Professional Documents
Culture Documents
Asuhan Keperawatan Keperawatan Dengan Ganguan
Asuhan Keperawatan Keperawatan Dengan Ganguan
KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM
IMUN (RHEUMATOID
ARTHRITIS)”
• Nama Anggota Kelompok 4 :
• Dhiya’ Uddin Azzam (1902012806)
• Dimas Febrian (1902012790)
• Dzakirotun Nafi’ah (1902012789)
• Tri Vidia Ning Putri (1902012802)
• Nur Khoirun Nisa (1902012796)
• Evi Munika (1902012833)
• Layyinatul Ma’rifah (1902012796)
• M. Romadlon Ilham (1902012825)
• Nur Laili Rahmawati (1902012805)
• Oetari Kintan Prahasti (1902012838)
• Rizqi Indah Fitrianti (1902012837)
• Ahmad Rizal.S (1902012829)
• Ubaidillah Afif (1902012801)
LATAR BELAKANG
•Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik yang menyebabkan tulang sendi
destruksi, deformitas, dan mengakibatkan ketidakmampuan. Prevalensi penyakit muskuloskeletal pada lansia
dengan Rheumatoid Arhtritis mengalami peningkatan mencapai 335 juta jiwa di dunia. Rheumatoid Arhtritis
telah berkembang dan menyerang 2,5 juta warga Eropa, sekitar 75 % diantaranya adalah wanita dan
kemungkinan dapat mengurangi harapan hidup mereka hampir 10 tahun (Breedveld, 2003). Survei terbaru
oleh Center of Disease Control (CDC) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 33% (69.9 juta) penduduk AS
mengalami gangguan muskuloskeletal. Sementara itu, hasil survei di benua Eropa pada tahun 2004
menunjukkan bahwa penyakit rematik merupakan penyakit kronik yang paling sering dijumpai.
•WHO (2016) mendata penderita gangguan sendi di Indonesia mencapai 81% dari populasi, hanya 24% yang
pergi kedokter, sedangkan 71% nya cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang terjual
bebas. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai Negara yang paling tinggi menderita gangguan sendi jika
dibandingkan Negara-negara di Asia lainnya seperti Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi penyakit sendi adalah umur, jenis kelamin, genetik, obesitas dan penyakit
metabolic, cedera sendi, pekerjaan dan olah raga.
DEFINISI
Walaupun belum dapat dipastikan sebagai penyebab, faktor genetik, hormonal, infeksi dan head shock
protein telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas penyakit ini.
• Faktor genetik dan beberapa faktor lingkungan, telah lama diduga berperan dalam timbulnya penyakit
ini. Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks tustokompatibilitas utama
kelas II, khususnya HLA – DR4 dengan AR seropositif. Karena adanya temuan terhadap antigen
tustokompatibilitas spesifik (HLA) pada anggota keluarga.
• Kecendurungan wanita untuk menderita AR dan serig dijumpai pada wanita yang sedang hamil
menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang
berpengaruh pada penyakit ini.
• Karena pemberian hormon estrogen eksternal tidak menghasilkan perbaikan sebagaimana yang
diharapkan.
• Infeksi telah diduga merupakan penyebab AR. Dugaan faktor infeksi sebagai penyebab AR juga
timbul karena umumnya omset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh
gambaran inflamasi yang mencolok. Agen infeksius yang diduga merupakan penyabab AR antara lain
adalah bakteri mikoplasma atau virus.
• Heat Shock Protein (HSP) adalah sekelompok protein berukuran sedang (60 sampai 90 Kda) yang
dibentuk oleh sel selruuh spesiec sebagai respon terhadap stress.
PATOFISIOLOGI
• Inflamasi Mula-Mula Mengenai Sendi-Sendi Sinovial Seperti Edema, Kongesti Vaskular, Eksudat
Febrin Dan Infiltrasi Selular. Peradangan Yang Berkelanjutan, Sinovial Menjadi Menebal,
Terutama Pada Sendi Artikular Kartilago Dari Sendi. Pada Persendian Ini Granulasi Membentuk
Pannus, Atau Penutup Yang Menutupi Kartilago. Pannus Masuk Ke Tulang Sub Chondria.
Jaringan Granulasi Menguat Karena Radang Menimbulkan Gangguan Pada Nutrisi Kartilago
Artikuer. Kartilago Menjadi Nekrosis. Tingkat Erosi Dari Kartilago Menentukan Tingkat
Ketidakmampuan Sendi. Bila Kerusakan Kartilago Sangat Luas Maka Terjadi Adhesi Diantara
Permukaan Sendi, Karena Jaringan Fibrosa Atau Tulang Bersatu (Ankilosis). Kerusakan Kartilago
Dan Tulang Menyebabkan Tendon Dan Ligamen Jadi Lemah Dan Bisa Menimbulkan Subluksasi
Atau Dislokasi Dari Persendian. Invasi Dari Tulang Sub Chondrial Bisa Menyebkan Osteoporosis
Setempat. Lamanya Arthritis Rhematoid Berbeda Dari Tiap Orang. Ditandai Dengan Masa
Adanya Serangan Dan Tidak Adanya Serangan. Sementara Ada Orang Yang Sembuh Dari
Serangan Pertama Dan Selanjutnya Tidak Terserang Lagi. Yang Lain. Terutama Yang Mempunyai
Faktor Rhematoid (Seropositif Gangguan Rhematoid) Gangguan Akan Menjadi Kronis Yang
Progresif.
