You are on page 1of 36

DIALEKTIKA RELASIONAL YANG DIALAMI GURU

TAMAN KANAK-KANAK SELAMA BLENDED


LEARNING DI MASA PANDEMI COVID-19

(Studi Pada TK/RA AH DKI Jakarta)

Disusun oleh:
Miftahul Ukhro
7018210201
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Taman kanak-kanak merupakan tahapan awal anak dalam menuntut ilmu dan belajar. Komunikasi yang
terjadi dalam proses belajar mengajar antara guru taman kanak-kanak dan muridnya sangatlah
penting. Seorang guru harus pintar dan terampil dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada
anak muridnya.

30 Agustus 2021
Pembelajaran jarak jauh
Hampir 3 semester sekolah di DKI Jakarta
pada jenjang taman
sekolah harus dibatasi dan wilayah PPKM level
kanak-kanak memiliki
karena adanya pandemi 3 dapat menggelar
tantangan yang cukup
virus Covid-19 pembelajaran tatap
besar
muka (PTM) Terbatas

TK/RA AH merupakan
Guru dan siswa serta salah satu taman kanak-
Blended learning sekolah harus kanak menengah
menjadi solusi. beradaptasi dengan kebawa yang
perubahan yang terjadi melakukan blended
learning
Rumusan Masalah
komunikasi pembelajaran guru
dan murid yang tidak maksimal
serta terbatas oleh ruang dan
waktu mengakibatkan penurunan
kualitas pendidikan.

Interaksi dan
komunikasi
Didalam Pendidikan yang
hubungan terjadi saat blended
Bagaimana dialektika learning masih
pasti dibatasi.
relasional yang
terjadi dialami guru TK/RA
kontradiksi AH tentang selama
. blended learning di
masa pandemi Covid-
19.

Guru tentu harus Blended learning yang dilakukan


berhubungan dengan pada jenjang anak usia dini
pihak-pihak yang tentunya akan memiliki
tantangan yang lebih sulit
berperan dalam blended
dibandingkan jenjang lainnya.
learning tersebut.
Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan dialektika relasional yang

dialami guru TK/RA AH selama blended

learning di masa pandemi Covid-19.


Signifikansi Penulisan

Akademis Praktis
- Memperkaya kepustakaan, dan Dapat memberikan ilmu kepada
menambah ilmu pengetahuan pembaca, masyarakat, khususnya
terutama mengenai dialektika diharapkan untuk guru TK/RA AH agar
relasional yang terjadi pada dapat menerapkan komunikasi
komunikasi pendidikan pendidikan selama blended learning
secara efektif dan baik dan mengelola
- Dapat menjadi acuan dalam studi
kontradiksi yang terjadi saat blended
atau penelitian serupa mengenai
learning dengan baik
dialektika relasional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Teori
Dialektika Relasional
Baxter dan Montgomery menyatakan bahwa kehidupan
sosial begitu dinamis dan akan selalu ada kontradiksi yang
tak terhindarkan (Griffin, 2019, p. 132). Teori dialektika
relasional memiliki beberapa asumsi yaitu hubungan tidak
linear, kehidupan berhubungan ditandai dengan perubahan,
ketegangan atau kontradiksi tidak akan pernah hilang
didalam kehidupan, dan komunikasi sangatlah penting
dalam menegosiasikan dan mengorganisasi kontradiksi
dalam hubungan relasional

Terdapat empat elemen dialektika relasional yaitu:


1. Totality
2. Contradiction
3. Motion
4. Praxis
Komunikasi Pendidikan

Komunikasi Pendidikan merupakan


komunikasi yang bertujuan
meningktakan kualitas pendidikan dan
pembelajaran serta sera sebagai solusi
masalah pembelajaran dan pendidikan
(Nofrion, 2018, p. 40)

Komponen komunikasi Pendidikan


terdiri dari pendidik, peserta didik,
pesan, media, efek dan umpan balik.
Pembelajaran
Anak Usia Dini
Pembelajaran anak usia dini merupakan proses
interaksi antara pendidik dengan anak melalui
kegiatan bermain pada lingkungan belajar yang
menyenangkan dan aman dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar
(Kemendikbud, 2015).

