mengendalikan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Fisiologi sistem saraf juga mengatur aktivitas berbagai organ lain. Sistem persarafan terdiri atas sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia dan sel Schwann). Klasifikasi struktur neuron: 1. Neuron tanpa akson 2. Neuron Bipolar 3. Neuron Unipolar 4. Neuron Multipolar Klasifikasi fungsional : Neuron sensorik Neuron sensorik atau neuron aferen ini membawa informasi dari reseptor pesan sensorik untuk dibawa ke SSP Reseptor sensorik yang lebih spesifik : 1. Eksteroseptor 2. Proprioseptor 3. Interoseptor Neuron motorik Neuron motorik atau neuron eferen membawa instruksi dari SSP menuju efektor perifer. Akson-akson pembawa pesan dari SSP yang disebut dengan serabut eferen, terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. Interneuron Interneuron atau neuron assosiasi berada diantara neuron sensorik dan motorik. Terdapat di seluruh otak dan batang otak Neuroglia adalah sel penyokong untuk neuron- neuron SSP, sedangkan sel Schwann menjalankan fungsi tersebut pada SST. Terdapat 4 macam neuroglia : Mikroglia Sekitar 5% dari sel-sel glia di SSP Memiliki sifat fagosit, bila sel saraf rusak, sel ini mencerna sisa jaringan yang rusak. Ependimal Berperan dalam produksi CSS. Merupakan epitel dari pleksus koroideus ventrikel otak. Astroglia
Merupakan sel glia terbesar.
Fungsi astrosit : sebagai barier darah-otak, memperbaiki kerusakan jaringan neuron dan menjaga perubahan interstisial Oligodendroglia
Bertanggung jawab menghasilkan mielin
dalam SSP. Sel Schwann, merupakan pembentuk mielin dan neurolema saraf tepi Komunikasi antara satu neuron dengan neuron lainnya atau dengan otot dan kelenjar
Akson dari suatu neuron (sel presinap) akan
berhubungan dengan dendrit, akson atau badan sel dari neuron lainnya, atau dengan otot serta kelenjar (sel postsinaptik). 1. SINAPS ELEKTRIS Potensial aksi pada sel presinaps yang berjalan sepanjang akson akan disebarkan langsung ke neuron atau sel lainnya melalui protein tubular yang disebut gap junction. Gap junction merupakan saluran yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya dengan resistensi yang rendah, sehingga ion akan lewat dengan mudah ke neuron lainnya. 2. SINAPS KHEMIS • Impuls pada neuron presinaps menyebabkan pelepasan neurotransmitter yang akan berdifusi melalui celah sinaptik (synaptic cleft) ke sel target atau sel postsinaps.
• Pada sel postsinaps, neurotransmitter akan terikat
dengan reseptor spesifik yang terdapat pada permukaan membran dan menimbulkan respons berupa potensial aksi (bila terjadi pada neuron), kontraksi (pada otot), dan sekresi (pada kelenjar).
• Hubungan sinaptik antara neuron (motor neuron)
dengan serabut otot rangka dikenal sebagai transmisi neuromuskular yang terjadi pada neuromuscular junction. AKTIFITAS LISTRIK PADA SINAPS
Bila yang terjadi adalah depolarisasi atau
eksitasi, maka respons yang dihasilkan disebut potensial eksitasi postsinaptik (Excitatory PostSynaptic Potentials atau EPSP).
