Professional Documents
Culture Documents
Instrumen Akreditasi Ppi Di PKM Dan Klinik
Instrumen Akreditasi Ppi Di PKM Dan Klinik
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
DI PUSKESMAS DAN KLINIK
5.5 PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
STANDAR TERKAIT UPAYA PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN PUSKESMAS PMK 46/2015
BAB 5
PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
1 2 3 4 5
3
STANDAR 5.5
• PPI adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas Kesehatan
• Risiko infeksi diidentifikasi dan dicegah atau diminimalkan melalui kegiatan PPI
1. MONEV KEGIATAN
PPI (AUDIT, ICRA)
1. PERSIAPAN ( MEMPELAJARI RENSTRA
2. ANALISIS TERHADAP
DAN KEBIJAKAN, REGULASI TERKAIT CAPAIAN INDIKATOR
2. ANALISIS SITUASI PPI DI WILKER PPI
PUSKESMAS
3. PERUMUSAN MASALAH PPI
4. PENYUSUNAN RENCANA 5 TAHUN DAN
TAHUNAN
5. PENGUSULAN RENCANA KEGIATAN PPI P3
KEBIAJAKAN DAN
PENGORGANISASIAN P2
(STRUKTUR DAN
TUPOKASI) P1 1. ADANYA KEGIATAN IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
TERKAIT DENGAN KEGIATAN PPI
2. ADANYA PERTEMUAN TIM PPI YANG RUTIN
3. PELAKSANAAN SURVEILANS
4. ADANYA RENCANA UPAYA PERBAIKAN PROGRAM PPI SETIAP
BULAN
5. TERLAKSANANYA UPAYA TINDAK LANJUT PROGRAM PPI
SUMBER RUJUKAN UTAMA
2
1
FRAMEWORK PENERAPAN PPI DI FKTP
a
HAIs
PENERAPAN PPI SESUAI
STANDAR DI FKTP : DITUANGKAN UNTUK MENCEGAH,
P3
SETIAP FKTP:
• Membuat regulasinya : SK tim, struktur MONITORING DAN EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM PPI
organisasi, dll
• Kebijakan PPI: menambahkan PPI pada
Pedoman Internal dan Renstra FKTP.
• Membuat Pedoman/Panduan PPI
• Membuat/melengkapi SOP setiap pelayanan INDIKATOR KINERJA PPI
nya sesuai dengan Juknis PPI
Insiden rate (Kamus Indikator)
DOKUMEN 1. DOKUMEN
PERENCANAAN
PROGRAM PPI DI
PUSKESMAS
2. BUKTI PELAKSANAAN
PROGRAM PPI DI
PUSKESMAS
3. DOKUMEN BUKTI
MONEV DAN RTL
PROGRAM PPI
SISTEMATIKA PROGRAM
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
6. Sasaran
3 dst
B. Sarana dan Prasarana
1 Penyediaan handrubs
2 dst
C. Alat Kesehatan
1 Alat Sterilsator
2 APD
3 dst
D. Pelaksanan/penerapan PPI
1 Audit Program PPI
ELEMEN PENILAIAN DARI KRITERIA 5.5.1
KEPENTINGAN TRANSPARANSI
UNTUK MENILAI APAKAH UPAYA YANG
T PUBLIK
TELAH DILAKUKAN DAPAT
MENINGKATKAN KELUARAN
U PELAYANAN
INFEKSIKESEHATAN;
SALURAN KEMIH INFEKSI DAERAH OPERASI
I PLEBITIS
N (ISK) (IDO)
J
D
I PPI MEMBERIKAN UMPAN BALIK
K U KEPADA FASYANKES
A
T A KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI
O ABSES GIGI
(KIPI)
R UNTUK PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
N
PRAKTIK TERBAIK YANG DIPEROLEH MELALUI
PROSES KAJI BANDING
CONTOH
INDIKATOR TARGET CAPAIAN GAP ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
1.
2.
EVALUASI KEBERHASILAN
H
NTO BERDASARKAN RENCANA TAHUNAN
CO
N BIAYA SUMBER
O
KEGIATAN VOLUME WAKTU PIC
(Rp) BIAYA
Capaian kegiatan sesuai
rencana?