Prinsip pembelajaran anak usia dini meliputi


belajar melalui bermain, beriorientasi dengan
perkembangan dan kebutuhan anak di mana
guru harus memberi rangsangan pendidikan
sesuai kebutuhan anak.
Blended Learning
Menurut Husamah dalam (Nasution, Jalinus, &
Syahril, 2019, p. 30), pembelajaran campuran
bisa diartikan sebagai pembelajaran yang
menggabungkan dua model pembelajan,
penyampaian materi serta media yang
digunakan.

Blended learning memiliki 2 komponen


penting yaitu pembelajaran tatap muka
(face-to-face) dan pembelajaran online
(Nasution, Jalinus, & Syahril, 2019, p. 30).
Keduanya saling melengkapi dan dapat
dipadukan sesuai kebutuhan dan tujuan
pembelajaran.
Kajian Penelitian Tedahulu
Dian Indah Suciati Sulistyana (2020) Pamela Roossilawaty
(2021) (2016)
Penerapan Pembelajaran Komunikasi Antarpersonal
Blended Learning Pada Masa Pelaksanaan Pembelajaran Guru Dalam Pengenalan
Pandemi Covid-19 di MI Jarak Jauh Pada Level Ketrampilan Sosial Pada Anak
Ma’Arif Mayak Ponorogo Tahin Pendidikan Anak Usia Dini Usia Dini (Studi Pada Guru TK
Pelajaran 2020/2021 Ibnu Sina I Samarinda)

Prabowo (2021) Adi Putra Elisha Kristi ani Putri,


Parlindungan (2021) Fanny Lesmana dan
Dialektika Relasional Guru dan
Siswa Tunagrahita Di Sekolah
Desi Yoanita(2021)
Dialektika Relasional Orang Tua
Luar Biasa Negeri Wonogiri Strategi Dialektia Relasional
dan Anak Dalam Proses Belajar di
Pasangan Suami Isteri di Masa
Era Covid-19
Pandemi Covid-19
Proposisi Penelitian
Peneliti berasumsi bahwa guru akan merasakan ketegangan yang terjadi antara
hubungan guru dengan murid, orang tua murid dan sekolah dalam melakukan
blended learning ditengah pandemi Covid-19. Guru mungkin memiliki keinginan
untuk melakukan blended learning dengan tujuan mempermudah menyampaikan
materi kepada siswa. Namun, akan ada perbedaan keinginan dengan orang tua
murid di mana orang tua murid bisa saja tidak setuju dengan adanya blended
learning ini karena rasa khawatir terhadap kesehatan anaknya. Begitu pula dengan
siswa dan sekolah, tentu blended learning akan menimbulkan banyak perubahan
yang dirasakan antara guru, siswa dan sekolah . Maka dari itu dengan situasi yang
ada tentu guru TK/RA AH akan merasakan dialektika relasioanl pada saat blended
learning.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
Paradigma Penelitian Konstruktivis

Pendekatan Penelitian Kualitatif

Jenis Penelitian Berdasarkan


Deskriptif
Teknik Analisis Data

Unit Analisis Individu (guru TK/RA AH)

Teknik Pengumpulan Data Observasi partisipan dan Wawancara

Instrumen Penelitian Human Instrument

Keabsahan Data Dependability, Confirmability, Tranferability, dan Credibility


BAB IV
TEMUAN &
PEMBAHASAN
Profil Informan
TK/RA AH merupakan taman kanak-kanak yang berada di daerah
DKI Jakarta. TK/RA AH dibangun pada tahun 1998. Setelah 2
tahun menjalani pembelajaran secara jarak jauh karena adanya
virus korona di Indonesia, akhirnya TK AH melakukan blended
learning atau pembelajaran campuran antara pembelajaran jarak
jauh dan pembelajaran tatap muka. TK/RA AH merupakan sekolah
anak usia dini kalangan menengah ke bawah. kepala sekolah dari
TK/RA bercerita bahwa awal mula ia mendirikan TK/RA AH
karena melihat masyarakat di sekitarnya yang jarang sekali
menyekolahkan anaknya yang masih usia dini. Hal itu dikarenakan
biaya sekolah anak usia dini yang terbilang cukup mahal bagi
kalangan menengah ke bawah.
Profil Informan

