You are on page 1of 34

Laporan Kasus

“Rhinitis Vasomotor”
Disusun Oleh :
Ahmad Furqon Abdusyakur (1102017011)

Dosen Pembimbing :
dr. Arroyan Wardhana Sp.THT-KL

PJJ Kepaniteraan THT-KL


Periode 20 September - 3 Oktober 2021
Identitas
•Nama : Ny. S
•Usia : 23 tahun
•Jenis Kelamin : Pria
•Alamat : Kp. Makasar
•Pekerjaan : Mahasiswa
•Suku : Jawa
•Tanggal datang : 22 September 2021, pukul 18.30
•Tanggal Pemeriksaan : 22 September 2021, pukul 18.45
Anamnesis
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang
Hidung tersumbat bergantian Ny.X datang ke poli THT dengan keluhan
pada hidung kanan dan kiri hidung tersumbat yang bergantian antara
kanan dan kiri sejak 3 hari SMRS. keluhan
dirasakan bergantian dan makin memberat
ketika pasien berubah posisi dan di pagi hari
Keluhan Tambahan ketika bangun tidur. Selain itu, pasien juga
Pilek mengeluhkan pilek sejak 5 hari SMRS. Warna
cairan bening kental dan tidak terlalu banyak.
Riwayat mengonsumsi makanan pedas 6 hari
SMRS. Riwayat alergi, infeksi , sakit gigi
mengonsumsi obat tertentu sebelumnya
disangkal.
Riwayat
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku pernah menderita keluhan yang sama 3 bulan lalu, gejala menghilang
dalam 2 minggu dan belum pernah diobati.

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama

Riwayat Pengobatan
Belum sempat diobati menurut pasien, sebelum datang ke dokter.

Riwayat Alergi Obat


Tidak terdapat alergi pada obat tertentu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis (GCS 15)

Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
RR : 18x / menit
Nadi : 88 x / menit
o
Suhu : 36,5 C (Aksila)
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephal, Sikatriks (-) Ekstremitas :
Inspeksi : sikatriks (-/-), edem (-/-)
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Palpasi : Akral hangat (+/+), pulsasi a.
Mata : konjungtiva anemis (-/-) , Sklera ikterik (-/-) Dorsalis pedis (+/+)

Thoraks :
• Inspeksi : dada simetris (+/+), Telinga : lihat status lokalis
• Palpasi : fremitus taktil simetris
• Perkusi : sonor di kedua lapang paru Hidung : Lihat status lokalis
• Auskultasi : vesikuler di seluruh lapang paru, wheezing (-/-),
ronki (-/-) Leher : Lihat Status Lokalis
Abdomen :
• Inspeksi : datar, sikatriks (-) Mulut dan tenggorok : Lihat
• Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Status Lokalis
• Auskultasi : bising usus normal : 10
• Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Telinga Dextra Sinistra

Tragus Nyeri tekan (-), edema (-) Nyeri tekan (-), edema (-)

Retroauricula Sikatriks (-), Rubor (-), Sikatriks (-), Rubor (-),

Auricula Sikatriks (-), Hematoma (-) Sikatriks (-), Hematoma (-)

Meatus Acusticus Externa Serumen (-), Hiperemis (-), Serumen (-), Hiperemis (-),
(+/+) Edema (-), Otorrhea(-) Edema (-), Otorrhea (-)

Membran Timpani Retraksi (-), Buldging (-), Retraksi (-), Buldging (-),
Edema (-), Perforasi (-), Edema (-), Perforasi (-),
Warna putih Warna putihg
mengkilat ,Hiperemis (-) , mengkilat, ,Hiperemis (-),
Cone Of Light (+) pukul 5 Cone Of Light (+) pukul 7
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hidung Dextra Sinistra

Nasal Eksterna I : Deviasi (-),Depresi I : Deviasi (-),Depresi


tulang(-) tulang(-)
P : Krepitasi (-),Nyeri tekan (-) P : Krepitasi (-),Nyeri tekan (-)
Rinoskopi Anterior

Vestibulum Nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)

Cavum Nasi Normal, mukosa pucat (-), Normal, mukosa pucat (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Meatus Nasi Media Mukosa (N), secret (-), massa Mukosa (N), secret (-), massa
berwarna putih mengkilat (-) berwarna putih mengkilat (-)
Konka Nasi Inferior Edema (+), Mukosa hiperemis Edema (+), Mukosa hiperemis
(+), Warna kemerahan, Sekret (+), Warna kemerahan, Sekret
mukoid (+), tidak terlalu banyak mukoid (+), tidak terlalu banyak
Septum Nasi Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus
(-) (-)
Konka Nasi Media Normal, Edema (-) Normal, Edema (-)
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Hidung Dextra

