You are on page 1of 11

Literature

Budaya Gayo

Presented By :

1. Muhammd Gita Swara Mahardhika

2. Zulkifli, M.Pd
01 Suku Gayo
Asal Muasal Suku Gayo adalah suatu kelompok etnik yang
mendiami dataran tinggi Bukit Barisan di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam.

Gayo Suku Gayo mendiami empat kabupaten yaitu


Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah,
Kabupaten Gayo Lues, dan Kabupaten Aceh Tenggara.

02 Menurut Hikayat Raja Pasai


Gayo muncul pertama kali di dalam literatur melayu
Hikayat Raja-Raja Pasai. Hikayat tersebut memuat tentang
cerita-cerita raja Aceh semenjak tahun 1280 hingga 1400.
Menurut Hikayat tersebut, terdapat sebuah kelompok yang
menolak untuk diIslamkan oleh utusan dari Mekkah.
Kelompok tersebut kemudian lari mengikuti arus Sungai
Peusangan ke hulu dan kemudian disebut dengan Gayo.

03 Menurut Mahmud Ibrahim


Suku bangsa Gayo berasal dari Melayu Tua yang datang
ke-Sumatera gelombang pertama dan menetap di pantai
utara dan Timur Aceh dengan pusat pemukiman di wilayah
antara muara aliran sungai Jambu Aye, sungai Peurlak dan
sungai Tamiang. Kemudian menyusur kedaerah aliran
sungai-sungai itu berkembang ke SerbeJadi, Lingge dan
Gayo Lues
• Infographic Style
Suku Gayo
Dan Bahasa
Your Picture Here Your Picture Here

Suku Gayo Merupakan salah satu suku Bahasa Gayo adalah bahasa yang
bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo dipakai sebagai bahasa sehari-hari oleh
di Provinsi Aceh bagian tengah. suku Gayo. Bahasa ini termasuk kelompok
Berdasarkan sensus 2010 jumlah suku bahasa yang disebut "Northwest
Gayo yang mendiami provinsi Aceh mencapai SumatraBarrier Islands" dari rumpun bahasa
336.856 jiwa. Austronesia.
Suku Gayo beragama Islam dan mereka Bahasa Gayo merupakan salah satu
dikenal taat dalam agamanya dan mereka bahasa yang ada di Nusantara. Keberadaan
menggunakan Bahasa Gayo dalam bahasa ini sama tuanya dengan keberadaan
percakapan sehari-hari mereka. orang Gayo “Urang Gayo” itu sendiri di
Indonesia.

Kebudayaan Gayo timbul sejak orang Gayo bermukim di wilayah ini dan mulai berkembang sejak kerajaan Linge Pertama abad ke X M. atau abad ke IV H, meliputi aspek kekerabatan, komunikasi sosial,
pemerintahan, pertanian kesenian dan lain – lain. Adat istiadat sebagai salah satu unsur Kebudayaan Gayo. Pemerintah dan ulama saling harga menghargai serta menunjak pelaksanaan agama.
Makna
Adat Istiadat
Adat istiadat adalah nilai atau norma,
kaidah, dan keyakinan masyarakat Desa
atau satuan masyarakat lainnya serta nilai
atau norma lain yang masih dihayati,
dipelihara dan ditaati.

Adat adalah gagasan kebudayaan yang


terdiri dari nilai nilai hukum kebiasaan,
norma dan hukum adat yang mengatur
tingkah laku manusia antara satu sama lain
yang lazim dilakukan disuatu kelompok
masyarakat adat yang diwariskan secara
turun temurun.

Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang


kekal dan turun temurun dari generasi kegenerasi
lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya
dengan pola-pola perilaku masyarakat. Adat istiadat
adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang
telah berusaha diterapkan dalam lingkungan
masyarakat. Adat istiadat merupakan ciri khas suatu
daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri
masyarakat yang melakukannya.
Pembagian Adat
Salah satu perkembangan penting dari Islam pada masa kolonial Belanda di daerah Gayo adalah
pengkategorian adat. Para ulama-ulama pada masa kolonial Belanda membagi adat ke dalam lima
kategori:

Adatullah Muhakammah Muthma’innah Jahiliyyah Resam

Pengkategorian tersebut yaitu bertujuan untuk mengidentifikasi dan memilah praktik-praktik adat
yang sejalan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Kandungan dan Makna

Adatullah Muhakammah Muthma’innah Jahiliyyah Resam


Adatullah adalah praktik Adat Muhakammah
adat yang secara jelas Adat jahiliah adalah
adalah praktik adat yang
mensyiarkan dan Adat Muthma’innah praktik adat yang
memiliki konsekuensi Resam adalah tradisi
mempraktikkan ajaran adalah praktik adat yang bertentangan dengan
hukum. Menurut Yusen yang tidak dipraktikkan
Islam. praktik adatullah baik, tidak bertentangan ajaran agama Islam.
Saleh, tokoh adat Gayo di oleh semua orang Gayo.
seperti konsep dan praktik dengan ajaran agama Contohnya, menurut
Aceh Tengah, praktik Resam adalah praktik
sumang (sumbang/malu) dan juga tidak secara Yusen Saleh, adalah
norma-norma pada adat budaya, kebiasaan, atau
yang merupakan aturan langsung mengamalkan berjoget pada saat pesta
Muhakammah dibuat peraturan yang disepakati
dan etika sosial yang ajaran agama. pernikahan.
berdasarkan kesepakatan oleh kelompok kecil
mengatur sikap seseorang Praktik adat seperti ini Pada tahun 2012,
bersama tentang sesuatu. masyarakat tertentu
terhadap orang lain atau adalah seperti upaya Pemerintah Daerah
sedang melakukan sesuatu Karena kemudian seperti desa bahkan
mempertahankan ikatan mengedarkan selebaran
dengan orang lain. masyarakat mungkin lebih kecil.
belah (klan) dan larangan tentang seruan untuk
Praktik seperti sumang mempertahankan Resam bersifat lokal
untuk menikah secara tidak mengadakan
ini disinyalir mendapatkan kesepakatan bersama dan tidak dipraktikkan
endogami (menikah nyanyian yang diiringi
inspirasi dari ajaran Al- tersebut, norma-norma atau menjadi budaya
dengan anggota belah keyboard dan joget-
Quran tentang pentingnya tersebut berubah masyarakat luas.
yang sama). jogetan/berdansa pada
berperilaku sopan, perlahan menjadi adat
pesta pernikahan.
menghindari zina dan tata kebiasaan.
kerama sosial dan
hubungan lelaki dan
perempuan.
Nilai dan Prinsip Adat
Sistem Nilai Budaya Gayo
Pada masa lalu masyarakat Gayo telah merumuskan prinsip – prinsip adat
yang disebut kemalun ni edet. Prinsip adat ini menyangkut “harga diri”
(malu) yang harus dijaga, diamalkan, dan dipertahankan oleh kelompok
kerabat tertentu, kelompok satu rumah (sara umah), klen (belah), dan
kelompok yang lebih besar lagi.

Prinsip adat meliputi


empat Hal berikut

01. Denie Terpancang 02. Nahma Teraku


Denie terpancang adalah harga Denie Terpancang Nahma teraku Nahma teraku adalah harga diri
diri yang menyangkut hak – hak yang menyangkut kedudukan
atas wilayah. yang sah.

Bela Muatan Malu Tertawan

03. Bela Muatan 04. Malu Tertawan


Bela mutan ialah harga diri yang Malu tertawan ialah harga diri
terusik karena ada anggota yang terusik karena kaum wanita
kelompoknya yang disakiti atau dari anggota kelompoknya
dibunuh. diganggu atau difitnah pihak lain.
Apa itu Resam ?
Resam adalah tradisi yang tidak dipraktikkan oleh
semua orang Gayo. Resam adalah praktik budaya,
kebiasaan, atau peraturan yang disepakati oleh
kelompok kecil masyarakat tertentu seperti desa
bahkan mungkin lebih kecil.
Resam bersifat lokal dan tidak dipraktikkan atau
menjadi budaya masyarakat luas. Meskipun terdapat
kesamaan beberapa praktik karena kelompok tersebut
terinspirasi dari norma adat yang sama seperti dari
adat Gayo yang lebih luas daripada resam, namun
adat yang aktual dan real adalah resam.
Hal ini karena adat lebih berbentuk sebagai sebuah
konsep yang abstrak tentang sesuatu yang
seharusnya atau sebaiknya dilakukan. Sedangkan
resam adalah aktualisasi dari konsep abstrak tersebut
yang dipraktiknya pada kelompok masyarakat.