A. Sumber Daya Manusia
1 Pelatihan 2 orang Maret dr.A 10.000. JKN/
Dasar PPI 2021 nita 000 Kapitas
i
A. SDM :
2 Sosialisasi PPI 2 kali Juni – Bida 500.00 BOK
B. Sarana Prasarana:
C. Alkes
kepada pertemu Juli n 0
petugas an 2021 Yuni
ta
D. Penerapan
E. Monev
3 dst
B. Sarana dan Prasarana
1
2 dst
C. Alat Kesehatan
1
KRITERIA 5.5.2
• Puskesmas melakukan identifikasi dan kajian risiko infeksi, yang sesuai dengan prinsip-prinsip PPI,
baik dalam penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan perseorangan maupun upaya kesehatan
masyarakat yang mungkin atau pernah terjadi terhadap pasien, pengunjung, petugas, keluarga, dan
masyarakat terintegrasi dalam Manajemen Risiko (HAIS & ICRA)
• Berdasarkan hasil kajian tersebut disusun strategi dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
melalui dengan menerapkan program PPI yang terdiri dari kewaspadaan isolasi yang terdiri dari dua
lapis yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan antimikroba
secara bijak, dan pelaksanaan bundles infeksi terkait pelayanan kesehatan, antara lain infeksi aliran
darah primer, infeksi daerah operasi, infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter, dan infeksi-
infeksi lain yang mungkin terjadi akibat pelayanan kesehatan.
ESENSI POKOK PIKIRAN DARI KRITERIA 5.5.2
• Kewaspadaan isolasi :
1. Ketersediaan APD
2. Ketersediaan linen yang benar
3. Ketersediaan alat medis sesuai ketentuan
4. Ketersediaan peralatan penyuntikan yang aman
5. Penyimpanan dan penanganan produk makanan dan nutrisi sesuai
standar
6. Pengelolaan limbah yang benar
UKM
ESSENSIAL DAN PENGEMBANGAN.
UKM UKP
UKP
UNIT, Ruang, Pelayanan
KEGIATAN
Kegiatan
Pendataan, Screening, Kunjungan
Sasaran, Vaksinasi, Penyuluhan.
Pemberdayaan, dsb
XX
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN
JANGAN ADA C ELAH
UDARA
IDENTIFIKASI RISIKO PPI
PENILAIAN PROBABILITAS
TINGKAT
DESKRIPSI FREKUENSI KEJADIAN
RISIKO
Jarang (frekuensi 1-2 x/tahun), Jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi
2 low
(terjadi dalam jangka waktu 2-5 tahun).
1 IDENTIFIKASI MASALAH
melihat seberapa beratnya dampak potensial dan kemungkinan seberapa
sering frekuensi munculnya risiko, identifikasi aktifitas yang dilakukan
pada risiko dan cara transmisinya
2 ANALISA RISIKO
4 PENGELOLAAN RISIKO
5. PLAN OF ACTION
EVALUASI RISIKO
1. Rangking masalah
2. Prioritas masalah
3. Analisa manfaat biaya yang
dikeluarkan (setelah diranking, • Risk Matrix Grading
biaya unt mengurangi resiko
• FISH BONE
dibandingkan dengan biaya kalau
terjadi resiko) • Root Cause Analysis
4. Pastikan risiko yang ditimbulkan ( RCA )
bisa diterima atau tidak
40
Identifikasi pelayanan Gigi
• Peralatan Kritikal, semi kritikal,non kri-
tikal masih belum terpisahkan pada saat
pelayanan
• Petugas Menggunakan APD belum sesuai
standar pelayanan
• Tempat pencucian alat kesehatan masih di
tempat wastafel cuci tangan
• Kebersihan lingkungan : Meja, Lampu dll
• Air kumur yang digunakan belum sesuai
ketentuan
PELAYANAN GIGI
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SYSTEM SKO Priori-
PROBLEM R tas
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Petugas Menggunakan 4 2 1 8 V
APD sesuai tidak in-
dikasi
Tempat pencucian alat 5 2 5 50 III
kesehatan masih di ru-
ang pelayanan gigi
Kebersihan 3 3 2 18 IV
lingkungan : Meja,
Lampu belum rutin
NO
Membuat plan of action (rencana kegiatan)
JNS KELOMPOK RISIKO
MASALAH
POTENSIAL RISIKO/
SKOR
PRIORITAS
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
PROGRESS /
STRATEGI EVALUASI ANALISIS
1 Pelayanan 1. Peralatan 75 I Pengelolaan alat di 1. Ada pemilahan 1. Sosialisasi 1. Terlaksananya 1.Pelaksaan sosialisasi
gigi Kritikal, semi pelayanan gigi alat kritikal, semi mengeai pemila- sosialisasi hanya mengenai pemi-
kritikal,non sesuai standar dan non han alat 2. Monitoring lahan alat
kritikal belum 2. Pemrosesan alat 2. Sosilaisai pemros- 3. Tersedianya 2. Hasil monitoring
terpisah dan sesuai dengan kat- esan alat alat steril- pemilahan dan pemros-
be;um egori 3. Pengajuan alat isator auto- esan alat meningkat
diproses 60 II 3. Tersedianya alat sterilisator auto- clave 3. Belum teredia alat
sesuai standar sterilisator clave
2.Air kumur
yang
digunakan
masih air
kran
ICRA KONSTRUKSI
PCRA (Pre Construction Risk Assesment)
• Manajemen risiko pada konstruksi adalah proses yang
bertahap dan berkesinambungan untuk mencegah ter-
jadinya kecelakaan dan dampak konstruksi pada pasien,
petugas, dan lingkungan fasyankes.
