You are on page 1of 18

SISTEM POLITIK INDONESIA

DOSEN/ TUTOR :
MARWAN ARDIANSYAH,SE,M.Si

Judul:
MODUL 1 – PENDEKATAN ANALISIS SISTEM POLITIK
MODUL 2 – SOSIALISASI, BUDAYA DAN EKONOMI POLITIK INDONESIA

DISUSUN OLEH:
AMELIA AISYAH WULANDARI ( 042607791)
AMELIA CHYNTHIA ( 042607817)
ANGGIETA NATASHA ALINTIA PUTRI ( 042607831)
BOGI TRI SAPUTRA ( 042607856)
DEDI FERNANDA ( 042607888)
DHIYA HASNA HAFIZHAH ( 042607895)
DEKA PUTRI ANJANI ( 042607935)

S1- ILMU ADMINISTRASI NEGARA


UPBJJ PALEMBANG – UNIVERSITAS TERBUKA
2021. 2
Modul 1
David Easton: Analisis Sistem Politik
KEGIATAN BELAJAR 1

Menurut Easton minimal ada tiga Hal mendasar yang harus diperhatikan
dalam membahas sistem politik (Easton, 1992: 181-184). Pertama, sistem
ditandai dengan adanya saling ketergantungan antar unit yang berada di
dalamnya sehingga hal ini menunjukkan adanya koherensi. Kedua, sistem
haruslah bersifat netral atau bebas dari pengaruh ideologi. Ketiga, sistem
mengacu pada dua hal co-varience dan ketergantungan antar unit yang
membangun sistem. Perubahan salah satu unit dalam sistem akan
mempengaruhi yang lain dalam sebuah sistem

Easton lebih lanjut menjelaskan bahwa yang membedakan sistem politik dengan
sistem yang lain adalah definisi politik itu sendiri. Politik adalah perjuangan
individu atau kelompok dalam menguasai nilai-nilai sosial. Oleh karena itu, dalam
sistem politik terdapat prinsip alokasi nilai-nilai sosial (the authoritative allocation
of social value).
Unsur-unsur yang terdapat dalam sistem politik secara umum adalah
input, konversi (proses), output, feedback, dan lingkungan (Easton, 1992:
193-195). Adanya input yang berupa tuntutan (demands) dan dukungan
(support) yang kemudian dilanjutkan dengan konversi untuk diakhiri
menjadi output, yaitu berupa keputusan atau kebijaksanaan.

