You are on page 1of 31

Clinical case

Kejang Demam
Kompleks
Pembimbing : dr. Bambang Andikayana

Disusun oleh:
dr. Ida Ayu Putu Ratih Septiari
I

Tinjauan Pustaka
2
DEFINISI ETIOLOGI

• Kejang demam : bangkitan kejang yang terjadi


pada anak berumur 6 bulan - 5 tahun yang • Genetik
mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38°C,
dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang • Infeksi : OMA, Tonsilitis, ISK
tidak disebabkan oleh proses intrakranial. • Demam
• Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, • Infeksi SSP
lalu mengalami kejang disertai demam kembali 
bukan kejang demam

3
Epidemiologi

2-5%
Anak berusia 6 bulan – 5 tahun
mengalami kejang demam

90% 4% sebelum usia 6 bulan


terjadi pada 3 tahun pertama
kehidupan
6% setelah usia 3 tahun

4
KLASIFIKASI

  Kejang Demam Sederhana Kejang Demam


Kompleks

Durasi < 15 menit, sebagian besar < > 15 menit


5 menit dan berhenti sendiri

Bentuk kejang Umum (tonik klonik) Kejang fokal atau


fokal menjadi
general

Berulang dalam 24 Tidak Ya


jam

5
PATOFISIOLOGI

Etiologi Peningkatan suhu tubuh Memengaruhi Ion Channel


(Infeksi) Infeksi IL-1

NMDA Reseptor
Mediator Inflamasi Influx Ca2+
TNFa, IL-6, IL-1,PGE2

Depolarisasi
Exitatory Post Synaptic Potential

Stimulasi pusat termoregulasi Potensi Aksi


Demam
hipotalamus
Kejang
6
DIAGNOSIS
 Anamnesis
• Deskripsi kejang (bentuk, durasi, kesadaran,
setelah kejang langsung sadar atau kejang
lagi)
• Apakah ada kejang berulang dalam 24 jam?
• Suhu saat kejang
• Onset demam
• Riw. Kejang sebelumnya
• Riw. kejang dalam keluarga

7
Anamnesis
Kemungkinan penyebab demam (otitis Singkirkan penyebab kejang lainnya:
media, infeksi saluran nafas, gastroenteritis,
ISK) :
• Muntah proyektil, nyeri kepala
• Batuk pilek • Riwayat nutrisi
• Nyeri telinga, cairan dari telinga • Riwayat trauma kepala
• Sesak, nafas cepat
• Nyeri berkemih, gangguan BAK, diare
• Riwayat Imunisasi (KIPI)
DIAGNOSIS
▣ PEMERIKSAAN PENUNJANG
 PEMERIKSAAN FISIK • Darah lengkap

• GCS • Elektrolit
• Gula darah
• PF neurologis
• Urinalisis (curiga ISK), Analisa Feses (curiga gastroenteritis)
- Tanda rangsang meningeal: kaku
• Pungsi lumbal, indikasi:
kuduk, Brudzinski, lasegue, kernig
- Tanda rangsang meningeal (+)
- Tonus otot, kekuatan otot
- Curiga infeksi SSP
- Tanda peningkatan TIK: UUB - Kejang demam yang sebelumnya telah mendapatkan antibiotic yang
menonjol, penurunan kesadaran mengaburkan tanda gejala meningitis
• Elektroensefalografi (EEG), indikasi:
- Kejang Fokal
• CT Scan / MRI kepala, indikasi:
- Defisit neurologis fokal menetap (hemiparesis)
Alogaritma Tatalaksana Kejang

10
TATALAKSANA
▣ Antipiretik ▣ Antikonvulsan intermittent
• Parasetamol : 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. • Diazepam (rektal/parenteral) : diazepam oral 0,3
• Ibuprofen : 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari. mg/kg/kali per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali, < 12 kg 
5 mg, > 12 kg  10 mg
• Klonazepam : 0,03 mg/kg BB per dosis tiap 8 jam (selama
suhu diatas 38o C )
• Kloralhidrat (supositoria) : mencegah kejang demam
berulang. Dosis 250 mg <15 kg, dan 500 mg >15 kg (suhu
diatas 38o C.)