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4


Ibu ES Ibu EY Ibu NJ Ibu RF
• Guru • Guru • Guru • Kepala sekolah
• Usia 38 Tahun • Usia 44 tahun • Usia 45 tahun • Usia 50 tahun
• 16 tahun • 10 tahun • 20 tahun • 22 tahun
menjadi gur TK menjadi guru menjadi guru menjadi kepala
• Alasan menjadi TK TK sekolah
gru TK karena • Alasan menjadi • Alasan menjadi • Alasan
keadaan gru TK karena gru TK karena mendirikan TK
dibimbing oleh cita-cita dan karena ingin
guru lain untuk melihat besar anak disekitar
menjadi guru jasa seorang bersekolah TK
guru TK
Temuan Penelitian

Pada saat wawancara pertama dengan informan, peneliti melihat bahwa


informan belum mau terbuka dan menceritakan semuanya mengenai
pelaksanaan blended learning ini. Peneliti merasa informan masih merasa takut
jika memberi tahu hal-hal yang sekiranya akan membahayakan TK/RA AH.
Akhirnya, peneliti pun mencoba untuk melakukan wawancara kedua dengan
menegaskan bahwa semua data informan akan diinisialkan. Pada wawancara
kedua dengan informan, ditemukan fakta bahwa pada awalnya blended learning
dilakukan tanpa izin pemerintah dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi
terlebih dahulu. Setelah itu, guru mulai dengan leluasa menceritakan apa yang ia
rasakan saat melakukan blended learning tanpa izin.
Relasi Guru dan Sekolah
Secara Institusional
Guru dan pihak sekolah tentu tidak akan terlepaskan. Hubungan guru dan pihak
sekolah menjadi hubungan yang bersifat institusional. Di mana guru bekerja
menawarkan jasanya kepada sekolah.

Adanya rasa Pihak sekolah Pihak sekolah dan guru


khawatir kepala melakukan upaya memutuskan melaksanakan
sekolah terhadap mempertahankan dan blended learning sembunyi-
kesejahteraan guru memperoleh murid sembunyi

Guru membantu sekolah Kepala sekolah terus


mendapatkan izin blended mendukung, memberi
learning/pembelajaran tatap motivasi dan apresiasi kepada
muka guru
Relasi Sekolah dan Orang Tua Murid Secara
Institusional
Banyak orang tua yang Sekolah mengatakan akan
orang tua yang pertama mencari sekolah yang melaksankan blended
menginginkan adanya mengadakan learning meskipun belum
pembelajaran tatap muka. pembelajaran tatap muka tahu akan dilakukan atau
atau blended learning. tidak.

Pihak sekolah
memberanikan untuk Adanya diskusi serta surat Pihak sekolah berusaha
melaksanakan blended perjanjian antara sekolah mengerti dan memahami
learning secara sembunyi- dan orang tua murid kondisi orang tua murid
sembunyi
Relasi Guru dengan Orang Tua dan Murid
Secara Institusional

Guru senang dengan Orang tua menyetujui


Orang tua lebih senang Guru merasa orang tua
adanya blended blended learning karena murid tidak maksimal
adanya blended learning
orang tua kesulitan dalam mendampingi anak
learning ia dapat karena orang tua senang
menangani anak saat belajar sehingga
mengajar secara sang anak bisa belajar
belajar dan lebih ingin menyebabkan learning
lebih efektif disekolah.
langsung mengandalkan guru loss.

Guru dan orang tua Guru harus mengalah


Pembelajaran jarak dan lebih memahami
murid harus bekerja
jauh dilakukan orang tua agar anak
sama saat blended dapat mengerjakan
hingga malam.
learning. tugas
Relasi Guru dengan Orang Tua dan Murid
Antar Individu

Guru senang saat blended


Adanya ketulusan hati Guru merasa kasihan dan
learning bisa bertemu dan
guru yang ingin lebih prihatin kepada anak
berinteaksi secara
dekat dengan anak murid murid saat blended learning
langsung dengan anak
dan orang tua murid sembunyi-sembunyi
murid.

