You are on page 1of 51

Proses pengumpulan semen,

pemeriksaan/evaluasi semen dan


pembuatan semen beku

Mata Praktikum :
Teknologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan
Koleksi Semen

 Vagina buatan
 Elektro Ejakulator
 Masase Kelenjar Ampula
Koleksi Semen dengan
Vagina Buatan
 a) silinder karet tebal; b) silinder karet tipis; c) corong
karet;
d) air panas;
e) air dingin;
f) termos air panas;
g) corong air;
h) termometer;
i) tabung berskala;
j) karet gelang;
k) pelicin;
l) tangkai besi untuk pelicin;
m) kain penutup tabung;
n) kandang paksa (service crate).
Tekhnik:

 Perakitan vagina buatan


 Tahap koleksi semen
Vagina buatan
Elektro ejakulator
Gambar 21. Satu set peralatan
elektroejakulator

Gambar 22. Alat penampung semen


untuk ejakulatorelektro
• masukkan pejantan yang
akan dikoleksi semennya
ke kandang paksa

• bersihkan kotoran
(feses) di dalam rektum

• beri pelicin batang


karet elektroejakulator

• masukkan batang karet tersebut


ke dalam rektum secara perlahan
sedalam 30 – 45 cm

• alirkan rangsangan listrik arus


bolak balik dengan tegangan 30
– 47 volt

setelah penis ereksi dan menunjukkan


mau ejakulasi siapkan alat penampung • turunkan voltase listrik
ke angka nol setiap 3 – 5
semen (Gambar 22); dan tampung semen detik
yang diejakulasikan
Pasca koleksi semen segar

dilakukan pemeriksaan

makroskopis mikroskopis

volume, Motilitas : gerakan


konsistensi, individu/gerakan massa
warna, bau, pH. viabilitas

Semen yg dikoleksi layak atau


tidak layak
Frisian Holstein Ronggolawe (FR)

Pemeriksaan makroskopis:
• Volume semen : 7 ml dan 8 ml
• Warna : putih
• Bau : khas
• Konsistensi : kental
• pH : 6 - 7
PEMERIKSAAN SEMEN
Sperm Producing Capacity

SPERM BULL BOAR RAM STALLION

x 106 /gram of
16 27 25 20
testis/day 

Testis wt. (grams) 350 360 275 200

Total sperm production. 11 19 14 8


(x 109 sperm) 

Length of 61 34 49 49
Spermatogenesis (Days) 
Semen and ejaculation
characteristics of farm species
 

 
CATTLE 

DAIRY  BEEF  SHEEP  SWINE  HORSES 

Volume (ml) 
6  4  1-2  225* - 400  60* - 100 

Sperm  
concentration
(billion/ml)
1.2  1.0  3.0  0.2  0.15 

Total sperm (billion)


7  4  3  45  9 
Motile  
Sperm % 70  65  75  60  70 

Morphologically
normal sperm %
80  80  90  60  70 

pH
6.5-7.0  6.5-7.0  5.9-7.3  6.8-7.3  6.2-7.8 
VOLUME DAN JUMLAH SPERMATOZOA

Cattle 

Dairy  Beef  Sheep  Swine  Horses 

Volume (ml)  6  4  1-2  225* - 400  60* - 100 

Sperm  
concentration
(billion/ml)
1.2  1.0  3.0  0.2  0.15 

Total sperm (billion)


7  4  3  45  9 

Motile  
Sperm %
70  65  75  60  70 

Morphologically
normal sperm %
80  80  90  60  70 

pH 6.5-7.0  6.5-7.0  5.9-7.3  6.8-7.3  6.2-7.8 


MAKROSKOPIK
EVALUASI SEMEN SEGAR-
MAKROSKOPIK
• Volume :
volume semen segara terbaca pada tabung berskala
pada saat koleksi semen. Pada semen sapi dan domba
mempunyai volume rendah tetapi konmsntrasi sperma
cukup tinggi, sebaliknya pada kuda dan babi mempunyai
volume lebih banyak tetapi konsentrasi spermaa
rendah. Volume akan bervariasi tergantung umur,
spesies, dan bangsa termasuk nutrisi dan masalah
dengan teknis penampungan. Pre stimulasi yang cukup
akan berpengaruh pada volume semen yang terkumpul.
Tetapi menurunnya volume semen tidak berhubungan
langsung dengan fertilitas pejantan.
Warna :
semen sapi berwarna seperti susu atau krem keputhan dan keruh.
Derajat kekeruhan di akibatkan oleh konsentrasi sperma. Warna
kekuningan pada umumnya di akibatkan oleh pigmen riboflavin. Warna
kehijauan di mungkinkan terjadi kare infeksi Pseudomonas aeoginosa
apabila semen di biarkan beberapa saat di suhu kamar. Gumpalan, bekuan
atau kepingan mengarah pada keberadaan nanah. Warna merah gelap
sampai merah muda menunjukkan adanya perdarahan dari penis atau
urethra. Warna kecoklatan sringkali karena tercemar feses.
Konsistesnsi :

