Professional Documents
Culture Documents
CR Jiwa - Kelompok 1 - Ansietas
CR Jiwa - Kelompok 1 - Ansietas
Oleh:
Andestya Nanda Pratama (2018012048)
Leonardo Arwin Hadi W (2018012040)
Kadek Erwin Wijaya (2018012046)
Karina Azlia Amanda (2018012018)
Pada 3 bulan terakhir, pasien memutuskan untuk berobat ke dokter umum, untuk melakukan
pemeriksaan terhadap keluahan perutnya yang tidak membaik dan pasien di diagnosis dyspepsia.
Pasien tidak memiliki riwayat perokok aktif serta penggunaan narkoba dan konsumsi alkohol.
Dikarenakan keluhan cemas, dan jantung berdebar dan berkeringat dingin tidak berkurang, pasien
memutuskan untuk berobat ke RSJ Prov. Lampung, dan mendapat dukungan dari keluarganya
PATIENT MEDICAL TIMELINE
Pasien merasakan cemas dan gelisah
Pasien merupakan anak keempat dari 4 (empat) bersaudara. Pasien lahir dalam cukup usia,
kehamilan, dan lahir secara normal di bidan.
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia. Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya
RIWAYAT PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL
Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-7 tahun)
Pasien tinggal bersama orang tua dan kakaknya dan merupakan anak yang aktif.
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara. Pasien belum menikah Dari
keluarga tidak ada yang memiliki keluhan seperti pasien atau keluhan kejiwaan
lainnya.
Stressor Psikososial
Hubungan pasien keluarganya baik. Pasien merasa lebih cemas ketika
memikirkan masa depan, dan kesehatan ibunya.
Genogram
02
Status Mental
DESKRIPSI UMUM
Kesadaran : Compos mentis
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor : Pasien dapat duduk tenang dan kontak
mata baik.
Pembicaraan
Pembicaraan pasien spontan, lancar, artikulasi jelas, volume sedang, kualitas
cukup, kuantitas sedikit, dan dapat menjawab sesuai pertanyaan.
Suasana Perasaan
1. Mood : Eutimia
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Mood dan afek serasi
Gangguan Persepsi
Tidak terdapat halusinasi, delusi, derealisasi dan depersonalisasi.
Pikiran
Bentuk Pikir : Bentuk pikiran realistis.
Produktivitas Pikir : Produktivitas pikir pasien sesuai.
Arus Pikir : Arus pikir pasien lancar.
Isi Pikir : Tidak terdapat waham
Sensorium dan Kognisi
Daya Ingat : Daya ingat segera, jangka pendek, jangka sedang dan jangka panjang baik.
Kapasitas membaca dan menulis: Pasien dapat membaca dengan baik dan lancer menulis
kalimat sederhana.
Visuospasial : Baik.
Pikiran Abstrak : Baik.
Kemampuan informasi dan intelegensi: Tingkat intelegnesi pasien baik sesuai tingkat
pendidikannya.
Pengendalian impuls
Selama wawancara pasien kooperatif dan dapat mengendalikan impuls.
Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : Baik
Uji Daya Nilai : Baik
Tilikan
Tilikan derajat 4
Taraf Dapat Dipercaya
Kesan dapat dipercaya.
Reality Testing Ability
Tidak terganggu
03
Pemeriksaan
Diagnostik Lebih
Lanjut
Status Generalis
Tingkat kesadaran compos mentis, keadaan umum tampak tidak sakit, status generalis kesan dalam batas normal.
Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu
36,60C.
Status Internus
Pada pemeriksaan kepala, mata, THT, leher, paru, jantung, dan abdomen kesan dalam batas normal. Pada ekstremitas tidak
Status Neurologis
Status neurologis sistem sensorik dan motorik kesan dalam batas normal.
LABORATORIUM
Hasil Pemeriksaan Hematologi (21 Maret 2022):
Pasien mengatakan merasa cemas berlebihan terhadap apa yang belum terjadi seperti masa depan,
bagaimana jika ia mengalami kegagalan, bagaimana jika orang tuanya sakit dan meninggal, dan
bagaimana jika dia berada ditempat sepi lalu dia meninggal tidak ada yang mengetahui. dikarenakan
hal tersebut, pasien takut keluar hingga mengurung diri di kamar selam 1 tahun. Keluhan ini dirasakan
selama 1 tahun peratama, sehingga perkuliahan pasien tidak terurus.
Pada 1 tahun pertama pasien sudah menjalankan pengobatan alternatif “orang pintar” dan pasien
mersakan keluhan membaik setelah di berikan obat herbal karena pasien merasa percaya terhadap
orang tersebut.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pada tahun kedua, menurut pasien keluahn sudah mulai mengurang, sesak seperti tercekik sudah tidak dirasakan, namun
cemas, berdebar dan berkeringat dingin masih dirasakan dengan intensitas serangan 2-3 kali dalam seminggu dengan durasi
± 5 -10 menit pada malam hari.