A. INPUT
Input, terdiri atas tuntutan (demands) dan dukungan (support). Perlu
adanya manajemen bagi demands. Kelebihan demands akan
mengakibatkan beban berlebihan (overload) yang akan mengganggu
stabilitas sistem. Perlu ada kontrol terhadap demands, baik melalui
institusi, budaya maupun struktural gatekeepers. Selain demands, suatu
sistem membutuhkan dukungan. Dukunganlah yang menentukan
demands mana yang patut untuk diterima dari proses lebih lanjut.
B. OUTPUT
Demonds yang telah diseleksi akan mengalami proses dan
hasilnya dapat berupa keputusan tindakan maupun
kebijaksanaan tertentu (output). Pihak yang terlibat dalam
sistem politik dapat mengetahui kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang dihasilkan di output melalui feedback
loop. Output harus diinformasikan agar memperoleh
tanggapan.
C. LINGKUNGAN
Lingkungan dalam pengertian di sini adalah semua sistem,
baik sosial maupun fisik yang bukan termasuk dalam sistem
politik. Lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu intrasocietal
dan extrasocietal. Intrasocietal merupakan komponen
dalam sistem politik. extrasocietal mencakup semua sistem
di luar suatu sistem politik dan merupakan komponen
fungsional dari masyarakat internasional atas sebuah
suprasistem.
D. KRITIK TERHADAP ANALISIS SISTEM POLITIK DAVID EASTON
Dua kritik dalam analisis sistem politik menurut Easton.
Pertama, terlalu umum, too transparently axiomatic to be of real use,
masih bersifat teoretis. Operasionalisasi konsep konsep yang ditawarkan
oleh Easton tidaklah mudah karena dalam kenyataannya dibutuhkan
berbagai macam atribut (agama, budaya, sosial, ekonomi, dan ideologi),
selain demands dan support dalam konversi (proses).
Gabriel almond : pendekatan struktural fungsional
KEGIATAN BELAJAR 2
A. Sistem politik, lingkungan dan kapabilitasMenurut almond
sistem politik adalah sistem interaksi yang terdapat dalam semua
masyarakat yang bebas dan merdeka untuk melaksanakan
fungsi-fungsi integrasi dan adaptasi baik dalam masyarakat
maupun berhadapan dengan masyarakat lainnya melalui
penggunaan paksaan fisik dan absah.
B. Sistem dan lingkungan : suatu pendekatan ekologisMenurut
almond ada tiga konsep yang dapat digunakan dalam
menganalisis berbagai sistem politik, yaitu sistem, struktur, dan
fungsi. Sistem diartikan sebagai suatu konsep ekologis yg
menunjukkan adanya suatu organisasi yang berinteraksi dengan
lingkungannya sehingga sistem politik dapat diartikan sebagai
suatu organisasi dimana masyarakat merumuskan dan berusaha
mencapai tujuan-tujuan bersama mereka.
C. Kapabilitas sistem politikAlmond menyebutkan enam kategori
pada kapabilitas berikut merupakan penjelasan dari keenam
kapabilitas menurut almond.
1. Kapabilitas ekstraktif
2. Kapabilitas regulatif
3.kapabilitas distributif
4. Kapabilitas simbolis
5. Kapabilitas responsif
6. Kapabilitas domestik dan internasional
KEGIATAN BELAJAR 3
ANALISISSTRUKTURALFUNGSIONALDALAMSITEMPOLITIK
A. STRUKTURATAULEMBAGAPOLITIK
Strukturumum yang dimiliki oleh sistem politik adalah kelompok kelompok
kepentingan, partai politik, badan legislatif, eksekutif, birokrasi, dan badan
peradilan.Sosialisasi politik menurut Almond Adalah fungsi mengembangkan dan
memperkuat sikap-sikap politik Dikalangan masyarakat yang bertujuan melatih
rakyaT untuk Melakukan peranan-peranan politik, administratif, ataujudisial
tertentu.

B. STRUKTUR DANG FUNGSI


Menurut Almond suatu analisis struktur menunjukkan jumlah partai politik,
dewan yang terdapat dalam parlemen, sistem pemerintahan terpusat atau
federal, bagaiana eksekutif, legislatif, dan yudikatif diorganisir serta secara formal
dihubungkan satu dengan yang lain. Adapun analisis fungsional menunjukkan
bagaimana lembaga- lembaga dan organisasi-organisasi tersebut berinteraksi
untuk menghasilkan dan melaksanakan suatu kebijakan.
C. FUNGSI INPUT DAN OUTPUT
Dalam konversi ini terjadi interaksi antara factor-faktor politik, baik yang
bersifat individu,kelompok,ataupunorganisasi. Sejalan dengan hal tersebut
di atas, Almond mengelompokkan fungsi Inputdan Outputdalam beberapa
bagian :
1. Fungsi Input
A. Sosialisasi politik dan rekruitmen politik
B. Artikulasi kepentingan
C. Agregasi kepentingan
D. Komunikasi politik
2. Fungsi Output
A. Pembuatan keputusan
B. Penerapan keputusan
C. Penghakiman keputusan

D. SOSIALISASI POLITIK
Sosialisasi merupakan proses dimna nilai-nilai actual yang berlaku dalam
masyarakat serta nilai-nilai ideal ditanamkan dala objek tertentu. Sosialisasi
politik secara khusus membentuk sikap dan pola
E. REKRUITMEN POLITIK
Rekruitmen politik berkaitan dengan karier olitik seseorang.
Rekruitmen politik dilakukan secara terbuka maupun tertutup.
Secara terbuka, artinya rekrutmen politik tersebut ditunjukkan
kepada semua warga negara yang memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
Sebaliknya, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat direkrut
untuk menduduki suatu jabatan politik dalam sistem rekrutmen
tertutup.