• Konsistensi atau derajat kekentalan diperksa dengan


cara menggoyangka tabung berskala secara pelahan.
Semen sapi dan domba mampunyai konsentrasi kental
berwarna krem, kuda dan babi terlihat encer berwarna
terang sampai kelabu. Semen berwarna krem pada
ummnya mempunyai konsentrasi 1000 -2000 juta atau
lebih sperma setiap ml, sedangkan warna seperti susu
encer sekitar 500 -600 juta sperma setiap ml, dengan
warna berawan dan terlihat cair sekitar 100 juta per ml.
MIKROSKOPIK
Pemeriksaan Mikroskopis :

 Morfologi : persentase abnormalitas


 persentase Motilitas
 persentase Viabilitas
MORFOLOGI
MORFOLOGI SPERMA
PADA BERBAGAI SPESIES
ABNORMALITAS
ABNORMALITAS PRIMER
ABNORMALITAS SEKUN
DAYA HIDUP DAN MATI
SPERMATOZOA
EVALUASI SEMEN MIKROSKOPIK
• Motilitas disebut sebagai laju gerakan sperma di perksa dengan mikroskop,
pada semen yang kental terlihat gerekan massa sperma dengan pola yang
bervariasi mulai dari sanagt lambat sdampai sangat cepat terganbtung kualitas
semen tersebut. Gerakan massa dapat dilihat dengan menetskan semen di atas
obyek glas tanpa kaca penutup (deck glass), lihat dengan perbesaran lemah 50
X.

Peringkat gerakan massaa dapat di baca sebagai berikiut :


0 = tidak ada gerakan
+ = gerakan gelombang lambat
++ = gerakan gelombang cepat dengan membentru pusaran pada ujungnya
+++ = berpusar

• Kualitas yang baik minimal dngan nilai ++ . Sedangkan motilitas adalah


persentase spermatozoa yang bergerak lurus ke depan dalam bidang pandang.
PENGENCERAN SEMEN
DENGAN SKT UNTUK
PEMBUATAN SEMEN
BEKU
Fungsi Pengenceran

a) Memperbanyak volume semen


b) Menutrisi spermatozoa
c) Mencegah pertumbuhan kuman
d) Buffer / penyangga pH spermatozoa
e) Mempertahankan tekanan osmosis dengan
keseimbangan elektrolit yg tepat
f) Melindungi spermatozoa dari cold-shock
Pembuatan Pengencer Semen

 Pengenceran semen:
1. Sederhana ----> lama penyimpanan hanya beberapa
jam, tanpa dibekukan/hanya disimpan dalam kulkas
suhu 4ºC
Contoh: susu skim, NaCl fisiologis, pengencer sari buah, air
kelapa, dll
2. Kompleks -----> untuk waktu penyimpanan dalam jangka waktu lama,
dalam nitrogen cair (dibekukan)

Contoh: Egg Yolk Tris dilution, Susu Skim Kuning Telur, pengencer buatan
pabrik.
Syarat-syarat bahan
pengencer:
1. Murah, sederhana, praktis dibuat
2. Mengandung unsur2 yang hampir sama secara fisik /
kimiawi dengan plasma semen
3. Tidak mngandung bahan/senyawa toksik thd sperma
dan saluran reproduksi betina
Pembuatan bahan pengencer semen
beku : SUSU SKIM KUNING TELUR

 Komposisi:
Pengencer A Pengencer B

Skim milk Pengencer A


Penisilin Gliserin 20%
Streptomisin Fruktosa 2%
Kuning telur
Air / aquades

PENGENCER A1 PENGENCER A2
PEMBUATAN PENGENCER
 Susu Skim : 10% dari total volume pengencer.
10/100x1L= 100gram susu skim ad 1L.
 Panaskan sampai suhu 92-950
(Lengkapi dengan termometer)
 Letakkan dlm tabung erlenmeyer, dinginkan sambil mengaliri air dingin
pada luar tabung
 Masukkan kuning telur 5% dari total pengencer. 5/100x1000ml= 50ml
(masukkan dalam larutan saat masih hangat)
 Antibiotika penstrep dg dosis masing2
 Aduk homogen
 Simpan dalam lemari es pada suhu 4-50C
PENGENCER

Dibagi menjadi dua bagian

Pengencer A Pengencer B

Pengencer A +
Gliserin 20%
Fruktosa 2%
Pengencer A1 Pengencer A2
Semen hasil koleksi

sisa semen yang Ambil sample semen dg diambil lagi sampel 30µl dengan
telah tertampung mikropipet dan diletakkan mikropipet untuk pemeriksaan
dalam tabung pada object glass konsentrasi semen dengan
berskala kemudian
segera ditambahkan
dengan diluter A1
mikroskopis spektrofotometer

