Professional Documents
Culture Documents
Filsafat Ilmu Kel 2
Filsafat Ilmu Kel 2
Kelompok 2
Teori Ontologi
Oleh :
● Anif Fitri 2207145 ● Syofia Hasan 2207135
● Gusniati 2207143 ● Ummy Khalsum 2207136
● Kurnia Widia Nova 2207146 ● Vivi Media Wari 2207150
● Mendya Rezita 2207141 ● Whike Mavelya 2207142
● Nadila Indah Putri 2207144 ● Winda Tendriani 2207139
● ● Yolanda Natasia 2207137
Sandi Mayasa Kumala 2207147
● Yunita Ambarita 2207138
● Serlin Marta Lovita 2207149
● Syarah Aulya Pratiwi 2207134
Ontologi
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani “onta” atau “onto” yang berarti sesuatu yang sungguh-sungguh ada dan
adanya itu benar, atau kemyataannya itu yang sesungguhnya. Kemudian “Logos” artinya kata ilmu, studi tentang
teori. Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyatan konkret
secara kritis.
ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realitas ialah kenyataan yang
selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran.
Pemikiran Ontologi di kelompokan para filosof dalam beberpa kelompok
Monisme
Materialisme
Yang berfaham bahwa
hakikat itu ialah materi,
sedangkan yang lain dari
materi seperti ruh, tidak lah Spiritualisme
suatu kenyataan yang berdiri
sendiri, tetapi merupakan
hakikat dari pada proses Disebut idealisme. Idealisme
gerakan kebendaan dengan berasal dari kata “ideal” yaitu
salah satu cara tertentu. suatu yang hadir dalam jiwa.
Idealisme mengatakan
bahwa realitas terdiri dari
ide-ide, pikiran, akala, atau
jiwa dan bukan benda
material dan kekuatan.
3. Aliran lain yang berkaitan antara ontologi dan
metafisika
Agnotisme
Nihilisme
Berasal dari bahasa latin yang
berarti nothing atau tidak ada.
Sebuah doktrin yang tidak Yaitu faham yang mengingkari
mengakui validitas alternatif pengetahuan dalam tentang agama.
positif. Doktrin tentang Seorang agnois bersikap percaya tidak
nihilisme sebenarnya sudah kepada tuhan, tidak percaya pun tidak.
ada sejak zaman yunani kuno, Ia tidak mengacuhkan tuhan dan tidak
yaitu pada pandangan grogias menghiraukan agama. Kedudukan
yang memberikan tiga faham ini adalah taisme dan ateisme.
proporsi tentang realitas Faham ini di pakai oleh kaum gnostik,
yaitu : yaitu ahli-ahli agama yang beranggapan
dapat memberikan keterangan yang
tidak ada sesuatupun yang eksis. Realitas itu mendalam tentang hakikat sesuatu.
sebenarnya tidak ada. Sehingga mereka beranggapan dapat
memberikan keterangan tentang alam
metafisika melalui pemikiran
Bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat di ketahui, ini kosmogenik dan mitos timur
di sebabkan oleh penginderaan itu tidak dapat
di percaya, penginderaan itu sumber ilusi
Ontologi dalam Kebidanan
1. pengertian
seperti telah di jelaskan tentang arti filsafat sendiri, maka beberapa hal akan di jelaskan tentang
filsafat ilmu kebidanan, antara lain: tinjauan ke ilmuan dimana setiap pengetahuan mempunyai tiga
komponen yang merupakan tiang penyanggah tubuh pengetahuan yang di susun, komponen
tersebut salah satunya adalah pendekatan ontologis.
pendekatan ontologism adalah penafsiran hakekat realistas dari objek ontologis keilmuan,
harus didasarkan kepada karakteristik objek ontologis sebagaimana adanya dengan dedukasi
yang dapat di verifikasi kan secara fisik.
2. Landasan ontologi ilmu kebidanan
Ilmu kebidanan mempunyai beberapa pokok karakteristik dan spesifikasi baik opyek formal maupun obyek
material yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Ilmu dasar
2. Ilmu sosial
3. Ilmu terapan
4. Ilmu kebidanan
a. Dasar-dasar kebidanan , perkembangan kebidanan dimulai ketika belanda menjajah indonesia. Pada masa
belanda, Ibu bersalin di tolong dukun paraji. Pada zaman jepang, kebidanan berkembang cukup baik
tetapi pemberian perawatan merosot karena kurangnya tenaga perawat, alat alat medis dan obat-obatan.