Dengan demikian resam adalah adat yang hidup dan dipraktikkan oleh
masyarakat yang bentuk praktiknya berbeda antara satu kelompok masyarakat
dengan kelompok masyarakat lain. Perbedaan-perbedaan tersebut terjadi karena
proses adaptasi norma adat yang luas dan abstrak ke dalam kehidupan
masyarakat yang tinggal di geografis tertentu dan berbeda dari masyarakat lain.
Masyarakat Gayo menegakkan aturan atau norma masyarakat
berupa perintah dan larangan adat. Salah satu larangan adat yang
Aturan (Aturen) dikenal dengan istilah Sumang yaitu suatu model atau bentuk
pendidikan dalam masyarakat yang melarang melakukan tindakan
Dalam Adat Gayo yang menyimpang dari tata karma yang berlaku.
Sumang tersebut ada empat Sumang.
Apa itu Sumang ?
Sumang Adalah
Sumang merupakan budaya penatang larang dalam pergaulan
masyarakat gayo merupakan integrasi adat gayo dan ajaran syari’at Islam
02. Sumang Pelangkahen
dalam perihal pengaturan akhlak.
Dalam pasal 5 peraturen reje Linge, terdapat empat hal mengenai Sumang Pelangkahen atau Sumang
sumang. peralanen merupakan aturan yang mengatur
tentang Pelangkahen/peralanen (perjalanan).
01. Sumang Perceraken Perjalanan yang dimaksud disini bukan hal
yang perjalanan seperti perjalanan seorang dari
Dalam adat Gayo ada larangan dalam
desa ke kota, akan tetapi lebih pada aturan pada
berbicara atau berkata yang memang dianggap
siapa, dengan siapa, dan kemananya seseorang
tidak pantas. Perkataan yang biasanya dilarang
itu berjalan.
meliputi ucapan yang dianggap tabu dan porno
bahkan nakal.
Untuk mengatur tata cara berbicara dan 03. Sumang Kenunulen
berkata tersebut maka ada aturan yang disebut Menggunakan tempat tidak pada fungsinya dan
Sumang Peceraken yang jika diartikan kedalam tidak menghormati orang lain yang sedang duduk
bahasa Indonesia adalah aturan dalam berbicara ditempat itu dapat dipandang sebagai Sumang
(pembicaraan). Kenunulen, Larangan terhadap seseorang yang
duduk atau yang tinggal dengan wanita yang bukan
04. Sumang Penengonen muhrimnya.
Sumang ini juga merupakan larangan melihat aurat, Sumang ini juga melarang dalam suatu ruangan,
memperlihatkan aurat atau memandang secara birahi. Hal ini masing- masing anggota dalam keluarga merasa diri
dianggap tabu karena dikhawatirkan dapat terjerumus dalam bagian mana seharusnya duduk, biasanya yang lebih
kemaksiatan. Memandang wanita dengan iktikad yang tidak baik, tua duduk dibagian uken (tempat paling ujuang) yang
artinya sangat merasa malu jika seorang pria melihat seorang tidak dekat dengan pintu.
wanita dengan pandangan hawa nafsu. Sumang Penerahen atau
penengonen bertujuan untuk mengontrol pandangan dari hal yang
dianggap tidak pantas atau tercela.
Closing Statement
DISKUSI
DAN TANYA JAWAB
 ‫ َسهَّ َل هللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِر ْيقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬،‫ك طَ ِر ْيقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِ ْي ِه ِع ْل ًما‬
َ َ‫َم ْن َسل‬

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah


akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

01 02 03
Asal Muasal Adat Istiadat Aturan
Suku Gayo Pembagian Adat Sumang

Compiled By :
01. Muhammad Gita Swara Mahardhika
02. Zulkifli, M.Pd

You might also like