You are on page 1of 19

A M PI LA N M EN Y I M A K

KETER
DISUSUN OLEH:
WAHID SURONO
A. PENGERTIAN KETERAMPILAN MENYIMAK
• Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.
Artinya, dalam kegiatan menyimak seseorang harus mengaktifkan pikirannya
untuk dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa, memahaminya, dan
menafsirkan maknanya sehingga tertangkap pesan yang disampaikan pembicara.
Menyimak atau mendengarkan berbeda dengan mendengar walaupun keduanya
mempergunakan alat indra yang sama, yaitu telinga.
• Kemampuan menyimak adalah kemampuan memahami gagasan pihak lain yang
disampaikan lewat suara, baik langsung maupun tidak langsung lewat media
tertentu.
B. TEKNIK PEMBELAJARAN MENYIMAK
• Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun
(dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut.
• Berikut ini adalah teknik-teknik yang biasa digunakan dalam pembelajaran menyimak;

Simak-ulang ucap
Simak-tulis (dikte) Simak-kerjakan Simak-terka
(Menirukan)

Memperluas Menyelesaikan Membuat Menemukan


kalimat cerita rangkuman benda

Bisik berantai Melanjutkan cerita Parafrase Kata kunci


SIMAK-ULANG UCAP (MENIRUKAN)
Teknik ini biasa digunakan guru pada siswa yang belajar bahasa permulaan, baik belajar
bahasa ibu maupun bahasa asing. Teknik ini digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa
dengan dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas oleh guru.
• Dengan teknik ini, pertama-tama guru mengucapkan kata-kata yang sederhana, seperti
“mata”, misalnya, kemudian guru memperjelas kata tersebut dengan cara
mendemonstrasikannya; guru menggunakan jari tangannya untuk menunjuk salah satu
bagian wajahnya, yaitu mata.
• Langkah kedua, guru mengucapkan kata “mata” dengan jelas dan keras, siswa diminta
menyimaknya dengan baik, kemudian menirukan apa yang diucapkan guru.
• Langkah ketiga, guru memberikan latihan ekstensif dengan mengulang kata-kata yang
sudah dikenalkan, kemudian menambah kosa kata serta mengenalkan struktur kalimat
kepada siswa sampai siswa dapat mengucapkan kata-kata dengan tepat, dan akhirnya
menggunakan kata itu dalam struktur yang sederhana.
SIMAK-TULIS (DIKTE)
Simak tulis adalah suatu kegiatannya guru membacakan suatu kata, kalimat,
atau cerita, kemudian siswa menuliskan yang diucapkan guru tersebut.
Keterampilan menyimak pada anak kelas I sekolah dasar dengan usia 5,5-7
tahun memiliki arti bahwa menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan
pikiran atau untuk mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan,
dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang telah didengarnya, dan menyimak
bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan.
SIMAK-KERJAKAN
Simak kerjakan yaitu dimana guru mengucapkan kalimat perintah, selanjutnya siswa
mengerjakan perintah sesuai dengan perintah guru. Siswa dapat diminta membuat
sesuatu ataupun mengerjakan sesuatu, sesuai dengan perintah guru”. Metode simak-
kerjakan diterapkan karena dalam metode ini guru mengucapkan kalimat perintah,
yang selanjutnya harus dikerjakan oleh siswa. Sebelum guru mengucapkan kalimat
perintah, guru terlebih dahulu membacakan cerpen kepada siswa. Siswa
mendengarkan cerpen yang dibacakan guru, selanjutnya siswa mengerjakan perintah
yang diucapkan guru. Cara seperti ini dapat melatih siswa untuk menyimak dan
mengerjakan sesuatu secara bersungguh-sungguh sesuai dengan perintah. Akhirnya
siswa akan terlatih untuk menyimak informasi dengan cermat agar dapat memaknai
dan mengerjakan dengan segera.
SIMAK-TERKA
Guru mempersiapkan deskripsi tentang suatu benda tanpa menyebutkan
nama benda tersebut. Deskripsi itu dibacakan guru, siswa mendengarkan
dengan baik kemudian siswa diminta untuk menerka benda tersebut.
MEMPERLUAS KALIMAT
Guru mengucapkan kalimat sederhana. Siswa menirukan ucapan guru.
Guru mengucapkan kata atau kelompok kata. Siswa menirukan ucapan
guru. Selanjutnya siswa disuruh menghubungkan ucapan yang pertama
dan kedua sekaligus, sehingga menjadi kalimat yang panjang.
Misalnya :
Guru : Kakak belajar
Menirukan kakak belajar (memerintahkan) menyambung kalimat
Siswa : Kakak belajar di kamar belajar
MENYELESAIKAN CERITA
Guru bercerita siswa menyimak cerita tersebut dengan seksama. Guru berhenti
bercerita, ceritanya baru sebagian. Cerita dilanjutkan oleh anak secara bergilir
sampai cerita itu selesai sebagai suatu keutuhan. Cerita seperti ini seolah
memaksa siswa untuk menyimak dengan teliti jalan ceritanya sambil
menghayati cerita tersebut. Mengapa ? Karna siswa harus menyelesaikan cerita
secara bergilir. Dalam hal ini tugas guru adalah memberikan pengutan bahwa
sejelek apapun karya siswa adalah yang terbaik bagi siswa tersebut sehingga
layak dihargai. Karna karya tersebut adalah hasil dari buah pikirannya sendiri.
MEMBUAT RANGKUMAN
Merangkum berarti menyingkat atau meringkas dari bahan yang telah
disimak. Dengan kata lain menyimpulkan bahan simakan secara singkat
dan kata-katanya sendiri. Siswa mencari intisari bahan yang disimaknya.
Bahan yang disimak sebaiknya wacana yang pendek dan sederhana sesuai
dengan tingkat kematangan anak
MENEMUKAN BENDA

