You are on page 1of 14

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN INFEKSI TRAKTUS GENITALIS


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN
MATERNITAS
DENGAN DOSEN PENGAMPU: IBU DILGU MERI
 
 
 
OLEH :
 
M. SUKRI HIDAYAT : NIM : 210102383
 
 
 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PEKANBARU
2021
DEFINISI
Infeksi saluran genital atau infeksi puerperal merupakan
infeksi saluran genital yang terjadi pada paska partum yang
dikaitkan dengan kelahiran anak, biasanya terjadi akibat
masuknya bakteri yang naik dari saluran kemih. Bakteri
tersebut mungkin umum ditemukan di dalam saluran genital
atau berasal dari luar (Reeder, 2011).
Infeksi puerperium (infeksi masa nifas) adalah infeksi saluran
genitalia oleh bakteri setelah melahirkan (Gant, 2010).
FAKTOR RISIKO
Kurang menjaga kebersihan organ reproduksi. Apabila
kebersihan organ reproduksi dijaga, akan dapat terjangkit
oleh penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri ataupun
parasite (Rohan dr.,et al.,2017).
PENYEBAB
Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang umum banyak
terdapat pada vagina dan oleh pathogen yang masuk ke
dalam dari luar, seperti streptokokus, stafilokakus, Escerchia
coli, dan berbagai penyakit hubungan kelamin. (Hamilton,
1995).
KLASIFIKASI
Infeksi episiotomy
Infeksi luka episiotomy merupakan infeksi puerpurium tersering
digenetalia eksterna. Tepi-tepi luka yang bertemu berubah menjadi
merah, mengeras, dan membengkak.(Gant, 2010)
Infeksi vagina
Tiga infeksi vagina yang paling sering ialah bacterial vaginosis,
candidiasis dan trikomoniasis. Infeksi vagina bisa menular melalui
hubungan seksual.(Bobak,2004).
Vaginitis bacterial dikaitkan dengan infeksi genitilia bagian atas
secara perkontinuitatum, melalui kanalis servikalis dengan
endoservisitis secara dominan oleh Gardnerella vaginalis (Gardner)
yang komensal menempati s\ekitar 40-50% tanpa gejala klinis
(Manuaba, 2003).
TANDA DAN GEJALA
1. Infeksi episiotomy
a. Demam yang disertai rasa mengigil mengisyaratkan bakteriemia.
b. Nyeri perineum, nyeri tekan pada satu atau kedua sisi abdomen, dan nyeri tekan parametrium
saat pemeriksaan bimanual.
c. Timbulnya tanda-tanda cardinal infeksi pada episiotomy: sakit, panas, bengkak, dan keluaran
yang mengandung nanah terutama sepanjang garis insisi.
d. Lokia berwarna hijau atau kuning dan mengeluarkan bau yang tidak umum.
e. Pada vaginitis timbulnya rasa gatal, terbakar, dan nyeri di vagina serta sekitar introitus
f. Keletihan dan letargi, kurang nafsu makan dan mengigil.

2. Infeksi vagina
a) Menurut Manuaba, 2003 vaginitis bacterial ditegakkan dengan kriteria:
b) Cairan vagina homogeny
c) pH vagina diatas 4,5
d) cairan vagina berbau ikan (Wiff test)
e) Pemeriksaan preparat menunjukkan “clue cell”
PENCEGAHAN
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah terjangkitnya
penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri :
a) Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan
bertekstur lembut. Hindari bahan yang bersifat panas,
kurang menyerap keringat dan berbahan ketat (misalnya
jeans).
b) Biasakan membilas dengan air bersih organ reproduksi
setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar.
Selanjutnya, keringkan sisa air yang masih menempel dikulit
dengan menggunakan tisu atau handuk hingga bener-bener
kering (menyebabkan jamur pada bagian organ reproduksi).
c) Mengganti celana dalam minimal 2-3 kali sehari.
d) Memotong rambut yang ada didaerah organ reproduksi
apabila sudah panjang, karena apabila terlalu panjang akan
menjadi sarang kuman.
A. Untuk perempuan,
a) Apabila sedang mengalami menstruasi, gantilah pembalut sesering
mungkin. Pada saat aliran darah banyak, kamu dapat menggantinya
minimal 5-6 jam sekali. Darah yang tertampung pada pembalut bisa
menjadi media tumbuhnya kuman penyebab infeksi.
b) Hindari menggunakan sabun pembersih daerah kewanitaan dan
patyliner secara terus menerus. Penjggunaan sabun pemebersih
daerah kewanitaan dapat mengubah Ph vagina.
c) Rajin berolah raga dan banyak mengkonsumsi buah dan sayur.
Selain bermanfaat bagi kesehatan juga dapat mencegah infeksi
organ oleh jamur.
d) Jangan melakukan seks bebas dan penggunaan narkoba. Walaupun
ada juga yang disebabkan oleh transfusi darah yang sudah
terinfeksi penyakit atau melalui proses kehamilan dan kelahiran.
e) Menjaga pergaulan dan memilih gaya hidup yang sehat agar tidak
terjebak pada seks bebas.
f) Menjauhkan diri dari pergaulan dengan narkoba. (Rohan dr.,et
al.,2017)
KONSEP ASKEP