Pada 3 bulan terakhir, pasien memutuskan untuk berobat ke dokter umum, untuk melakukan pemeriksaan terhadap keluahn
perutanya yang tidak membaik, dan pasien di diagnosis dyspepsia.
Dikarenakan keluhan cemas, dan jantung berdebar dan berkeringat dingin tidak berkurang, pasien memutuskan untuk
berobat ke RSJ Prov. Lampung, dan mendapat dukungan dari keluarganya
Pemeriksaan status mental didapatkan secara umum baik, tidak ditemukan waham maupun halusinasi, dan tilikan derajat 4.
Pemeriksaan fisik tidak ditemukan abnormalitas baik pada status generalis, status internus, status neurologis, maupun hasil
laboratorium.
05
Formulasi
Diagnosis
FORMULASI DIAGNOSIS
Pasien tidak memiliki riwayat terjatuh, trauma kepala, kejang, ataupun keluhan pada penyakit system
saraf pusat lainnya. Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit, oleh karena
itu gangguan mental organic (F00) dapat disingkirkan.
Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi alcohol dan narkoba, sehingga gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat psikotik (F10) dapat disingkirkan.
Pada pemeriksaan status mental pasien, tidak ditemukan adanya gangguan persepsi, seperti halusinasi,
ilusi, derealisasi, dan depersonalisasi. Pasien juga tidak mengalami waham sehingga diagnosis
skizofrenia, gangguan skizotipal, dan gangguan waham (F20) dapat disingkirkan.
Pada pasien juga tidak didapatkan gangguan mood/afektif sehingga diagnosis (F30) gangguan
mood/afektif dapat disingkirkan.
FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien didapatkan keluhan yang menonjol berupa cemas yang dialami sejak 1 tahun yang lalu dan
termasuk dalam gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan stres (F4). Pasien merasa
cemasnya hilang timbul, disertai dengan jantung berdebar-debar dan keringat dingin.
Pasien juga merasakan kecemasan ini membuat pasien tidak bersemangat, malas, dan takut untuk keluar
lumah selama ± 6 bulan. Pasien juga sering menyendiri di dalam kamarnya dan melamun memikirkan
banyak hal. Pasien saat pasien sedang menempuh pedidikan kuliah. Pasien juga sering cemas terhadap
apa yang belum terjadi seperti masa depan. Pada pasien ditemukan gejala anxietas yang menonjol, oleh
karena itu pasien dapat didiagnosis F41.1 yaitu Gangguan Cemas Menyeluruh. Sehingga diagnosis klinis
pada Aksis I adalah F.41.1.
FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan diagnostic lebih lanjut saat ini tidak ditemukan
adanya kelainan sehingga tidak ada diagnosis untuk saat ini, namun pasien di diagnosis dispepsia 3 bulan yang lalu, di
karenakan keluhan tidak nyaman di perutnya dan dibawa ke dokter, jadi pada Aksis III, pasien mengalami dispepsia. Pada
anamnesis dengan pasien didapatkan informasi bahwa pasien tidak memiliki masalah dengan keluarga maupun teman
sebayanya. Sehingga pada aksis IV, pasien tidak memiliki masalah yang berkaitan dengan lingkungan psikososial.
Untuk aksis V pada pasien skor GAF (Global Assessment of Functioning) adalah 70-61 berarti ditemukan beberapa gejala
ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan,
diagnosis pada pasien adalah Gangguan Cemas menyeluruh (F.41.1) dengan diagnosis banding Gangguan Campuran
Anxietas Lainnya (F.41.3), Gangguan Panik (F.41.0), dan Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F.41.2)
06
Evaluasi
Multiaksial
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan Cemas Menyeluruh(F.41.1)
Aksis II : Belum ada diagnosis
Aksis III : Dispepsia
Aksis IV : Tidak ada diagnosis
Aksis V : GAF 70-61
07
Daftar
Masalah
DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan.
Genetik
Tidak ada keluarga yang memiliki gangguan jiwa.
Sosiologik
Tidak ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial.
Psikologik
Pada pasien didapatkan gejala cemas disertai jantung berdebar-debar dan keringat dingin.
08
Diagnosis
Banding dan
Prognosis
DIAGNOSIS BANDING
• Terapi kognitif-perilaku
• Terapi suportif
• CBT
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Nurmiati. 2012. Luaran terapi pada gangguan depresi major. Cermin Dunia Kedokteran. 39(2):32-40.
Burke WJ, McArthur-Miller DA. 2001. Exploring treatment alternatives: weekly dosing of fluoxetine for the
continuation phase of major depressive disorder. J Clin Psychiatry. 2001;62(Suppl 22): 38–42.
Elvira S, Hadisukanto G. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Johnson MR dan Lydiard RB. 1998. Comorbidity of major depression and panic disorder. J. Clin. Psychol. 54: 201–210.
Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III dan DSM 5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-
Unika Atmajaya. 2013.
Terima
Kasih