam al-Qur’an)
 Korelasi antara pelaksanaan ritual keagamaan terhadap sikap sosial (Studi pada
masyarakat Kereng Pangi)
 Korelasi pemahaman keagamaan terhadap etos kerja (Studi pada masyarakat Dayak
Muslim Bakumpai desa Tumbang Samba)
 Konsep kurikulum pendidikan menurut imam Al-Ghazali
 Pendidikan Akhlak menurut Athiyah Al-Abrasyi.
 Korelasi antara pemberian zakat terhadap pengentasan kemiskinan (Studi terhadap
para muzakiki dan mustahik zakat di kelurahan puntun Palangka Raya)
 Problemtika Pengelolaan Zakat di Keluarhan Puntun Palangka Raya.
 Nilai-Nilai Pendidikan Pada upacara Bahantar Jujuran (Studi Pada masyarakat
Banjarmasin di Kota Palangka Raya)
 Nilai-nilai pendidikan pada upacara tasmiyah dan akikah (Studi Pada masyarakat…..)
 Motivasi Ziarah Ke Makam Wali (Studi Pada Masyarakat …….)
 Korelasi antara mengikuti pengajian pada majlis taklim terhadap peningkatan amaliyah
keagamaan.
 Optimalisasi Fungsi Pendidikan Masjid di Desa Basarang)
Wilayah Penelitian
Agama
 Islam sebagai gejala budaya (fisik maupun non fisik)
 Islam sebagai gejala sosial (hubungan timbal balik
antara agama dan masyarakat atau pengaruh agama
terhadap tingkah laku masyarakat/pengaruh
masyarakat terhadap pemikiran keagamaan)
 Islam sebagai wahyu (Persoalan terkait dengan Al-
Qur’an/terkait dengan ulumul Qur’an dan Hadis)
 Islam produk sejarah (Terkait dengan Teologi Islam,
Khilafah Ar-Rasyidin, sejarah pertumbuhan dan
perkembangan agama dan umat Islam)
PETA STUDI ISLAM
 PADA ZAMAN AWAL, STUDI ISLAM DILAKUKAN DI MASJID
(RASULULLAH MENGAJARKAN AGAMA DI MULAI DARI MASJID
DEMIKIAN JUGA MENGEMBANGKAN MASYARAKAT ISLAM)
 MUHAMMAD YUNUS, MENGKLASIFIKASI PUSAT STUDI ISLAM
DALAM 3 PERIODE :
1. ZAMAN KLASIK : MEKAH-MADINAH, (HIJAZ) KUFFAH,
BASHRAH, (BAGDAD) DAMASKUS-(SYIRIA)- PALESTINA
(SYAM) DAN MESIR). Di MEKAH DIMOTORI OLEH
MU’ADZ BIN JABAL, DI MADINAH OLEH ABU BAKAR,
UMAR DAN USMAN, DI KUFFAH OLEH ALI BIN
ABI THALIB DAN ABDULLAH BIN MAS’UD, DI
BASHRAH OLEH ABU MUSA AL ASY’ARI DAN ANAS BIN
MALIK DAN DI DAMASKUS OLEH ABU DARDA
DAN UBADAH, DI MESIR OLEH ABDULLAH
BIN AMR BIN ASH.
2 . ZAMAN PERTENGAHAN (BAGDAD) DENGAN BAIT
AL HIKMAH OLEH AL MAKMUN PUTRA HARUN AR-
RASYID, (BANI ABBASYIAH 813-833 M), MADRASAH
NIDZAMIYAH OLEH NIZAM AL MULK, DI MESIR
DENGAN UNIV. AL-AZHAR OLEH FATIMIYAH
(SYIAH)/ UBAIDILLAH JAUHAR AL KATIB AL SIKILI,
SYIAH. ABDUL AZIS MENDIRIKAN DARUL
HIKMAH (PUSAT KAJIAN) 1005 M DAN
SPANYOL DENGAN UNIV. CORDOVA OLEH
ABDUL RAHMAN III (BANI UMAYYAH-929-961M)
SEKITAR ABAD KE 9 DAN KE 10 DAN DISINILAH
BANYAK LAHIR PARA FILOSOF MUSLIM.
3. ZAMAN MODERN (ZAMAN SEKARANG BAIK DIDUNIA TIMURMAUPUN
DUNIA BARAT)

