Professional Documents
Culture Documents
Faal Paru Ketiga 2020
Faal Paru Ketiga 2020
Faisal Yunus
Alat
Teknisi
Subjek
PERSIAPAN ALAT
Kalibrasi minimal
1 kali sepekan
PERSIAPAN TEKNISI
Terlatih
Mengerti tujuan
Dapat menilai hasil
PERSIAPAN SUBJEK
Mengerti tujuan pemeriksaan
Bebas rokok minimal 2 jam
Tidak berolahraga 2 jam
sebelum pemeriksaan
Tidak boleh makan terlalu
kenyang
Berpakaian tidak ketat
CARA PEMERIKSAAN
Subjek berdiri / duduk
Melakukan manuver setelah
keadaan steady state
Waktu ekspirasi mimnimal 6 detik
Pemeriksaan dilakukan sampai
didapat 3 hasil yang dapat diterima
dan dua diantaranya reproduksibel
ARUS PUNCAK EKSPIRASI
PEMERIKSAAN SPIROMETRI
Sprirogram Normal dan Gambaran Khas
PPOK Ringan Sampai Sedang
PENILAIAN HASIL
HASIL YANG DAPAT
DITERIMA
Permulaan uji harus baik
Grafik flow – volume mempunyai
puncak (hanya satu puncak)
Meniup sampai selesai
Ekspirasi minimal 6 detik
REPRODUKSIBILITAS
~ Ditentukan setelah didapat 3
manuver yang dapat diterima
~ reproduksibilitas bila nilai
terbesar perbedaannya kurang
dari 5% atau kurang dari 150 ml
untuk nilai KVP dan VEP1
PEMERIKSAAN YANG
TIDAK BAIK
Permulaan ekspirasi ragu-ragu/
lambat
Batuk selama ekspirasi
Manuver valsava
Ekspirasi tidak selesai
PEMERIKSAAN YANG
TIDAK BAIK
Terdapat kebocoran
Corong mulut (mouth piece)
tersumbat
Meniup lebih dari 1 kali
• Jumlah pemeriksaam maksimal
adalah 8 kali
• Bila telah delapan kali tetapi belum
didapat yang diharapkan, maka
pemeriksaan diulang pada hari
yang lain
HASIL
Normal KVP dan KV
> 80% nilai prediksi
VEP1 > 80% nilai prediksi
VEP1 / KVP > 75%
FLOW-VOLUME CURVE
Hormal TIDAK ADA PUNCAK
FLOW-VOLUME CURVE
NORMAL USAHA KURANG
FLOW-VOLUME CURVE
NORMAL OBSTRUKSI
FLOW-VOLUME CURVE
NORMAL OBSTRUKSI & RESTRKSI
FLOW-VOLUME CURVE
VIDEO PEMERIKSAAN
• TUTORIAL PEMERIKSAAN SPIROMETRI
https://www.youtube.com/watch?v=ielgEzYW0qo&featur
e=share&fbclid=IwAR1kZyY2pCpv7cFjSkK2N_6b4wjpR
IL7AcYSOqiC3U43Mw8X08TT0jK9XGk
600/500
4200/
1200/800 2700
1200/1000 2400/
1800
Body Plethysmography
– Volume gas toraks (Thoracic Gas Volume
= TGV) , panting atau napas tenang
MasterScreen
body
Hukum Boyle P1V1 = P2V2
Goldman MD, Smith HJ, Ulmer WT. Whole-body plethysmography. Eur Respir Mon.2005;31:15-43
Body Plethysmograph
◦ KRF
◦ Volume gas toraks
(TGV)
◦ Tahanan jalan
napas (Raw).
Kapasitas Residu
Fungsionaal
• Diukur dengan:
– body plethysmography
– dilusi helium
– Body plethysmography
– corong mulut ditutup
– panting cepat
selama inspirasi teekanan udara di dalam paru
udara dalam boks mengembang sedikit
tekanan dalam boks
Dengan menerapkan hokum Boyle (P · V = tetap)
didapatkan volume paru
Tahanan Jalan Napas
~ Resistensi jalan nafas adalah faktor penentu untuk
laju aliran udara sesaat pada tekanan penggerak
tertentu (gaya penggerak). Hukum Ohm (V = I x R).
