You are on page 1of 31

PROSES PENYEMBUHAN

PADA PERAWATAN LUKA


WISNU FEBRIA PUTRA
PENGERTIAN

Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada


kulit ( Taylor, 1997).
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa
membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier,
1995).
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
ANATOMI FISIOLOGI KULIT & FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA

LAPISAN KULIT
• Luas = 2m², berat=16% dari BB
• Tebal = 0.5 mm – 5mm (rata-rata: 1mm – 2mm)
• Epidermis : Corneum, Lucidum Granulosum, Spinosum, Basale
• Dermis : Papiler, Retikule

EPIDERMIS, Fungsi pelindung


• Epithel skuamosa
• Produksi melanin
• P.darah (-), pH = 5-6,5
• Epidermis paling tebal ditelapak tangan dan kaki
• Hipodermis
DERMIS

Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan


menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebal berbeda-
beda, paling tebal diabdomen.
Terdiri dari 2 lapis:
1. Lapisan papiler, tipis dan mengandung jaringan ikat longgar
2. Lapisan retikuler, tebal dan terdiri dari jaringan ikat padat
dengan bertambah usia sintesa kolagen berkurang keriput
• Dermis banyak pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat.
• Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivate epidermis
didalam dermis
Retikulare
• Bentuk seperti jala
• Jaringan penunjang padat
• Terdapat serat kolagen
• Terdapat pola sulkus = Garis Langer’s
• Insisi pada Garis Langer’s berpengaruh pada penyembuhan
Papilare
• Analogi dengan sub-epitel
• Jaringan penunjang longgar
• Terdapat serat kolagen
• Bentuk seperti jari tangan
• Terdapat kapiler dan ujung syaraf
• Meissner’s
• Terdapat pola ornament pada jempol
HYPODERMIS

Merupakan lapisan dibawah dermis yang terdiri dari


lapisan lemak, jumlah dan ukuran berbeda-beda
menurut daerah tubuh dan keadaan nutrisi individu.
FUNGSI KULIT

1. Pelindung atau proteksi


Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk
menutupi jaringanjaringan tubuh di sebelah dalam
dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar
seperti luka dan serangan kuman.
2.  Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang
sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas
atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit
sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung
saraf sensasi
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi
pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya
dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu
tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C.
Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar
keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam
fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu
fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas
akan hilang dengan penguapan keringat.
Luka Kronis

• Suatu proses penyembuhan luka yang


mengalami keterlambatan. Misalnya luka
decubitus, luka diabetic.
Luka akut

luka yang sesuai dengan proses penyembuhan yang


normal, yang dapat dikategorikan menjadi luka
pembedahan (insisi), non pembedahan (luka bakar) dan
atau trauma
Luka Mekanik
a.  Vulnus scissum,  luka sayat benda tajam. Pinggir lukanya terihat rapi.

b.  Vulnus contusum, luka memar akibat cedera pada jaringan bawah kulit akibat
benturan benda tumpul.

c. Vulnus laceratum, luka robek  akibat terkena mesin atau benda lainnya yang


menyebabkan robeknya jaringan rusak dalam.

d. Vulnus punture, luka tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut lukanya) tetapi
besar dibagian dalam luka.

e.  Vulnus sclopetorum, luka tembak akibat tembakan peluru.

f.   Vulnus morsum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagianluka.

g.  Vulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke
pembuluh darah.
2.  Luka non mekanik terdiri
a.    luka akibat zat kimia
b.    Luka bakar
c.    Radiasi
d.   Serangan listrik
PROSES PENYEMBUHAN

Fase koagulasi dan inflamasi (0-3 hari)


Koagulasi merupakan respon yang pertama terjadi sesaat
setelah luka terjadi dan melibatkan platelet. Pengeluaran
platelet menyebabkan vasokontriksi. Proses ini bertujuan
untuk hemostasis sehingga mencegah perdarahan lebih
lanjut.
Fase inflamasi selanjutnya terjadi beberapa menit setelah
luka terjadi berlanjut sekitar 3 hari. Fase inflamasi
memungkinkan pergerakan leukosit (utamanya Neutrifil).
Neotrofil selanjutnya memfagosit dan membunuh bakteri
dan masuk ke matriks fibrin dalam persiapan
pembentukkan jaringan baru .
 