KLASIFIKASI DAN KRITERIA
DIAGNOSTIK ARTRITIS REUMATOID
Adanya beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita artritis reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul
sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian
hebatnya.
2. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi ditangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi
interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.
3. Kekakuan dipagi hari selama lebih dari 1 jam : dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini
berbeda dengan kekakuan sendi pada osteo artritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beebrapa menit dan selalu kurang dari satu
jam.
4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi ditepi
tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.
5. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi
metakarpotalangel, deformitas boutannlere dan leher angsa adalah beberapa detormitas tangan yang sering dijumpai pada penderita.
6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar 1/3 orang dewasa. Lokasi yang paling sering dari
detormitas itu adalah bursa olekranon (Sendi siku) atau disepanjang permukaan ekstensor dari lengan.
7. Manifestasi ekstra–artikular, artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru
(pleuritis), mata dan pembulu darah dapat rusak.
DIAGNOSTIK TEST
1. Sindrom sjogrens
2. Neuropati
3. Anemia, leukopenia (Carpenito Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan / Edisi 2. Jakarta : EGC)
ASUHAN KEPERAWATAN
• I. PENGKAJIAN
• a. Identitas
• Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat, dll.
• b. Keluhan Utama
• Pada pasien dengan artritis reumatoid, mengeluh nyeri sendi dan nyeri tekan disertai dengan kemerahan dan bengkak pada
jaringan lunak sekitar sendi.
• c. Riwayat Penyakit Sekarang
• P : Provokatif (Sebab Masalah)
• Apakah yang menyebabkan klien merasa nyeri pada sendi yang disertai dengan kemerahan dan bengkak pada jaringan lunak.
• Q : Quality (Kualitas, kuantitas masalah
• Kaji tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien, apakah nyeri yang dirasakan :
• Ringan : 0 – 3
• Sedang : 3 – 7
• Berat : 7 – 10 Dan apakah selama aktivitas daat melakuakn kesehariannya.
• R : Reagent (Tempat, area yang dirasakan Tanyakan pada pasien, apakah dapat menunjukkan letak lokasi nyeri yang
dirasakan ?
• S : Sifikti & Skill (Usaha yang dilakukan) Tanyakan usaha apakah yang telah dilakukan oleh pasien untuk mengatasi nyeri ?
• T : Time (Waktu) Berapa lama rasa nyeri yang dialami pasien biasanya ? (Obat dapat menuntaskan penyakitnya / rasa nyeri
hanya dalam jangka waktu sementara)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan kepada pasien, apakah mempunyai riwayat penyakit infeksi lain ? atau gangguan sistem normonal yang berhubungan
dengan faktor genetika / keturunan ?
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan pada pasien, apakah ada keluarga yang menderita penyakit “AR” ? atau penyakit turunan lainnya misalnya DM, HT,
atau Riwayat penyakit keluarga lain yang berhubungan dengan penggunaan makanan, vitamin, riwayat perikarditis lesi katup, dll ?
f. Pengkajian Psikososial – Spiritual
a. Psikologi : Apakah pasien merasa cemas terhadap penyakitnya ?
b. Sosial : Kaji, Bagaimana hubungan interaksi pasien dengan dokter, perawat, keluarga, dan sesama pasien lain.
c. Spiritual : Kaji, apakah pasien menjalankan ibadahnya menurut keyakinan dan agama yang pasien anut ?
•
II. PEMENUHAN KEBUTUHAN
A. Pola Makan
• Kaji kebiasaan makan klien selama dirumah sakit atau dirumah
• Biasanya nafsu makan menurun
• Kesulitan untuk mengunyah
• Terjadi penurunan berat badan.
B. Pola Minum
• Kaji kebebasan pola minum klien selama dirumah sakit, maupun dirumah.
• Nampak penurunan / masukan cairan yang tidak adekuat.
• Terjadi kekeringan pada membran mukosa
c. Eliminasi Alvi (BAB)
• Kaji pola kebiasaan BAB pasien ; warna, dan konsistensinya.
D. Eliminasi Urine (BAK)
• Kaji pola kebiasaan BAK pasien : warna, bau, dll.
E. Istirahat Tidur
• Berhubungan dengan nyeri sendi, nyeri tekan, menyebabkan pasien sulit untuk istirahat tidur yang disertai karena adanya pengaruh gaya hidup
atau pekerjaan.
F. Aktifitas
Klien membatasi kegiatan yang berlebihan, biasanya pada klien dengan artritis
reumatoid berhubungan dengan keterbatasn rentang gerak, atrofi otot, kulit
kontraktur / kelainan pada sendi dan otot, yang dapat berpengaruh besar bagi
kegiatan kesehariannya.
G. Kebutuhan Kebersihan Diri
Biasanya klien dengan penyakit semacam ini akan mengalami kesulitan
melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan pada orang lain.
. PEMERIKSAAN FISIK
III
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah suatu penyakit yang bersifat progesif, yang
cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan lunak. Rheumatoid
Arthritis merupakan penyakit multisistem yang kronis karena dapat menebabkan
sejumlah gejala diseluruh tubuh dengan manifestasi sistemik yang bervariasi.
Hingga kini penyebab Rheumatoid Arthritis tidak diketahui, tetapi beberapa
hipotesa menunjukkan bahwa Rheumatoid Arthritis konstrusif oleh faktor-faktor :
IMUN ( Antigen-Antibodi ) seperti interaksi antara IGC dan faktor rematoid,
gangguan metabolisme, genetik, faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan
( pekerjaan dan psikososial )