You are on page 1of 17

PENANGANAN AWAL KASUS KEGAWATDARURATAN DAN

KOMPLIKASI MASA NIFAS

Kelompok 7
 
1 Adelia Sukma
2 Ery Susandra
3 Laila Fatimah
4 Nia Indah Sari
5 Nurlailawati
6 Yulinda Adi Pradita
NIFAS
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
berlangsung selama kira-kira 6 minggu
(Prawirohardjo,2013).
Kegawatdaruratan dan komplikasi pada masa nifas
1. pendarahan pervaginam
Pendarahan pervagina atau perdarahan postpartum atau post partum
hemorargi adalah kehilangan darah sebanyak 500 cc atau lebih dari traktus genetalia setelah
melahirkan.
a) Penyebab terjadinya perdarahan pervagina
 Uterus atonik (terjadi karena misalnya : plasenta atau selaput ketuban
tertahan)
 Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan
atau gangguan, misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk
sectio caesaria, episiotomi)
b) Deteksi dini pendarahan pervagina :
 Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan
 Perdarahan yang banyak
 Perdarahan disertai dengan rasa nyeri
2. Infeksi Masa Nifas
a ) penyebab
 Alat-alat tidak steril
 Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat yang terkontaminasi
 Infeksi nosokomial rumah sakit
b ) Deteksi dini infeksi nifas :
 Kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius
 Tekanan darah menurun, nadi meningkat, pernafasan meningkat
dan sesak
 Kesadaran gelisah sampai menurun bahkan koma,
 Gangguan involusi uteri
 Lokia berbau, bernanah, dan kotor
C ) Penanganan infeksi nifas :

1. Perawatan luka post partum dengan teknik aseptic


2. Memberikan dosis yang cukup dan adekuat
3. Memberi antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil
laboratorium
4. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus,
tranfusi darah, makanan yang mengandung zat-zat yang
diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya sesuai komplikasi
yang dijumpai
 
 
3. sakit kepala, nyeri epigestrik, penglihatan kabur
1. Sakit kepala
a. deteksi sakit kepala:
Tekanan darah naik atau turun, lemah, anemianapas pendek atau cepat
Dan nafsu makan turun
b. Penanganan
 Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu
dari pasien atau keluarga
 Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi 1x/hari
 Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolic
 Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
 Ukur keseimbangan cairan
 Persiapan rujukan
 Periksa Hb
 Periksa protein urine
 Observasi tanda-tanda vital
 Lebih banyak istirahat
2. Nyeri epigastrium
Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat disertai dengan edema paru. adanya gangguan pada
organ vital di dalam dada seperti jantung, paru dan lain-lain.
1. deteksi nyeri epigastrium :
 Kira-kira 90 persen pasien terdapat Lelah
 65 persen dengan nyeri epigastrium, 30 persen dengan mual dan muntah
 31 persen dengan sakit kepala

2. Penanganan :
 Informed consent
 Mengobservasi TTV
 Persiapan rujukan
 Pemeriksaan darah rutin
 Tes fungsi hati
 Profilaktik MgSO4 untuk mencegah kejang (eklampsia)
 Bolus 4 – 6 g MgSO4 dalam kon­sentrasi 20%. Dosis ini diikuti dengan infus 2 g per jam
 Jika terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium glukonat 10% i.v
 Terapi antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah senantiasa di atas 160/­110 mmHg → Hidralazin IV dosis
rendah 2,5 – 5 mg (dosis inisial 5mg) setiap 15 – 20 menit sampai tekanan darah target tercapai atau
kombinasi nifedipin dan MgSO4.
3. Penglihatan kabur
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda preeklampsi. Masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-
bintik (spot) , berkunang-kunang.
1. Deteksi dini pengelihatan kabur :
Peningkatan tekanan darah yang cepat,Oliguria,Peningkatan jumlah proteinuria,Sakit kepala hebat dan
persisten Rasa mengantuk,Penglihatan kabur,Mual muntah, Nyeri epigastrium dan Hiperfleksi.
2.Penanganan penglihatan kabur :
 Informed consent
 Segera rawat
 Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan
terdahulu dari pasien atau keluarganya
 Persiapan rujukan
 Jika pasien tidak bernafas : Bebaskan jalan nafas,Berikan oksigen dan Intubasi jika perlu
 Jika pasien tidak sadar atau koma : Bebaskan jalan nafas,Baringkan pada satu sisi dan Ukur suhu
 Jika pasien syok atasi dengan penanganan syok
 Jika ada perdarahan atasi penanganan perdarahan
4. Pembengkakan wajah dan ekstremitas
Pembengkakan wajah dan ektremitas atau yang sering disebut dengan udem sering
ditemukan pada wanita hamil ataupun nifas. Baik karena perubahan fisiologis maupun
perubahan yang patologis.

