Professional Documents
Culture Documents
Lapkas SNH Fix
Lapkas SNH Fix
Oleh:
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 63 tahun
Alamat : perum, BKP blok B W0 174 LK II
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Dosen
No. rm : 5481*
Tanggal masuk ke RS: 09 jnauari 2023
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Riwayat Pengobatan
Vital Sign
Tekanan Darah: 140/80 mmHg
Nadi : 65x/menit
Respiratory Rate : 19 x/menit
Suhu : 36,5oC
Sp02 : 96%
IMT : = = 24 (Normal)
STATUS GENERALISATA
KEPALA
Ekspresi Wajah : Tidak normal Simetris Muka : Tidak simetris
Rambut : Normal Pembuluh Temporal : Normal
MATA
Eksolftalmus : Tidak ada
Kelopak : Normal
Lensa : Sedikit keruh
Konjungtiva : Normal
Sklera ikterik : -/-
Lap.penglihatan : Normal
Nistagmus : Tidak ada
Gerakan bola mata : Normal
Tekanan bola mata : Tidak di lakukan pemeriksaan
Endoftalmus : Tidak ada
STATUS GENERALISATA
TELINGA HIDUNG
Tuli : Tidak tuli Nyeri : Tidak ada
Lubang : Normal Sekret : Tidak ada
Selaput pendengaran : normal Trauma : Tidak ada
pemeriksaan Penyumbatan : Tidak ada Pernapasan cuping hidung : Tidak ada
Serumen : normal
Perdarahan : Tidak ada
LEHER
Trakhea : Di tengah
MULUT Kelenjar tiroid : Normal
Bibir : Tidak normal Kelenjar limfe : Normal
Langit-langit : normal Tek. Vena jugularis : Normal
Bau nafas : Tidak berbau
Lidah : Normal DADA
Faring : Normal
Bentuk : Simetris
Tonsil : normal
Sela iga : Normal
Trismus : Tidak ada
STATUS GENERALISATA
KELENJAR GETAH BENING
Submandibula : Tidak teraba Leher : Tidak teraba
Supraklavikula : Tidak teraba Ketiak : Tidak teraba
Lipat paha : Tidak teraba
KULIT
Warna : Sawo matang Efloresensi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Normal Pembuluh darah : Normal
Suhu raba : Hangat Lembab/kering : Kering
Inspeksi : Dinding perut cembung, warna Ekstremitas superior dextra dan sinistra:
kulit sama dengan warna kulit sekitar Oedem ( -/- ), Deformitas (-/-), Sianosis (-/-),
Nyeri sendi (-/-), Ptechie (-/-), untuk
Auskultasi: Bising usus DBN ekstremitas superior dapat digerakkan
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), hepar Ekstremitas inferior dextra dan sinistra:
dan lien tidak teraba Oedem (-/-), Deformitas (-/-), Sianosis (-/-),
Nyeri sendi (-/-), Ptechie (-/-), untuk
Perkusi : Timpani ekstremitas inferior kanan terasa lemah
ketika digerakkan
STATUS
NEUROLOGIS
RANGSANG MENINGEAL
Kanan Kiri
Kaku kuduk -
Kernig test - -
Lasseque test - -
Brudzinski I - -
Brudzinski II - -
PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
• NERVUS OLFAKTORIUS (N.I)
Kanan Kiri
Motorik
Menggigit Normal
Membuka mulut Normal
Menutup mulut Normal
M. Masesster Normal
M. Temporalis Normal
M. Pterigoideus Normal
Sensorik
Refleks kornea Normal
Sensibilitas atas Normal
Sensibilitas tengah Normal
Sensibilitas bawah Normal
NERVUS FACIALIS (N-VII)
Dapat dilakukan
Mengembungkan pipi
Dapat dilakukan
Meringis
Dapat dilakukan
Mencucukan bibir
Sensoris
Kanan Kiri
Tes Rinne
Tes Weber
Tes Schwabach
NORMAL
Nistagmus
Kanan Kiri
M. Sternocleidomastoideus + +
M. Trapezius + +
Kimia Darah
No Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
Riwayat jatuh atau trauma disangkal, penurunan kesadaran disangkal. Terdapat pusing dan
mual namun tidak terdapat muntah, demam dan nyeri kepala. (-).
Pada pemeriksaan fisik, pasien datang dengan keadaan sakit sedang, kesadaran compos
mentis, GCS E4 V5 M6. TD 140/80 mmHg, nadi : 65 x/ menit, Rr : 19 x/ menit, Suhu: 36,5
Celcius.
Pada status generalisata untuk ekstremitas superior dapat digerakkan dan untuk
ekstremitas inferior dapat digerakkan. Kekuatan otot ekremitas atas 4/4 dan ekstremitas
bawah 3/3.