Guru merasa prihatin


kepada orang tua murid Guru merasa dengan
Guru memutuskan untuk
karena terdapat orang tua mengajar ditengah
terus mengajar karena
murid yang tidak bisa pandemi maka ikut
melihat semangat anak
menyerahkan tugas anak membantu orang tua
murid.
karena tidak memiliki murid
kuota internet.
Pengalaman Guru Mengajar Blended Learning dalam
Kondisi Keterbatasan ditengah Pandemi Covid-19
Blended learning sembunyi-sembunyi Blended learning dengan izin

Situasi Diawasi oleh Satpol PP dan tidak boleh Sudah mendapatkan izin dan lebih leluasa
diketahui pihak lain. namun, masih terbatas protokol kesehatan.
 
Takut diketahui oleh Satpol PP atau pihak Lebih senang dan bebas.
Perasaan
diluar sekolah.
Guru
 
Terdapat tiga gelombang jam masuk anak Dilakukan secara bersama-sama.
Jam
murid.
Masuk
 
Tidak memakai seragam, sepatu dan tas Memakai seragam lengkap, sepatu dan tas
Pakaian sekolah. sekolah.
 
Kelas paling dalam sekolah dan rumah Ruang kelas seperti pembelajaran normal.
Tempat
kosong (kontrakan)
Belajar
 
Komunikasi Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini yang
Termodifikasi akibat Pandemi Covid-19
 Pembelajaran Jarak Jauh

Orang tua Orang tua Guru


Guru mengirim Orang tua
menyampaikan mengirim hasil mengeroksi dan
tugas melalui menerima tugas
tugas kepada tugas anak menilai tugas
WhatsApp dari guru
anak murid kepada guru anak
Alur Komunikasi Pembelajaran Jarak Jauh TK/RA AH

 Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

• Komunikasi lebih leluasa.


• Saat blended learning sembunyi-sembunyi, suara tidak terlalu keras dan tidak dapat melakukan
kegiatan bernyanyi dan bertepuk tangan
• Waktu yang ada sangat singkat sehingga banyak materi yang belum bisa tersampaikan secara
maksimal.
• Komunikasi masih terbatas oleh jaga jarak dan masker
Komunikasi Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini yang
Termodifikasi akibat Pandemi Covid-19
 Kegiatan Pembelajaran Anak Usia Dini yang Tidak Dapat Terlaksanakan

menu sehat Bermain di


Lomba antar
atau makan karyawisata manasik haji halaman
sekolah
bersama sekolah
Pembahasan
Blended Learning di masa Pembelajaran Normal
Pandemi sebelum Pandemi
Komunikasi Terbatas oleh jarak dan waktu Dilakukan secara leluasa
Pendidikan serta adanya protokol dan langsung
kesehatan
Pembelajaran Beberapa kegiatan PAUD Kegiatan PAUD dapat
Anak Usia Dini tidak dapat terlaksanakan dan terlaksanakan secara baik
terdapat beberapa materi
yang tidak tersampaikan.
Waktu Lebih sedikit dan terbatas Berjalan dengan normal
Pembelajaran dan sesuai waktu
pembelajaran normal
Situasi dan Adanya tekanan ekonomi dari Berjalan dengan normal
keadaan sosial dampak pandemi dan rasa
kekhawatiran akan
penyebaran virus
Perubahan Pembelajaran TK/RA AH
Hubungan Relasional Selama Blended Learning di TK/RA AH

Sekolah

al

Di
ion

ale
s
titu

kti
k
ns

aI
aI

ns
ti k

ti t
us
k
ale

io
na
Di

l
Dialektika Institusional
Orang Tua dan
Guru Murid
Dialektika Individu
Dialektika Institusional
Sekolah dengan Guru
Elemen Dialektika
Relasional Implementasi

Sekolah membutuhkan jasa guru. Guru membutuhkan


Totality
lapangan pekerjaan.

Guru ingin adanya blended learning namun, sekolah belum


Contradiction
bisa melaksanakan.

Sekolah memberi motivasi dan semangat serta berusaha


Motion
menjaga kesejahteraan guru.