Bila respons yang dihasilkan adalah
hiperpolarisasi membran sel postsinaps maka disebut potensial inhibisi postsinaptik (Inhibitory PostSynaptic Potentials atau IPSP). Potensial Post Sinaptic yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Jenis neurotransmitter yang dilepaskan,
2. Jumlah neurotransmitter, dan
3. Jenis reseptor yang terdapat pada
membran sel postsinaps yang mengikat
neurotransmitter. Jaringan otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang tengkorak dan tulang belakang, serta tiga lapisan jaringan penyambung atau meningen, yaitu piamater, arakhnoid dan duramater. Piamater merupakan lapisan vaskular, tempat pembuluh darah menuju struktur dalam SSP untuk memberi nutrisi jaringan saraf. Meluas sampai medula spinalis setinggi bagian bawah L1. Arakhnoid merupakan suatu membran fibrosa yang tipis, halus dan avaskular. Daerah antara arakhnoid dan piamater disebut ruang subarakhnoid di mana terdapat arteri, vena serebri, trabekula arakhnoid dan cairan serebrospinal. Duramater merupakan suatu jaringan liat, tidak elastis dan mirip kulit sapi, yang terdiri atas dua lapisan luar yaitu duraendosteal dan bagian dalam durameningeal Pada setiap ventrikel terdapat pleksus koroideus yang menyekresi CSS yang jernih dan tak berwarna, yang merupakan bantal cairan pelindung di sekitar SSP. Volume total 125 ml. Fungsi CSS : 1. Sebagai bantalan dari struktur neuron 2. Sebagai penyangga dari otak 3. Transportasi nutrisi, pesan kimia, dan produk sisa. Suplai darah dijamin oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan arteri karotis interna, yang memiliki cabang beranastomosis membentuk sirkulus arteriosus Willisi. AREA BRODMANN SUSUNAN SOMATOTROPIK SEPANJANG GIRUS PRE SENTRALIS Serebrum dilapisi oleh lapisan yang terdiri dari kumpulan sel-sel yang disebut korteks serebri. Korteks serebri memiliki fungsi-fungsi motorik=gerakan (pre sentralis), sensorik= perasaan (post sentralis), bicara (area Broca), auditorik = pendengaran (temporalis) dan visual = penglihatan (oksipitalis) Sistem limbik merupakan pusat emosi dan terdiri dari : Hipokampus Amigdala Stria terminalis Girus subkalosus Hipotalamus bagian depan Korpus mamilare Girus singuli Sistem retikularis forniks Terletak sepanjang batang otak dan mempunyai huungan dengan seluruh korteks. Merupakan pusat kesadaran Saraf tepi (perifer) terdiri dari serabut saraf yang keluar dari saraf pusat ke arah organ tubuh tertentu. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau saraf otonom. Saraf kranial Komponen Fungsi
I. Olfaktorius Sensorik Penciuman
II. Optikus Sensorik Penglihatan III. Motorik Mengangkat kelopak mata atas Okulomotorius Konstriksi pupil Sebagian besar gerakan ekstraokular IV. Troklearis Motorik Gerakan mata ke bawah dan ke dalam V. Trigeminus Motorik Otot temporalis dan maseter (menutup rahang dan mengunyah) gerakan rahang ke lateral Sensorik Kulit wajah, duapertiga depan kulit kepala;mukosa mata, hidung dan mulut, lidah dan gigi Refleks kornea/mengedip (sensorik V,motorik VII) VI. Abdusens Motorik Deviasi mata ke lateral Saraf kranial Komponen Fungsi VII. Fasialis Motorik Otot ekspresi wajah termasuk dahi, sekeliling mata serta mulut Lakrimasi dan salivasi Sensorik Pengecapan dua pertiga depan lidah (manis,asam,asin) VIII. Sensorik Keseimbangan Vestibulokoklea Pendengaran ris IX. Motorik Faring : menelan Glosofaringeus Parotis : refleks muntah Sensorik Faring, lidah posterior (pahit) X. Vagus Motorik Menelan, refleks muntah, fonasi, visera abd. Sensorik Refleks muntah, visera leher, thoraks dan abdomen XI. Assesorius Motorik Otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius : pergerakan kepala dan bahu XII.Hipoglosus Motorik Pergerakan lidah Bagian simpatis meninggalkan SSP dari daerah torakal dan lumbal (torakolumbal) medula spinalis Bagian parasimpatis keluar dari otak (komponen saraf kranial) dan bagian sakral MS