 DI TEHERAN (IRAN) ADA UNIVERSITAS TEHERAN DENGAN FAKULTAS KULIYYAH-


ILAHIYYAH (FAKULTAS AGAMA), ADA PERPUSTAKAAN KHUSUS YG MENYIMPAN NASKAH-
NASKAH KONO/KLASIK DALAM BAHASA PERSIA

 UNIVERSITAS IMAM SHADIQ, BELAJAR TENTANG ISLAM DAN ILMU UMUM

 DI ARAB SAUDI ADA UNIVERSITAS UMMUL QORA’

 DI SYIRIA (UNIVERSITAS DAMASKUS) ADA FAKULTAS SYARI’AH YANG DIDALAMNYA ADA


FAKULTAS USHULUDDIN, TASAWUF, TAFSIR DAN SEJENISNYA, DISAMPING MEMILIKI
FAKULTAS UMUM

 DI MESIR ADA UNIVERSITAS AL- AZHAR (DIBAWAH TAHUN 1961 MASIH MENGEMBANGKAN
ILMU AGAMA TAPI SETELAH 1961 SUDAH MEMBUKA FAKULTAS UMUM

 DI MALAYSIA, ADA UNIVERSITAS ISLAM INTERNASIONAL MALAYSIA DENGAN PROGRAM


STUDI ISLAM FAKULTAS KEWAHYUAN DAN ILMU KEMANUSIAAN

 DI INDIA, ADA UNIVERSITAS ALIGARCH UNIVERSITY YANG MEMBAGI STUDI ISLAM


MENJADI 2 :
A) MENGENAI ISLAM SEBAGAI DOKTRIN (FAKULTAS USHULUDDIN, MAZHAB
SYIAH DAN SUNNI) DAN
B) ISLAM SEBAGAI SEJARAH PADA FAKULTAS HUMANIORA .
Pusat Studi Islam di
Barat
 Universitas Chicago, studi Islam menekankan pada: pemikiran
Islam, bahasa Arab, naskah klasik dan bahasa Islam non Arab
(Turki, Urdo, Persia dan lain-lain)
 Di Amerika, studi Islam umumnya menekankan pada Sejarah Islam,
Bahasa Islam selain Arab, Sastra dan Ilmu Sosial.
 Di UCLA, studi Islam : 4, yakni 1) Doktrin dan sejarah Islam dan
sejarah pemikiran Islam ; 2) Bahasa Arab, teks-teks klasik mengenai
sejarah dan hukum; 3) Bahasa non Arab muslim; 4) Ilmu-ilmu sosial
Islam
 Di London, studi Islam di gabung dalam Fakultas Studi Ketimuran dan
Afrika salah satu prodinya adalah masyarakat dan budaya Islam
 Di Kanada, menitik beratkan pada : 1) kajian budaya dan peradaban
Islam dari zaman Nabi hingga kontemporer; 2) Ajaran Islam dan
masyarakat Islam di seluruh dunia; 3) mempelajari bahasa Muslim.
 Di Belanda, belakangan lebih menekankan kajian Islam di Indonesia
dan daerah-daerah tertentu.
Pusat Studi Islam di Barat
 Di Jerman, terutama setelah perang dunia II, studi Islam dilakukan :
a) Institut Perguruan Tinggi;
b) Studi ketimuran secara umum,
c) koleksi. perpustakaan dan
d) Institusi dan organisasi diluar perguruan Tinggi.
Berdasarkan laporan Dewan Ilmu Pengetahuan Jerman, bulan
November 1960, merekomendasikan berdirinya 32 lembaga baru bagi
studi Islam meskipun tahun 1972 dari 21 lembaga kajian ketimuran
yang didirikan hanya 3 yang terkait dengan lembaga studi Islam.
Di Perancis, program terkait dengan studi Islam berada pada fakultas filsafat
meliputi budaya dan sejarah orang Islam.
Di Inggris, program studi Islam meliputi program dasar selama 4 semester (2 tah
dan program utama juga selama 4 semester (2 tahun) untuk program magister
(MA) dan program doktoral selama 2 tahun.
Di Indonesia dilaksanakan di UIN, IAIN, STAIN dan Perguruan Tinggi
Islam Swasta.
PENELITIAN AGAMA DAN MODEL-MODELNYA

Penelitian (research) adalah upaya sistematis dan obyektif untuk


mempelajari suatu masalah dan menemukan prinsip-prinsip
umum atau upaya pengumpulan informasi yang bertujuan

menambah pengetahuan. Pengetahuan manusia tumbuh dan berkemba
berdasarkan kajian–kajian sehingga melahirkan penemuan-
penemuan, sehingga ia siap merevisi pengetahuan masa lalu melalui
penemuan baru.