Sekolah dan guru memutuskan melakukan blended learning


Praxis
sembunyi-sembunyi dengan resiko yang ada.
Dialektika Institusional
Sekolah dengan Orang Tua dan Murid
Elemen Dialektika
Relasional Implementasi
Orang tua membutuhkan sekolah untuk anaknya menuntut ilmu. Sekolah
Totality membutuhkan orang tua untuk menaikan pedapatan

Banyak orang tua menginginkan dan mencari sekolah yang melakukan


pembelajaran tatap muka. Sekolah belum berani mengadakan pembelajaran tatap
Contradiction muka.

Sekolah memberikan diskon pendaftaran, melakukan perjanjian dengan orang tua


murid, memberi semangat kepada orang tua, membiarkan anak tetap sekolah
Motion walaupun belum membayar SPP dan berusaha membuat orang tua murid nyaman.

Sekolah memutuskan untuk melakukan blended learning secara sembunyi-


sembunyi sampai mendapatkan izin dan orang tua memutuskan menyetujui hal
Praxis tersebut serta bertahan meyekolahkan anaknya di TK/RA AH.
Dialektika Hubungan Institusional
Guru dengan Orang Tua dan Murid
Elemen Dialektika
Relasional Implementasi

Guru membutuhkan orang tua untuk menyampaikan pesan dan


mendampingi anak belajar. Orang tua membutuhkan guru untuk turut
Totality memberi ilmu serta mengajarkan anaknya.

Guru berpersepsi orang tua dapat mengajarkan anak murid seperti


Contradiction dirinya. Orang tua kesulitan mengajarkan anak murid dan bergantung
kepada guru.
Guru berusaha memahami kondisi orang tua murid,mengajak orang tua
murid berdiskusi untuk bekerja sama dalam proses pembelajaran,
Motion memberikan materi yang lebih mudah dipahami orang tua.

Orang tua murid mau bekerja sama dalam blended learning dan menaati
peraturan yang ada dan guru memilih untuk mengorbankan lebih
Praxis banyak waktu.
Dialektika Individu
Guru dengan Orang Tua dan Murid
Elemend Dialektika
Implementasi
Relasional
Guru merindukan anak murid dan ingin terus berinteraksi
Totality secara langsung, anak murid pun lebih mendengar dan senang
bertemu dengan guru.

Guru tidak dapat berkomunikasi secara baik dengan murid,


Contradiction adanya tekanan dalam menjalani blended learning serta rasa
prihatin guru terhadap orang tua dan murid.

Guru memberi penjelasan kepada murid mengenai situasi yang


Motion
ada dan juga berusaha memahami kondisi orang tua.
Guru tetap memilih menjadi guru taman kanak-kanak
Praxis
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Adanya perubahan yang terjadi
dalam sistem pembelajaran TK/RA Terdapat tiga hubungan yang
Peneliti menemukan fakta bahwa AH dari segi pembelajaran anak usia ditemukan di dalam TK/RA AH.
blended learning di TK/RA AH dini, komunikasi pendidikan dan Ketiga hubungan tersebut yaitu
dimulai secara sembunyi-sembunyi situasi serta kondisi. Perubahan sekolah dengan guru, sekolah
tanpa izin. tersebut menimbulkan ketegangan dengan orang tua dan murid dan
pada ketiga hubungan yang ada di guru dengan orang tua dan murid.
TK/RA AH.

Ketegangan yang terjadi pada ketiga


hubungan relatif timbul karena Ketiga hubungan tersebut melewati
adanya perubahan maka dari itu empat elemen dialektika relasional
termasuk kedalam pola dialektika yaitu totality, contradiction, motion
relasional stability–change atau dan praxis
prediktabilitas-kebaruan.
Saran
Teoritis Individual

Hingga saat ini TK/RA AH telah melewati


Penelitian ini memberikan saran kepada masa blended learning dan sudah melakukan
peneliti selanjutnya untuk melihat sekolah tatap muka secara full. Ada pun saran
dialektika yang ada di jenjang praktis untuk TK/RA AH agar tetap
pendidikan lainnya. Peneliti juga berkomunikasi secara baik dalam menghadapi
memberikan saran untuk mendalami dan segala dialektika dan situasi yang ada. Karena
mengeksplor teori dialektika relasional dialektika akan terus ada dalam sebuah
dengan subjek yang berbeda dan cara hubungan dan tidak dapat dihindari dan hanya
dapat diredakan dengan komunikasi.
pandang yang berbeda.
Terimakasih

You might also like