You are on page 1of 14

SEJARAH PERJUANGAN PGRI

A.Proklamasi Kemerdekaan dan Perjuangan


Mempertahankan Kemerdekaan.

2
h
ia
ul
iK
ter 1
a
M
B.Tantangan yang harus dihadapi

2
h
ia
ul
iK
ter 2
a
M
C. KELAHIRAN PGRI
Hub. PGRI  Proklamasi kemerdekaan

2
h
ia
ul
iK
ter 3
a
M
D. Sifat PGRI

2
h
ia
ul 4
iK
ter
a
M
2
h
ia
ul
iK
ter 5
a
M
Misi PGRI:

2
h
ia
ul
iK
ter 6
a
M
E. PERIODE PERKEMBANGAN PGRI

2
h
ia
ul
iK
ter 7
a
M
1.) TAHAP FORMATIF
(1945-1955)

Tahap formatif  sejak lahir hingga mulai


terjadinya benturan kepentingan politik (1955)
hampir membuat organisasi ini hancur.
Lahir ditengah bau mesiu dan dentuman meriam (
NICA )
PGRI bagian kekuatan bangsa mempertahankan
Neg Proklamasi.
Nasionalisme dan patriotisme sangat kental
mewarnai kelahiran PGRI.
Selama l ia
h
2 perang pisik momentum ini terus
u
e dipertahankan.
riK
at
8
M
• Memasuki Th 1950, PGRI aktif memberi
kontribusi terhadap pembangunan dan penataan
sistem pendidikan.

• PGRI sebagai organisasi kompak, kuat, pengurus


memiliki visi yang sama.

• Friksi berbagai interest groups belum banyak


muncul

• Kesibukan pengurus agenda pembukaan


Komisariat-komisariat
h
2 di daerah dan pemecahan
ia
i masalah pendidikan yang mendesak.
K ul
er 9
at
M
2.) TAHAP PANCAROBA (1955-1966)
Tahap pancaroba  tahap kritis bagi PGRI
Tahap ini mulai ada intrik kepentingan politik 
menjelang pemilu 1955, kelompok pro PKI mulai
menanamkan pengaruhnya melalui konggres VIII di
Bandung th 1956.
Perebutan pengaruh mencapai puncaknya pada
konggres X PGRI di Jakarta, diusulkan dengan
lahirnya PGRI Non Vaksentral/PKI .
Krisis ini dapat diatasi berkat kematangan Ketua Umum
M.E Subiadinata.
Terjadinya G.30 S/PKI th 1965 mempercepat rontoknya
kekuatan-kekuatan pro-PKI dalam tubuh PGRI.
3) TAHAP SOSIALISASI DAN PERTUMBUHAN
(1967-1998)
Pada tahap ini setelah organisasi selamat dari ujian
berat, ibarat sebuah second curve .
Sebagi komponen ORBA PGRI menikmati masa-
masa perkembangan dan stabilitas dan konduksif.
Keadaan itu direpresentasikan dalam
kepengurusan setelah ME Subiadinata yaitu masa
kepemimpinan Basyuni Suriamihardja selama
enam periode dalam empat tahunan (1970-1998).

11
Catatan;
Hubungan mesra PGRI dg Pemerintah ( ada
sisi positif /negatif ).
Sifat organisasi terabaikan.
Bersama PNS, TNI/ABRI PGRI menjadi
mesin birokrasi dan mesin politik yang efektif.
Ada jarak yg lebar antara peran yg dimainkan
di tingkat atas ( pengurus ) dengan aspirasi
dan harapan yg menggelora di akar rumput.
PGRI kesulitan menghindar dari tekanan
politik penguasa.
ia
h
2
ul
iK
ter 12
a
M
4.) TAHAP PERKEMBANGAN LANJUT
(1998-SEKARANG)

Sejak reformasi, konggres XVIII di Bandung th 1998.


PGRI mulai mengambil jarak secara lebih fair dari
pemerintah, dg tetap mempertahankan “sikap kooperatif”
PGRI kembali ke sifatnya secara konsisten dan konsekuen.
Dalam konteks politik multi partai anggota dibebaskan
untuk menentukan pilihannya.
Perjuangan PGRI menjadi lebih berani menyampaikan
tutuntannya. ( Puncaknya adalah memperjuangkan
Undang – undang Guru / UUGD No.14 Th 2005 )
Pemikiran PGRI sebagai organisasi Serikat Pekerja
disamping
2
organsasi profesi menguat.
h
ia
ul
iK
ter 13
a
M
PERJUANGAN PGRI

Sampai saat ini PGRI tetap konsisten dalam


pejuangannya terfokus pada upaya
memperjuangkan hak-hak guru sebagaimana
diatur di dalam UUGD No.14 th 2005 yang belum
direalisasikan oleh pemerintah.
Hal tersebut dimaksudkan agar guru memliki
kehidupan yang layak sebagai tenaga pendidik
profesionol dihadapan para peserta didiknya.

2
h
ia
ul
iK
ter 14
a
M

You might also like