PENELITIAN ADALAH UPAYA MENEMUKAN JAWABAN ATAS



SEJUMLAH MASALAH BERDASARKAN DATA-DATA YANG
TERKUMPUL. PENELITIAN MENUNTUT KEPADA PELAKU-
PELAKUNYA AGAR PROSES PENELITIAN YANG DILAKUKAN ITU
BERSIFAT ILMIAH YAKNI SISTEMATIS, TERKONTROL,
BERSIFAT EMPIRIS (BUKAN SPEKULATIF) DAN HARUS KRITIS
DALAM PENGANALISAAN DATA-DATANYA SEHUBUNGAN DENGAN
DALIL-DALIL HIPOTESIS YANG MENJADI PENDORONG MENGAPA
PENELITIAN DILAKUKAN (Nata, MSI, 1998, 119)
 TUJUAN PENELITIAN ADALAH UNTUK
MENEMUKAN JAWABAN TERHADAP SUATU
PERSOALAN/MASALAH MELALUI
PENERAPAN PROSEDUR ILMIAH.
 Penelitian dipandang sebagai kegiatan ilmiah ?
Karena menggunakan metode keilmuan, yakni
gabungan antara pendekatan rasional (logis/akal )
dan empiris. Metode Pendekatan empiris merupakan
kerangka pengujian dalam memastikan kebenaran.

 Metode ilmiah adalah usaha untuk mencari


jawaban tentang fakta-fakta.
Kriteria metode ilmiah
menurut Moh. Nazir :

1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bukan menduga)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis.
4. Menggunakan hipotesis.
5. Menggunakan ukuran obyektif.
6. Menggunakan teknik kuantitatif.
Langkah yang ditempuh
dalam metode ilmiah:
1. Memilih dan mendefinisikan masalah
2. Survey terhadap data yg tersedia
3. Memformulasikan hipotesis
4. Membangun kerangka analisis serta alat-alat
dalam menguji hipotesis
5. Mengumpulkan data primer
6. Mengolah, menganalisis dan membuat
interpretasi
7. Membuat generalisasi atau kesimpulan
8. Membuat laporan
Pengabsahan data:
 Pengabsahan data: ialah upaya yang
dilakukan untuk mencek data guna
mejamin bahwa data yang kita kumpulkan
memang benar-benar terjadi.
Menurut Moeleong: dilakukan dengan teknik
triangulasi: Sumber, Metode,
Penyelidikan dan Teori:
 Triangulasi dengan sumber dapat dilakukan
dengan cara :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depa
umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang


situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu.
4. Membandingkan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat orang.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumentasi
 Triangulasi dengan metode, dilakukan dengan
jalan :
1. Mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil
enelitian dengan beberapa teknik pengumpulan
data.
2. Mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama.
 Triangulasi dengan Penyidik yakni dengan jalan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya
untuk kepercayaan data atau dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan seorang analis
dengan analis lainnya.
 Triangulasi dengan teori, yaitu
membandingkan dengan teori-teori,
penjelasan dari para ahli/pakar
dibidangnya sebagai penjelas
pembanding.
 Analisis Data (Kualitatif) versi Miles dan
Hubberman :
1. Collection Data
2. Reduction Data
3. Display Data atau penyajian
4. Conclusion atau penarikan kesimpulan.
 Analisis data kuantitatif :
1. Editing, memeriksa kembali data yang
diperoleh untuk meyakinkan apakah data sudah
terkumpul secara lengkap.
2. Coding, melakukan pengelompokan data
berdasarkan jenis data dan memberikan kode
tertentu.
3. Tabulating, menyusun tabel-tabel untuk tiap-
tiap data dan menghitungnya dalam frekwensi
sehingga tersusun data secara nyata.
4. Analizing, membuat analisa sebagi dasar
penarikan kesimpulan yang dibuat dalam
bentuk uraian dan penafsiran.
Agama sebagai objek
penelitian
 Agama sebagai obyek kajian telah lama menjadi perdebatan karena
agama sesuatu yang transenden. Agamawan cenderung
berkeyakinan bahwa agama memiliki kebenaran mutlak sehingga
tidak perlu diteliti
 Pada dasarnya agama menjadi dua kelompok ajaran. Pertama
ajaran yang diwahyukan Tuhan melalui Rasul-Nya yang terdapat
dalam kitab suci. Ajaran dalam kitab suci tersebut memerlukan
penjelasan tentang arti dan pelaksanaannya. Penjelasan oleh pemuka
agama/pakar agama membentuk ajaran agama kedua (Harun
Nasution dalam Pardi Suparlan)
 Ajaran dasar agama karena merupakan wahyu dari Tuhan bersifat
absolut, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa diubah,
sedangkan penjelasan ahli agama terhadap ajaran dasar agama
karena merupakan penjelasan dan hasil pemikiran, tidak absolut, tidak
mutlak dan tidak kekal. Bentuk ajaran agama kedua ini bersifat
relatif, nisbi, berubah dan dapat diubah sesuai dgn perkembangan
zaman.
 Para ilmuan beranggapan bahwa agama merupakan objek kajian
atau penelitian.
Perbedaan Agama dan
Keagamaan
Agama Keagamaan
• Kebenaran Absolut • Kebenaran Relatif
• Bersifat Ilahiyah • Bersifat Basyariyah
• Berada diluar Nalar • Bersifat Humanis
• Bersifat Ruhani • Bersifat Lahiriyah
• Konsep • Tataran
Doktrin/Ritual Praktis/Praksis
• Single Interpretasi • Multi Interpretasi
• Teks • Konteks
Penelitian Agama (research on relegion) dan Keagamaan