- Area kantor • Rawat jalan - UGD, ruang tindakan - Ruang isolasi tekanan negatif
• Cafeteria - Ruang pelayanan gigi - Unit luka bakar
• Dietary - Ruang perawatan pasien - Kamar Operasi
- Ruang Maternitas / VK
- Manajemen Material - CSSD
- Kamar bayi
-Laboratorium - Kateterisasi Jantung
- Koridor Umum (yang - Area pasien immunocom-
dilewati pasien, suplai, promised
dan linen)
- Newborn Intensive Care
Unit (NICU)
- Intensive Care Unit
Langkah Ke-3 :
Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi
Ditentukan berdasarkan tabel matrix antara Tipe Aktivitas Konstruksi dan
Kelompok Risiko Pasien
Note : Persetujuan pengendalian infeksi akan diperlukan ketika aktivitasi kontruksi dan tingkat
risiko berada pada kelas 3 dan kelas 4 dan dan dilakukan identifikasi dampak lain di daera
sekitar area proyek.
Contoh : Penilaian Risiko Renovasi
Level risiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
konstruksi
Class of Precautions
Langkah-langkah Intervensi PPI
Ditentukan Berdasarkan Kelas
Risiko Berdasarkan Type Konstruksi Kelas I, sbb:
• Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu
• Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai
SELAMA KONSTRUKSI
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk pembersih/disinfektan
mencegah kontaminasi pada sistem saluran. 8. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk 9. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. tertutup rapat sebelum dibuang.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja 10. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
dengan menggunakan unit penyaringan udara 11. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
HEPA. HVAC.
Tanggal 5. Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai
proyek selesai diperiksa oleh Komite K3, KPPI, dan
Paraf dilakukan pembersihan oleh petugas kebersihan.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 7. Semua personil yang memasuki area kerja
KELAS IV konstruksi dimulai diwajibkan untuk memakai penutup sepatu. Sepatu
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk harus diganti setiap kali keluar dari area
mencegah kontaminasi sistem saluran. kerja.Pembatas area kerja harus tetap dipasang
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite K3,
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik KPPI, dan dilakukan pembersihan oleh petugas
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk kebersihan.
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. 8. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja 9. Lakukan pengepelan basah dengan
dengan menggunakan unit penyaringan udara pembersih/disinfektan.
HEPA. 10. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas
5. Menyegel lubang, pipa, dan saluran. area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
6. Membuat anteroom dan mewajibkan semua personel penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
untuk melewati ruangan ini sehingga mereka dapat 11. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
Tanggal disedot menggunakan vacuum cleaner HEPA tertutup rapat sebelum dibuang.
sebelum meninggalkan tempat kerja atau mereka 12. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
Paraf bisa memakai pakaian kerja yang lepas setiap kali 13. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
mereka meninggalkan tempat kerja. HVAC.
Persyaratan tambahan:
KRITERIA 5.5.3
• Program pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas adalah untuk mengidentifikasi dan
mengurangi risiko tertular dan menularkan infeksi di antara pasien, petugas, keluarga dan
masyarakat dan lingkungan melalui penerapan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan antimikroba secara
bijak, dan bundles untuk infeksi terkait pelayanan Kesehatan.