▣ Antikonvulsan Rumatan
• Asam valproat adalah 15 – 40 mg/kg BB/hari
• Fenobarbital 4 – 5 mg/kg BB/hari

11
EDUKASI CARA PENANGANAN KEJANG

▣ Tetap tenang dan tidak panik ▣ Tetap Bersama anak selama dan sesudah
▣ Longgarkan pakaian yang ketat terutama di kejang
sekitar leher ▣ Berikan diazepam rektal bila kejang masih
▣ Bila anak tidak sadar, posisikan anak berlangsung lebih dari 5 menit, jangan
miring. Bila terdapat muntah, bersihkan berikan bila kejang telah berhenti
muntahan atau lender di mulut atau hidung ▣ Bawa ke dokter atau rumah sakit bila
▣ Walaupun terdapat kemungkinan lidah kejang berlangsung lebih dari 5 menit,
tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke suhu >39 derajat Celsius, kejang tidak
dalam mulut berhenti dengan diazepam rektal, kejang
fokal, setelah kejang anak tidak sadar, atau
▣ Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan terdapat kelumpuhan.
lama kejang

12
II

Laporan Kasus
13
IDENTITAS PASIEN

‘’
Nama : An. JE
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 1 tahun 8 bulan
Tempat/ tanggal lahir : Denpasar, 18 Oktober 2020
Pendidikan :-
Agama : Kristen
Alamat : Br.Babakan, Sukawati
No. RM : 17.22.XX
Tanggal masuk RS :16 Juni 2022 pukul 18.25
Tanggal Pemeriksaan : 16 Juni 2022 pukul 18.25

14
IDENTITAS ORANG TUA PASIEN

Ayah Ibu
Nama : Tn. A Nama : Ny. R
Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Agama : Kristen Agama : Kristen
Alamat : Br. Babakan, Sukawati Alamat :Br. Babakan, Sukawati

15
ANAMNESIS Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar oleh dokter klinik Osadha dengan
keluhan kejang 20 menit SMRS, saat datang ke IGD RSU Ganesha,
pasien sudah tidak kejang. Frekuensi kejang 1x (24 jam), durasi ±
Dilakukan secara alloanamnesis dengan Tn. A di
IGD RSU Ganesha pada tanggal 16 Juni 2022 10 menit, mata pasien mendelik keatas, awalnya kejang kelonjotan
pukul 18.25 pada tangan kanan, setelah itu kejang kaku kelonjotan di seluruh
tubuh, setelah kejang pasien lemas dan tertidur.
Keluhan utama : Kejang 20 menit yang lalu SMRS
Pasien belum pernah mengalami kejang sebelumnya.
▣Keluhan tambahan : Demam sejak tadi pagi
Riwayat demam tinggi mendadak sejak tadi pagi dan tidak
dan batuk kering sejak 2 hari SMRS diberikan obat saat demam. Orangtua pasien mengatakan suhu saat
kejang 39,3. Di klinik Osadha sudah memdapatkan proris supp 125
mg. Keluhan lain batuk kering sejak 2 hari SMRS, nyeri
tenggorokan, nafsu makan menurun, BAB dan BAK dbn
Riwayat
Riwayat Penyakit Dahulu Kehamilan/Kelahiran

Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi (-) Pneumonia (-) • ANC teratur


• Cukup bulan
Cacingan (-) Diare (-) • Tidak terdapat morbiditas selama kehamilan
• Sectio caesarea a.i KPD
DBD (-) Kejang (-)

Tifoid (-) Morbili (-)

TBC (-) Asma (-)

Penyakit jantung (-) Operasi (-)

17
Riwayat Perkembangan Riwayat Makanan

- Pertumbuhan gigi I : 8 bulan (Normal: 5-9 bulan) Umur Buah/ Bubur


- Psikomotor : ASI/PASI Nasi Tim
(bulan) Biskuit Susu
Tengkurap : 3 bulan (Normal: 3-4 bulan) 0–2 ASI - - -
Duduk : 6 bulan (Normal: 6-9 bulan) 2–4 ASI - - -
Berdiri : 9 bulan (Normal: 9-12 bulan) 4–6 ASI - - -
Berjalan : 12 bulan (Normal: 12-18 bulan) 6–8 ASI + + +
Bicara : 12 bulan (Normal: 9-12 bulan) 8 – 10 ASI + + +
10-12 ASI + + +

18
Riwayat Imunisasi

Umur (bulan)
Vaksin
Lahir 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BCG 1                  
Hep B 1 2 3   4            
DPT 1  2   3          
Polio 0    1  2  3           
1
Campak                  
 
HIB     1  2  3           

19
PEMERIKSAAN FISIK
▣ Data Antropometri
▣ Keadaan Umum
 BB : 12,2 kg
 CM
 TB : 80 cm
 Kesan sakit sedang

▣ Tanda Vital
 TD : - mmHg
 HR : 190 X/ menit
 RR : 24 X/menit
 T : 39,1 C
 SpO2 : 99%

20
STATUS GENERALIS
Kepala

• Bentuk dan ukuran : Normosefali, tidak teraba benjolan.