( relegius research ).
Penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti
wahyu, melainkan meneliti manusia yg menghayati, meyakini
dan memperoleh pengaruh agama dalam arti penelitian agama
bukan meneliti kebenaran teologi atau filosofi tetapi bagaimana
agama itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial
berdasarkan fakta atau realitas sosio-kultural.
M.Atho Mudzhar mengutip pendapat Middleton (Guru Besar
Antropologi di New York University) mengemukakan bahwa
 penelitian agama (research on relegion) berbeda dengan
penelitian keagamaan (relegius research). Penelitian agama
 lebih mengutamakan pada materi agama, sehingga sasarannya
 terletak pada 3 elemen pokok, yakni ritus, mitos dan magic.
Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan pada
Agama sebagai sistem atau sistem keagamaan (religius
system)
Menurut Middleton, penelitian agama Islam adalah penelitian yg
obyeknya adalah substansi agama Islam: kalam, fiqh, akhlak
Dan tsasawuf. Sedangkan penelitian keagamaan Islam adalah
Penelitian yg obyeknya adalah agama sebagai produk interaksi
Tipologi Keagamaan

(Komarudin Hidayat)

 Ekslusivisme , yakni pandangan bahwa ajarannya yang


paling benar hanyalah agama yang dipeluknya . Agama
lain sesat dan wajib dikikis, atau pemeluknya
dikonversi karena, baik agama maupun pemeluknya,
dinilai terkutuk dalam pandangan Tuhan.
 Inklusivisme , yakni pandangan bahwa agama yang
diluar yang dipeluknya juga terdapat kebenaran,
meskipun tidak seutuh dan sesempurna agama yang
dianutnya, (3) Pluralisme, yakni secara teologis
pluralitas agama dipandang sebagai suatu realitas,
masing-masing berdiri sejajar sehingga semangat
missionaris atau dakwah diangap tidak relevan;
 (4) Eklektivisme , yakni sikap
keberagaamaan yang berusaha memilih
dan mempertemukan berbagai segi
ajaran agama yang dipandang baik dan
cocok untuk dirinya sehingga format
akhir dari sebuah agama menjadi
semacam mozaik yang bersifat eklektika,

(5) Universalisme , yakni pandangan


bahwa pada dasarnya semua agama
satu dan sama. Hanya karena faktor
historis-antropologis agama kemudian
tampil dalam format plural.
 Penelitian agama yg sasarannya adalah doktrin, pintu bagi
pengembangannya metodologi penelitian tersendiri sudah terbuka bahkan
sudah dirintis seperti adanya ilmu ushul fiqh dan filsafat hukum islam sbg
metode istimbath hukum dan ilmu musthalah hadis utuk menilai akurasi
hadis.