Hasil CT Scan : Infark serebri (lama)multiple a/r ganglia basalis kiri substantia alba
periventrikuler lateralis bilateral
Infark lama a/r serebelum kanan
Infark sebri (baru) multipel a/r ganglia basalis bilateral dan thalamus kiri
Infark (baru) a/r serebelum kiri
DIAGNOSIS KERJA
• TTV
• Bed rest IUFD Tutosol 20 TPM
• Minum obat secara teratur Citicolin 2 x 250 mg
Amlodipin 1 x 5 mg
Mecobalamin 2 x 1
Clopidogrel 1 x 75 gr
Asam folat 1 x 5 gr
PROGNOSIS
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan baik fisik maupun penunjang dapat dilakukan
Penilaian hasil perhitungan algoritma siriraj kemudian disesuaikan dengan kriteria yang ada
untuk menentukan jenis stroke. Perhitungan algoritma siriraj yang dinilai adalah ada/tidaknya
penurunan kesadaran, ada/tidaknya nyeri kepala, muntah dan ada tidaknya atheroma.
ANALISA KASUS
Skor Siriraj
Rumus :
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x muntah ) + (0,1 x
tekanan diastolic) – (3 x penanda ateroma) – 12
Pada Pasien: (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 80) – (3 x 0) - 12 = -4
Hasil :
Skor > 1 = Perdaraham Supratentorial
Skor < -1 = Infark Serebri
Skor -1 s/d 1 = Meragukan
Menurut perhitungan skor siriraj pada pasien ini mendapatkan skor -4 dimana <-1
yang berarti pasien mengalami infark serebri, hasil ini akan disesuaikan kembali
dengan expertise oleh Sp. Rad
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Jepang Indonesia
442/ 100.000 penduduk
laki-laki Provinsi dengan posisi tiga besar
212/100.000 penduduk secara berurutan, yakni Sulawesi
perempuan Selatan (17.9%), Daerah Istimewa
Yogyakarta (16.9%), dan Sulawesi
Tengah (16.6%).
RIKESDAS
2013
prevelensi
prevalensi stroke di Indonesia Prevalensi stroke meningkat seiring
meningkat dari 8,3% pada tahun bertambahnya usia, dengan puncaknya pada
2007 menjadi 12,1% pada tahun usia > 75 tahun. Di Indonesia, prevalensi
2013. stroke tidak berbeda berdasarkan jenis
kelamin.
Prevelensi Stroke iskemik
87 61,9
67% %
%
American Heart Association (AHA) Stroke Registry tahun 2012-2014 Indonesia
Persentase stroke iskemik lebih tinggi dibandingkan dengan
stroke hemoragik. stroke iskemik mencapai 87% serta sisanya Secara umum dari 61,9% pasien stroke iskemik yang
adalah perda- rahan intraserebral dan subaraknoid. Terdapat 5.411 pasien stroke di dilakukan pemeriksaan CT scan di Indonesia di
Indonesia, mayoritas adalah dapatkan infark terbanyak pada sirkulasi anterior
stroke iskemik (67%). (27%), diikuti infark lakunar (11,7%), infark pada
sirkulasi posterior (4,2%).
KLASIFIKASI STROKE ISKEMIK /
NON HEMORAGIK
Trombus
Stroke
ischemic/SNH Emboli
Klasifikasi
ICH
Stroke
Hemoragik SAH
Faktor Risiko
Yang dapat di
modifikasi yang tidak dapat dimodifika
Pada daerah yang mengalami iskemia, terjadi penurunan kadar adenosine triphos- phate (ATP)
-- sehingga terjadi kegagalan pampa kalium dan natrium serta peningkatan kadar laktat
intraselular-- menyebabkan depolarisasi dan peningkatan pelepasan neurotransmiter glutamat--
akan menyebabkan masuknya kalsium intraselular -- meningkatkan kadar kalsium intraselular-- yang
keseluruhannya berkontribusi terhadap kematian sel.
Manifestasi Klinis
Kelumpuhan sesisi atau kedua sisi, kelumpuhan satu ekstremitas, kelumpuhan otot-otot penggerak bola mata,
kelumpuhan otot-otot untuk proses menelan, bicara, dan sebagainya, Gangguan fungsi keseimbangan, penghidu,
penglihatan, pendengaran, somatik sensoris, kognitif, (seperti: gangguan atensi, memori, bicara verbal, gangguan
mengerti pembicaraan, gangguan pengenalan ruang, dan sebagainya), Gangguan global berupa gangguan ke- sadaran.
Stroke Hemoragik
Indikator Stroke Iskemik
Subarachnoid Intracranial
Etiologi Aneurisma, AVM Hipertensi maligna Trombus/emboli
Onset Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
Nyeri Kepala Sangat hebat hebat Ringan
Penurunan Ada Ada Tidak ada
Kesadaran
Doppler karotis
EKG
dan vetebralis
CT-Scan non kontras,
CT- Angiografi (MRI)
Doppler Pemeriksaan
Transkranial Laboratorium
Stroke Non Hemorrhagic
CT scan bukan merupakan gold standard, tetapi merupakan pemeriksaan penunjang
awal untukmenyingkirkan adanya perdarahan.
Hiperaku : 0-6 jam
t Akut : 6-24 jam
Subakut : 1 hari-2 minggu
Kronis : >2 minggu
MCA dense sign
Hipodensity and
Loss of grey and
white matter Insular ribbon sign
differentiation
komplikasi
Proteksi neuronal