• Rambut : Rambut warna hitam, distribusi merata, tidak mudah rontok, tidak tampak lesi pada
kulit kepal
• Mata : Kelopak mata tidak edema, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor
kanan dan kiri, reflex cahaya langsung dan tidak langsung, +/+ dan +/+, kornea kanan dan
kiri jernih.
• Telinga : Daun telinga tidak ada kelainan, liang telinga kanan dan kiri lapang, skin tag depan
telinga kiri, furunkel -/-, serumen -/-, sekret -/-, nyeri tekan tragus -/-
• Hidung : Bentuk tidak tampak ada kelainan, tidak ada deviasi septum, sekre bening +/+,
napas cuping hidung -/-
• Mulut : Tidak tampak lesi, mukosa mulut tidak hiperemis.
• Bibir : Merah muda, lembab, tidak sianosis.
• Lidah : lidah kotor (-),
• Tonsil : T3/T2, hiperemis(+), detritus(-)
• Faring : Hiperemis (+)
• Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening,
21
STATUS GENERALIS Abdomen
o Inspeksi: Abdomen datar, tidak ada lesi, tidak
Toraks terlihat penonjolan massa, dilatasi vena (-),
bekas operasi (-).
• Dinding toraks: Warna kulit sawo matang, bentuk
o Auskultasi: Bising usus (+)
dinding toraks normal, tidak ada lesi pada kulit, tidak
ada bekas luka operasi. o Palpasi: Dinding perut : supel, defans
• Paru: muscular (-), nyeri tekan (-), cubitan kulit
o Inspeksi: Gerakan dada simetris, tidak perut kembali normal
tampak retraksi sela iga. : Hati: tidak teraba adanya pembesaran
o Palpasi: Tidak teraba benjolan, massa, : Limpa: tidak teraba adanya pembesaran
dan tidak ada pelebaran sela iga. : Ginjal: tidak teraba, ballotement negative
o Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru. o Perkusi: Timpani pada seluruh region abdomen,
o Auskultasi: Suara nafas vesikuler -/-, shifting dullness (-)
Anus dan rektum : Tidak diperiksa
Rh -/-, Wh -/-
Genitalia : Testis (+)
• Jantung
Ekstremitas
o Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat o Atas: Akral hangat, tidak ada edema, tidak
o Palpasi: sulit dinilai ada sianosis, tonus otot baik, telapak tangan
o Perkusi: sulit dinilai tidak pucat kanan dan kiri
o Auskultasi: BJ I/II murni reguler, o Bawah: Akral hangat, tidak ada edema, tidak
murmur (-), gallop (-) ada sianosis, tonus otot baik, telapak kaki
22
tidak pucat kanan dan kiri
STATUS NEUROLOGIS
Refleks Biceps +2 +2
▣ GCS : E4M6V5
fisiologis
Triceps +2 +2

Patella +2 +2

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


Kaku Kuduk (-)
Brudzinski I (-) Refleks Babinski - -
Brudzinski II (-) patologis
Chaddock - -
Laseque -/-
Oppenheim - -
Kernig -/-
Hoffman-Tromner - -

Kekuatan motorik Ekstremitas atas 5555 5555


Ekstremitas bawah 5555 5555

23
STATUS NEUROLOGIS

Nervus Kranialis Pemeriksaan Hasil


NI Tes menghidu Tidak dilakukan pemeriksaan
N II Ukuran pupil Pupil kanan dan kiri bulat, diameter 3mm,
isokor
N III Kedudukan bola mata Kedua bola mata terletak di tengah
N IV ,N VI Refleks Cahaya RCL (+) dan RCTL (+) pada mata kanan dan
kiri
NV Trismus Tidak dilakukan pemeriksaan
N VII Otot wajah Gerakan otot wajah simetris
N VIII Tes pendengaran dan tes Tidak dilakukan pemeriksaan
keseimbangan
N IX, N X Pengecapan lidah, refleks Tidak dilakukan pemeriksaan
menelan
N XI Mengangkat bahu Tidak dilakukan pemeriksaan
N XII Pergerakan lidah Tidak terdapat deviasi, fasikulasi atau atrofi
lidah.
24
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi 16/06/22