 Untuk penelitian keagamaan yg sasarannya agama sebagai gejala sosial


cukup meminjam metodologi penelitian sosial yg telah ada.
 Middleton, penelitian agama Islam adalah penelitian yang obyeknya
substansi agama Islam: Kalam, fikh, akhlak, dan tsasawuf. Sedangkan
penelitian keagamaan Islam adalah obyeknya agama sebagai produk
interaksi sosial. (Keduannya menjadi obyek kajian agama)
 Menurut Juhaya S. Praja ada penelitian agama dan penelitian hidup
keagamaan
 Menurut Juhaya S. Praja (Guru Besar Filsafat Hukum Islam IAIN Sunan Gunung
Jati Bandung) penelitian agama adalah penelitian ttg asal usul agama,
pemikiran dan pemahaman penganut ajaran agama terhadap ajaran yg terkandung
didalamnya. Dengan demikian terdapat 2 bidang penelitian agama :
1. Penelitian ttg sumber ajaran agama yg telah melahirkan disiplin ilmu tafsir dan
ilmu hadis
2. Pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran yg dikandung dalam sumber ajaran
agama itu, yakni ushul fiqh yg merupakan metodologi ilmu agama. Penelitian
dalam bidang ini melahirkan filsafat Islam, ilmu kalam, tasawuf dan fiqh.
 Penelitian ttg hidup keagamaan adalah penelitian ttg praktik
ajaran agama yg dilakukan oleh manusia baik secara individual
maupun kelompok yg meliputi :

1. Perilaku individu dlm hubungannya dgn masyarakat yg didasarkan


atas agama yg dianutnya
2. Perilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik,
budaya maupun lainnya yg mendefinisikan dirinya sebagai
penganut suatu agama.
3. Ajaran agama yg membentuk pranata sosial, corak perilaku, dan
budaya masyarakat beragama.

 Menurut Ahmad Syafi’i Mufid, terkait dgn penelitian agama yg


berkenaan dgn pemikiran atau gagasan, maka metode yg tepat
adalah seperti filsafat, visiologi. Bila berkaitan dengan
sikap/perilaku maka yg tepat digunakan adalah ilmu-ilmu sosial
seperti sosiologi, antropologi dan psikologi. Bila terkait
dengan benda keagamaan, maka metode arkeologi atau
metode ilmu naturan yang relevan tepat digunakan.
PETA PENELITIAN
AGAMA

Wahyu/Agama Bukan Objek Penl .

Wjd.Penget./Pemikir Sikap dan Tindakan mns Benda Suci/keramat

Obyek Penelitian

Filsafat/Kebudayaan Ilmu Sosial/Sejarah Sains/Antropologi/Ark.


 Yang masuk pada wilayah budaya atau filsafat :
Pemikiran ahli filsafat, ahli kalam, ahli hukum
(fiqh) dan para sufi.
 Agama yang diturunkan dan terwujud dalam
bentuk produk interaksi sosial dan sejarah:
bentuk, sikap dan tindakan manusia seperti :
Hubungan kiyai-santri di pesantren, hub. ulama
dan umara dalam politik, interaksi kyai dan
masyarakat, guru dan jamaah pengajian.
 Agama yang diturunkan dan terwujud dalam
bentuk benda-benda suci atau keramat seperti
bangunan masjid bernilai historis tinggi, bangunan
candi, bangunan ka’bah dll. Ini merupakan wilayah
kajian antropologi dan arkeologi.
Telaah Konstruksi
Teori Penelitian Agama
 Konstruksi adalah cara membuat/menyusun bangunan
(jembatan dan sebagainya) atau susunan atau hubungan kata
di kalimat atau dikelompok kata (KBBI)
 Teori adalah pendapat yg dikemukakan sebagai suatu
keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan berarti
asas-asas dan hukum-hukum umum yg menjadi dasar suatu
kesenian atau ilmu pengetahuan. Teori juga berarti pendapat,
cara-cara atau aturan untuk melakukan sesuatu (KBBI)

 Dalam konteks ilmu penelitian teori adalah merupakan


pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya
suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau
beberapa faktor tertentu dalam masyarakat. Misalnya meneliti
ttg gejala bunuh diri kita sudah mengetahui ttg teori integrasi
atau kohesi sosial dari emile Durkheim (seorang sosiologi
Perancis) yg mengatakan bahwa ada hubungan positif antara
lemahnya dan kuatnya integrasi sosial dan gejala bunuh diri.
 Konstruksi teori adalah susunan atau
bangunan dari suatu pendapat asas-
asas, hukum-hukum mengenai sesuatu
yg antara satu dengan lainnya saling
berkaitan sehingga membentuk suatu
bangunan (Teori itu sendiri)
 Telaah konstruksi penelitian agama
adalah suatu upaya untuk mempelajari
dan menguraikan kaidah-kaidah dan
dimensi ilmiah ttg ajaran agama Islam
secara ilmiah.
KASUS BUNUH DIRI
 MENGAPA ORANG MELAKUKAN BUNUH DIRI ?
 BEBERAPA ALASAN ORANG MELAKUKAN BUNUH DIRI :