F. ARTIKULASI KEPETINGAN
Artikulasi kepentingan merupakan sebuah proses yang
ditempuh agar kebutuhan dan kepentingan masyarakat dapat
terpenuhi. Dalam masyarakat yang maju, pengartikulasi
kepentingan masyarakat dilakukan oleh kelompok kepentingan,
misalnya serikat buruh.
Namun, kelompok kepentingn semacam itu belum terlalu
berperan di negara-negara berkembang.
G. AGREGASI KEPENTINGAN
Agregasi kepentingan adalah proses yang fungsinya memadukan
semua kepentingan anggota masyarakat yang telah
diartikulasikan. Artikulasi, agregasi maupun pembuatan
keputusan dapat dilakukan oleh satu struktur. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa batasan antara ketiganya sangat tipis.
H. KOMUNIKASI POLITIK
Komunikasi politik mengacu pada proses penyampaian pesan-
pesan atau informasi politik dari suatu sumber kepada sejumlah
penerima pesan. Fungsi komunikasi politik dapat bersifat
formalmaupun informal, seperti radio, televisi, partai politik,
dan sebagainya. Informal apabila proses penyampaian informas
dilakukan secara langsung melalui tatap muka ( Interpersonal ).
I. PEMBUATAN KEPUTUSAN
Pembuatan keputusan ( rulemaking)adalah salah satu fungsi
output. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa
proses pembuatan keputusan terdiri atas beberapa tahap
sebelum ia melahirkan kebijakan tertentu.
J. PENERAPAN KEPUTUSAN
Penerapan keputusan ( ruleapplication)adalah proses menjalani
peraturan yang telah diterapkan. Lazimnya, fungsi ini dijalankan
oleh lembaga eksekutif.

K. PENGHAKIMAN KEPUTUSAN
Penghakiman keputusan ( ruleadjudication)adalah proses
menghakimi tindakan-tindakan yang dianggap menyimpang dan
melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Fungsi ini,
ditunjukan untuk mencegah terjainya penyelewengan atas
peraturan-peraturan yang dilaksanakan dalam kehidupan
masyarakat.
Modul 2
Sosialisasi,Budaya Politik dan Ekonomi Politik Indonesia
Kegiatan Belajar 1
Sosialisasi Politik Di Indonesia
A. KONSEP SOSIALISASI POLITIK
Adalah suatu proses penyerapan nilai lingkungan system politik ataupun
masyarakat individu atau terhadap masyarakat secara
keseluruhan.dijelaskan oleh David Easton dan Janck Dennis.keduanya
mengemukakan tujuan sosialilsasi politik adalah memantapkan system
politik itu sendiri
B.SOSIALISASI POLITIK DI INDONESIA
Masa Demokrasi Parlementer nilai-nilai politik cukup
liberal.kecendrungan pimpinan negara untuk melaksanakan
menetapkan konsep demokrasi barat ke system politik
Indonesia.kabinet terbentuk dari koalisi partai mudah pecah dijatuhkan
mosi tidak percaya ataupun pengunduran diri dari beberapa menteri
kabinet.
Kegiatan Belajar 2
Budaya Politik di Indonesia

A.KONSEP BUDAYA POLITIK


Merupakan pola tingkah laku indvidu dan orientasinya terhadap kehidupan
politik dihayati oleh para anggota suatu system politik.budaya politik adalah
persepsi pola sikap manusia terhadap masalah dan peristiwa politik terbawa
dalam pembentukan struktur proses politik masyarakat maupun pemerintahan
system politik itu sendiri adalah hubungan antara manusia yang menyangkut
soal kekuasaan,aturan,dan wewenang(kantaprawira,1999:24-6).

