Professional Documents
Culture Documents
Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Di Rsud Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang Tahun 2020-2021
Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Di Rsud Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang Tahun 2020-2021
Batasan Masalah
Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor risiko kejadian
ketuban pecah dini dan gambaran karakteristik kejadian
ketuban pecah dini di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
pada tahun 2020-2021.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Tujuan faktor risiko ketuban pecah dini dan
Penelitian gambaran karakteristik kejadian ketuban
pecah dini di RSUD Prof. Dr. W. Z.
Johannes Kupang tahun 2020-2021
• Bagi Masyarakat
• Bagi Tenaga Kesehatan
Manfaat
Penelitian • Bagi RSUD Prof Dr. W.Z Johannes Kupang
• Bagi Peneliti
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Ketuban pecah dini atau PROM (Premature Rupture Of Membran) adalah pecahnya
ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah 1 jam tetap tidak
diikuti dengan proses inpartu.
•
• Asendens dari vagina atau infeksi pada • Kanalis servikalis yang selalu terbuka
cairan ketuban ketuban persalinan sebelumnya dan curettage
• Bakteri proteolitik sehingga • Riwayat keguguran dikatakan memiliki
memudahkan ketuban pecah (kolagenase, risiko KPD yang lebih besar dengan
musinase, dan protease) mekanisme proses inflamasi lokal laten
• Infeksi stimulasi biosintesis karena pembedahan keguguran atau
prostaglandin dan kemudian aktivasi dilatasi serviks yang berujung pada
fosfolipase A2 dan C, atau secara tidak inkompetensi serviks dengan risiko
langsung oleh IL-1, TNF, dan aktivasi infeksi saluran kemih
faktor platelet, yang dapat teridentifikasi
pada cairan ketuban yang terinfeksi.
Faktor resiko
Overdistensi uterus
• Gemeli atau kehamilan kembar isi rahim yang lebih besar dan
kantung (selaput ketuban) relatif kecil sedangkan dibagian bawah
tidak ada yang menahan sehinga mengakibatkan selaput ketuban
tipis dan mudah pecah.
• Makrosomia menekan selaput ketuban,menyebabkan selaput
ketuban menjadi teregang, tipis, dan kekuatan membran menjadi
berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah.
• Hidramnion atau polihidramnion peningkatan teknanan intra uteri
secara akut dan kronis.
Faktor Resiko
Trauma Kelainan letak Status Kehamilan Usia kehamilan
Degradasi proteolitik matriks Selaput Ketuban Tipis dan Depolimerisasi kolagen pada
ekstraseluler dan membran janin lemah selaput korion dan amnion
Anamnesis Pemeriksaan
inspekulo
Pemerikasaan Pemeriksaan
laboratorium USG
Penatalaksanaan
< 24 minggu 24-34 minggu 34-37 minggu 34-37 minggu
Konseling kepada pasien dan Manajemen ekspektatif/ Jika maturitas fetus Berikan antibiotic untuk
rawat inap terdokumentasi, profilaksis Streptokokus grup
keluarga tentang survival,
direkomendasikan diskusi pertimbangkan pemberian B jika diperlukan
dengan neonatolog kortikosteroid
Berikan Magnesium jika
Berdasarkan pilihan: persalinan <24 jam Lahirkan (biasanya dengan
Pertimbangkan
Induksi persalinan induksi persalinan)
pemeberian
Manajemen Berikan kortikosteroid kortikosteroid
ekspektatif/resusitasi
(dirawat) Berikan Antibiotik
Manajemen
ekspektastif/tidak Konsul ahli fetomaternal jika HSV, HIV, atau hepatitis C
resusitasi
Pengawasan dengan : NST harian, USG periodic untuk
Evaluasi px selama 24-48
menilai cairan amnion
jam, berikan antibiotika
Pulangkan dengan Nilai maturitas fetus dengan penghitungan badan
intruksi monitor suhu lamellar dari cairan amnion, usahakan mendapat
harian specimen pada gestasi 32 minggu dan proses persalinan
USG tiap minggu jika maturase + atau pada 34 minggu
Pemberian kortikosteroid
tiak direkomendasikan
Jika fetus viable & tim
neonatologi memutuskan
resusitasi, rawat inap px
dan….
Medikamentosa Pada KPD
Magnesium Magnesium SULFAT IV:
Untuk efek neuroproteksi pada PPROM < 31 minggu bila persalinan Bolus 6 gram selama 40 menit dilanjutkan infus 2 gram/jam untuk dosis
diperkirakan dalam waktu 24 jam pemeliharaan sampai persalinan atau sampai 12 jam terapi.