• Pelaksanaan program tersebut perlu dipantau secara terus menerus untuk menjamin penerapan yang
konsisten
• Penerapan kewaspadaan standar perlu dipantau oleh tim PPI atau petugas yang diberi tanggung
jawab agar dilaksanakan secara periodik dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan Puskesmas
KEWASPADAAN STANDAR
Kebersihan pernafasan/etika
batuk
Penempatan pasien
Pengelolaan alkes
Kesehatan petugas
KEW ASPA D A A
N TRANSMISI
16
REGULASI
NOTE
Koordinator atau TIM PPI dalam menyusun regulasi, wajib mengacu Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer dan pedoman PPI lainnya yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI serta harus sesuai dengan pelaksanaan kegiatan yang di
lakukan di Puskesmas
ELEMEN PENILAIAN DARI KRITERIA 5.5.3
02
Bila ada pengelolaan pada pokok pikiran huruf f sampai dengan huruf h
yang dilaksanakan oleh pihak ketiga, Puskesmas harus memastikan
standar mutu diterapkan oleh pihak ketiga sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. (D,W)
KRITERIA 5.5.4
1
Dilakukan edukasi kebersihan tangan pada tenaga medis,
tenaga kesehatan, seluruh karyawan Puskesmas, pasien
dan keluarga pasien. (D,W)
O H
N T
CO
ELEMEN PENILAIAN PADA KRITERIA 5.5.4
3
Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
terhadap pelaksanaan kebersihan
tangan. (D, W)
DOKUMEN 1. SOP Kebersihan Tangan
2. Tersedia Banner/Poster/ Leaflet tentang edukasi kebersihan
tangan
3. Instrumen Audit Kepatuhan kebersihan tangan
4. Instrumen Monitoring Kelengkapan fasilitas Kebersihan Cuci
tangan
5. Bukti pelaksaaan edukasi kebersihan tangan yang dilakukan
di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas
6. Bukti hasil audit kepatuhan kebersihan tangan
SARANA DAN
PRASARNA
TOH INSTRUMEN MONITORING KELENGKAPAN FASILITAS KEBERSIHAN TANGAN
ON
C
Tehnik
Aturan Pengamatan Hand Hygiene
•Observasi langsung dengan metode terkini
•Observer terlatih paham thdp metode dan alat observasi.
•Observasi dilakukan secara terbuka, tanpa menganggu jam kerja, namun
tetap menjaga kerahasiaan.
•Kepatuhan berdasarkan pendekatan “5 Moments HH” dari WHO.
Bila tangan tidak terlihat kotor, untuk sementara waktu
atau jika tidak ada sarana cuci tangan, membersihkan
tangan dapat dilakukan dengan cairan berbasis alkohol
Pendekatan “My 5
Moments for Hand
Hygiene ”
ZONA PASIEN
Lokasi kritis
dengan risiko
infeksi pada
pasien
Lokasi kritis
dengan risiko
pajanan cairan
tubuh
Definisi point-of-care
DI POINT-OF-CARE
Formulir Observasi
Detailed
instructions
are
available on
the back of
the form, to
be
consulted
during
observation
The grid of the Observation form
performed
Hand Hygiene actions (x 100)
--------------------------------------------
Hand Hygiene actions yang
dibutuhkan (opportunities)
The observer point of view
Kepatuhan Hand Hygiene
X
X 1 Hand Hygiene action x 100
X
---------------------------------------- = 50%
-
?
2 indications
X X
Total 4 1
• Program PPI dalam kewaspadaan isolasi terdiri dari kewaspadaan standar dan
kewaspadaan berdasarkan transmisi. Kewaspadaan berdasar transmisi meliputi
kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak, droplet dan air borne.
• Penularan penyakit air borne disease termasuk penularan yang diakibatkan oleh prosedur
atau tindakan yang menimbulkan aerosolisasi merupakan salah satu risiko yang perlu
diwaspadai dan mendapat perhatian khusus di Puskesmas.