B.BUDAYA POLITIK DI INDONESIA


Perbedaan proes sosialisasi politik negara menimbulkan budaya politik berbeda
tiap negara.kinerja system politik tiap negara menyebabkan perbedaan
identitas nasional,sebab budaya politik merupakan sikap,tingkaah laku,dan
orientasi pemikiran politik dari masyarakat.dijelaskan bahwa budaya politik
merupakan norma-norma nilai-nilai didalam diri individu menjadi dasar cara
pandang maupun tingkah laku itu sendiri
Kegiatan belajar 3
Ekonomi Politik
 
A. HUBUNGAN ANTARA EKONOMI DAN POLITIK
 
Hakikat ekonomi politik adalah teori-teori evolusi sosial yang di
dalamnya inti dinamika ekonomi dihubungkan secara sistematis dengan
perubahan-perubahan sosial politik dan pada saatnya kelak akan
memberi umpan balik kepada ekonomi itu sendiri.
Ilmu ekonomi politik mempelajari tentang hubungan timbal balik antara
transaksi ekonomi dengan perilaku politik. Para ahli ekonomi politik
melihat bahwa dalam hubungan antara negara dan pasar terdapat
struktur dan anatomi, nilai-nilai, kebutuhan dan kepentingan yang
bervariasi, yang ada pada gilirannya dapat menimbulkan interaksi yang
beragam antara negara dengan pasar.
B. DEFINISI EKONOMI POLITIK
 
Lane dan Ersson (1994) mendefinisikan ekonomi politik sebagai bidang studi yang
khusus mempelajari interaksi antara politik dan ekonomi.
Didik J. Rachbini (Rachbini, 2002) menerangkan bahwa ilmu ekonomi politik secara
konvensional mempelajari anatomi sistem politik dan ekonomi suatu negara yang
diterapkan untuk masyarakat dan dalam praktik pemerintahan sehari-hari. Hal yang
dipelajari secara intesif adalah bagaimana sistem kekuasaan dan pemerintahan dipakai
sebagai instrumen atau alat untuk mengukur kehidupan sosial atau sistem ekonomi.
Kegiatan Belajar 4
Dinamika Ekonomi Politik di Indonesia
EKONOMI POLITIK DARI MASA KE MASA
 
1. Masa Demokrasi Liberal
Selama periode demokrasi liberal, kekuasaan politik berada di tangan kabinet- kabinet
parlementer yang mencerminkan pengawasan dan pengaruh partai-partai polittik yang
besar sebagai satuan-satuan formal dari kegiatan politik. Ciri khas yang lain dari
periode ini adalah seringnya terjadi pergantian kabinet.
Dalam periode ini adanya program banteng program ini bertujuan untuk
menumbuhkan dan membina kewiraswastaan indonesia sambil menumbuhkan
nasionalisme ekonomi atau indonesianisasi. Gagasan utama program banteng ini
adalah untuk mendorong para importir nasional agar mampu bersaing dengan
perusahaan-perusahaan impor asing.

2. Masa Demokrasi Terpimpin


Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang mengakhiri
sistem Demokrasi Parlementer (liberal), membubarkan konstituante hasil pemilihan
umum, mencabut UUDS 1950, dan memberlakukan kembali UUD 1945. Manipol-
USDEK (Manifesto Politik-UUD 1945, sosialisme indonesia, demokrasi terpimpin,
ekonomi terpimpin dan kepribadian indonesia) menjadi semboyan politik di Indonesia
pada masa ini. Presiden Soekarno menjadi penguasa otoriter yang didukung oleh
kekuatan besar, yaitu ABRI dan PKI (Partai Komunis Indonesia).
3. Masa Orde Baru
 
Orde baru adalah suatu tatanan seluruh peri kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasilan dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Orde baru lahir setelah dikeluarkannya supersemar, yang hadir dengan “koreksi total”
atas penyimpangan yang dilakukan oleh orde lama. Pemerintahan orede baru di pimpin
oleh presiden Soeharto sejak tahun 1967-1998.

4. Masa Pasca Orde Baru


 
Era Reformasi atau era pasca- Soharto di Indonesia di mulai pada tahun 1998, tepatnya
saat presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh wakil
Presiden saat itu, B. J. Habibie. Periode ini dicirikan oleh lingkungan sosial politik yang
lebih terbuka.
Pada masa reformasi ini orang bebas mengemukakan pendapat. Habibie memberikan
peluang terhadap masyarakat untuk mengemukakan pendapat di depan umum, unjuk
rasa ataupun demonstrasi.

You might also like