Rinoskopi Posterior

Nasofaring Normal, ulkus (-), Massa (-)

Adenoid Normal, pembesaran (-)

Choana Polip (-). Tumor (-)

Post Nasal Drip -


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Mulut dan Tenggorok Kondisi
Bibir Sianosis (-), Pecah-pecah (-), Ulkus (-),
Tumor (-), Trismus (-), Kelainan Kongenital
(-), Hipersalivasi (-).
Mukosa Mulut Hiperemis (-), Plak (-)
Lidah Hiperemis (-), Deviasi (-), Plak (-), Paralisis
(-), Warna merah terang, massa (-),
gangguan perasa (-)
Gigi Karies (-), Plak (-)
Palatum Mole Hiperemis (-), Plak (-)
Palatum Durum Hiperemis (-), Plak (-)
Uvula Hiperemis (-) Deviasi (-)
Arkus Faring Hiperemis (-/-)
Tonsil T1-T1, Hiperemis (-), Warna merah terang,
halus.
Hipofaring dan Laring Hiperemis (-), Massa (-)
Pemeriksaan Fisik
Laringoskop Indirek Hasil Pemeriksaan

Epiglotis Warna merah muda, Edema


(-)

Sinus Piriformis Benda asing (-)

Plica vokalis Edema (-), nodul (-), tumor


(-), pergerakan simetris

Rima Glottis Terbuka

Aritenoid Edema (-)


Pemeriksaan Leher
● Inspeksi :
1. Simetris
2. Trakea ditengah
3. Massa (-)

● Palpasi :
1. Massa tumor (-)
2. Pembesaran KGB (-)
3. Nyeri tekan (-)
4. Tanda radang (-)
5. Tiroid ikut bergerak saat menelan, pembesaran (-)
6. Suara serak (-)
Resume
Ny.X datang ke poli tht dengan keluhan hidung tersumbat bergantian antara kanan
dan kiri sejak 3 hari SMRS. Keluhan diperberat ketika pasien berubah posisi dan
ketika baru terbagun di pagi hari. Keluhan disertai dengan rinore dengan sekret
serosa yang sedikit sejak 5 hari SMRS. Riwayat konsumsi makanan pedas 6 hari
SMRS (+), riwayat alergi (-), riwayat konsumsi obat (-), dan riwayat sakit gigi (-).

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan konka inferior tampak edema (+/+),
hiperemis (+/+), warna kemerahan (+/+), terdapat sekret mukoid (+/+) dalam jumlah
sedikit. Pemeriksaan telinga, mulut, tenggorokan, dan leher lainnya dalam batas
normal.
Diagnosis Banding
1. Rhinitis Vasomotor
2. Rhinitis Alergi

Rencana Pemeriksaan

1. Kadar Eosinofil
2. Tes cukit kulit (skin prick test)
3. Kadar IgE spesifik
Rencana Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa

Hindari pencetus (jangan sering-sering memakan makananan pedas,


kurangi stress)

2. Medikamentosa

● Penilprofilamine oral 15 mg (1 kaplet) x 3 jika perlu

● Momethasone furoat 50 mcg (1 semprot ke tiap lubang hidung ) x 2


jika perlu. Maksimal 4 semprot dalam sehari. Selama 2 minggu
Edukasi
● Memberitahu individu dan keluarga untuk:
1. Mengidentifikasi dan menghindari faktor pencetus, yaitu iritasi terhadap lingkungan non-
spesifik.
2. Menjauhi paparan asap rokok.
● Menjelaskan cara pemberian nasal spray mometasone furoat

Prognosis
● Ad Vitam : Bonam
● Ad Functionam : Bonam
● Ad Sanationam : Bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Rinitis Vasomotor.
Sinonim : Vasomotor catarrh, Vasomotor Rhinorhea, Nasal Vasomotor
instability, Non-allergic perennial rhinitis
DEFINISI
Keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal
(kehamilan, hipertiroid), dan pajanan obat (kontrasepsi oral, antihipertensi, B-blocker, aspirin,
klorpomazin, dan obat topikal hidung dekongestan)