Hasil Satuan Nilai normal

Nama Hasil Nilai Rujukan


Leukosit (WBC) 5.6 ribu/uL 6.0-17.0 Pemeriksaan
Eritrosit (RBC) 4.47 juta/uL 3.9 - 5.9 Imunologi Negatif Negatif
Hemoglobin (HGB) 12.2 g/dL 11.5 - 13.5 Rapid Antigen
SARS-CoV-2
Hematokrit (HCT) 35.7 % 34 - 40

Trombosit (PLT) 265 ribu/uL 150 - 450

MCV 75.3 fL 79- 99

MCH 25.9 Pg 27-31

MCHC 34.4 g/dL 33 – 37

RDW 10.5 % 11.5-14.5

GDS 144 mg/dL <140


25
TATALAKSANA
Non- Medikamentosa Obat Pulang:
 Azitromisin syr 1xcth ½
• Tirah baring
 Puyer: 3x1
• Pantau tanda vital dan kejang Opicort 1,5 mg
• Edukasi orangtua tentang keteraturan minum obat Intrizin 3 mg
Medikamentosa Vit C 25 mg
• O2 nasal canul 2lpm
 Praxion 3xcth 1
 Stesolid k/p demam
• IVFD D5 ¼ NS 15 tpm (makro)
• Paracetamol 15 cc tiap 4 jam IV
• Ceftriaxone 2x500 mg IV
• Dexametason 3x0,2 cc IV
 PROGNOSIS
• Stestolid sryp 3x1/2 Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanactionam : Dubia ad malam

26
RESUME
An. JE usia 1 tahun 8 bulan mengalami kejang
durasi ± 10 menit, frekuensi kejang 1x (24 jam, awalnya
kejang kelonjotan pada tangan kanan, setelah itu kejang

 DIAGNOSIS KERJA kaku kelonjotan di seluruh tubuh, mata mendelik ke atas,


setelah kejang pasien lemas dan tertidur. Keluhan lain

• Kejang demam kompleks batuk kering sejak 2 hari SMRS, nyeri tenggorokan, dan
nafsu makan menurun.
e.c tonsillitis akut
PF : Suhu: 39,1, Tonsil T3/T2 hiperemis (+), detritus (-),
faring hiperemis (+)

Status neurologis : DBN

LAB : leukosit: 5.6 103/l, GDS: 144


III

Analisa kasus
28
Diskusi
Hal ini sesuai dengan definisi dan fakor
Pasien berusia 1 tahun 8 bulan resiko kejang demam, dimana paling
sering terjadi 6 bulan- 5 tahun

Pasien mengalami kejang dengan durasi ± 10 menit,


frekuensi kejang 1x (24 jam, awalnya kejang kelonjotan
pada tangan kanan, setelah itu kejang kaku kelonjotan di Hal ini sesuai dengan klasifikasi kejang
seluruh tubuh, mata mendelik ke atas. demam kompleks

Keluhan lain batuk kering sejak 2 hari SMRS, nyeri


tenggorokan, dan nafsu makan menurun dan diikuti dengan Hal ini sesuai dengan salah satu
PF ditemukan faring hiperemis dan tonsil T3/T2 etiologi dari demam tinggi pada anak
Diskusi
Medikamentosa Obat Pulang:
 Azitromisin syr 1xcth ½
• O2 nasal canul 2lpm  Puyer: 3x1
• IVFD D5 ¼ NS 15 tpm (makro) Opicort 1,5 mg
Intrizin 3 mg
• Paracetamol 15 cc tiap 4 jam IV
Vit C 25 mg
• Ceftriaxone 2x500 mg IV  Praxion 3xcth 1
• Dexametason 3x0,2 cc IV  Stesolid k/p demam
• Stestolid sryp 3x1/2

Hal ini sesuai dengan anjuran IDAI: yaitu pemberian Diberikan obat antikonvulsan intermittent
antipiretik dan antikonvulsan
Pemberian antibiotik dan antiinflamasi untuk menterapi
sumber Infeksi
Thank You !!

Ask me a question?

31

You might also like