1. DITINGGAL SUAMI
2. KARENA FAKTOR EKONOMI
3. BROKEN HOME
4. MERASA TERASING/KEKECEWAAAN DENGAN
LINGKUNGAN
5. DLL

TEORI YG DIBANGUN (KONSTRUKSI TEORITISNYA ADALAH


BAHWA ADA HUBUNGAN POSITIF ANTARA KASUS BUNUH
DIRI DENGAN INTEGRASI/KOHESI SOSIAL (TEORI SIFATNYA
RELATIF DAN SELALU BERKEMBANG SEHINGGA ADA TESA,
ANTI TESA, DAN SINTESA)
ISI-ISI UMUM SEBUAH PROPOSAL
(RANCANGAN) PENELITIAN
1. Judul
2. Harus ada latar belakang
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian
5. Penelitian terdahulu
6. Landasan Teori/Kajian Pustaka
7. Hipotesis (jika penelitian kuantitatif)
8. Konsep dan pengukuran (jika bentuknya kuantitatif)
9. Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian (jika Kualitatif) jika perlu
10. Metode Peneitian
- Waktu dan Tempat
- Pendekatan yang digunakan
- Subyek dan Obyek penelitian
- Metode pengumpulan data
- Teknik Analisis data
Bahan Rujukan.
Terkait dengan Proposal bg Mahasiswa/i STAIMI dapat dicermati lebih lanjut
dalam pedoman penelitian
Metode Hermeneutika dan Fenomenologis
 Hermeunetik pada mulanya merujuk kepada nama Yunani Kuno,
Hermes, yang tugasnya menyampaikan berita dari Sang Maha Dewa
yang dialamatkan kepada manusia. Menurut Hossein Nasr, yang dikutip
oleh Komarudin Hidayat , Hermes tak lain adalah Nabi Idris AS, yang
disebutkan dalam Al-qur'an (Hidayat; 1996 ; 125). Sementara menurut
legenda yang beredar di kalangan pesantren pekerjaan Nabi Idris
adalah sebagai tukang tenun. Jika profesi sebagai tukang tenun di
kaitkan dengan mitos Yunani tentang peran Dewa Hermes, ternyata
terdapat korelasi positif. Kata kerja "memintal" padanannya dalam
bahasa Latin adalah tegere, sedang produknya disebut textus atau
text, yang merupakan isu sentral dalam kajian hermeunetika. Jadi kata
hermeunetik yang diambil dari peran hermes sebuah ilmu atau seni
menginterpretasikan sebuah teks. Metode hermeunetik dimaksudkan

untuk menemukan hubungan pemikiran yang diteliti


dengan gejala-gejala sosial yang ada. Sedangkan jika yang
dicari hubungan-hubungan pemikiran tersebut dengan kondisi-kondisi
sosial yang ada sebelum dan sesudah pemikiran tersebut muncul,
maka yang dipergunakan adalah metode fenomenologi . (Shodikin,
2002 : 34).
 Dalam metode hermeunetik, ada tiga hal yang perlu diperhatikan
yaitu, dunia pengarang, dunia teks dan dunia pembaca. Menurut
Noerhadi, ada langkah yang diikuti dalam melakukan penelitian
hermeunetik. Langkah-langkah tersebut antara lain :
 a. Telaah hakikat teks.
Dunia teks diperlakukan sebagai suatu yang mandiri dilepaskan
dalam pengarangnya , waktu penciptaannya, dan konteks budayanya.
Oleh karena itu wujud teks adalah tulisan dan yang ditulis adalah
bahasa, maka yang menjadi pusat perhatiannya adalah hakikat
bahasa.Tujuannya adalah mengerti apa yang disampaikan 'dengan
cara menginterpretasi teks atau bahasa".
 b. Proses apresiasi .
Pembaca yang melakukan penelitian melakukan proses apresiasi
terhadap dunia teks dengan kemampuan "menyelami" dunia
pengarang masa lalu kemudian diaktualisasikan kedalam dunia
pembaca masa sekarang;
 c. Proses interpretasi
Peneliti menerka dan menginterpretasikan arti yang tampak dalam
teks, dan mencoba mengerti apa yang tidak tampak dibelakang teks
seperti geografis, budaya dan bahkan spiritual pengarangnya. (Anwar,
1999 : 10)

You might also like