• Untuk mengurangi risiko penularan air borne disease diantaranya dengan menggunakan
APD, penataan ruang periksa, penempatan pasien, maupun transfer pasien dilakukan sesuai
dengan prinsip PPI. Upaya pencegahan juga perlu ditujukan untuk memberikan
perlindungan kepada staf, pengunjung serta lingkungan pasien. Pembersihan kamar
dengan benar setiap hari selama pasien tinggal di puseksmas dan pembersihan kembali
setelah pasien pulang harus dilakukan sesuai standar atau pedoman pengendalian infeksi
POKOK PIKIRAN PADA KRITERIA 5.5.5
02
Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil pemantauan terhadap
pelaksanaan penataaan ruang periksa, penggunaan APD, penempatan
pasien, transfer pasien untuk mencegah transmisi infeksi (D.O.W)
1. Bukti Identifikasi penyakit
infeksi terutama saat
penerimaan pasien di
Puskesmas
2. Alur Penatalaksanaan Pasien
Infeksius
3. Bukti Monitoring dan
tindaklanjut dari pemantauan
pencegahan transmisi Infeksi
CONTOH
Contoh penghitungan pertukaran udara
• Jendela terbuka : tinggi 0.5 m, lebar 0,5 m
• Luas jendela 0.5 x 0.5 = 0,25m2
• Kecepatan udara rata-rata lewat jendela = 0,5 m/detik
• Dimensi ruangan: lebar 3 m, panjang 5 m, tinggi 3 m
• Isi ruangan = 3 x 5 x 3 = 45 m3
• Perkiraan laju aliran udara rata-rata:
Luas jendela x kecepatan udara rata-rata lewat jendela = 0,25 m2
x 0,5m/detik x 3600 detik/jam = 450 m3/jam
• Pertukaran udara setiap jam:
Laju aliran udara rata-rata dibagi isi ruangan = 450m3/jam:45m3 =
10 kali/jam
KRITERIA 5.5.6
5.5.6 Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani outbreak infeksi baik di Puskesmas atau di
wilayah kerja Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menetapkan kebijakan tentang outbreak bagaimana penanggulangan sesuai
dengan wewenangnya, untuk menjamin perlindungan kepada petugas, pengunjung dan
lingkungan pasien
• Kriteria outbreak infeksi terkait pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah:
a) terdapat kejadian infeksi yang sebelumnya tidak ada atau sejak lama tidak pernah
muncul yang diakibatkan oleh kegiatan pelayanan kesehatan yang berdampak risiko
infeksi baik di Puskesmas atau di wilayah kerja Puskesmas.
b) peningkatan kejadian 2 kali lipat atau lebih dibanding periode sebelumnya.
c) kejadian dapat meningkat secara luas dalam kurun waktu yang sama
d) kejadian infeksi yang ditetapkan sebagai outbreak oleh pemerintah.
• Dalam keadaan outbreak disusun dan diterapkan panduan, protokol-protokol
kesehatan dan prosedur yang sesuai untuk mencegah penularan penyakit infeksi
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
5.5.6
02 Memastikan KLB
08 Komunikasi hasil temuan
03 Verifikasi Dx
09 Pencegahan dan
Penanggulangan
04 Tetapkan kasus KLB (umumkan)
5. Tersedia bukti Penggunaan APD sesuai standar PPI D bukti Penggunaan APD sesuai standar PPI
O
INSTRUMEN AKREDITASI KLINIK (PPI)
EP PMKP 3 TELUSUR
6. Tersedia bukti pelaksanaaan 5 kunci keamanan pangan D Bukti pelaksanaaan 5 kunci keamanan pangan (Jaga
(Jaga Kebersihan, Memisahkan Pangan Mentah dari Pan- Kebersihan, Memisahkan Pangan Mentah dari Pangan
gan Matang, Memasak dengan benar, Jaga Pangan Pada Matang, Memasak dengan benar, Jaga Pangan Pada
Suhu Aman, Menggunakan Air dan Bahan Baku yang Suhu Aman, Menggunakan Air dan Bahan Baku yang
Aman) Aman)
O
7. Tersedia bukti pelaksanaan Dekontaminasi dan sterilisasi D Bukti pelaksanaan Dekontaminasi dan sterilisasi per-
peralatan perawatan pasien sesuai standar PPI alatan perawatan pasien sesuai standar PPI
O
8. Tersedia bukti pengolahan limbah sesuai standar PPI D Bukti pengolahan limbah sesuai standar PPI
O
9. Tersedia bukti Penatalaksanaan linen sesuai standar PPI D Bukti Penatalaksanaan linen sesuai standar PPI
O
10. Tersedia bukti pemeriksaan kesehatan karyawan secara D bukti pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala
berkala
O
INSTRUMEN AKREDITASI KLINIK (PPI)
EP PMKP 3 TELUSUR
11. Tersedia bukti penerapan Etika batuk dan bersin D Bukti penerapan Etika batuk dan bersin
O
12. Tersedia bukti pelaksanaan Praktik menyuntik yang D Bukti pelaksanaan Praktik menyuntik yang aman
aman
O
13. Tersedia bukti pelaksanaan Praktik lumbal pungsi yang D Bukti pelaksanaan Praktik lumbal pungsi yang aman
aman (jika ada di klinik utama) (jika ada di klinik utama)
O
14. Tersedia bukti tindaklanjut hasil monitoring dan evalu- D Bukti tindaklanjut hasil monitoring dan evaluasi pelak-
asi pelaksanaan PPI di klinik sanaan PPI di klinik
Terimakasih