Kortikosteroid Bethamethasone:
Untuk menurunkan resiko sindrom distress pernapasan 12 mg IM setiap 24 jam dikali 2 dosis Jika Betamethasone tidak tersedia,
gunakan deksamethasone 6 mg IM setiap 12 jam
Antibiotik Ampicilin
Untuk memperlama masa laten 2 gram IV setiap 6 jam dan
Eritromisin
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam, dikali 4 dosis diikuti dengan
Amoxicilin
250 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari dan
ERYTHROMYCIN
333 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari, jika alergi ringan dengan penisilin,
dapat digunakan:
CEFAZOLIN
1 gram IV setiap 8 jam selama 48 jam dan ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti dengan : CEPHALEXIN
500 mg PO setiap 6 jam selama 5 hari dan ERYTHROMYCIN
333 mg PO setiap 8 jam selama hari Jika alergi berat penisilin, dapat
diberikan
VANCOMYCIN
1 gram IV setiap 12 jam selama 48 jam dan ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti dengan CLINDAMYCIN
300 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari
Komplikasi
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variable dependen (variable terikat).Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah ISK, kehamilan multipel, polihidraminion, grandemultipara, dan letak lintang.
Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variable bebas. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kasus ketuban pecah dini.
No Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Ukur Skala
Ukur ukur
1. Ketuban Pecah Dini Keadaan pecahnya selaput ketuban Rekam 1. Tidak Nominal
Definisi Operasional sebelum persalinan atau dimulainya Medik 2. Ya
tanda inpartu
2. Usia ibu Usia ibu sewaktu hamil berdasarkan Rekam 1. Usia Ibu <20 tahun Interval
tingkat risiko kehamilan Medik 2. Usia Ibu 20-34 tahun
3. Usia Ibu > 35 tahun
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Sebab penelitian ini
hanya bertujuan untuk melihat gambaran kejadian variabel yang diteliti
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mengalami Ketuban Pecah Dini yang memenuhi
kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes. Pengambilan
sampel penelitian ini dengan menggunakan teknik “total sampling”, yaitu diambil seluruh populasi
menjadi sampel dalam penelitian ini.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Data-data pada penelitian ini diperoleh dengan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian, yang mana pada penelitian ini diambil
dari data rekam medis dengan diagnosis Ketuban Pecah Dini di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes.
Penelitian ini menggunakan analisis univariat dengan data yang disajikan dalam bentuk tabel.
BAB 4
PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN TOTAL DATA
52 Data
4 20 1
5 21 4
6 22 2
7 23 5
8 25 3
Rentang usia pasien adalah dari usia
9
10
26
27
1
1
16-44 tahun
11 28 6
12 29 3
13 30 1
14 31 2
15 32 2
16 33 3
17 34 2
18 35 1
19 36 1
20 37 5
21 38 2
23 40 4
24 44 1
Total 52
ANALISIS UNIVARIAT
01
Karakteristik ibu 02
menurut diagnosis
ketuban pecah Karakteristik 03
dini pada 2020- pasien
Distribusi pasien
04
2021 adalah 52 menurut Distribusi pasien
berdasarkan usia
pasien. rentang usia berdasarkan status
adalah kelompok
adalah dari paritas yang paling
usia 20-34 tahun
usia 16-44 banyak adalah
yaitu 67,31%.
tahun. primipara yaitu
50%
KESIMPULAN
08
07 Distribusi pasien
berdasarkan
06 Distribusi pasien kelainan letak,
berdasarkan ditemukan hanya
05 Distribusi pasien kehamilan multiple, 9.62% pasien yang
berdasarkan ditemukan hanya mengalami
Distribusi pasien kejadian ISK, 3.85% pasien dengan kelainan letak
berdasarkan anemia, ditemukan 40.38% kehamilan multiple sedangkan 90,38%
ditemukan 46.15% pasien mengalami dan 96.15% pasien pasien tanpa
pasien mengalami ISK tanpa mengalami kelainan letak.
anemia. kehamilan multiple.
Karakteristik kejadian ketuban
pecah dini di RSUD Prof Dr W
Z Johanes pada tahun 2020-
2021 tidak mendukung teori
faktor risiko kejadian ketuban
pecah dini pada ibu hamil.
SARAN