You are on page 1of 8

“DZIHAR, ILA’

DAN LI’AN SERTA


SEBAB SYIQAQ”
Anif Mafatikhun Nida (19130210230)
Muhammad Alwi Siraj (19130210435)
Maherni Zufitasari (19130210293)
Dzihar

Menurut bahasa arab, Kata zhihar terambil dari kata zhahrun yang bermakna punggung. Dalam
kaitannya dengan hubungan suami isteri, zhihar adalah ucapan suami kepada isterinya yang berisi
menyerupakan punggung istri dengan punggung ibu suami, seperti ucapan suami kepada istirnya: “
Engkau bagiku adalah seperti punggung ibuku”. Pada zaman jahiliyah ”zhihar“ menjadi Thalak. Lalu
Islam datang membatalkannya. Kemudian Islam menetapkan isteri yang di zhihar haram dikumpuli
sebelum suami membayar kafarah kepada isterinya
Zhihar dianggap sah secara hukum apabila dilakukan oleh suami yang berakal sehat, dewasa
dan Muslim, dan perkawinanya dilakukan secara sah lagi dikuatkan menurut hukum.

Suami yang telah menzhihar istrinya dengan sah bisa menimbulkan dua macam akibat :

1. Haram suami menyetubuhi istrinya sebelum ia bayar kafarah zhihar sebelum mereka berdua
bersetubuh.
2. Wajib membayar kifarah zhihar, dan berhak kembali lagi kepada istrinya. Adapun bentuk
kifarah zhihar yang harus dibayarkan suami adalah :
a. Memerdekakan seorang budak ( hamba sahaya). Jika tidak mampuh dan sanggup.
b. Berpuasa dua bulan berturut-turut.
Ila’

bahwa ila’ adalah sumpahnya seorang laki-laki untuk tidak menyentuh istrinya secara mutlak atau
lebih dari empat bulan dengan maksud untuk menyakiti istri, menyakiti kehormatan istri dan
merendahkan keperempuanannya bahkan hingga berpisah tempat tidur, menaruh kebencian, dan
tidak memberinya (istri) hak-hak sesuai dengan yang disyari’atkan. Ila’ menurut definisi ini, diartikan
lebih mendalam hingga kepada tindakan-tindakan yang menyakiti keadaan istri.

Jadi, ila’ dapat didefinisikan sebagai tindakan seorang suami terhadap istrinya dengan bersumpah
atas nama Allah untuk tidak menggaulinya selama lebih dari empat bulan lamanya.
Li’an

Li’an juga dapat disamakan dengan tuduh menuduh. Suami menuduh istri, dan istri menuduh suami
telah berdusta. Apabila suami tidak bisa mendatangkan saksi yang berjumlah empat orang laki-laki,
maka suami harus bersumpah dengan empat kali sumpah yang menyatakan dirinya benar. Dan yang
kelima kalinya ia mengucapkan bahwa ia akan dilaknat oleh Allah SWT. Jika tuduhannya itu dusta,
lalu istrinya menyanggah tuduhan tersebut dengan bersumpah empat kali. Dan pada kelima kalinya,
ia mengucapkan bahwa ia akan dilaknat Allah ternyata ucapan suaminya itu benar. Dalam redaksi
lain, Nasir mendefinisikan li’an sebagai sumpah yang diucapkan oleh suami ketika menuduh
isterinya berzina dengan empat kali sumpah dan menyatakan bahwa dia adalah termasuk orang
yang benar dalam tuduhan, dan pada sumpah kelima disertai pernyataan bahwa ia bersedia
menerima laknat/kutukan Allah jika ia
Syiqaq

menurut bahasa syiqaq berasal dari Bahasa Arab yang berarti “perselisihan”. Kata syiqaq adalah
Bahasa Arab yang diambil dari fi’il madhi “Syaaqa” sinonim dari “halaqa” yang berarti bertentangan
dan bermusuhan. Menurut istilah ilmu fiqih syiqaq adalah perselisihan antara suami istri yang
diselesaikan oleh dua orang hakam, seorang dari pihak suami dan seorang lagi dari pihak istri.

sebab terjadinya adalah :

1. Nusyuz adalah suatu perbuatan durhaka atau pembangkangan yang dilakukan seorang isteri
terhadap suaminnya, tanpa alasan yang dibenarkan oleh syara’ (agama).
2. Fahisyah ini dapat pula diartikan sebagai perzinahan
TERIMAKASIH

You might also like