Beberapa Perspektif Sejarah Pada tahun 1494, Luca Pacioli melengkapi deskripsi terkait sistem pencatatan double entry. Pada awal abad 18, konsep gabungan kekayaan perusahaan berkembang di Inggris, termasuk eksistensi permanen, keterbatasan kewajiban pemilik, dan kemampuan untuk mentransfer saham. 1844 Companies Act memberikan konsep untuk membuat neraca yang diaudit untuk pemegang saham, namun tidak langsung dilaksanakan dan baru dikumandangkan kembali pada awal 1900-an. Kemunculan pajak penghasilan badan pada 1909 memberikan dampak terhadap pengukuran pendapatan. Pada tahun 1929 terjadi market crash yang menimbulkan Great Depression sehingga melahirkan SEC pada 1934 dengan tujuan melindungi investor. Tahun 1960-an, teori akuntansi berfokus pada konsep praktik akuntansi. Kemudian tahun 1966 dibuat A Statement of Basic Theory oleh American Accounting Association. 2007-2008 Market Meltdown Special Purpose Entities (SPE) masih banyak digunakan, terutama oleh institusi finansial, yang sering disebut sebagai Structured Investment Vehicle (SIV). SIV dibuat oleh pemberi pinjaman seperti bank, perusahaan mortagage, dan institusi finansial lainnya untuk mengamankan holding atas morgage, credit card balances, auto loans, dan aset finansial lainnya. Kemudian SIV mengumpulkannya menjadi aset-backed securities (ABS). ABS kemudian disekuritaskan sebagai Collateralized Debt Obligation (CDOs). Untuk membiayai aset yang dibeli oleh sponsor, SIV meminjam uang dengan menerbitkan Aset Backed Commercial Paper (ABCP). Mulai tahun 2007, struktur tersebut mulai hancur karena asset-backed kurang transparan. Hal ini kemudian menimbulkan kecurigaan pasar sehingga terjadi penurunan pembelian saham oleh investor. Dari kejadian tersebut, terdapat 4 poin penting: • Pelaporan keuangan harus transparan. • Akuntansi nilai wajar dapat menggantikan value-in-use ketika market collapse karena nilai likuiditas yang menimbulkan penurunan terhadap kepercayaan investor. • Kegiatan off-balance sheet harus diungkapkan seluruhnya, meskipun tidak dikonsolidasikan. • Karena standar akuntansi adalah bentuk peraturan, perubahan substansial pada standar yang ada, termasuk peningkatan pengungkapan kompensasi manajer, telah terjadi. Efficient Contracting Kritik keras terhadap akuntansi nilai wajar yang timbul dari krisis pasar keamanan (security market meltdown) telah memperkuat pandangan alternatif tentang pelaporan keuangan, yaitu pendekatan kontrak yang efisien untuk pelaporan keuangan. Kontrak yang efisien berpendapat bahwa kontrak yang dibuat perusahaan (misalnya, kontrak utang dan kontrak kompensasi manajerial) menciptakan sumber utama permintaan untuk informasi akuntansi. Kontrak yang efisien menyebabkan beberapa perbedaan kebijakan akuntansi utama dari pendekatan pengukuran (yaitu, akuntansi nilai saat ini) pelaporan keuangan yang diperkirakan oleh pembuat standar, karena kepercayaan dikompromikan sejauh manajer dapat memanipulasi nilai variabel akuntansi yang digunakan dalam kontrak. Catatan Perilaku Etis Perilaku etis akuntan dan auditor sangat dibutuhkan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap laporan keuangan. Sehingga akuntan dan auditor dapat bertindak dengan integritas, independen, dan menjadikan kepentingan publik di atas kepentingan pegawai maupun klien. Standar Akuntansi Rules-Based VS Principles-Based
Standar akuntansi Rules-Based
mencoba untuk memberikan aturan detail menge Standar Akuntansi Rules-Based VS Principles-Based Standar akuntansi rules-based mencoba untuk memberikan aturan detail atau rinci mengenai bagaimana menghitung. Sebagai alternatif, standar akuntansi juga memberikan dasar-dasar umum saja dan selanjutnya bergantung pada keputusan auditor profesional untuk meyakinkan bahwa penerapan standar tidak salah. Saat ini, dunia bergerak menuju standar Principle-Based. Namun, kenyataannya meskipun kerja konseptual telah disusun dengan kuat, standar tersebut akan menghadapi tekanan dari manajer dan bahkan pemerintah untuk menyusun pelaporan