Digolongkan ⇒ rinitis non-alergi bila adanya alergi/alergen spesifik tidak dapat diidentifikasi dengan
pemeriksaan alergi yang sesuai
Etiopatofisiologi

Neurogenik ( Disfungsi saraf otonom)

Nitrik oksida

Neuropeptida

Trauma
Manifestasi Klinis

Berdasarkan gejala yang menongol :

1. Golongan bersin (sneezers)


2. Golongan rinore (runners)
3. Golongan tersumbat (blockers)
Rinitis Vasomotor vs Rinitis Alergi
Rinitis Vasomotor Rinitis Alergi

1. Pencetus rangsangan biasanya non-spesifik 1. Serangan bersin berulang


2. Gejala dominan adalah hidung tersumbat, 2. Ingus (rinore) yang encer dan banyak,
hidung tersumbat, hidung gatal dan
bergantian kiri dan kanan dan tergantung
3. Mata gatal, disertai banyak air mata
posisi pasien yang keluar (lakrimasi).
3. Rinore yang mukoid atau serosa
4. Jarang disertai gejala mata
5. Gejala dapat memburuk pagi hari waktu
bangun tidur
CARA DIAGNOSIS
Ditegakkan dengan cara eksklusi (menyingkirkan adanya rinitis infeksi, alergi, okupasi, hormonal, dan
akibat obat)

Anamnesis : dicari faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala

Pemeriksaan rinoskopi anterior :


● Tampak gambaran edema mukosa hidung
● Konka berwarna merah gelap atau merah tua, dapat pula pucat
● Permukaan konka dapat licin atau berbenjol-benjol (hipertrofi)
● Sekret mukoid biasanya sedikit pada rongga hidung
● Pada golongan rinore, sekret banyak jumlahnya dan serosa
CARA DIAGNOSIS cont..
Pemeriksaan laboratorium ⇒ menyingkirkan kemungkinan rinitis alergi

● Kadang ditemukan eosifnofil pada sekret hidung, dalam jumlah sedikit


● Tes cukit kulit biasanya negatif
● Kadar IgE spesifik tidak meningkat

Skin Prick Test


Tatalaksana
1. Menghindari stimulasi/faktor pencetus
2. Pengobatan simtomatis (disesuaikan dengan gejala yang menonjol)*
3. Operasi dengan cara bedah-beku, elektrokauter, atau konkotomi parsial konka inferior
4. Neurektomi n.vidianus

*Catatan :
● Golongan bersin : Antihistamin dan glukokortikoid topikal
● Golongan rinore : Antikolinergik topikal
● Golongan tersumbat : Glukokortikoid topikal dan vasokonstriktor oral
Kauterisasi
● Kauterisasi konka yang hipertofi dapat menggunakan larutan AgNO3 25% atau trikloroasetat
pekat
https://melbentgroup.com.au/nasal-cautery/

https://www.youtube.com/watch?v=LINUbXDByCg
Pengobatan Simtomatis
Yang dapat dipakai sesuai gejala adalah :
● Obat-obatan dekongestan oral
● Cuci hidung dengan larutan garam fisiologis 0,9%
● Kauterisasi konka hipertrofi larutan AgNo3 25%

Kortikosteroid Topikal 100-200 mcg. Dapat ditingkatkan hingga 400 mcg dalam sehari.
(efek 2 minggu)
Kortikosteroid topikal (flutikason propionat dan mometason furoat) cukup 1 kali sehari
dengan dosis 200 mcg.
Antikolinergik topikal  ipatropium bromida pada rinore yang berat
Komplikasi
• Anosmia
• Rinosinusitis

Prognosis
Golongan obstruksi lebih baik daripada golongan rinore. Oleh karena golongan rinore sangat
mirip dengan rinitis alergi, perlu anamnesis dan pemeriksaan yang teliti untuk memastikan
diagnosisnya.
DAFTAR PUSTAKA
● Quillen, D. A., & Feller, D. B. (2006). Diagnosing Rhinitis: Allergic vs. Nonallergic. American
Family Physician, 73(9), 1583–1590. www.aafp.org/afp.
● Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD (ed). 2017. Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
● Wheeler, P. W., & Wheeler, S. F. (2005). Vasomotor Rhinitis. American Family Physician, 72(6),
1057–1062. www.aafp.org/afp.
Thanks
Do you have any questions?
your-email@freepik.com
+91 620 421 838 | yourcompany.com

Credits: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Please keep this slide for attribution

You might also like