1. Eklamsi Postpartu
 Peningkatan tekanan darah, diastolic > 90 mmHg
 Oluguria
 Peningkatan jumlah proteinuri ( karena vasospasme akut )
 Sakit kepala berat dan persisten
 Rasa mengantuk
 Penglihatan kabur
 Mual muntah
 Nyeri epigastrik
 Hiperefleksi
2. Syndrom Nefrotik
Syndrom nefrotik adalah suatu
spectrum penyakit ginjal yang
penyebabnya beragam. Pada gambaran
mikroskopis ginjal, terdapat kelainan pada
sawar dinding kapiler glomerulus, yang
menyebabkan filtrasi protein plasma yang
berlebihan.
5. Demam, muntah dan nyeri berkemih
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari
flora normal perineum. Telah terdapat bukti bahwa beberapa galur
esheriochia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya
(spanborg-eden,1982).
Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap
tendangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat trauma
persalinan atau analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan
kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman
yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra,
atau hematoma dinding vagina.
6. Payudara yang berubah menjadi merah, panas,dan atau rasa sakit

Payudaya bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat menyebabkan


paydara menjadi merah, panas, terasa sakit, dan akhirnya menjadi mastitis.
Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat dan anemia mudah mengalami
infeksi. Gejala gangguan ini meliputi:
 Bengkak dan nyeri pada seluruh payudara atau lokal.
 Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal.
 Payudara keras dan berbenjol benjol.
 Panas badan dan rasa sakit
Gangguan ini dapat diatasi dengan:
 Menyusui tetap dilanjutkan. Pertama, bayi disusukan pada payudara
yang sakit selama dan sesering mungkin. Hal ini dilakukan agar
payudara kosong. Selanjutnya, susukan bayi pada payudara normal.
 Beri kompres panas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang terkena.
 Ubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi
berbaring, duduk, atau mposisi memegang bola
 Pakai BH longgar.
 Istirahat yang cukup dan makanan yang bergizi.
 Banyak minum (2 liter perhari)
7. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
Sesudah bayi lahir, ibu akan merasa lelah dan juga lemas mungkin karena
kehbisan tenaga. Hendaknya ibu lekas diberiminuman hangat, susu, kopi, atau
teh yang bergula.apabila ibu menghendaki makanan, berikan makanan yang
sifatnya ringan.Oleh karena itu, tidak benar bila ibu diberi makanan terlalu
banyak, walaupun ibu menginginkannya. Akan tetapi, biasanya disebabkan oleh
adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan terganggu, sehinggga ibu tidak
ingin makan sampai kelelahan hilang.
7. rasa sakit, merah,lunak dan atau pembengkakan di
kaki
selama masa nifas, dapat terbentuk trombus pada vena venanya yang
terdapat di pelvis yang mengalami dilatasi. Faktor predisposisi
gangguan ini meliputi:
1) Obesitas
2) Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas
3) Riwayat sebelumya
4) Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang
lama pada pembuluh vena.
5) Anemia maternal
6) Hipotermia atau penyakit jantungV
7) Endomestritis
8. merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayi nya dan diri sendiri

1. Kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami oleh kebanyakan


wanita selama hamil dan persalinan.
2. Rasa nyeri pada awal masa nifas
3. Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan
4. Kecemasan tentang kemampuan untuk merawat bayi setelah meninggalkan
rumah sakit.
5. Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi
 
 
 
 

You might also like