Pengkajian:
 Identifikasi klien
riw kes.(Riw.kes skrg.riw kes dhlu, riw kes klrg ) Pemeriksaan fisik:
 Aktifts isthat
 Sirkulasi
 Eliminasi
 Neurosensory
 Pernapasan
 Nyeri
 ketidaknyamanan
 Integritas eg
 Keamanan
seksualitas Kebiasaan sehari-hari:
 Kebiasaan perorangan
 Makan/minum
 Tidur
NO
NANDA NOC NIC 
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
1. b/d agen perawatan nyeri  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputI lokasi,
cedera berkurang atau karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas dan intensitas nyeri serta
biologis hilang dengan faktor pencetus.
kriteria hasil:  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Mampu  Berikan informasi mengenai nyeri
mengontrol  Kurangi faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri
nyeri  Pilih dan implementasikan tindakan farmakologi dan
 Melaporkan nonfarmakologi untuk memfasilitasi penurunan nyeri
bahwa nyeri  Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
berkurang  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Mampu  Evaluasi keefektifan control nyeri
mengenali  Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan
nyeri(skala,inte nyeri.
nsitas frekuensi Pemberian analgesic
dan tanda nyeri)  Tentukan lokasi, karakteristik,kualitas, dan keparahan nyeri sebelum
 Menyatakan mengobati pasien
rasa nyaman  Cek perintah pengobatan
setelah nyeri  Tentukan pilihan obat analgesic berdasarkan tipe dan keparahan
berkurang penyakit
 Kolaborasikan dengan dokter.
2. Hiperterm Setelah Perawatan demam
i b/d dilakukan  Pantau suhu dan tanda tanda vital lainnya
proses perawatan  Monitor warna kulit dan suhu
penyakit temperature suhu  Monitor asupan dan keluaran.
dalam batas  Dorong konsumsi cairan
normal (360-370C)  Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan
dengan kriteria tergantung pada fase demam.
hasil:  Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan
 Klien tidak aktivitas
menggigil  Pantau komplikasi komplikasi yang
 Tidak terjadi berhubungan dengan demam serta tanda dan
peningkatan gejala kondisi penyebab demam.
suhu tubuh  Tingkatkan sirkulasi udara
 TTV dalam  Beri obat / cairan intravena.
batas normal Manajemen cairan
 Jaga intake/asupan cairan yang adekuat
 Monitor status hidrasi
 Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan
retensi cairan.
 Berikan cairan dengan tepat
 Dukung pasien dan keluarga untuk membantu
dalam pemberian makanan dengan baik.
3 Kerusakan Setelah Pengecekan kulit
. integritas dilakukan  Periksa kulit dan selaput lendir terkait dengan
kulit b/d perawatan adanya kemerahan,kehangatan ekstrem, edema
Imunodefe Integritas  Monitor warna dan suhu kulit
siensi jaringan  Periksa pakaian yang terlalu ketat
kulit dan  Lakukakan langkah –langkah untuk
membran mencegah kerusakan lebih lanjut
mukosa Perawatan kulit pengobatan topical
tidak terganggu  Sapukan kulit dengan bubuk obat dengan
dengan kriteria tepat
hasil:  Jaga alas kasur agar tetap bersih, kering dan
 Integritas bebas kerut
kulit  Periksa kulit setiap hari
tidak terganggu  Berikan pembersih topical pada daerah
 Tidak ada yang terkena dengan tepat
lesi pada kulit
dan membran
mukosa
4. Resiko Setelah Control infeksi
infeksi dilakukan  Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai
perawatan infeksi protocol
tidak  Batasi jumlah pengunjung
terjadi dengan  Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan
kriteria hasil: perawatan
 Tidak  Dorong untuk beristirahat
ada tanda Berikan terapi antibiotic yang sesuai
tandainfeksi( Perlindungan infeksi
kemerahan,  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
demam local
,nyeri  Monitor kerentanan terhadap infeksi
dan bengkak)  Monitor hitung mutlak granulosit, WBC dan
hasil hasil diferensiasi
 Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
 Anjurkan istirahat
Ansietas Setelah dilakukan perawatan Pengurangan kecemasan
5.
b/d krisis tingkat kecemasan berkurang  Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan
situasi dengan kriteria hasil:  Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Dapat beristirahat  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku
 Perasaan tidak gelisah klien
 Menyampaikan rasa takut  Berikan informasi faktuual terkait diagnosis,
dan cemas secara lisan perawatan dan prognosis
 Tidak  Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman
mengalami gangguan tidur  Dangarkan klien
 TTV dalam batas normal  Dorong verbalisasi perasaan
 Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat
kecemasan
 Atur penggunaan obat obat untuk mengurangi
kecemasan secara tepat.
Tekhnik menenangkan
 Pertahankan sikap yang
tenang dan hati-hati
 Pertahankan kontak mata
 Kurangi stimuli yang menciptakan perasaan takut
maupun cemas
 Berada disisi klien
 Duduk dan bicara dengan klien
 Instruksikan klien untuk menggunakan metode
mengurangi kecemasan (mis: teknik bernafas dalam)
 Berikan obat anti kecemasan jika di perlukan
TERIMA KASIH

You might also like