keuangan dengan keinginan mereka. Untuk menghindari hal tersebut, auditor dan akuntan harus mengadopsi pandangan jangka panjang dari tanggung jawab meraka. Kompleksitas Informasi Akuntansi Keuangan dan Pelaporan Kompleksitas dalam lingkungan akuntansi disebabkan karena produk akuntansi adalah informasi yang merupakan komoditas kuat dan penting. Alasan utama kompleksitas ini adalah karena tidak adanya konsep dan standar akuntansi yang sempurna. Akibatnya, individu tidak akan memiliki reaksi yang sama meskipun informasi yang diperoleh sama. Alasan lain kompleksitas informasi adalah karena informasi akuntansi lebih dari mempengaruhi keputusan individu. Tantangan bagi para akuntan adalah untuk bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang kompleks, ditandai dengan preferensi yang bertentangan dari kelompok lain yang berbeda dengan pelaporan keuangan. Buku ini berpendapat, untuk mengatasi tantangan tersebut, akuntan harus memiliki kesadaran kritis mengenai dampak pelaporan keuangan terhadap investor, manajer, dan ekonomi. Peran Riset Akuntansi 1. Melihat pengaruh penelitian terhadap praktik akuntansi Misalnya, esensi dari pendekatan keputusan manfaat berdasarkan kerangka konseptual adalah untuk membantu investor memperoleh informasi dalam membuat keputusan investasi yang baik dan tepat. 2. Meningkatkan pemahaman atas lingkungan akuntansi Sebagai contoh, penelitian yang fundamental menjadi model dari pemecahan konflik. Dalam memahami model teori agency, kita memperoleh peningkatan pemahaman mengenai kepentingan manajer dalam pelaporan keuangan, serta peranan perencanaan kompensasi eksekutif dalam memotivasi dan mengendalikan operasi manajemen perusahaan, selain itu juga mengenai cara menggunakan informasi akuntansi. Pentingnya Asimetri Informasi 1. Adverse Selection, yaitu kondisi dimana terdapat beberapa orang, seperti manajer dan orang-orang dalam lainnya, yang mempunyai lebih banyak informasi yang menguntungkan dibandingkan investor pihak luar. Pada kasus ini, manajer dapat bertindak dengan membuat bias informasi keuangan yang dirilis kepada investor lainnya dengan menunda atau merilis informasi secara selektif di awal untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. 2. Moral Hazard, terjadi ketika ada satu pihak dalam sebuah hubungan kontraktual melakukan tindakan yang tidak diketahui oleh pihak lainnya. Misalnya, manajer melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. Permasalahan Fundamental dalam Teori Akuntansi Masalah fundamental dalam teori akuntansi adalah bagaimana mendesain dan mengimplementasikan konsep dan standar yang mengombinasikan penginformasian investor dan peran evaluasi kinerja manajer sebagai informasi akuntansi. Beberapa kebijakan membutuhkan trade-off diantara kedua peran ini. Kepentingan investor terbaik disajikan oleh informasi yang menyajikan trade-off yang berguna antara relevansi dan reliabilitas, dimana informasi yang relevan adalah informasi yang memungkinkan investor untuk menilai prospek ekonomi perusahaan di masa yang akan datang, dan informasi yang reliabel adalah informasi yang tepat dan bebas dari bias atau manipulasi manajer lainnya. Regulasi sebagai Reaksi terhadap Permasalahan Fundamental Ada dua reaksi terhadap permasalahan fundamental: 1) Bertanya “Apa masalahnya”, artinya mengapa tidak menjaga regulasi seminimal mungkin untuk menyediakan lingkungan yang stabil untuk perdagangan, penyelesaian perselisihan, dan hukuman untuk kesalahan. Kemudian membiarkan kekuatan pasar menentukan seberapa banyak dan informasi perusahaan apa saja yang harus dihasilkan. Investor dan pengguna laporan lainnya sebagai pihak yang meminta informasi dan manajer sebagai penyedia informasi. Selanjutnya, kekuatan demand dan supply dapat menentukan kuantitas informasi yang dihasilkan 2) Mengadakan regulasi untuk melindungi investor dengan dasar bahwa informasi merupakan sebuah komoditas yang kompleks dan penting dimana kekuatan pasar gagal mengendalikan moral hazard dan adverse selection.