AYU TRIANINGSIH CINDI SARI DAYANI LIA AGUSTIN DEA RUBIA ELEGA PUTRI VERA SEPTIANI Pengertian komunikasi efektif pada masa nifas
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk
menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi. Komunikasi bertujuan memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan bahasa non verbal secara baik. Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat nifas Pelaksanaan Komunikasi Efektif
Bidan harus hati-hati melakukan
komunikasi karena kestabilan emosi belum pulih seperti semula.
Orientasi pembicaraan lebih
berkisar penerimaan terhadap bayi serta kondisi fisik dan psikis ibu nifas. Prinsip Komunikasi pada Ibu Nifas Komunikasi difokuskan pada permasalahan khususnya masa nifas seperti cara menjaga kebersihan, perawatan bagi dan juga kesehatan ibu dan anak. Serta pemulihan organ-organ reproduksi. Disesuaikan dengan kondisi ibu jika ada informasi atau pesan yang memerlukan suatu tindakan khususnya dana. Dalam menyampaikan informasi, pesan harus mudah dimengerti dan dipahami oleh penerima. Jika pesan memerlukan tindakan seperti cara menyusui yang benar, maka pemberi pesan harus memberikan contoh melalui alat media atau mempratekkan langsung pada ibu-ibu tersebut. Macam-macam komunikasi efektif pada masa nifas
komunikasi pada masa nifas
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi, penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga, dsb.
Komunikasi Pada Ibu Menyusui
Perubahan fisiologis yang dialami pada ibu menyusui diantaranya: pembesaran kelenjar susu oleh karena hormon, pengeluaran ASI. Perubahan psikologis ibu menyusui meliputi: kecemasan ibu dalam ketidaksanggupan dalam perawatan bayi, pemberian ASI tidak maksimal, ketakutan dalam hal body image, cemas akan kondosi bayinya. Komunikasi bidan pada saat menyusui sangat diperlukan ibu untuk pemberian motivasi dengan peranan ibu dalam kesuksesan pemberian dan perawatan bayinya. Komunikasi Pada Klien KB
Tidak semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam
menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing, BB bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan, gangguan libido, dll. Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi.Pelaksanaan komunikasi bagi akseptor KB yaitu terfokus pada KIE efek samping kontrasepsi dan cara mengatasinya, cara kerja dan penggunaan alat kontrasepsi.