Guru menyiapkan sejumlah benda. Benda itu sebaiknya yang sudah dikenal
siswa. Benda-benda dimasukkan ke dalam kotak terbuka. Guru menyebutkan
nama benda, siswa mencari bendanya dalam kotak dan menunjukkan kepada
guru atau temannya.
BISIK BERANTAI
Guru memberi informasi kepada salah seorang siswa kemudian informasi
tersebut disampaikan kepada siswa di dekatnya; begitu seterusnya, informasi
disampaikan secara beranting. Siswa yang menerima informasi terakhir,
mengucapkan keras-keras informasi tersebut di hadapan teman-temannya.
Dengan demikian, kita tahu apakah informasi itu tetap sama dengan sumber
pertama atau tidak. Jika tetap sama, berarti daya simak siswa sudah cukup baik,
akan tetapi, bila informasi pertama berubah setelah beranting, ini berarti daya
simak siswa masih kurang.
PARAFRASE
Dalam penggunaan teknik ini, guru terlebih dahulu menyiapkan sebuah puisi
untuk disimak oleh siswa. Setelah itu, guru membacakan puisi yang telah
disiapkan dengan jelas. Kemudian setelah siswa selesai menyimak, siswa secara
bergiliran disuruh menceritakan kembali isi puisi yang telah disimaknya dengan
kata-kata sendiri.
Dalam menerapkan teknik ini, guru harus menyesuaikan dengan perkembangan
kebahasaan siswa, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai tujuan.
KATA KUNCI

Dalam menyimak suatu kalimat, atau paragrafh atau wacana yang panjang,
kita tidak perlu menangkap semua kata-kata tetapi cukup diingat kata-kata
kuncinya saja. Kata kunci merupakan inti dari suatu kalimat, paragraph
yang panjang.
C. TES KOMPETENSI MENYIMAK

Tes menyimak adalah tes yang tidak hanya untuk mengetahui apakah
seseorang menyimak atau tidak, tetapi juga untuk mengukur kemampuan
seseorang memahami bahasa lisan yang didengarnya. Sampel yang
disimakkan dalam tes ini dapat berupa satu kalimat perintah, pertanyaan,
atau pernyataan tentang fakta; juga berupa simulasi percakapan singkat
atau uraian wacana ekspositori.
1. PERSIAPAN KHUSUS TES KOMPETENSI MENYIMAK
Sesuai dengan namanya yang tes kompetensi menyimak, bahan tes yang
diujikan disampaikan secara lisan dan diterima peserta didik melalui sarana
apa yang harus dipergunakan, perlukah kita memergunakan media
rekaman, siaran langsung (televisi, radio), atau langsung disampaikan
(dibacakan) secara lisan oleh guru sewaktu tes berlangsung.
2. BAHAN TES KOMPETENSI MENYIMAK
Kompetensi menyimak (kompreherensi dengar) disini diartikan sebagai kemampuan
menangkap, memahami, dan menanggapi pesan bahasa lisan. Oleh karena itu, bahan
kebahasaan yang sesuai tentulah berupa wacana, berhubung sebuah wacana pastilah
memuat informasi. Tes komprehensi lisan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
peserta didik menangkap, memahami, dan menanggapi informasi yang terkandung di
dalam wacana tersebut yang diterima melalui saluran pendengaran.
Pemilihan wacana sebagai bahan untuk tes kemampuan menyimak haruslah juga
mempertimbangkan adanya beberapa faktof. Secara umum faktor-faktor yang
dimaksud tidaklah berbda halnya dengan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan bahan tes struktur dan kosakata. Akan tetapi, untuk tes kompetensi
menyimak, pemilihan bahan tes lebih ditekankan pada cakupan pesan, jenis wacana,
dan tingkat kesulitan wacana.
3. PEMBUATAN TES KOMPETENSI MENYIMAK
Sekali lagi yang ditekankan di sini untuk tes kompetensi menyimak adalah
kemampuan menangkap dan memahami atau sekaligus menanggapi informasi
yang disampaikan pihak lain lewat sarana suara. Jadi, intinya adalah
kemampuan memahami isi pesan yang disampaikan secara lisan. Persoalan
yang kemudian muncul adalah bagaimana mengukur kemampuan
pemahaman isi pesan tersebut, yaitu apakah sekedar menuntut peserta didik
memilih jawaban yang telah disediakan atau menanggapi dengan bahasa
sendiri. Hal inilah yang kemudian menyebabkan munculnya sebutan tes
tradisional di satu pihak dengan tes otentik di pihak lain.
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

You might also like