~ Tahanan jalan napas (R), gaya penggerak sama
dengan aliran kali hambatan (gaya penggerak = aliran
x hambatan)
~ Aliran udara sama dengan gaya
penggerak dibagi jarak (aliran udara =
gaya penggerak / jarak).
~ Kekuatan pendorong di paru adalah
perbedaan antara tekanan alveolar dan
tekanan di mulut (Pmouth-PA).
~ Secara sederhana, aliran udara =
(Pmouth- PA) / R.
Tahanan Jalan Napas
FEV1
IRV
FVC
VT
ERV
TLC
ERV
Adaptation
1. ITGV 2. ITGV
5 x sRaw
RV
RV
2-5 x Flow-Volume
10 s time window
Metode Dilusi Helium
Metode Dilusi Helium
Vt = Volume tabung = 2 L
C1 = Konsent. Helium awal = 3%
C2 = Konsentr. Helium akhir = 1%
FRC = Kapasitas residu fungsional paru
V1 x C1 = V2 x C2
Vt x C1 = (Vt + FRC) x C2
2 x 3 = (2 + FRC) x 1
FRC = 4 L
Kesimpulan
Body Plethysmograph adalah alat untuk
mengukur volume gas toraks (TGV) dan
tahanan jalan napas (Raw)
Contoh: .
Prediksi VO2 max = 2.2 liter/min
Ramp (watts/min ) = 2.2 x 10 = 22 (Round to 20)
.
Klasifikasi Fungsi Puncak VO2
(ml/min/kg)
80
Atlit Elit
60
Kondisi Baik
40
Kondisi Fit
20
Terganggu
Ambang Anaerobik (Anaerobic
Threshold = AT)
• Tingkat Latihan Di atas Produksi Energi
Aerobik Dilengkapi Mekanisme Anaerobik
• Asam Laktat di Produksi oleh Otot Selama
Metabolisme Anaerobik
• Menghasilkan Peningkatan Ve dan VCO2
yang tidak proporsional dengan
Peningkatan VO2
Metode V-Slope pada AT
4 -
. AT Garis identitas
VCO2
l/min -
0 - | |
. 4
VO2
l/min
Respons Ventilasi pada AT
100-
. AT
VE
l/min -
RC
0 - | |
. 4
VO2
l/min
Rasio Pertukaran Respirasi (RER)
• Rasio VCO2 / VO2
• Pengukuran Kualitas Kontrol
– Berkisar dari .7 to 1.0
• Saat Istirahat Mewakili Metabolisme Sel
Lemak RQ=.7
– Karbohidrat RQ=1.0
• Selama Latihan Meningkat Karena
Metabolisme Anaerobik > 1.1 pada Puncak
Ambang Anarobik (Anaerobic
Threshold = AT)
. Pasien Jantung
. Subjek Normal
Prediksi Maks VO2
. Elite Athlete
.
VCO2 (AT 50-60% Puncak VO2)
.
VO2
Respons Denyut Jantung Normal
200- Prediksi Maksimum Denyut Jantung HRR = 0
Prediksi Maksimum
HR VO2
(b/min)
0-
0 . | |
VO2 4.0
(l/min)
Respons Ventilasi Normal
Prediksi Maksimum VO2
200-
Prediksi Maksimum Ventilasi (MVV) atau VEP1x35
.
VE }BR = 20-40%
(l/min) AT BR% = MVV- Maxx
VE 100
MVV
10
-
0 . | |
VO2 4.0
(l/min)
Pasien Jantung
• Respons HR Tinggi • Tinggi BR (MVV tidak yercapai)
• HRR = 0 • Sangat Dini AT
• Puncak VO2 Rendah • Puncak VO2 Rendah
Prediksi Denyut JantungMax Diukur MVV or FEV1 x 35
. Prediksi
HR VE Maksimum
VO2
b/min l/min
AT
. .
