You are on page 1of 13

Pelanggaran Hak dan

Kewajiban Warga
Negara terhadap
Negara dalam Kasus
Penangkapan Roy
Suryo terkait
Penistaan Agama
Nama Anggota
1
04 08
1
Andini Endah Ratna Ardi Candra Clarissa Julianda
Fadilah Gunarto Putri R.

1
26 30
2 Muhammad Shiddiq
Dayan Apta Farrel Safira
Hidayat
Peta
Konsep
1. Video 3. Nilai
Berita Dasar

2. Penjelasan 4. Nilai
Berita Instrumental
Peta
Konsep
5. Nilai 7. Upaya
Praksis Pemerintah

6. Upaya Warga 8. Nilai


Negara Positif
Video Berita
Kasus Penangkapan Roy Suryo terkait Penistaan Agama
Penjelasan Berita
Kasus Roy Suryo mengenai meme stupa berwajah Presiden Indonesia
(Jokowi) termasuk Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Terhadap
Negara karena dalam unggahannya di media sosial, Roy Suryo dianggap
melecehkan dan mengolok-olok Patung Sang Buddha karena mengunggah
ulang gambar tersebut disertai kata "lucu" dan "ambyar".Dan juga, tindakan
tersebut termasuk contoh melanggar makna dari Sila Pertama Pancasila
karena setiap warga negara memiliki kewajiban untuk menghormati dan
toleransi terhadap sesama umat beragama yg ada di Indonesia.
Nilai
Dasar
Terkait dengan berita "Penangkap Roy Suryo terkait kasus penistaan agama" tersebut
merupakan suatu tindakan yang tercela serta di dalam nilai dasar yang berkaitan
dengan pancasila yaitu pada sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha
Esa" seharusnya menjamin hak warga negara untuk bebas memeluk agama
sesuai dengan kepercayaannya serta melaksanakan ibadah sesuai dengan
ajaran agamanya masing-masing dan harus memiliki sikap saling toleransi antar
umat beragama di Indonesia. Tetapi dalam kasus ini warga negara tersebut justru
tidak mengembangkan toleransi antar umat beragama menuju terwujudnya
kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang.
Nilai
Instrumental
Nilai instrumen sila 2 pancasila :
1. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah 
pada Pasal 27 Ayat 1 dijelaskan bahwa adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
dan tidak adanya diskriminasi di antara warga negara. 

2. Kebudayaan nasional indonesia Kasus ini termasuk pengingkaran kewajiban warga


negara terhadap negara karena dalam unggahannya di media sosial, Roy Suryo dianggap
melecehkan dan mengolok-olok Patung Sang Buddha karena mengunggah ulang gambar
tersebut disertai kata "lucu" dan "ambyar". Oleh sebab itu, paada Pasal 32 Ayat 1
ditegakkan atas jaminan hak warga negara untuk mengembangkan nilai nilai budaya,
mengembangkan dan memelihara bukan malah menghina atau mengolok-olok.
Nilai
Praksis
1. Menghormati dan menghargai setiap agama di negara Indonesia.
2. Menumbuhkan sikap toleransi beragama.
3. Pemerintah menjamin kehidupan beragama dan toleransi antarumat
beragama.
4. Percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, selalu mengawasi semua
tindakan yang kita lakukan di dunia ini, dan bertanggung jawab atas
apa yang akan terjadi di masa depan.
Upaya Warga
Negara
Ada dua meme Candi Borobudur yang diposting Roy Suryo pada Jumat 10 Juni 2022 lalu. Pada foto
kedua, meme tersebut diduga sudah diedit sehingga wajahnya mirip Jokowi. Caption dalam foto
kedua tersebut juga tak kalah menyentil. "Si stupa candi borobudur ada patung dewa anyar."
Sontak, kedua unggahan tersebut mendapat kritik tajam dari warganet, sehingga muncul
#TangkapRoySuryo dan menjadi trending topik di linimasa. Dengan viralnya berita tersebut
membuat warganet melaporkan meme yang telah dibuat oleh Roy Suryo tersebut sehingga
pemerintah dapat mengetahui kasus tentang meme tersebut, dan dapat ditindaklanjuti melalui proses
hukum oleh pemerintah.
Upaya
Pemerintah
Dari kasus Roy Suryo, kepolisian menerima dua laporan terhadap cuitan meme tersebut. Keduanya
datang dari perwakilan umat Buddha. Adapun Upaya pemerintah yang dapat dilakukan adalah adanya
tindakan penanganan yang dilakukan oleh lembaga lembaga negara yang mempunyai fungsi untuk
menegakkan hukum. Contohnya pihak kepolisian.  Dimana dalam kasus ini Pihak kepolisian pada
tanggal 22 Juli 2022 menetapkan Roy Suryo menjadi tersangka, dan setelah diperiksa kurang lebih 8 jam
oleh bareskrim polri, Roy Suryo dijerat dengan Pasal 45 A (2) dan Pasal 28 Ayat 2 Undang-undang
(UU) No. 19 Tahun 2016 tentang ITE dan/atau Pasal 156a KUHP sehingga dirinya terancam
minimal 6 tahun penjara.
Nilai
Positif
"dalam kasus berita yang kami ambil, tentu saja menghina salah satu agama tidak ada nilai positifnya.
Tetapi dari kasus ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa kita sebagai warga negara yang baik
seharusnya tidak meniru membuat ataupun membagikan meme yang sudah jelas merupakan
penghinaan salah satu agama di Indonesia. Selain itu, kita juga harus mawas diri dalam
menggunakan media sosial, karena kata kata atau tindakan yang menurut kita lucu justru
membuat orang lain sakit hati hingga bisa menimbulkan masalah seperti berita yang kami angkat.
"
Terima
Kasih

You might also like