B. Teori dan model konseptual kebidanan
Empat belas konsep pelayanan kebidanan:
1. Mengakui bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologis dan perkembangan yang normal serta mengadvokasi tiada
intervensi pada kebidanan tanpa komplikasi
2. Mengakui bahwa menstruasi dan menopause sebagai proses perkembanagn fisiologis
3. Mempromosikan asuhan yang berpusat pada keluarga, memberdayakan wanita sebagai mitra dalam asuhan kebidanan.
4. Memfasilitasi keluarga dan hubungan interperdonal yang sehat
5. Advokasi untuk pilihan pelayanan dengan penjelasan.
6. Mempromosikan kesehatan dan pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit
7. Komunikasi, bimbingan konseling yang terampil
8. Mengakui nilai terapeutik dan kehadiran orang lain
9. Mempromosikan asuhan yang berkesinambungan.
10. Penegtahuan mengenai kompetensi dan kemampuan budaya
11. Mengenal nilai dan menghargai jalur yang berbeda ke arah penegtahuan dan perkembangan
12. Meningkatkan komunikasi yang efektif dan kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya
13. Meningkatkan perspektif asuhan kesehatan masyarakat
14. Memberikan asuhan kepada kelompok rawan.
c. Etika dan etiket kebidanan
Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembanagn praktik berdasarkan evidence based. Etika adalah penerapan, proses
dan teori filsafat moral pada situasi nyata, etika di bagi menjadi 3 bagian:
Gender yang berarti jenis kelamin, Dalam ruang lingkup ini yang
Gender berasal dari bahasa Latin dimaksudkan bahwa gender tidak
yaitu “genus” yang berarti jenis. merujuk pada keadaan manusia
sebagai ciptaan Tuhan yang luhur, dapat hanya dimengerti sebatas
Dalam Kamus Besar Bahasa melingkupi manusia perempuan
Indonesia gender diartikan sebagai terdiri dari dua jenis kelamin; pria
dan perempuan. Dalam saja. Gender harus dipandang
jenis kelamin. Dalam The dalam scope desain Ilahi
Dictionary of Feminist Theory perkembangan selanjutnya jenis
kelamin diberi pengertian yang luas menyangkut peran dan posisi yang
gender adalah serangkaian atribut terberikan secara ontologis pada
dan tingkah laku yang terbentuk sebagai karakter biologis laki-laki
dan perempuan. Pemahaman ini laki-laki dan perempuan. Peran-
secara kultural dan sosial, ditujukan peran ontologis dipelajari dan
kepada laki-laki dan perempuan. mengacu pada perbedaan genetik
dan anatomis. Perbedaan khas dipahami secara benar dan baik.
terletak pada kapasitas untuk Seorang berada sebagai laki-laki
prokreasi: menstruasi, konsepsi, karena adanya mempunyai arti dan
dan melahirkan, kemampuan untuk tujuan dalam hubungan dengan
menyusui, serta menopause pada orang lain. Sebaliknya juga pada
perempuan, sedangkan pada laki- seorang perempuan
laki seperti ereksi, ejakulasi, dan
inseminasi.
Kesimpulan
● Pada dasarnya ilmu harus digunakan untuk keselamatan umat manusia
● Ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia dan kesejahteraannya
dengan menitik beratkan pada kodrat dan martabat manusia itu sendiri
● pengetahuan ilmiah yang diperoleh disusun dan dipergunakan secara komunal dan universal
● Sama halnya dengan ontologi dan epistemologi, aksiologi juga melakukan beberapa pertanyaan yaitu
beputar sekitar pada pertanyaaan-pertanyaan:
a. untuk apa pengetahuan ilmiah itu digunakan?
b. bagaimana kaitan antara cara penggunaan pengetahuan ilmiah dengan kaidah-kaidah moral?
c. bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
d. bagaimana kaitan metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan profesional?
T E R I M A
K S
A I H