2. PROLIFERATION STAGE/ TAHAP PEMEKARAN

• Dimulai dalam waktu 24 jam untuk cedera inisial dan


dapat berlanjut sampai 21 hari
• Hal ini ditandai dengan tiga peristiwa:
1. Epithelializaion
2. Granulasi
3. Kolagen yang syhthesis
• Pembentukan kapiler baru yang menghasilkan dan
memberi lapisan yang baru
• Proses granulasi adalah lapisan berwarna merah
gempal yang mudah berdarah
3. MATURASI STAGE

• Fase Remodilling atau maturasi (24 hari – 3 tahun)


• Fase ini merupakan fase terakhir dan terpanjang pada proses
penyembuhan luka. Aktifitas sintesis dan degradasi kolagen
berada dalam keseimbangan. Serabut-serabut kolagen
meningkat secara berthap dan bertambah tebal kemudian
disokong oehproteinase untuk perbaikan sepanjang garis
luka.kolagen menjadi unsure yang utama pada matriks. Serabut
kolagen menyebardengan saling terikat dan menyatu serta
berangsur angsur menyokong pemulihan jaringan.
• Akhir dari penyembuhan didengankan parut luka yang matang
yang mempunyai kekuatan 80% disbanding kulit normal.
PEMBENTUKAN JARINGAN EPITHEL
LUKA AKUT : LUKA OPERASI

Contoh luka akut:


•Luka operasi akan sembuh secara sempurna sesuai proses penyembuhan
•Re-Epitelisasi terjadi dalam 24-48 jam pertama
•Tidak melakukan penanganan balutan
TEHNIK PENUTUPAN
STAPPLER
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA

1.   Vaskularisasi
 mempengaruhi luka karena luka membutuhkan peredaran darah
yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel
2.   Usia
Kecepatan perbaikan sel berlangsung dengan pertumbuhan atau
kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan
dpt menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dengan
memperlambat proses penyembuhan luka
3.   Anemia
Memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel
membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu org yang
mengalami kekurangan kadar Hb dalam darah akan mengalami
proses penyembuhan yang lebih lama.
5.   Penyakit
Adanya penyakit spt diabetes melitus & ginjal dpt memperlambat proses
penyembuhan luka

6.   Nutrisi
Merupakan unsur utama dlm membantu perbaikan sel, terutama karena terdengan
kandungan zat gizi didalamnya. Contoh : vit A diperlukan untuk membantu proses
epitelisasi atau penutupan luka & sintesis kolagen; Vit B kompleks sbg kofaktor
pada sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidariat & lemak; Vit
C dpt berfungsi dbg fibroblas, mencegah timbulnya infeksi & membentuk kapiler2
darah; Vit K membantu sintesis protrombin & berfungsi sbg zat pembekuan darah

7.  Merokok & Stres


Mempengaruhi proses penyembuhan luka.Banyak mengkonsumsi obat2an, merokok
atau stres akan mengalami proses penyembuhan yang lebih lama.
Wound Assessment

• Location
• Stage 1-4
• Wound base (dasar luka: merah,kuning, hitam)
• Exudates (cairan luka)
• Type of tissue (epitalisasi, granulasi, slough)
• Odor (bau tidak sedap)
• Sign of infection (inflamasi, eksudat, berbau, hasil kultur infeksi)
• Wound edge (tepi luka: berwarna merah muda)
• Wound pain (skala nyeri)
• Periwound skin (kulit sekitar luka: gatal, maserasi, odema,
hiperpigmentasi)
DIAGNOSSA KEPERAWATAN

a.  Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan :


* Insisi bedah * Cedera akibat zat kimia
* Efek tekanan * Sekresi & ekskresi
b.  Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan:
* Imobilisasi fisik
* Paparan sekresi
c.  Risiko infeksi yang berhubungan dengan :
* Malnutrisi
* Kehilangan jaringan & peningkatan paparan lingkungan
d.  Nyeri yang berhubungan dengan :
* Insisi bedah
TERIMA KASIH

You might also like