Professional Documents
Culture Documents
SYNOVAC
Synovac
Do Vaccines cause Increase Risk of Comorbidity?
ASTRAZENECA
AstraZeneca
AstraZeneca
AZD1222 Was Well Tolerated In Phase I/II Studies
• Most AEs were mild to moderate in Local reactions
severity and majority resolved within 1 to 7 • tenderness at the injection site with
days Local and systemic reactions ~20% redness, swelling, pain (64%)
less frequent after the 2nd dose
Systemic reactions
• Local and systemic reactions were more
common in participants given AZD1222 • tiredness (53%)
than MenACWY • headache (53%)
• Less reactogenicity (local and systemic) in • muscle aches (44%)
older adults (>70yo) • feeling generally unwell (44%)
• chills (32%)
• raised temperature (fever)(34%)
• joint pain (26%)
• nausea (22%)
Blood clotting events associated with low platelet
counts have been reported after COVID-19 vaccination
https://www.gov.uk/government/publications/regulatory-approval-of-covid-19-vaccine-astrazeneca/information-for-healthcare-professionals-on-covid-19-vaccine-astrazeneca
https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/978508/Green_book_chapter_16April2021.pdf
Thrombus Thrombocytopenia Syndrome
PFIZER
Pfizer
Do Vaccines cause Increase Risk of Comorbidity?
MODERNA
Moderna – Fase 1
Moderna – Fase 3
SAFETY ASSESSTMENT
efek samping reaksi lokal di tempat
suntikan dalam tujuh hari setelah dosis
vaksinasi pertama terjadi pada 84.2 %
kelompok yang divaksinasi dan 19.2 %
pada placebo, dan setelah dosis kedua
sebesar 88.6% dari kelompok yang
divaksinasi dan 18.8% dari kelompok
placebo. efek samping vaksin dinilai ringan
hingga sedang dan berlangsung rata-rata 2,6
hari setelah dosis vaksin pertama dan 3.2
hari setelah vaksin kedua.
• efek samping lokal yang paling umum adalah nyeri pada tempat suntikan yang dilaporkan oleh 84% (vaksin pertama) dan 88
% (vaksin kedua) pada kelompok yang divaksinasi.
• nyeri tempat suntikan juga dilaporkan pada kelompok placebo, yaitu 20 % (pada suntikan pertama) dan 17 % (suntikan
kedua).
• pembengkakan kelenjar getah bening aksila terjadi pada 21% partisipan di bawah usia 65 tahun dan 12 % di atas usia 65
tahun pada kelompok vaksin. Durasi rata-rata pembengkakan adalah satu hari setelah dosis pertama dan dua hari setelah dosis
kedua. Efek samping lokal lainnya jarang terjadi seperti kemerahan dan pembengkakan di tempat suntikan.
• Efek samping sistemik lebih umum
terjadi setelah vaksin kedua (55 %
setelah dosis pertama dan 79 % setelah
dosis kedua).
• Pada kelompok plasebo 42 %
mengalami efek samping sistemik
setelah dosis pertama dan 37% setelah
dosis kedua.
• Efek samping sistemik yang paling
sering dilaporkan adalah fatigue pada
69 % kelompok vaksin dan 36 %
kelompok plasebo.
• Headache dilaporkan 63 % pada
kelompok vaksin dan 37 % pada
kelompok placebo.
• Myalgia dilaporkan 60 % pada kelompok vaksin dan 20% dalam kelompok placebo.
• Atralgia dilaporkan sebesar 45% pada kelompok vaksin dan 17% pada kelompok placebo. Efek samping yang lebih jarang
terjadi tetapi lebih sering ditemui pada kelompok vaksin yaitu menggigil dan demam. Setengah dari mereka dalam
kelompok yang divaksinasi melaporkan efek sistemik terjadi mulai 15 jam setelah vaksinasi tanpa efek samping jangka
panjang.
• Reaksi sistemik yang berlangsung lebih dari tujuh hari terjadi pada sekitar 12 % partisipan kelompok vaksin dan 10 %
pada kelompok placebo.
phase 3 trial
Severe adverse reactions didefinisikan sebagai reaksi yang membuat tidak dapat beraktivitas normal sehari-hari, terjadi pada
0,2 hingga 7,7 % dari partisipan secara keseluruhan; diantaranya:
Fatigue: 7,7 % penerima vaksin.
Severe adverse reactions lebih sering dilaporkan setelah dosis vaksin kedua dan lebih jarang terjadi pada kelompok yang
berusia di atas 65 tahun.
Efek samping sistemik terjadi karena sistem imun merespons protein virus asing sehingga penurunan reaktorgenisitas akan
terjadi pada orang dewasa yang lebih tua karena penuaan menyebabkan penurunan bertahap dalam respons imun
phase 3 trial
SAFETY ASSESSTMENT
Tidak ada reaksi anafilaksis atau alergi parah terhadap vaksin tetapi reaksi hipersensitivitas
dilaporkan pada 1,5 persen penerima vaksin dan 1,1 persen penerima plasebo
Awalnya direkomendasikan bahwa wanita hamil atau mereka yang berniat untuk hamil
dalam tiga bulan tidak boleh mendapatkan vaksin karena kurangnya inklusi populasi wanita
hamil dalam penelitian, namun American College of Obstetricians and Gynecologists baru-
baru ini merilis pernyataan yang mendukung vaksinasi untuk ibu hamil dan menyusui.
Bell's palsy diamati pada 3 orang pada kelompok yang divaksinasi dan 1 orang pada
kelompok placebo.
Bell's Palsy adalah suatu kondisi yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan
sementara pada otot di satu sisi wajah dan seringkali merupakan reaksi terhadap infeksi
virus. Bell's palsy biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 6 bulan. Kejadian
bell's palsy sebagai efek samping dari vaksin akan dilacak dan dibandingkan dengan
kejadian bell's palsy pada populasi yang tidak divaksinasi.
Efek samping yang dilaporkan selama penggunaan vaksin moderna setelah mendapat izin emergency dari
FDA :
• Reaksi alergi severe
• Myocarditis
• Pericarditis
Sekitar 40,6 kasus miokarditis per juta dosis kedua di antara pria, dan 4,2 kasus per juta di antara wanita, telah
dilaporkan per 11 Juni 2021 pada mereka yang berusia 12-29 tahun yang menerima vaksin mRNA COVID-19.
Untuk usia di atas 30, tingkat pelaporan adalah 2,4 pada pria dan 1,0 pada wanita per juta dosis kedua.
WHO : “manfaat vaksin masih lebih besar daripada risiko.”
Kontra Indikasi:
• Memiliki reaksi alergi terhadap salah satu kandungan dalam vaksin
• Mengalami reaksi alergi yang parah setelah pemberian vaksin dosis pertama
Moderna
Pfizer
Outline
• Mengenali Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
• Kehatian – hatian terhadap Resiko KIPI
• Tata Laksana Penanganan Anafilaksis
Do Vaccines cause Increase Risk of Comorbidity?
Child Vacc
Hemophilus Influenza
HIB
Pfizer
AstraZeneca
Moderna
Covishield
Pfizer
Pfizer