VO2 VO2
l/min l/min
Pasien Paru
• Respons HR sedikit tinggi • Rendah atau tidak BR (MVV
• HRR tinggi tercapai) Prediksi
• Puncak VO2 Rendah Maksimum
• Tidak jelas AT VO2
Prediksi Denyut JantungMax
• Puncak Prediksi
VO Rendah
MVV or FEV1 x 35
.
HR VE
b/min l/min
Measured MVV (FEV1 x 35)
BR % = 0
. .
VO2 VO2
l/min l/min
Penggunaan AT untuk Membedakan
. Jantung/Sirkulasi: AT < 40% Prediksi VO2 Max
. Tidak terlatih : AT > 40% Prediksi VO2 Max
.
Prediksi Max VO2
VCO2
% Nilai puncak terlihatnormal.
% Prediksi rendah.
.
VO2
Oksigen Nadi Versus HR/VO2
...Jantung ...Normal ...Atlit
200 - 20 -
O2
HR Nadi (Normal O2 Pulse: 13 ml/beat)
(ml/denyut)
bpm
. .
VO2 VO2
Respons Tekanan Darah
• Nilai Isrirahat Normal :
Sistolik (SBP) < 140 mmHg
Diastolik (DBP) < 90 mm Hg
• Nilai Latihan Maksimal:
Sistolik about 200 mmHg
Diastolik dalam 10 mmHg istirahat
• Nilai yang lebih tinggi dapat mengindikasikan
hipertensi yang diinduksi oleh latihan atau
penyakit kardiovaskular
• Latihan harus dihentikan bila SBP > 250
atau DBP > 120
Saturasi Oksigen (SaO2, SpO2)
• Mengukur efektivitas pertukaran gas
• Nilai rendah dengan latihan menunjukan
sirkulasi pulmoner yang mubazir (rendah
V/Q atau pengurangan jaringan vaskular
pulmoner)
• Nilai Normal pada muka laut > 90%
• Desaturasi > 4% selama latihan
umumnya dianggap bermakna
Pertukaran-Gas: P(A-a)O2
(Normal) (Obst) (Restr, PVD)
Alv Alv
Alv
100- Art Art
Art
80 -
PO2 60 -
f
40 -
Diff Dif
Diff
20 -
Beban Kerja
Respons Latihan Abnormal
Variabel Fisiologis Penyakit Jantung Penyakit Paru
VO 2 Puncak Menurun Menurun
AmbangAnaerobi rendah Normal atau Rendah
Cadangan Napas Normal atau Meningkat Menurun
Cadangan Denyut Jantung Menurun Menurun
Nadi Menurun Meningkat
EKG Latihan Abnormal atau Normal Normal
D VO22/DWR Abnormal Normal
Puncak PaO2
2 Normal Normal atau Turun
Puncak P(A-a)O2
2 Normal Meningkat
SpO2 2 Tidak berubah Turun > 4 mmHg
Latihan Vd/Vt Turun secara Normal Tidak Turun
Resep Latihan dan Rehabilitasi
Lari
Tenis
Tenis
Chikung
Latihan Beban
Resep Latihan
Normal : VO2 max adalah 85-100% dari nilai prediksi VO2 max
Berkurang : VO2 max < 84 % dari nilai prediksi VO2 max
Kapasitas kerja normal, ambang aerobik normal uniformly,
meskipun ada pengecualian yang jarang
Bila kapasitas kerja rendah, ambang aerobik (AT) menjadi titik
kritis untuk membedakan gangguan sirkulasi dari berbagai
kondisi seperti terlihat pada bagan alur diagnostik
Wasserman
Kesimpulan
Uji latih kardiopulmoner adalah suatu metode
evaluasi objektif menilai fungsi jantung dan
fungsi paru.
Menggunakan treadmill atau ergocycle
Dapat membedakan subjek normal, gangguan
respirasi atau penyakit jantung
Digunakan untuk evaluasi status kesehatan,
mengukur VO2 max dan untuk latihan
Terima Kasih
FY