Simpan di water bath


bersuhu 37oC 1. Total pengencer A dan B
2. Jumlah straw yg dapat
dihasilkan
Hasil pemeriksaan
mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis:
Gerakan massa : +++
Gerakan individu : 85%/3
Konsentrasi : 1,100 x 109 /ml
1,000 x 109 /ml
Data semen dan penghitungan pengencer

Penampungan ke - Volume Semen (ml) Konsentrasi Total konsentrasi


Spermatozoa ml) spermatozoa

1. 7.0 1.200.000.000 8.400.000.000


2. 8.0 1.000.000.000 8.000.000.000
Total 15.0 16.400.000.000

Volume total = 16.400.000.000 = 136,67 ml


30.000.000 x1/0.25

Volume larutan pengencer A2 yang ditambahkan


137/2 - {(7ml semen + 7 ml lar. A1) + (8 ml + 8 ml lar A1)} = 38,5 ml
Volume larutan pengencer A1 yang ditambahkan
137/2 - 38,5 ml = 30 ml
Volume larutan pengencer B yang ditambahkan
137/2 = 68,5 ml
1. Waterbath (gambar 1)
2. Spektrofotometer (gambar 2)

(gambar 1)

(gambar 2)
Penjelasan ..

 Setelah data pemeriksaan mikroskopis diperoleh maka


selanjutnya dilakukan proses water jacket yakni tabung
erlenmeyer yang berisi spermatozoa yang telah ditambahkan
dengan diluter A1 di masukkan kedalam becker glass yang
telah diisi dengan air dari water bath bersuhu 370C.
 Tujuan water jacket untuk melindungi spermatozoa dari
perbedaan suhu atau disebut dengan thermo sock, karena
untuk proses lebih lanjut sperma akan dikondisikan pada
suhu 50C.
 Air dipilih sebagai media water jacket karena massa jenisnya
yang besar sehingga tidak mudah untuk menjadi panas atau
dingin, kenaikan suhu maupun penurunan suhu pada air
berlangsung secara perlahan.
Secara skematis proses pengolahan semen beku dalam bentuk straw dapat
digambarkan sebagai berikut :

Penampungan semen sapi dengan vagina


buatan

Pemeriksaan makroskopis

semen sapi Pemeriksaan mikroskopis


+
pengencer A1 Skim KT
Layak

Water bath
370c

+ Pengencer A2
skim milk KT
1 – 1,5 jam
Cool top 3-50 C
+ pengencer B secara bertahap 4x (Gliserolisasi)
Ekuilibrasi (dalam cool top,pada suhu 3-50C,1-2 jam)

Pemeriksaan before freezing % Motilitas dan viabillitas

Filling & Sealing

Pre freezing Meletakkan straw dalam goblet, di atas


(-1400c, 10-18 menit) permukaan container dengan suhu -110 sampai
dengan -120 0C selama 9 menit.

Freezing Thawing Evaluasi kualitas


(T -1960C) (T 370C- 30detik) Spermatozoa

layak
Menenggelamkan straw dalam
Inseminasi Buatan
goblet di container N2
 Spermatozoa yang telah ditambahkan diluter A1
kemudian dimasukkan kedalam cool top hingga suhu
spermatozoa menjadi 50C, suhu ini dapat tercapai
selama 1 jam hingga 1 jam 30 menit.
Gliserolisasi

 Penambahan pengencer B yang mengandung gliserol


secara perlahan tetes demi tetes atau dibagi dalam
empat bagian, penambahan dilakukan secara perlahan
dan bertahap dengan interval 15 menit hingga selesai
dalam waktu 1 jam melalui dinding erlenmeyer
 Keseluruhan proses ini dilakukan dalam cool top bersuhu
3 – 5 0C.
 Fungsi: untuk menghindari osmotic shock dan toksisitas
terhadap spermatozoa secara langsung.
Equilibrasi

 yakni proses adaptasi spermatozoa dengan diluter yang


mengandung gliserol dalam waktu 2 – 6 jam (setiap 30
menit diaduk secara perlahan) pada suhu 3 – 5 0C (dalam
cool-top)
 Setelah selesai kemudian dilakukan pemeriksaan
motilitas spermatozoa (pemeriksaan before freezing),
syarat untuk dilakukan proses selanjutnya adalah jika
pemeriksaan motilitas menunjukkan persentase 60 – 70
%.
Cool-top
1. Proses filling (gambar 3)
2. Proses sealing straw
(gambar 4)

(gambar 3)

(gambar 4)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
FUNGSI MASING-MASING
BAHAN PENGENCER
 Susu skim : pelarut pengencer, sumber protein mineral
dll
 Fruktosa : energi, krioprotektan ekstraseluler.
 Gliserol : krioprotektan intraseluler ---- mencegah
kristalisasi air.
 Kuning telur : melindungi membran spermatozoa dari
cold shock dan kerusakan selama pembekuan dan
thawing
 Antibiotik : mencegah pertumbuhan kuman --- sperma
tidak terkontaminasi

You might also like